Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS

MERGER PELINDO 2021 DAN PSSI ERA NURDIN HALID

PERILAKU ORGANISASI F

Dosen Pengampu:

Drs. Ketut Indraningrat, M.Si

Anggota Kelompok :

Adinda Shalsa Faradillah Primana 190810201001

Muhammad Dany Fajar Amrulloh 190810201014

Bachtiar Rahman 190810201033

Caesario Soehardono 190810201074

Ningrum Wahyuning Tiyas 190810201187

S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW Berkat. limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas ini guna memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi
kelas F. Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas studi kasus ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan dari semua pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi dapat teratasi.

Studi kasus ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
permasalah yang kemungkinan terjadi dalam Perilaku Organisasi. Studi kasus ini di susun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
SWT akhirnya Studi kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga studi kasus ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa/i Universitas Jember.
Penulis sadar bahwa studi kasus ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Tentunya, saran dari dosen pengampu dan teman-teman semua akan membantu penyusun
dalam meningkatkan kinerjanya

Jember, 21 November 2021

Penyusun
MERGER PELINDO

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau PT. Pelindo adalah Badan Usaha Milik
Negara/BUMN di bidang jasa kepelabuhanan, yang merupakan operator pelabuhan terbesar
di Indonesia. Pelindo mengusung visi menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan
berkelas dunia, dan misi mewujudkan jaringan ekosistem maritim nasional melalui
peningkatan konektivitas jaringan dan integrasi pelayanan guna mendukung pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Sebelumnya, terdapat 4 entitas utama dari Pelindo yang terbagi menurut
regionalnya, yakni :

 Pelindo I, berada dan mengatur daerah Aceh, Sumatra Utara, Riau, dan
Kepulauan Riau
 Pelindo II, berada dan mengatur daerah Padang, Sumatra Barat, DKI Jakarta,
Banten, Bangka Belitung, hingga Pekanbaru
 Pelindo III, berada dan mengatur daerah Semarang, Jawa Tengah, Surabaya,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, hingga
Kalimantan Barat.
 Pelindo IV, berada dan mengatur daerah Samarinda, Kalimantan Timur,
Makassar, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku,
Maluku Utara, hingga Papua

Pelindo mengatur kurang lebih 1.439 pelabuhan di Indonesia yang terbagi menjadi 4 regional
sesuai dengan entitas yang tertera. Namun saat ini, keseluruhan entitas Pelindo sudah
berubah.

Pelindo kini telah resmi merger pada tanggal 1 Oktober 2021, serta telah diteken oleh
pak Presiden Joko Widodo dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 202. Kini,
penamaan resminya telah menghilangkan angka dibelakang yang sebelumnya menunjukkan
dimana Pelindo itu beroperasi. Dan nama baru tersebut berubah menjadi Pelabuhan Indonesia
secara keseluruhan. Untuk penamanaan PT-nya saat ini, telah melebur menjadi PT.
Pelabuhan Indonesia II. Tujuan adanya merger pelindo ini untuk menciptakan dan mencapai
goals dari pemerintah yakni Menuju Pelabuhan Kelas Dunia. Menteri BUMN, bapak Erick
Thohir pernah menyebutkan valuasi “Pelabuhan Indonesia” diproyeksikan hampir Rp. 120
Triliun atau melampaui nilai aset beberapa perusahaan negara juga seperti jalan tol, semen,
hingga pertambangan. Dan pada saat ini, total nilai kekayaan Pelindo yang sesuai tertera
dalam Peraturan Pemerintah Pasal 3 Nomor 2 sebesar 8,47 triliun rupiah.
Dengan adanya merger ini tentu saja memberikan tantangan baru yang harus bisa
diselesaikan oleh jajaran yang berada di Pelindo. Menurut Setijadi (Chairman Supply Chain
Indonesia/SCI) memiliki 4 tantangan utama, yaitu :

 peningkatan dan standardisasi pelayanan di semua pelabuhan Pelindo yang


didukung standardisasi proses, SDM, dan teknologi (fasilitas) dengan sistem
informasi yang terintegrasi, baik antar pelabuhan maupun antara pelabuhan
dan pengguna.
 penataan hub & spoke kepelabuhanan Indonesia dengan tantangan utama
mengurangi pelabuhan pintu ekspor-impor.
 pengembangan sistem transportasi multimoda. Pelindo dapat berperan
mendorong integrasi pengiriman barang secara end-to-end dengan melibatkan
perusahaan pelayaran dan operator transportasi jalan dan rel untuk
meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
 kontribusi terhadap pengurangan kesenjangan perekonomian antar wilayah.
Pada tahun 2020, misalnya, distribusi Produk Domestik Bruto masih
didominasi wilayah Jawa (58,75 persen) dan Sumatera (21,36 persen).

Pelindo diharapkan akan berperan melalui pelabuhan-pelabuhannya di empat


wilayahyang berkontribusi terhadap PDB masih rendah, yaitu Kalimantan (7,94 persen),
Sulawesi (6,66 persen), Bali-Nusa Tenggara (2,94 persen), dan Papua (2,35 persen). Dan
tentu saja sebagai badan perusahaan dibawah naungan negara, salah satu maksud dan tujuan
pendirian BUMN lainnya adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian
nasional pada umumnya.

Perubahan Struktur Organisasi Pelindo Setelah Merger

Merger merupakan hal yang wajar khususnya bagi perusahaan yang memiliki badan
hokum Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Merger umumnya dilakukan untuk menambah
market share, mengurangi biaya operasional, memperluas teritorial baru, menggabungkan
produk yang sama, meningkatkan revenue, dan menambah profit. Namun pada dasarnya,
tujuan utama merger yang dilakukan oleh BUMN adalah mengefisiensikan kinerja
perusahaan agar pengambilan keputusan dapat terpusat dan menyeluruh pada setiap
perusahaan regional. Merger yang dilakukan oleh perusahaan tidak hanya menyatukan
finansial keuangan perusahaan yang di merger namun juga menyebabkan perubahan struktur
organisasi perusahaan-perusahaan yang di merger. Perubahan struktur organisasi yang terjadi
pasca merger merupakan suatu kesulitan dan juga memakan waktu yang cukup lama.
Pembagian tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah dilakukan oleh perusahaan yang
melakukan merger, karena akan banyak terjadi pemutasian karyawan dan pemutusan
hubugan kerja saat jabatan yang ada tidak diperlukan lagi setelah merger. Tidak semua
merger yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan menjadikan perusahaan tersebut hanya
disatu lokasi operasional saja, namun perusahaan akan memilih induk perusahaan yang
menjadi pusat operasional dan memilih pemimpin perusahaan induk serta pemimpin
perusahaan yang berada pada masing-masing regional.

 Struktur organisasi
Perkembangan dalam berbagai bidang pada beberapa tahun terakhir
menjadikan organisasi-organisasi mengadakan perubahan ataupun pembaruan
terhadap bentuk struktur organisasinya. Berbagai desain struktur organisasi
dimaksudkan untuk memberikan solusi yang paling mendukung dan mempermudah
secara efektif dan efisien bagi anggotanya untuk melakukan kegiatan organisasinya
dalam mencapai sasaran organisasi. untuk melakukan kegiatan organisasinya dalam
mencapai sasaran organisasi. Dalam merancang struktur organisasi pemimpin
perushaan harus memperhatikan 6 unsur yaitu spesialisasi kerja, departementalisasi,
rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, formalisasi. Keenam
unsur tersebut haruslah terpenuhi dalam merancang struktur organiasi, apabila
terdapat unsur yang tidak terpenuhi maka organisasi akan tidak memiliki pondasi
yang kuat dalam berorganisasi.
Pada perusahaan yang melakukan merger, perubahan struktur organisasi
diperlukan suatu koordinaasi yang baik antar perusahaan-perusahaan yang
digabubungkan. Perubahan struktur organisasi setelah perusahaan merger merupakan
suatu tantangan bagi pemimpin yang memiliki wewenang dan tanggung jawab,
pemimpin memiliki keputusan yang dipertanggungjawabkan pada saat jalannya
operasional perusahaan kedepannya. Perubahan struktur organisasi pada perusahaan
merger dimaksudkan untuk mengefisiensikan suatu system organisasi agar mudah
dalam melakukan kegiatan manajemen yaitu pengawasan yang nantinya dilakukan
secara terpusat pada induk perusahaan.
Struktur Organisasi Pelindo Pasca Merger

Pasca melakukan merger PT. PELINDO yang dulunya terbagi menjadi 4 region
perusahaan, sekarang menjadi 1 naungan PT.PELINDO pusat. Merger yang dilakukan oleh
Pelindo ini adalah langkah efektif untuk memusatkan wewenang pada 1 region pelindo.
Tujuan dari merger ini adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional,
serta memiliki tujuan operasional yaitu menetapkan standarisasi operasional yang dulunya
tidak berstandart dan minim kinerja.Perubahan-perubahan yang terjadi pasca merger masih
belum sepenuhnya terselesaikan. Menurut salah satu petinggi Pelindo, perubahan struktur
organisasi khususnya jabatan Board Of Director(BOD) yang memiliki kurang lebih 500
orang BOD merupakan perkara yang tidak mudah dan cukup memakan waktu. Pelindo
memiliki struktur organisasi yang menarik yaitu tidak melihat pada personalisasinya, namun
melihat pada strategi kedepan atau system yang akan dibangun kedepannya. Pada dasarnya,
Pelindo memiliki struktur organisasi divisional yaitu jenis struktur organisasi yang
melakukan pengelompokan berdasarkan pada kesamaan produk, jasa/servis/layanan, pasar,
dan letak geografisnya. Jenis struktur organisasi ini, lazimnya diterapkan pada sebuah
perusahaan berskala menengah hingga perusahaan besar, karena biasa operasional yang
dikeluarkan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan struktur organisasi fungsional.
Dengan menerapkan struktur organisasi divisional, berarti perusahaan akan lebih memiliki
kemudahan pengelolaan karena memecah divisi-divisi dalam perusahaan menjadi bagian
yang lebih kecil. Sedangkan kelemahannya terletak pada masalah alokasi sumber daya, serta
distribusi biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Setelah melakukan merger PT PELINDO masih menggunakan struktur organisasi


yang sama namun memiliki perbedaan pada system organisasi dan jabatan tertinggi
strukturalnya, Padas system organisasinya Pelindo yang dulunya mempunyai 4 region khusus
yang mengatur pelabuhan-pelabuhan diberbagai daerah sesuai region yang ada, sekarang
berubah menjadi menjadi 1 region induk dan mempunyai 4 subholding. PT.PELINDO pusat
memiliki 1 pemimpin tertinggi yang memiliki wewenang dalam menetapkan standart-standart
perusahaan dan 4 subholding yang dipimpin oleh 1 pemimpin pada setiap subholding yang
bertugas untuk mengawasi dan menerapkan standart yang sudah ditetapkan oleh
PT.PELINDO pusat. Langkah pertama yang dilakukan oleh Pelindo adalah melakukan
pengisian jabatan-jabatan baru Pelindo Pusat dengan cara penilaian potensi dan kompetensi,
Pada masa transisi, karyawan PT Pelindo yang diberi penugasan berstatus sebagai pelaksana
tugas (Plt). selanjutnya, Pelindo akan melakukan pemetaan komprehensif melalui asesmen
pekerja melalui fit and proper test kepada inkumben, berdasarkan rekomendasi atasan
dan job bidding. Asesmen yang dilakukan oleh PT. Pelindo tersebut bertujuan untuk
mengefesiensikan jabatan structural dan juga untuk menetapkan karyawan yang memiliki
potensi dan kompetensi yang tepat pada bidangnya.

JABATAN STRUKTURAL PT.PELINDO

Marsetio
(PLT komisaris utama)
Mega Satria
(Direktur
Keuangan &
Irma Suryani Chaniago
Manajemen Resiko)
(Komisaris independen)

Ihsanuddin Usman
Heru Sukanto
(Direktur Sumber
(Komisaris independen)
Daya

Hambra Prasetyo
Arif Suhartono
(Wakil
(Direktur utama) (Direktur
Direktur)
Strategi)
Antonius Ranier Haryanto
Boy Robyanto
(Komisaris)
(Direktur
Direktur Keuangan dan Manajemen
Investasi)
R. Agus H. Purnomo
(komisaris) Putut Sri Muljanto
(Direktur
Didi Sumedi Pengelola)
(Komisaris)
BUDAYA PELINDO SETELAH MERGER

Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk menghadapi kekuatan-


kekuatan yang mendorong terjadinya perubahan ekonomi. Strategi merger ini dilakukan
dengan tujuan untuk memperkuat dan memperbesar perusahaan, mencapai keseimbangan
dalam operasional perusahaan, meningkatkan penggunaan teknologi dan efisisensi dalam
skala usaha untuk memperbesar pasar dan beberapa keuntungan lainnya. Pada dasarnya
pendorong PT. Pelindo melakukan merger karena dinilai akan mendapatkan manfaat lebih
dari proses tersebut. Ketika satu perusahaan digabungkan dengan perusahaan lain, maka tentu
saja akan terjadi banyak sekali perubahan-perubahan di dalamnya. Begitu juga dengan
merger PT. Pelindo pasti terdapat perubahan. Misalnya mengenai kinerja para karyawan
masing-masing perusahaan. Dimana ketika kinerja karyawan perusahaan yang satunya sudah
dikondisikan dalam keadaan yang cepat dan on time, namun begitu terjadi merger dengan
perusahaan lain, kinerja mereka menjadi lambat. Hal tersebut terjadi karena perbedaan
kinerja karyawan antara satu perusahaan dengan perusahaan merger lainnya.

Selain itu perubahan juga berhubungan erat dengan perubahan budaya organisasi yang
selama ini dianut Seperti yang kita ketahui setiap organisasi menerapkan budaya yang
berbeda yang memperlihatkan keunikannya. Dengan melakukan merger PT Pelabuhan
Indonesia seharusnya dapat menggabungkan budaya organisasinya sehingga dapat
memperkuat posisi mereka dalam jajaran perindustrian. Karena dengan budaya organisasi
yang dimiliki oleh perusahaan masing-masing dapat digunakan dan digabungkan guna
mewujudkan budaya organisasi yang lebih kuat bagi kedua perusahaan. Perbedaan budaya
organisasi yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan dapat saling memperkuat budaya
organisasi satu sama lainnya, sehingga mereka dapat memperkaya budaya organisasi yang
dimiliki. Namun bisa saja justru sebaliknya yang terjadi, perusahaan menjadi bermasalah
setelah melakukan merger dengan adanya perbedaan budaya perusahaan yang dimiliki oleh
masing-masing perusahaan. Karena perusahaan benar-benar berbeda budaya organisasinya,
sehingga kedua pihak bersikukuh untuk tetap menjunjung tinggi budaya organisasinya
masing-masing. Pihak perusahaan yang melakukan merger tersebut menganggap bahwa
budaya organisasi yang dimilikinya itu merupakan budaya organisasi yang terbaik, sehingga
mau tidak mau pihak perusahaan yang satunya harus mau menerima budaya organisasi
tersebut. Sedangkan pihak perusahaan satunya ternyata juga memiliki pendirian yang sama,
dimana mereka juga menganggap bahwa budaya organisasinya adalah budaya organisasi
yang terbaik bagi keduanya.
Kasus PSSI Era Nurdin Halid

Siapa yang tidak mengenal Nurdin Halid. Seorang pengusaha serta politikus asal
Sulawesi Selatan yang kerap menuai kontroversial di mata publik. Berbagai kasus
kriminalitas disandangnya sebelum dan selama dirinya menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.

Kasus Hukum Nurdin Halid

Pada 16 Juli 2004, dia ditahan sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan gula
impor ilegal. Ia kemudian juga ditahan atas dugaan korupsi dalam distribusi minyak goreng.
Hampir setahun kemudian pada tanggal 16 Juni 2005, dia dinyatakan tidak bersalah atas
tuduhan tersebut oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan dibebaskan.

Putusan ini lalu dibatalkan Mahkamah Agung pada 13 September 2007 yang
memvonis Nurdin dua tahun penjara. Ia kemudian dituntut dalam kasus gula impor pada
September 2005, namun dakwaan terhadapnya ditolak majelis hakim pada 15 Desember 2005
karena berita acara pemeriksaan (BAP) perkaranya cacat hukum. Selain kasus ini, ia juga
terlibat kasus pelanggaran kepabeanan impor beras dari Vietnam dan divonis penjara dua
tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 9 Agustus 2005. Tanggal 17
Agustus 2006 ia dibebaskan setelah mendapatkan remisi dari pemerintah bertepatan dengan
Hari Kemerdekaan Indonesia. Kemudian pada 13 Agustus 2007, Ia kembali divonis dua
tahun penjara akibat tindak pidana korupsi dalam pengadaan minyak goreng.

Nurdin Halid sebagai Ketua PSSI

Nurdin terpilih sebagai Ketua PSSI pada tahun 2003. Ia dikenal sebagai ketua PSSI
yang kontroversial. Dia menjalankan organisasi dari balik terali besi penjara, dengan
memberikan beberapa kebijakan seperti, mengumumkan ide menaturalisasikan pemain asing,
menambah jumlah peserta Liga Indonesia tiap tahun sehingga tidak ada klub yang
terdegradasi, menentang penghentian pengucuran dana APBD untuk klub, dan mengurangi
sanksi Persebaya yang sebelumnya terlibat kerusuhan pertandingan secara besar-besaran (dari
larangan main di kandang selama dua tahun menjadi hanya larangan sebanyak 3 kali
pertandingan kandang).

Berdasarkan standar status FIFA, seorang pelaku kriminal tidak boleh menjabat
sebagai ketua umum sebuah asosiasi sepak bola nasional. Karena alasan tersebut, Nurdin
didesak untuk mundur dari berbagai pihak Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI saat itu),Ketua
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI),dan bahkan FIFA menekan Nurdin untuk
mundur. FIFA bahkan mengancam untuk menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika tidak
diselenggarakan pemilihan ulang ketua umum.

Akan tetapi Nurdin bersikeras untuk tidak mundur dari jabatannya sebagai ketua
PSSI, dan tetap menjalankan kepemimpinan PSSI dari balik jeruji penjara. Agar tidak
melanggar status PSSI, mengenai ketua umum yang sebelumnya berbunyi "harus tidak
pernah terlibat dalam kasus kriminal" (“They..., must not have been previously found guilty
of a criminal offense....") diubah dengan menghapuskan kata "pernah" ( "have been
previously") sehingga artinya menjadi "harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu
tindakan kriminal" ("... must not found guilty of a criminal offense...").Setelah masa
tahanannya selesai, Nurdin kembali menjabat sebagai ketua PSSI.

Sifat dan watak buruknya Nurdin Halid sungguh mencerminkan watak tokoh
antagonis dalam sebuah film. Keras kepala, tidak bisa mengendalikan diri, emosional, dan
merasa dirinya paling kuat, hebat serta paling terkenal di negeri ini. Memang diakui Nurdin
Halid sangat tenar, tetapi ketenarannya tidak diimbangi dengan pola pikirnya yang intelektual
maupun akademis. Kediktaktoran dan tidak moderatnya dalam berpikir membuat banyak
orang tidak menyukai, terutama pada kebijakan-kebijakannya di setiap lembaga atau
organisasi yang di pimpinannya.

Ketika masa jabatannya berakhir tahun 2007 lalu, Nurdin kembali terpilih sebagai
Ketua Umum PSSI untuk masa jabatan 2007-2011. Pemilihan ini kontroversial, karena
melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), dimana dia menjadi calon tunggal
dalam pemilihan tersebut.

Di bawah kepemimpinannya, persepakbolaan Indonesia mengalami berbagai gejolak,


mulai dari sistem liga yang kerap berganti, keteledoran koordinasi dengan FIFA, hingga
miskinnya prestasi timnas di kancah internasional.

Geramnya Pemerintah Atas Perilaku Nurdin Halid

Dari berbagai desakan dan kritikan pedas yang terarah ke Nurdin Halid tidak
membuat dirinya untuk mau beranjak dari kediktaktorannya sebagai Kedua Umum PSSI.
Nurdin Halid tetap bersikeras tidak mundur dari jabatannya, dirinya tidak menggubris
sedikitpun desakan-desakan tersebut, padahal prestasi yang dicapai Nurdin Halid sejak
menjabat menjadi Ketua Umum PSSI tidak menunjukan raport yang baik, justru sebenarnya
prestasi persepakbolaan Indonesia tambah merosot jauh.
Namun sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga. Pepatah
tersebut dapat menggambarkan keadaan Nurdin kala itu. Andi yang didampingi Ketua Umum
KONI-KOI Rita Subowo menilai, pengurus PSSI tidak kompeten yang bisa terlihat dari
ketidak-tertiban di dalam penentuan hak suara, distribusi undangan, penentuan peraturan
pemilihan, agenda kongres serta tidak adanya pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan
kongres. Akhrinya Menpora Andi Mallarangeng di Jakarta, Senin mengatakan tidak
mengakui PSSI dibawah kepengurusan Nurdin Halid untuk mencegah hal-hal yang bisa
menyebabkan terulangnya kegagalan kongres PSSI akibat terjadinya kericuhan.

Daftar Kesalahan Nurdin Halid Selama Menjabat Ketua PSSI

Satu juta Facebooker menuntun Nurdin mundur sebagai ketua umum PSSI. Sampai
kamis pukul 21.30 sudah ada 72.880 yang bergabung untuk menuntut mundur Nurdin dari
jabatannya. Sementara dalam akun facebook yang menjaring anggota untuk menuntut Nurdin
Halid mundur menungkapkan point-point berita kesalahan Nurdin serta lingkaran PSSI,
namun berikut merupakan beberapa dari point-point tersebut:

1. Ketua umum PSSI seorang narapidana


2. Menentang status FIFA pasal 33
3. Selama 7 tahun kepemimpinan Nurdin, tidak ada satu pun prestasi yang diukir oleh
timnas
4. Regenarasi timnas sangat lambat
5. Prestasi timnas terus merosot
6. Maraknya kasus korupsi di badan PSSI
7. Hukuman larangan Persebaya bertanding kendang 2 tahun diremisi menjadi 3
pertandingan
8. Mengutus sekjen Partai Golkar untuk menangani masalah tiket supporter yang
notabene tidak ada sangkut pautnya dengan PSSI.

Perilaku Individu dalam Organisasi

Manusia merupakan salah satu sumber daya dalam organisasi yang penting guna
mencapai sebuah tujuan dari organisasi. Perilaku organisasi pada hakikatnya adalah hasil-
hasil interaksi antar individu dalam organisasi. Oleh karena itu dalam memahami perilaku
organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu sebagai pendukung organisasi
tersebut (Thoha, 2012). Terdapat 3 asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia,
yakni: 1) perilaku itu disebabkan (caused), 2) perilaku itu digerakkan (motivated), 3)
perilaku itu ditunjukan pada sasaran. Ketiga unsur ini saling terkait dalam perilaku individu
dan berlaku kepada siapa dan kapan saja (Kast & Rosenzweig, 1995). Setiap individu
berperilaku ketika ada ransangan dan memiliki sasaran tertentu. Perilaku ke arah sasaran,
timbul karena ada ransangan dan semua perilaku ada penyebabnya. Ransangan disaring
melalui system keinginan atau kebutuhan yang mungkin bermacam-macam
bentuknya.

Nurdin Halid terpilih sebagai ketua PSSI dan memimpin PSSI dari balik jeruji karena
tersandang kasus hukum. Nurdin bahka enggan untuk mundur dari jabatannya dengan alasan
ingin mempertahankan harkat, marwah, dan harga diri PSSI. Padahal faktanya ketika
berada di bawah pimpinan Nurdin Halid banyak konflik yang muncul dengan dibarengi
tidak adanya prestasi yang dicapai PSSI. Bahkan desakan muncul dari berbagai pihak untuk
memerintahkan Nurdin mundur namun tetap tidak digubris. Lalu jika dikaitkan dengan
teori perihal perilaku individu, sifat serta sikap Nurdin Halid menunjukkan pemimpin yang
digerakkan oleh suatu sasaran. Dilihat dari alasan Nurdin tetap mempertahankan jabatannya
karena ingin menjaga harkat; marwah; dan harga diri PSSI, padahal faktanya PSSI
terancam dibekukan karena masih berada di bawah pimpinan Nurdin yang notabene saat itu
memimpin dari balik jeruji yang mana bertentangan dengan peraturan ketua umum PSSI,
sampai-sampai Nurdin merubah peraturannya demi menjaga jabatannya. Sikap tersebut
sudah membuktikan bahwa Nurdin tidak menjaga harkat, marwah, dan harga diri PSSI.

Dalam memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu


sebagai pendukung organisasi tersebut. Pernyataan tersebut dapat menggambarkan keadaan
PSSI era Nurdin Halid, yang mana karena dipimpin oleh pemimpin yang cukup kontroversial
membuat PSSI memiliki prestasi yang terus menurun. Sehingga penting bagi tiap individu
mengetahui sifat dari masing-masing individu termasuk sifat calon pemimpin sehingga tidak
akan terjadi salah memilih pemimpin untuk menjaga kualitas dari organisasi.

Kekuasan Politik dan Kepemimpinan

Kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau


kejadian. Proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain
berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam Negara. Sedangkan kepemimpinan
merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perubahan perilaku orang lain, baik
langsung maupun tidak langsung.
Bukti politik ketika kepemimpinan Nurdin Halis yaitu beliau mampu mengubah
peraturan status ketua PSSI, selain itu juga beliau bisa menjadi calon tunggal dalam munaslub
ditengah permasalahan yang memerintahkan Nurdin untuk mundur. Kemudian ia juga
Mengutus sekjen Partai Golkar untuk menangani masalah tiket supporter yang notabene tidak
ada sangkut pautnya dengan PSSI yang artinya Nurdin memanfaatkan kekuasannya guna
kepentingan pribadi.

Karir politik Nurdin Halid (NH) di Partai Golkar sepertinya memudar. Sejak di era
Ketua Umum (ketum) Abu Rizal Bakrie sampai Setya Novanto, politikus Golkar asal Sulsel
tersebut selalu mendapat posisi terbilang strategis. Karier politik Nurdin Halid di DPP Partai
Golkar rupanya itu menjadi puncak-puncaknya. Bahkan, di Agustus 2016, ia juga
dipercayakan sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Sulsel menggantikan Syahrul Yasin Limpo
(SYL).

Desember 2017 lalu estafet kepimimpinan di partai berlambang Pohon Beringin itu
berganti. Airlangga Hartarto terpilih sebagai Ketua Umum berdasarkan hasil Munaslub di
JCC, Jakarta Pusat. Nama Nurdin Halid tetap diakomodir. Ia menempati posisi struktur baru
terbentuk yakni Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar.

Manajemen Konflik

Menurut ahli Howard Ross, manajemen konflik adalah langkah yang diambil pihak
ketiga dengan tujuan mengarahkan konflik ke hasil tertentu yang mungkin/tidak
menghasilkan hasil akhir berupa penyelesaian konflik atau mungkin/tidak menghasilkan
ketenangan atau hasil mufakat.

Awal mula terjadinya konflik PSSI, ketika sebagian besar politik sudah tidak percaya
lagi dengan kepengurusan PSSI di bawah pimpinan Nurdin Halid. Banyak keputusan-
keputusan yang sudah tidak bias ditoleransi oleh publik, seperti keputusan komisi disiplin
yang mengeluarkan sanksi kepada pemain, namun beberapa lama kemudian Nurdin Halid
menggunakan hak prerogatif dengan memberi keringanan ataupun bebas bersyarat, begitupun
terhadap perwasitan. Sering kali wasit tidak berlaku adik dalam melaksanakan tugas
dilapangan hijau, lebih menguntungkan tuan rumah adalah hal yan lumrah dilakukan oleh
wasit dan pembantunya.

Pada saat kongres PSSI. Arifin Panigoro memutuskan maju dalam bursa calon ketua
PSSI berpasangan dengan Jendral George Toisutta. Tapi langkah Arifin Panigoro dijegal oleh
kubu Nurdin Halid yang masih berkuasa di PSSI. Arifin Panigoro Tidak diloloskan sebagai
pasangan calon ketua dan wakil ketua karena telah berkecipung di LPI yang dianggap illegal
oleh PSSI. Sedangkan Nurdin sendiri justru lolos, padahal pada saat itu Nurdin Halid pernah
terlibat criminal dengan kasus korupsi bulog dan pernah menjalani hukuman penjara.

Konflik yang tak kunjung usai di PSSI membuat FIFA mengancam akan menjatuhkan
sanksi berat jika konflik tidak segera diselesaikan. Menpora KONI juga turut campur
menyelesaikan konflik tersebut dengan membekukan PSSI. FIFA kemudian mengambil
keputusan dengan membentuk Komite Normalisasi yang diketuai Agum GUmelar. Jalan
tengah yang diambil adalah dengan tidak meloloskan Nurdin Halid dan juga Arifin sebagai
calon ketua.

Namun ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengaku ingin terus mempertahankan
jabatanya di PSSI karena satu hal, yakni ingin menjaga roh PSSI. Meskipun organisasi sepak
bolak dunia FIFA telah menegaskan agar badan sepak bola Indonesia itu segera melakukan
pemilihan ulang karena FIFA tidak mengakui hasil pemilihan di Makasar pada April lalu.
Bahkan Nurdin menegaskan tidak akan mundur meski Wakil Presiden Jusuf Kalla telah
memintanya untuk mematuhi keputusan FIFA.
DAFTAR PUSTAKA

Pelindo. 2021. Empat BUMN Pelabuhan Resmi Menjadi Satu Pelindo.


https://www.pelindo.co.id/media/14/empat-bumn-pelabuhan-resmi-menjadi-satu-
pelindo. (Diakses tanggal 19 November 2021)

Puspa, Anitana Widya. 2021. Merger Pelindo, Ini Perbedaan Sebelum dan Sesudah Bersatu.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20211001/98/1449249/merger-pelindo-ini-
perbedaan-sebelum-dan-sesudah-bersatu. (Diakses tanggal 19 November 2021)

Deha, Daniel. 2021. IPC Ungkap Perubahan Jabatan Struktural Usai Merger
PelindoIPC Ungkap Perubahan Jabatan Struktural Usai Merger Pelindo.
https://www.trenasia.com/amp/ipc-ungkap-perubahan-jabatan-struktural-usai-
merger-pelindo. (Diakses tanggal 19 November 2021)

Adhidarta Syaifud. 2015. Kehancuran PSSI Akibat Kediktaktoran Tangan Besi Nurdin Halid.
https://www.kompasiana.com/syaifud_adidharta/5500a3f8a333111d725116bd/kehan
curan-pssi-akibat-kediktaktoran-tangan-besi-nurdin-halid?page=all&page_images=1
(Diakses tanggal 18 November 2021)

Danandjaya Kusmana. 2020. Perilaku Individu Dalam Organisasi. Jurnal Literasi


Pendidikan Nusantara. Vol. 1, No.2

FAJAR. 2021. Kekuatan Golkar Ada di Kader, Nurdin Halid: Beda dengan Partai Lain yang
Identik Satu Tokoh https://fajar.co.id/2021/03/17/kekuatan-golkar-ada-di-kader-
nurdin-halid-beda-dengan-partai-lain-yang-identik-satu-tokoh/?page=all. (Diakses
tanggal 18 November 2021)

Burhani, Ruslan. 2007. Nurdin Halid Menolak Mundur dari PSSI. Retrieved November 21,
2021, from Antara News website: https://www.antaranews.com/berita/82375/nurdin-
halid-menolak-mundur-dari-pssi#mobile-src. (Diakses tanggal 18 November)

Irfan Teguh, & Petrik Matanasi. (2019, November 18). Nurdin Halid: Koperasi, PSSI,
dan Merangkul Putra Tokoh DI/TII. https://tirto.id/nurdin-halid-koperasi-pssi-
dan- merangkul-putra-tokoh-di-tii-elHo. (Diakses tanggal 18 November)

Anda mungkin juga menyukai