Anda di halaman 1dari 39

FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRESIVISME
Filsafat Pendidikan Progresivisme
 Prinsip serta Pokok
 Pandangan Kebenaran
 Pandangan Nilai
Kehidupan
 Proses pendidikan
 Pandangan Kurikulum
Pembelajaran dalam
Pendidikan
 Metode pembelajarannya
 Pendapat Kelompok VI
Filsafat pendidikan 3
Prinsip Serta Pokok Aliran Progresivisme

1. Pendidikan adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan


untuk hidup.
2. Pendidikan harus berhubungan secara langsung dengan
minat anak yang dijadikan sebagai dasar motivasi
belajar, sekolah menjadi child centered dimana proses
belajar ditentukan terutama oleh anak.
3. Belajar melalui pemecahan masalah akan menjadi
preseden pemberian subjek materi.
4. Peranan guru tidak langsung, melainkan memberikan
petunjuk kepada peserta didik.
5. Sekolah harus memberikan semangat untuk bekerja
sama, bukan mengembangkan persaingan.
6. Kehidupan yang demokratis merupakan kondisi yang
diperlukan bagi pertumbuhan.
Filsafat pendidikan 4
Pandangan tentang Kebenaran

Progresivisme adalah suatu gerakan dan


perkumpulan yang didirikan pada tahun
1918. Aliran ini berpendapat bahwa
pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa mendatang.
Progresivisme memandang bahwa lingkungan
yang ada, baik yang mengenai manusia
maupun yang lain tidak bersifat sama atau
statis, tetapi selalu mengalami perubahan.

filsafat pendidikan 5
Pandangan terhadap Nilai Kehidupan

Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan


asas progesivisme dalam sebuah realita kehidupan, agar manusia
bisa survive menghadapi semua tantangan hidup.
1. Dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan
bahwa kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk
hidup, untuk kesejahteraan dan untuk mengembangkan
kepribadiaan manusia.
2. Dinamakan eksperimentalisme, karena aliran ini menyadari dan
mempraktikkan asas eksperimen untuk menguji kebenaran suatu
teori.
3. Dan dinamakan environmentalisme, Karena aliran ini
menganggap lingkungan hidup itu memengaruhi pembinaan
kepribadiaan.
Filsafat pendidikan 6
Pandangan tentang Proses pendidikan

Kaum progresif menganggap subjek-


subjek didik adalah aktif, bukan pasif,
sekolah adalah dunia kecil (miniatur)
masyarakat besar, aktifitas ruang kelas
difokuskan pada praktik pemecahan
masalah, serta atmosfer sekolah diarahkan
pada situasi yang kooperatif dan
demokratis. Mereka menganut prinsip
pendidikan perpusat pada anak (child-
centered). Mereka menganggap bahwa
anak itu unik.

Filsafat pendidikan 7
Pandangan tentang Kurikulum

Ada lima aspek kurikulum dalam aliran Progresivisme, yaitu:


1. Reorganisasi di dalam suatu subyek khusus sebagai langkah pertama mencari pola dan design yang
baru
2. Korelasi antara dua atau lebih subject-matter, misalnya antara bahasa nasional dengan social-
studies
3. Pengelompokan dan hubungan integratif dalam satu bidang pengetahuan, misalnya: “pendidikan
umum” dalam ilmu pengetahuan alam

Ffilsafat pendidikan 8
Pandangan tentang Kurikulum

4. “Core-curriculum” suatu kelompok mata pelajaran yang memberi pengalaman dasar dan sebagai
kebutuhan umum yang utama
5. “Experience-centered curriculum” yakni kurikulum yang mengutamakan pengalaman dengan
menekankan pada unit – unit tertentu.
 Kalangan progresif menempatkan subjek didik pada titik sumbu sekolah (child-centered).
Mereka lalu berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang berpangkal pada
kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik.

Filsafat pendidikan 9
Metode Pembelajaran
Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh
aliran progresivisme diantaranya adalah :
1. Metode Pendidikan Aktif, Pendidikan progresif lebih
berupa penyediaan lingkungan dan fasilitas yang
memungkinkan berlangsungnya proses belajar
secara bebas pada setiap anak untuk
mengembangkan bakat dan minatnya.
2. Metode Memonitor Kegiatan Belajar, Mengikuti
proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil
memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan
yang sifatnya memperlancar berlangsung kegiatan
belajar tersebut.

Filsafat pendidikan 10
Metode Pembelajaran
3. Metode Penelitian Ilmiah, Pendidikan progresif
merintis digunakannya metode penelitian ilmiah
yang tertuju pada penyusunan konsep.
4. Pemerintahan Pelajar, Pendidikan progresif
memperkenalkan pemerintahan pelajar dalam
kehidupan sekolah dalam rangka demokratisasi
dalam kehidupan sekolah.

Filsafat pendidikan 11
Metode Pembelajaran

5. Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, Pendidikan Progresif


mengupayakan adanya kerjasama antara sekolah dengan
keluarga dalam rangka menciptakan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan secara
alamiah semua minat dan kegiatan yang diperlukan anak.
6. Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan Pendidikan,
Sekolah tidak hanya tempat untuk belajar, tetapi
berperanan pula sebagai laboratoriun dan pengembangan
gagasan baru pendidikan

Filsafat pendidikan 12
Pendapat Kami

Menurut pandangan kami bahwa filsafat pendidikan


progresivisme ini sangat bagus apabila diterapkan di
Indonesia.
Filsafat progresivisme yang memiliki konsep manusia
memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat memecahkan
problematika hidupnya, telah mempengaruhi pendidikan, di
mana dengan pembaharuan-pembaharuan pendidikan telah
dapat mempengaruhi manusia untuk maju (progress).
Sehingga semakin tinggi tingkat berpikirnya manusia maka
semakin tinggi pula tingkat budaya dan peradaban manusia.
Filsafat pendidikan 13
Kelebihan Filsafat Pendidikan
Progresivisme
1. Siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan bakat dan
kemampuannya
2. Siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya.
3. Siswa belajar untuk mencari tahu sendiri jawaban dari
masalah atau pertanyaan yang timbul di awal
pembelajaran.
4. Membentuk output yang dihasilkan dari pendidikan di
sekolah memilkikeahlian dan kecakapan yang langsung
dapat diterapkan di masyarakat luas.

Filsafat pendidikan 14
Kekurangan Filsafat Pendidikan Progresivisme

1. Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan, yang


menjadi tradisi sekolah.
2. Mengurangi bimbingan dan pengaruh guru. Siswa
memilih aktivitas sendiri.
3. Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendiri,
ia menjadi manusia yang tidak memiliki self discipline,
dan tidak mau berkorban demi kepentingan umum.

Filsafat pendidikan 15
Tokoh Aliran Progresivisme
1. William James (11Januari1842–  James berkeyakinan bahwa otak atau
26Agustus1910) pikiran, seperti juga aspek dari
eksistensi organik, harus mempunyai
fungsi biologis dan nilai kelanjutan
hidup. Dan dia menegaskan agar
fungsi otak atau pikiran itu dipelajari
sebagai bagian dari mata pelajaran
pokok dari ilmu pengetahuan alam.
Jadi James menolong untuk
membebaskan ilmu jiwa dari
prakonsepsi teologis, dan
menempatkannya di atas dasar ilmu
perilaku.

pengantar ilmu pendidikan 16


2. John Dewey (1859 - 1952)

 Teori Dewey tentang sekolah


adalah "Progressivism" yang lebih
menekankan pada anak didik dan
minatnya daripada mata
pelajarannya sendiri. Maka
muncullah "Child Centered
Curiculum", dan "Child Centered
School". Progresivisme
mempersiapkan anak masa kini
dibanding masa depan yang belum
jelas.

pengantar ilmu pendidikan 17


3. Hans Vaihinger (1852-1933)
 Menurutnya tahu itu hanya
mempunyai arti praktis.
Persesuaian dengan obyeknya
tidak mungkin dibuktikan;
satu-satunya ukuran bagi
berpikir ialah gunanya (dalam
bahasa Yunani Pragma) untuk
mempengaruhi kejadian-
kejadian di dunia. Segala
pengertian itu sebenarnya
buatan semata-mata; jika
pengertian itu berguna. untuk
menguasai dunia, bolehlah
dianggap benar, asal orang
tahu saja bahwa kebenaran ini
tidak lain kecuali kekeliruan
yang berguna saja.
pengantar ilmu pendidikan 18
FILSAFAT
PENDIDIKANESENSIALISME
Aliran Filsafat Pendidikan

 Filsafat pendidikan progresivisme yang


didukung oleh filsafat pragmatisme.
 Filsafat pendidikan esensialisme yang
didukung oleh idealisme dan realisme; dan
 Filsafat pendidikan perenialisme yang
didukung oleh idealisme.
1. LATAR BELAKANG

 Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan pelopor


seperti Wiliam C. Bagley, Thomas Briggs Frederick Breed, dan Isac L.
Kandell.
 Mereka membentuk suatu lembaga yang disebut “ The Esensialist
Commite for the Advancement of American Education”.
 Esensialisme suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya
dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap tren – tren progresif di
sekolah – sekolah.
 Bagley dan rekan – rekannya berpendapat bahwa pergerakan progresif
telah merusak standar – standar intelektual dan moral diantara kaum
( bagley, 1934).
 Setelah Perang Dunia II, kritik terhadap pendidikan progresif
telah tersebar luasdan merujuk pada satu kesimpulan :
sekolah – sekolah gagal dalam tugas mereka mentrasmisikan
warisan – warisan sosial dan intelektual Negara.
 Esensialisme , seperti halnya perenialisme dan progresivisme,
yang merupakan suatu gerakan dalam pendidikan yang
memprotes terhadap pendidikan progresivisme.
 Esensialisme menyajikan hasil karya mereka untuk :
1. Penyajian kembali materi kurikulum secara tegas.
2. Membedakan program – program di sekolah secara esensial.
3. Mengangkat kembali wibawa guru dalam kelas.
Pengertian Esensialisme

Esensialisme dikenal sebagai gerakan pendidikan dan


juga sebagai aliran filsafat pendidikan. Essensialisme
berusaha mencari dan mempertahankan hal-hal yang
esensial, yaitu sesuatu yang bersifat inti atau hakikat
fundamental, atau unsur mutlak yang menentukan
keberadaan sesuatu. Menurut Esensialisme, yang
esensial tersebut harus diwariskan kepada generasi
muda agar dapat bertahan dari waktu ke waktu
karenaitu Esensialisme tergolong tradisionalisme
2. KONSEP PENDIDIKAN

B. Tujuan D. Peranan
pendidikan Sekolah dan
guru
A. Gerakan
back to
Basics
C. Kurikulum

E. Prinsip –
prinsip
pendidikan
A. Gerakan Back to Basics

Ahli pendidikan esensialisme tidak memandang anak


sebagai orang yang jahat, dan tidak pula memandang anak
sebagai orang yang secara alamiah baik.
anak – anak tersebut akan menjadi anggota masyarakat
yang berguna, kecuali kalau anak – anak secara aktif dan
penuh semangat diajarkan nilai disiplin, kerja keras, dan
rasa hormat pada pihak berwenang/ punya otoritas.
guru membentuk para siswa , menangani insting – insting
alamiah dan non produktif mereka di bawah pengawasan
samapai pendidikan mereka selesai.
B. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah untuk meneruskan warisan
budaya dan warisan sejarah melalui pengetahuan inti
yang terakumulasi dan telah bertahan dalam kurun waktu
yang lama, serta merupakan suatu kehidupan yang telah
teruji oleh waktu dan dikenal oleh semua orang.
Selain merupakan warisan budaya, tujuan pendidikan
esensialisme adalah mempersiapkan manusia untuk
hidup.
“ Education’s purpose, according to essentialist theory, is to prepare people for life. But life is
complex and the enormity of life’s demands rangges beyond the competence of any school yet there is
no reason to despair, for the scool can make a contribution. Those education functional falling
outside its purview should be assumed by other social agencies. The school contribution, the
confirmed assensialist declares, is riveted on objective of sound instruction.”( Power. 1982:190)
C. Kurikulum
Kurikulum esensialisme berpusat pada mata
pelajaran ( Subject mattercentered).
Di Sekolah Dasar penekanannya pada kemampuan
dasar membaca, menulis dan matematika.
Di sekolah menengah diperluas pada matematika,
Sains, humaniora, Bahasa, dan sastra.
Menguasai fakta dan konsep dasar disiplin yang
esensial merupakan suatu keharusan.
D. Peranan Sekolah dan Guru
peranan sekolah adalah memelihara dan menyampaikan
warisan budaya dan sejarah pada generasi pelajar dewasa ini,
melali hikmah dan pengalaman yang terakumulasi dari disiplin
tradisional.
Di sekolah siswa belajar pengetahuan, skill, dan sikap
serta nilai yang diperlukan untuk menjadi manusia sebagai
anggota masyarakat.
Belajar efektif disekolah adalah proses belajar keras dalam
penanaman fakta – fakta dengan penggunaan waktu secara
relatif, singkat, tidak ada tempat bagi pelajaran pilihan.
Kurikulum dan lingkungan kelas disusun oleh guru.
E. Prinsip – prinsip pendidikan
Prinsip – prinsip pendidikan esensialisme dapat kita
kemukakan sebagai berikut :
1. Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras, tidak
begitu saja timbul dari dalam diri siswa
2. Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru, bukan
pada siswa. Peranan guru adlah menjembatani antara
dunia orang dewasa dengan dunia anak. Guru disiapkan
secara khusus untuk melaksanakan tugas di atas ,
sehingga guru lebih berhak untuk membimbing
pertumbuhan siswa – siswanya. Kneller ( 1971 : 59) .
3. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata
pelajaran yang telah ditentukan. Kurikulum
diorganisasi dan direncanakan dengan pasti oleh orang
dewasa.
4. Sekolah harus mempertahankan metode – metode
tradisional yang bertautan dengan disiplin mental.
Esensialisme mengakui bahwa metode pemecahan
masalah (probel solving) ada faedahnya.
5. Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan umum merupakan tuntutan demokrasi
yang nyata.
Perbandingan antara esensialisme Vs
perenialisme
1. Persamaan esensialisme dan perenialisme :
 Keduanya memiliki tujuan umum daan tujuan akhir
pendidikan.
 Kurukulum ditentukan oleh orang dewasa.
 Mengakui adanya suatu keharusan disiplin yang keras
dari orang dewasa dalam membawa anak didik untuk
mencapai tujuan akhir.
2. Perbedan :

NO ESENSIALISME PERENIALISME

1 Kurang menunjukkan pendidikan Memandang pendidikan intelektual


intelektual. merupakan inti dari proses pendidikan.

2 Banyak menyerap sumbangan positif dari Menolak sumbangan positif dari pragmatism
pragmatism yang menghasilkan metode – yang menghasilkan metode – metode
metode pendidikan. pendidikan.

3 Menggunakan karya besar masa lampau Mencari hasil karya yang besar dari masa
sebagai sumber pengetahuan yang lampau.
berhubungan dengan masalah – masalah
dewasa ini.
Implikasi filsafat pendidikan
esensialisme, Power (1982)
1. Tujuan pendidikan
Transmisi kebudayaan untuk menentukan solidaritas social dan
kesejahteraan umum.
2. Kurikulum
Di pendidikan dasar berupa membaca, menulis, dan berhitung.
Keterampilan berkomunikasi adalah esensial untuk mencapai prestasi
skolastik dan hidup sosial yang layak.
3. Kedudukan siswa
Sekolah bertanggung jawab atas pemberian pengajaran yang logis atau
dapat dipercaya. Sekolah berkuasa untuk menuntut hasil belajar siswa.
Metode
4.

Metode tradisional, menekankan pada inisiatif


guru.
5. Peranan guru
Guru harus terdidik. Secara moral ia merupakan
orang yang dapat dipercaya, dan secara teknis
harus memiliki kemahiran dalam mengarahkan
proses belajar.
Ciri-ciri Filsafat Pendidikan Esensialisme
yang Disarankan oleh William C. Bagley
 Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upaya
belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan
dari dalam diri siswa.
 Pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa adalah melekat
dalam masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus
pada spsies manusia.
 Oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi tujuan
pendidikan, maka menegakan disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.  esensialisme menawarkan sebuah.
 Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh, kuat tentang pendidikan,
sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progresivisme) memberikan sebuah
teori yang lemah.
Tokoh- tokoh Aliran Esensialisme

 Desiderius Erasmus, humanis Belanda yang hidup pada akhir abad 15 dan
permulaan abad 16, yang merupakan tikoh pertama yang menolak pandangan
hidup yang berpijak pada dunia lain. Erasmus berusaha agar kurikulum
sekolah bersifat humanistis dan bersifat internayional, sehingga bisa
mencakup lapisan menengah dan kaum Aristokrat.
 Johann Amos Comenius, yang hidup di seputar tahun 1592-1670, adalah
seorang yang memiliki pandangan realitas dan dogmatis. Comenius
berpendapat bahwa pendidikan mempunyai peranan membentuk anak sesuai
dengan kehendak tuhan, karena pada hakikatnya dunia adalah dinamis dan
bertujuan.
3. POTRET GURU ESENSIALIS
Pak Aulia masyaratus guru disuatu SD di kawasan miskin di daerah
perkotaan. Sebelum dating kesekolah itu empat tahun yang lalu ia
mengajar di daerah pedesaan. Ia terkenal di daerah sekitar sekolahnya
dinilai sebagai seorang guru gagah, pekerja keras, dan berdedikasi.
Komitmen pada anak – anak secara khusus Nampak ketika ia berbicara
mengenai anak – anak “nya” untuk kehidupan SMP dan di luar sekolah.
pak aulia masyaratus tidak setuju dengan metode – metode yang
digunakan oleh sebagian teman – teman guru yang lebih muda dan lebih
berorientasi humanistic. Misalnya, ia secara terbuka dan kritis ( pada
rapat guru) terhadap kecenderungan sebagai guru yang membiarkan para
siswanya melakukan hal sendiri dan menghabiskan waktu
mengungkapkan perasaan mereka.
para siswa menerima pendekatan Pak aulia pada pengajaran tanpa
omong kosong. Kelas bencalan lancer dan tenang.
KESIMPULAN :

Filsafat pendidikan esensialisme adalah


pendidikan yang dilakukan dengan kerja keras,
merupakan asimilasi dari mata pelajaran yang telah
ditentukan oleh guru diman sekolah tetap
mempertahankan metode – metode tradisional yang
bertautan dengan disiplin mental yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan umum.
TERIMAKASIH
U N
U W
U R N
A T
M
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai