Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Keuangan Kontemporer

Samudera Indonesia
Dosen Pengampu: Dr. Zaenal Arifin, M.Si

Disusun Oleh:
Arya Azhari (21919007)
Faisal Yusuf (21919011)
Mega Nurannisa Hippy (21919016)
Nadilah Intan Amni (21919018)

Program Magister Akuntansi


Fakultas Bisnis dan Ekonomika
Universitas Islam Indonesia
2021
1. Pendahuluan

PT. Samudera Indonesia adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di

bidang pelayaran,transportasi dan logistik. Perusahaan yang didirikan oleh

Soedarpo Sastrosatomo pada tahun 1964 ini awalnya merupakan gabungan

perusahaan keagenan pelayaran dan perusahaan bongkar muat (stevedoring).

Pada tahun 1988 dilaksanakan rapat bersama Direksi Samudera Indonesia,

namun Direktur Keuangan Randy Effendi tengah berpikir mengenai isi laporan

yang harus disampaikan dalam rapat tersebut. Sebuah bisnis baru yang

dikerjakan bersama dengan Soebagjo Windoe, Kepala Divisi Pemasaran, dan

Helman Sembiring Kepala Cabang Tanjung Priok sudah merugi dua bulan

berturut-turut, bisnis tersebut adalah pembayaran pengumpan (feeder service).

Perusahaan Samudera Indonesia didirikan dengan salah satu

pendirinya yang sama sekali tidak mengerti tentang bisnis pelayaran,

Soedarpo salah satu pendiri Samudera Indonesia adalah orang awam dalam

bisnis pelayaran ini, selain itu beliau terjun ke dalam Samudera Indonesia

kurang mempertimbangkan konsekuensi dari bisnis ini, tetapi hanya

berdasarkan hutang budi dengan temannya, hal ini tanpa disadari merupakan titik

awal sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan, dikarenakan hutang budi

membuat pendiri atau pimpinan perusahaan tidak memikirkan lagi dampak,

resiko dan konsekuensi yang akan didapat dengan membantu temannya

dalam sebuah bisnis yang sebenarnya Soedarpo sendiri belum pernah

menjalaninya.
Randy Effendi sebagai Direktur Keuangan terlalu spekulatif dan buru -

buru dalam menyampaikan langkah – langkah yang akan diambil ketika

perusahaan yang baru berjalan 2 bulan mengalami kerugian, dikarenakan

memang perusahaan yang baru berdiri sangat sulit untuk mengalami

keuntungan / BEP dalam waktu 2 bulan saja.

Pada kasus pembelian saham ISTA oleh Soedarpo, lagi – lagi ia tidak

mempertimbangkan apakah usaha tersebut strategis atau tidak dan sekali

lagi terlalu spekulatif dalam sebuah bisnis. Meskipun ISTA dan Samudera

Indonesia mulai berkembang, namun Soedarpo sendiri makin hari makin pesimis

dengan bisnis pelayaran ini, ia berpendapat tak ada cukup perhatian dari

pemerintah terhadap industri perkapalan, bahkan untuk mendapatkan modal

Soedarpo merasa kesulitan, masalah kembali muncul ketika Soedarpo

memutuskan membeli kapal yang mampu untuk mengangkut kontainer –

kontainer besar namun ia sendiri tidak melakukan pertimbangan yang matang,

bahkan kapalnya tidak mendapatkan ijin untuk masuk di pelabuhan – pelabuhan

Indonesia, selain itu fasilitas bongkar – muat untuk kapal besar seperti itu belum

memadai di Indonesia.

2. Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang teridentifikasi sebagai berikut:

a. Salah satu Presiden Direktur Soedarpo tidak memiliki kompetensi dalam

menjalani bisnis pelayaran.


b. Tidak mempertimbangkan konsekuensi dalam menjalani bisnis Samudera

Indonesia

c. Tidak mempertimbangkan dampak, risiko dan konsekuensi yang akan

didapat oleh Pt Samudera Indonesia dengan membantu partner bisnisnya.

Anda mungkin juga menyukai