Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

“SAMUDERA INDONESIA:
EKSPANSI ATAU FOKUS DI
BISNIS INTI”
Ayu Septiana Putri        22919005
Nurul Izzah S M Aksan 22919020
Yoga Wisnu Prayuda    22919031
Alfitriani Indah Rosella  22919032
Pembahasan
01 02
Pendahuluan Identifikasi Masalah

03 04
Akar Masalah Solusi
01
Pendahuluan
PENDAHULUAN
Samudera Indonesia berdiri pada tahun 1964 yang pada awalnya berisi beberapa perusahaan
keagenan pelayaran dan perusahaan bongkar muat di pelabuhan yang bergabung menjadi satu
di mana salah satu perusahaan tersebut telah berdiri sejak tahun 1953. Samudera Indonesia
didirikan oleh Soedarpo Sastrosatomo dan beberapa temannya. Mereka mengelola sendiri
perusahaan itu pada tahun-tahun pertama. Soedarpo sendiri terjun ke dalam bisnis perkapalan
secara kebetulan. Pada bulan Oktober 1952, ia dihubungi seorang teman lama yang
menanyakan kesediaannya untuk menjadi agen perusahaan pelayaran Amerika di Indonesia. Ia
tidak paham betul mengenai bisnis ini, tetapi tetap saja diambilnya risiko itu. Hingga pada
akhirnya per tanggal 1 Maret 1953, Soedarpo menjadi direktur perusahaan tersebut, yang
nama perusahaannya adalah International Shipping and Transport Agency (ISTA), dengan
mengambil alih 75 persen sahamnya, dan menjadi usaha perkapalan pertama yang dimiliki
warga Indonesia. Soedarpo melakukan beberapa perubahan penting di dalam ISTA. Salah
satunya adalah keharusan agar para karyawan yang bekerja di situ berkewarganegaraan
Indonesia, dengan alasan bahwa modal yang dilibatkan adalah modal nasional, bukan lagi
asing. Sebagai pemegang saham mayoritas, Soedarpo tidak memiliki banyak kesulitan untuk
menjalankan kemauannya. Namun, ia menginginkan suatu masa transisi agar sempat belajar
mengenai pelayaran sebelum semua orang asing keluar. 
02
Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah
● Kurangnya perhatian dan dukungan dari pemerintah Indonesia terhadap industri
perkapalan khususnya dalam hal modal untuk melakukan ekspansi.
● Adanya kendala perihal Surat Keagenan Umum (SKU) atau dalam pelayaran global
dikenal sebagai license to call untuk masuk ke pelabuhan-pelabuhan Indonesia. 
● Terdapat keganjilan dalam laporan keuangan perusahaan selama dua tahun terakhir
(1982-1983) dalam struktur pendapatan perusahaan. 
● Direksi Samudera Indonesia yang menyadari bahwa perusahaan berada dalam sebuah
dilema. 
● Keterbatasan kemampuan Samudera Indonesia untuk melakukan ekspansi oleh kondisi
alami dari bisnis keagenan itu sendiri, padahal bisnis keagenan tersebut merupakan pos
yang justru mendatangkan keuntungan cukup baik.
03
Akar Masalah
Akar Masalah
Akar masalah dalam kasus Samudera Indonesia ini
adalah kurangnya perhatian dan dukungan pemerintah
Indonesia dalam bisnis pelayaran khususnya dalam
hal modal untuk melakukan ekspansi, padahal bisnis
pelayaran merupakan bisnis yang strategis karena
memiliki nilai dari segi ekonomis.
04
Solusi
Solusi

• Melakukan penjualan saham ke investor luar agar mendapatkan modal tambahan. 


• Menaikkan harga jasa untuk antar barang menggunakan kapal kontainer. 
• Mengurangi secara drastis bisnis kargo breakbulk internasional.
• Perusahaan memutuskan untuk mengambil langkah diversifikasi usaha.
• Melaporkan dan mengusut tuntas oknum yang melakukan tindakan pungutan liar terhadap Samudra
Indonesia dengan memberikan sanksi yang tegas agar ke depannya tidak ada lagi korban-korban yang
dirugikan.
• Dihapuskannya Surat Keagenan Umum (SKU).
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai