Keuangan Lanjutan tgs.1
Keuangan Lanjutan tgs.1
222361201023
Semester 3
1. Leces
Awal mula berdirinya perusahaan ini tidak lepas dari pecahnya perang dunia l di
eropa , hal tersebut menimbulkan terhentinya pemasok kertas untuk pemerintah Hindia
Belanda . Maka ditanggal 22 mei 1922 berdirilah sebuah pabrik bernama N.V Papieren
Fabriek di Padalarang Bandung.
Kebutuhan kertas yang semakin besar membuat perusahaan kertas Belanda N.V
Papierfabriek melebarkan sayapnya dengan mendirikan pabrik kertas kedua di Indonesia
pada 1939. Namanya N.V Papierfabriek Letjes di Probolinggo.
Meski berdiri pada 1939, pabrik ini baru beroperasi pada 17 Februari 1940. Dalam
paparan koran Maasbode (18/02/1940), pabrik ini langsung memproduksi belasan ton kertas
usai diresmikan Gubernur Jawa Timur, Van der Plas. Kertas Letjes kemudian jadi andalan
pemerintah Belanda untuk membangun perekonomian nasional khususnya dalam industri
dasar dan berat.
Pada usianya ke 50 tahun berdiri, perusahaan ini bukan malah menjadi lebih baik
tapi malah banyak memiliki hutang dimana-mana , manajemen yang buruk juga menjadi
sumbangsih kemunduran pabrik tersebut. Hingga akhirnya pabrik ini diputus pailit alias
bangkrut oleh Pengadilan Niaga Surabaya pada 25 September 2018. Usai diputus pailit, aset
perusahaan harus dijual untuk menutup kewajiban yang harus dibayarkan ke kreditur sekitar
Rp 1 Triliun. Kini, lima hari setelah berulang tahun ke 83, Pabrik Kertas Leces dinyatakan
bubar oleh Jokowi.
2. Merpati
Merpati Airlines didirikan oleh pemerintah Indonesia pada 6 September 1962 dan
memiliki pusat operasi di Jakarta. Maskapai ini merupakan perusahaan milik negara yang 96
persen sahamnya dimiliki pemerintah. Pada awal berdirinya, Merpati Airlines mendapatkan
hibah pesawat dari TNI AU berjenis DHC 3 dan DC 3 untuk penerbangan regional.
Maskapai Merpati mulai terlilit utang pada 2011, meski sebelumnya mendapat
suntikan anggaran dari pemerintah sebesar Rp 16 miliar.
Beberapa bulan kemudian, utang pembelian avtur itu 16 kali lebih banyak yakni Rp
270 miliar. Ditambah adanya kasus korupsi yang membuat Merpati Airlines bangkrut.
Kasus pengadaan penyewaan pesawat juga terjadi. Pesawat Boeing seri 737-400 dan
737-500 dari Thirdstone Aircraft Leasing terhadap PT Merpati Nusantara Airlines pada 2007,
merugikan negara US$ 1 juta atau setara Rp 9 miliar pada tahun tersebut.
3. 7-Eleven
Merupakan jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal Amerika Serikat
yang berdiri pada 11 Juli 1927 di Dallas Texas Amerika Serikat. Tahun 1991, Southland
Corporation, yang merupakan pemilik 7-Eleven, sebagian besar sahamnya dijual kepada
sebuah perusahaan jaringan supermarket asal Jepang, Ito-Yokado. Southland Corporation
lalu diubah namanya menjadi 7-Eleven, Inc pada tahun 1999. Tahun 2005, seluruh saham 7-
Eleven, Inc diambil alih Seven & I Holdings Co. Sehingga perusahaan ini dimiliki sepenuhnya
oleh pihak Jepang.
Pada 2009 juga menjadi awal mula cerita Sevel Indonesia masuk ke Indonesia,
tepatnya pada 7 November 2009, yang membuka di Bulungan, Jakarta Selatan.
Ekspansi juga terus dilakukan, di mana pada 2010 kembali melakukan pembukaan
gerai 7-Eleven yang ke-21 di Indonesia. Pada 2011, gerai Sevel Indonesia menjadi
57, dan pada tahun ini juga dilakukan pembukaan PT Fresh Food Indonesia). Pada
2012 pembukaan gerai 7-Eleven ke-100, sampai Desember 2014 gerainya menjadi
190 gerai. Meski memiliki banyak gerai, namun perjalanan bisnis usaha PT MSI ini
mengalami persaingan ketat dengan beberapa ritel dengan konsep bisnis yang
serupa seperti Lowson, Family Mart, Indomaret Poin, dan lainnya.
Persaingan yang ketat membuat Sevel mengalami kerugian yang cukup lama.
Bahkan, adanya aturan-aturan seperti larangan penjualan minuman beralkohol juga
menjadi salah satu Sevel ditinggalkan masyarakat.
Pada awal tahun 2017, usai mengalami kerugian yang besar, beredar sebuah
isu jika sevel akan diakuisisi oleh Charoen Pokphand Indonesia lewat anak
perusahaannya . Perusahaan tersebut menyepakati pembelian sebesar 1 triliun.
Namun , kontrak tersebut batal sebab adanya ketidaksepakatan didalamnya dan
pada tahun yang sama 7eleven resmi menutup seluruh gerainya di Indonesia.
Didirikan oleh Lauw ping nio atau yang biasa dikenal nyonya meneer pada tahun
1919. Perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga, perusahaan ini terus berkembang
dibantu oleh anak-anaknya hingga pada tahun 1940 putrinya bisa mendirikan toko cabang di
jakarta .
Di tangan Ibu dan anak, Nyonya Meneer dan Hans Ramana perusahaan berkembang
pesat.Nyonya Meneer meninggal dunia tahun 1978, generasi kedua yaitu anaknya, Hans
Ramana (Ong Han Houw), yang juga mengelola bisnis bersama ibunya meninggal terlebih
dahulu pada tahun 1976. Operasional perusahaan kemudian diteruskan oleh generasi ketiga
yakni ke lima cucu Nyonya Meneer.
Sayangnya pada periode 1989-1994, bisnis keluarga itu dihantam prahara internal
yang sempat membuatnya goyah. Namun setelah masalah itu selesai, bisnis jamu Nyonya
Meneer kembali berjalan dengan lancar.
Perusahaan jamu Nyonya Meneer pada tahun 2006 berhasil memperluas pemasaran
jamu ke Taiwan sebagai bagian ekspansi perusahaan ke pasar luar negeri setelah sebelumnya
berhasil memasuki Malaysia, Brunei, Australia, Belanda dan Amerika Serikat.
Pada 2017, PT Nyonya Meneer dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Negeri (PN)
Semarang. Perusahaan itu harus pailit karena memiliki utang kepada 35 kreditur yang jumlah
totalnya mencapai Rp89 miliar.
Sempat ada perjanjian damai antara perusahaan dengan para kreditur itu dan diberi
masa penundaan dalam pembayaran utang di tahun 2015, namun PT Nyonya Meneer dinilai
tak sungguh-sungguh membayar utang. Akhirnya perjanjian damai dibatalkan dan
perusahaan itu dinyatakan pailit.
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya pertama kali beroperasi di Jl. Solo No. 4, Jakarta
Pusat, dan untuk selanjutnya berkembang Sehingga memiliki kantor Pusat di Matraman Raya
No. 165-167, Jakarta Timur. Pada saat Bumi Asih Jaya berdiri, kondisi perekonomian
Indonesia dilanda Inflasi yang sangat tinggi, maka kepercayaan masyarakat terhadap asuransi
menghilang. Untuk Mengembalikan kepercayaan masyarakat, Bumi Asih Jaya mencoba
memperluas pasarnya dengan memasarkan polis dalam dolar Amerika Setelah memperoleh
izin dari biro lalu lintas devisa Bank Indonesia.
perusahaan ini mengalami kepailitan yang panjang dan belum tuntas. Asuransi Bumi
Asih dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berseteru panjang di ranah pengadilan niaga hingga
perdata terkait hal ini. Kasus ini bermula dari OJK yang dulu bernama Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memberikan sanki pembatasan kegiatan usaha
(PKU) kepada Asuransi Bumi Asih pada April 2009. Saat itu, perseroan dinilai tidak
menjalankan kewajiban penambahan modal dan rasio solvabilitasnya di bawah ketentuan
yang disyaratkan yakni sebesar 120%. Setelah 4 tahun berselang sejak sanksi PKU, Bapepam
yang sudah melebur menjadi OJK memutuskan mencabut izin usaha Asuransi Bumi Asih
melalui Keputusan No. KEP-112/D.05/2013 tanggal 18 Oktober 2013.
Berdasarkan catatan Bisnis, saat itu laporan keuangan Asuransi Bumi Asih per
Desember 2012 memikul kewajiban termasuk pembayaran klaim dan manfaat kepada
pemegang polis senilai Rp 1,3 triliun. Sebaliknya, aset yang diperkenankan milik perseroan
hanya Rp 294,14 miliar. Sehingga kekayaan perseroan saat itu untuk memenuhi syarat
kewajiban sudah minus Rp 1,01 triliun. Dalam laporannya disebutkan rasio pencapaian
tingkat solvabilitas sebesar minus 1.159%. Ekuitas perseroan juga minus Rp 768,4 miliar, jauh
di bawah ketentuan yang mewajibkan perusahaan asuransi punya modal sebesar Rp70 miliar
pada saat itu dan Rp100 miliar maksimal 31 Desember 2014.
Dengan demikian, perseroan hanya dapat diselamatkan jika ada investor yang
menyuntikkan dana. Akibat kondisi yang memprihatinkan itu, OJK memasukkan Asuransi
Bumi Asih dalam pengawasan khusus untuk memantau proses penyehatan. Tak kunjung
sehat, OJK pun mencabut izin usaha perseroan. Dalam keputusan pencabutan izin usaha
tersebut, Asuransi Bumi Asih diwajibkan menyelesaikan kewajibannya kepada seluruh
pemegang polis. Namun, kewajiban itu tak kunjung dilaksanakan yang akhirnya mendorong
OJK mengajukan gugatan pailit kepada Asuransi Bumi Asih hingga tingkat kasasi pada tahun
2015. Permohonan lembaga pengawas sektor jasa keuangan tersebut dikabulkan Mahkamah
Agung sehingga Asuransi Bumi Asih resmi menyandang status pailit dan insolvensi sejak
Agustus 2015.
Keberatan dengan aksi OJK tersebut, pada 2017 perseroan menggugat OJK ke
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan tuduhan perbuatan melanggar hukum. Pencabutan
izin usaha yang dilakukan OJK dinilai tidak sesuai prosedur. Penggugat mengklaim
pencabutan izin usaha ini bertentangan dengan Pasal 42 ayat (1) Pasal 42 ayat (4) PP
No.73/1992 tentang Penyelenggaran Usaha Perasuransian. Pasalnya, jangka waktu antara
pembatasan kegiatan usaha hingga pencabutan izin usaha maksimal hanya 12 bulan. Tak
tanggung-tanggung, Asuransi Bumi Asih menggugat OJK untuk membayar ganti rugi senilai
Rp5,4 triliun. Kerugian itu diklaim berdasarkan hilangnya pendapatan dan kandasnya potensi
investasi sejak perseroan dikenai sanksi PKU pada tahun 2009. Di sisi lain, proses kepailitan
Asuransi Bumi Asih juga tidak berjalan mulus. Pada tahun 2017, tiga kurator awal yang
bertugas melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit perseroan ditangkap oleh
Bareskrim Polri atas tuduhan penggelapan dan pencucian uang perkara kepailitan Asuransi
Bumi Asih. Mereka diduga mengalihkan aset debitur ke rekening pribadi mereka.
PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) didirikan tanggal 21 Maret 2012 dengan nama
PT Megah Satu Properti dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2013. Forza Land
berkantor pusat di Wisma 77, Tower 1, Lt. 8, Jln. Jend. S. Parman Kav. 77, Jakarta Barat,
11410 – Indonesia.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Forza Land Indonesia Tbk,
yaitu: PT Forza Indonesia (68,16%) dan Freddy Setiawan (8,00%).
Pada tanggal 18 April 2017, FORZ memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham FORZ (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 312.500.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga
penawaran Rp220,- per saham disertai dengan Waran Seri I sebanyak 437.500.000 dengan
pelaksanaan sebesar Rp275,- per saham. Saham dan waran tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 April 2017.
1. Tiktok
Dari Douyin menjadi TikTok ,Aplikasi video singkat asal Cina ini lahir tidakn dengan
nama TikTok. Awal perilisan pada September 2016, aplikasi tersebut diperkenalkan sebagai
Douyin oleh pendirinya Zhang yiming. Pria asli Tiongkok tersebut merupakan
lulusan software engineer dari Universitas Nankai, Cina.
Sebelum menciptakan TikTok, Yiming sudah lebih dulu membangun perusahaan
teknologi ByteDance pada Maret 2012. Kemudian, ByteDance berinovasi untuk merilis
aplikasi Bernama Douyin pada 2016. Dengan begitu, TikTok menjadi media sosial di bawah
kelolaan ByteDance, yang juga perusahaan teknologi raksasa dari Negeri Panda.
Sejak dirilis pada 2016, Douyin sudah mendapat respons positif dari peselancar
dunia maya. Dalam waktu singkat aplikasi video singkat tersebut mampu menggaet 100 juta
pengguna, dengan sekitar 1 miliar video views setiap harinya.
TikTok mulai dikenal masyarakat Indonesia pada 2018, eksitensinya pun kian melejit
saat pandemi Covid-2019. Hal ini didukung tingginya okupansi masyarakat berselancar di
dunia maya, lantaran kebijakan pemerintah untuk tetap di rumah demi menekan angka kasus
Covid-19 saat itu.
Menurut laporan perusahaan aplikasi dan jaringan Kanada, Sandvine, TikTok masuk
dalam peringkat lima besar sebagai media sosial terpopuler dunia yang menyumbang
downstream traffic internet terbesar pada 2022, yakni sekitar 3,93%.
2. Shoppee
Pertama kali Shopee diluncurkan adalah pada tahun 2005 tepatnya di Singapura.
Sejak saat itu, Shopee mulai memperluas jangkauannya ke Thailand, Indonesia, Malaysia,
Vietnam, Filipina, dan Taiwan. Shopee sendiri berdiri di bawah naungan SEA Group atau yang
sebelumnya dikenal dengan nama Garena. Dimana perusahaan tersebut didirikan oleh
Forrest Li pada tahun 2009. Kini, Shopee telah bermitra dengan lebih dari 70 penyedia
layanan kurir yang ada di seluruh pasarnya. Hal tersebut bertujuan untuk menyediakan
logistik untuk para penggunanya. Selain itu, Shopee juga berkolaborasi dengan berbagai
logistik lokal dan juga penyedia jasa transportasi daring.
Di awal berdirinya, Shopee hanya beroperasi di Singapura saja. Hingga tidak lama
kemudian, pendiri Shopee yaitu Chris Feng mulai memperluas ekspansi Shopee ke beberapa
negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Vietnam, Thailand, Taiwan, Malaysia, dan lainnya.
Di Malaysia sendiri, Shopee telah menjadi marketplace elektronik terbesar nomor tiga yang
paling banyak dikunjungi oleh pengguna internet pada tahun 2017. Bahkan Shopee telah
mengalahkan Lelong yang menjadi salah satu e-commerce elektronik terbesar di Malaysia.
Hingga pada tahun 2018, pengguna Shopee asal Vietnam telah mencapai 40 juta
pengguna, dimana jumlah tersebut bersaing dengan Indonesia. Sedangkan di Thailand,
jumlah pengguna Shopee sudah mencapai angka 28,4 juta pada tahun 2019. Hanya dalam
kurun waktu beberapa tahun saja, marketplace Shopee sudah bertransformasi menjadi salah
satu marketplace terbesar di Asia Tenggara dan bersaing dengan Lazada serta Tokopedia.
Shopee resmi masuk ke Indonesia pada tangga 1 Desember 2015. Chris Feng sebagai
pendiri Shopee memang menargetkan Indonesia karena memiliki populasi penduduk yang
sangat besar di Asia Tenggara. Selain itu, masyarakat Indonesia yang menggunakan internet
juga berkembang sangat pesat dan terus bertambah setiap tahunnya. Sejak awal Shopee
diluncurkan di Indonesia, marketplace yang satu ini memang sudah menawarkan berbagai
macam program menarik untuk menggaet lebih banyak pengguna baru yang ada di
Indonesia.
Di akhir tahun 2019, pertumbuhan marketplace Shopee berkembang dengan sangat
pesat, khususnya di Indonesia. Di kuartal IV pada tahun 2019, Shopee telah sukses
menggeser marketplace Tokopedia sebagai salah satu platform belanja online yang paling
populer di Indonesia. Disini, Shopee bisa meraih sampai 72,9 juta pengguna.
Selain itu, marketplace yang dikenal dengan sebutan Si Oren ini juga menjadi salah
satu aplikasi e-commerce nomor satu di Google Playstore Indonesia. Sedangkan di wilayah
Asia Tenggara, Shopee telah sukses menggeser posisi Lazada dari sisi unduhan aplikasinya
dan kunjungan. Dimana Shopee mampu meraih sampai 2 miliar kunjungan. Lalu jika dilihat
dari segi pendapatan, Shopee sudah mampu meraih pendapatan sampai 13,2 triliun rupiah.
3. BSI Syariah
Bank Syariah Indonesia (BSI) yang digadang bakal meningkatkan pasar keuangan
syariah Indonesia di mata dunia, akhirnya mulai beroperasi sejak diluncurkannya pada Senin,
1 Februari 2021.
Perjalanan BSI
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Hery Gunardi dalam laporannya
menyampaikan bahwa integrasi dan peningkatan nilai Bank Syariah Himbara dimulai sejak
awal Maret 2020, memakan waktu sekitar 11 bulan.
Dalam kurun waktu tersebut, sambung Hery, seluruh proses dan rangkaian seperti
penandatanganan akta penggabungan atau merger, penyampaian keterbukaan informasi,
dan perolehan izin dari OJK telah berjalan dengan baik dan sesuai ketentuan.
Berdirinya BSI
2016, Otoritas Jasa Keuangan menyiapkan peta jalan atau roadmap pengembangan
keuangan syariah.
2019, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mendorong bank syariah dan unit usaha
syariah milik pemerintah berkonsolidasi atau merger perbankan. Di antaranya PT Bank
Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, PT Bank BRI Syariah, Unit Usaha Syariah, PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk.
2 Juli 2020, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir berencana
menggabungkan bank syariah BUMN yaitu BRI Syariah, BNI Syariah, BTN Syariah, dan Mandiri
Syariah.
Oktober 2020, Pemerintah secara resmi mengumumkan rencana merger bank
syariah dari tiga bank Himbara yaitu Mandiri Syariah, BNI Syariah dan BRI Syariah
11 Desember 2020, Konsolidasi bank syariah Himbara menetapkan nama
perusahaan hasil merger menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk
27 Januari 2021, OJK secara resmi mengeluarkan izin merger usaha tiga bank syariah.
Surat itu terbit dengan Nomor SR-3/PB.1/2021
1 Februari 2021, Presiden Jokowi meresmikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau
Bank Syariah Indonesia (BSI)
4. KAI
5. Telkom Indonesia
6. Bank Jago
Bank Jago Tbk (dahulu Bank Artos Indonesia Tbk) (ARTO) didirikan pada tanggal 1
Mei 1992 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 12 Desember 1992. Kantor
pusat Bank Jago Tbk berlokasi di Menara BTPN, Lt. 46, CBD Mega Kuningan, Jl. Dr. Ide Anak
Agung Gde Agung Kav 5.5 – 5.6, Jakarta Selatan 12950 – Indonesia. Saat ini, Bank Jago
memiliki 1 kantor pusat, 3 kantor cabang dan 2 kantor cabang pembantu.
Bank Jago memperoleh izin sebagai Bank Umum pada tanggal 10 Juli 1992 dari
Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Unit Usaha Syariah pada tanggal 27 Juli 2021 dari
Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan. Bank telah menjalankan
operasinya sebagai Bank Umum pada tanggal 12 Desember 1992 dan memulai kegiatan
usaha syariah pada tanggal 23 September 2021.
Pada tanggal 30 Desember 2015, ARTO memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ARTO (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 241.250.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga
penawaran Rp132,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 12 Januari 2016.