PERTANIAN EKOLOGIS MODEL PERTANIAN

YG DIKEMBANGKAN SELARAS DG KONDISI

ALAM ATAU EKOSISTEM SETEMPAT (METZNER
DAN DALDJOENI, 1987)
Model ini membentuk pertanian yang lebih
produktif, efisien, dan berkualitas dengan risiko
yang lebih kecil sekaligus ramah lingkungan.

Model pertanian ini semakin relevan ketika

pembangunan pertanian dihadapkan pada
persoalan besar, yakni adanya perubahan iklim
yang radikal akibat kerusakan lingkungan dan
luas lahan garapan petani yang makin sempit
sebagai efek pertumbuhan penduduk dan
konversi tahan pertanian.
Pertanian tekno-ekologis merupakan model
pertanian yang dikembangkan dengan
memadukan model “pertanian ekologis” dengan
pertanian berteknologi maju yang selaras dengan
kondisi alam atau ekosistem setempat.

Model pertanian ini dapat mencapai target

produktivitas secara memuaskan pada komoditas
tertentu, seperti padi, jagung, dan kacang-
kacangan. Sistem ini lebih efisien dan berkualitas
dengan risiko yang lebih kecil dan ramah
lingkungan.
Ada beberapa penerapan model pertanian tekno-
ekologis yang bisa diterapkan di Indonesia, yaitu model
pertanian tekno-ekologis di ekosistem lahan kering
beriklim basah, tekno-ekologis di lahan kering beriklim
kering, tekno-ekologis di ekosistem sawah, tekno-
ekologis di ekosistem kawasan urban, tekno-ekologis di
ekosistem pantai.

Tekno-ekologis di ekosistem lahan kering beriklim basah

di antaranya diterapkan pada perkebunan kopi dan
kakao. Setiap metode bisa diterapkan dengan sistem
integrasi sederhana atau integrasi kompleks.
Ada beberapa penerapan model pertanian tekno-
ekologis yang bisa diterapkan di Indonesia, yaitu model
pertanian tekno-ekologis di ekosistem lahan kering
beriklim basah, tekno-ekologis di lahan kering beriklim
kering, tekno-ekologis di ekosistem sawah, tekno-
ekologis di ekosistem kawasan urban, tekno-ekologis di
ekosistem pantai.

Tekno-ekologis di ekosistem lahan kering beriklim

basah di antaranya diterapkan pada perkebunan kopi
dan kakao. Setiap metode bisa diterapkan dengan
sistem integrasi sederhana atau integrasi kompleks.
PADA LAHAN YG DITEMPATI BERAGAM
KOMODITAS (DG TINGKAT KERAGAMAN YG
TINGGI) EKOSISTEM PERTANIAN
CENDERUNG MENJADI LEBIH STABIL DARI
PADA BUDI DAYA MONOKULTUR.
NAMUN TIDAK SETIAP KERAGAMAN SELALU
MEMBERIKAN KEUNTUNGAN.
SEHINGGA KERAGAMAN KOMODITAS
DIPILIH DAN DISUSUN DG BAIK AGAR
TIDAK TERJADI PERSAINGAN ZAT-ZAT
MAKANAN DAN TIDAK MELANGGENGKAN
SIKLUS HAMA DAN PENYAKIT (DOVER DAN
TALBOT, 1987)
KEANERAGAMAN FUNGSIONAL BISA DICAPAI DG

MENGKOMBINASIKAN SPESIES TANAMAN

DAN TERNAK YG MEMILIKI CIRI SALING
MELENGKAPI DAN INTERAKSI SINERGETIK,
BUKAN HANYA KESTABILAN EKOSISTEM YG BISA
DIPERBAIKI,TETAPI PRODUKTIVITAS SISTEM
PERTANIAN AKAN MEMERLUKAN INPUT YG
LEBIH RENDAH.
PEMANFAATAN ZAT MAKANAN DAN BIOMASSA
DIARAHKAN SECARA TERTUTUP
SEHINGGA MODEL PERTANIAN BERORIENTASI
PADA PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL
SEBAGAI INPUT

PERTANIAN EKOLOGIS CENDERUNG

MENGGUNAKAN INPUT LUAR YG RENDAH (LOW
EXTERNAL INPUT)
 DARI ASPEK PERTANIAN SANGAT
LINGKUNGAN EKOLOGIS MENJAJIKAN

DITERAPKAN SULIT MENCAPAI

TEKNOLOGI
SECARA PRODUKTIVITAS
TRADISIONAL
EKSTREM OPTIMAL

PERTANIAN MODEL PERTANIAN

BERTEKNOLOGI MAJU MENEKANKAN APLIKASI
(TECHNO-FARMING) TEKNOLOGI MAJU

CENDERUNG DOMINASI MENGEJAR

SATU KOMODITAS PRODUKTIVITAS
SECARA MAKSIMAL
PERTANIAN DIDOMINASI - PADI
SATU KOMODITAS - JAGUNG
- KACANG-KACANGAN

PETANI DAPAT MENCAPAI

MENANGGUNG PRODUKTIVITAS
RESIKO TINGGI SECARA MAKSIMAL

KEGAGALAN
PANEN, HARGA
MURAH
 PERTANIAN DIDOMINASI SIKLUS PEMANFAATAN ZAT
SATU KOMODITAS MAKANAN DAN BIOMASSA
MENJADI TERBUKA

KETERGANTUNGAN
SISTEM PRODUKSI
PADA INPUT LUAR
BERSIFAT LINEAR
MENJADI TINGGI

-PUPUK HIGH EXTERNAL INPUT

TECHNO-FARMING
(PENGGUNAAN -PAKAN
BAHAN ANORGANIK) -PEPTISIDA
-BENIH

RESIKO : -PENURUNAN KESUBURAN

DEGRADASI TANAH
LINGKUNGAN -PENCEMARAN AIR
PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS MEMADUKAN KEKUATAN

PERTANIAN PERTANIAN
BERTEKNOLOGI MAJU EKOLOGIS

MEMADUKAN
SISTEM SIKLUS

PEREDARAN ZAT PERTANIAN :

MAKANAN DAN -PRODUKTIF
BIOMASSA -EFISIEN
-BERKUALITAS

SENTUHAN
RESIKO LEBIH RAMAH
TEKNOLOGI MAJU
KECIL LINGKUNGAN

ZERO WASTE
(PERTANIAN TANPA LIMBAH)
 CIRI DAN FAKTOR PEMBENTUK MODEL
PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS

1.DIVERSIFIKASI (KERAGAMAN) KOMODITAS

CIRI UMUM SYARAT MUTLAK

MINIMAL 2 KOMODITAS
2.POLA INTEGRATIF

CIRI KHAS DAN ADANYA INTEGRASI ATAU

FAKTOR INTI DIVERSIFIKASI FUNGSIONAL
ANTARA 2 KOMODITAS

ANTAR KOMODITAS TIDAK

BERKOMPETISI TETAPI SALING
SUBSTITUSI

KEBUTUHAN HARA
DAN NUTRISI
3.PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL

SIKLUS BERORIENTASI
PRODUKSI PEMANFAATKAN
TERTUTUP SUMBER DAYA LOKAL

MENEKAN MASUKNYA
INPUT LUAR

SESUAI DENGAN PRINSIP LOW EXTERNAL INPUT

AND SUSTAINABLE AGRICULTURE (LEISA)
 4.RAMAH LINGKUNGAN

MEMBUKA DIRI TERHADAP

APLIKASI TEKNOLOGI
INOVASI DAN TEKNOLOGI
RAMAH LINGKUNGAN
BARU

CIRI DAN PENDUKUNG MENGURANGI

PENGUATAN MODEL PENGGUNAAN BAHAN
PERTANIAN TEKNO- ANORGANIK (PUPUK,
EKOLOGIS PESTISIDA, PAKAN)

MENJAGA KESEIMBANGAN
ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM
5.PENGOLAHAN HASIL

TEKNOLOGI FAKTOR PENDUKUNG

PENGOLAHAN HASIL YG SANGAT PENTING

HASIL SAMPING /
LIMBAH DARI PRODUKSI SIKLUS
OLAHAN

SARANA PRODUKSI
-DEDAK
-BATOK KELAPA PETANI
-KULIT KOPI
MEMBUKA LAPANGAN
KERJA BARU
 MANFAAT PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS

1.MENGURANGI RESIKO USAHA TANI

PERUBAHAN IKLIM YG EKSTREM

BERESIKO TINGGI -SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT

-BANJIR
THD KEGAGALAN -KEKERINGAN
PANEN -SERANGAN ANGIN KENCANG

MENGUSAHAKAN > 1 KOMODITAS

 2.MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

PEMANFAATAN SUMBER PENGGUNAAN INPUT

DAYA LOKAL LUAR RENDAH

PENGGUNAAN PUPUK MENEKAN KEGIATAN

ORGANIK TRANSPORTASI

MENGURANGI EMISI
N2O MENEKAN PENGGUNAAN BBM
SEBAGAI SUMBER EMISI
KARBONDIOKSIDA
3.MENGEFEKTIFKAN LANGKAH ADAPTASI DAN MITIGASI

CONTOH : EKOSISTEM SAWAH

DAPAT DITEKAN
EMISI GAS METAN DENGAN PEMILIHAN
VARIETAS RENDAH GRK

JIKA 1 KOMPONEN YG PENERAPAN TEKNOLOGI

DITERAPKAN DAMPAK DILAKUKAN DALAM SATU
PENGURANGAN EMISI KESATUAN EKOSISTEM
GRK TIDAK AKAN EFEKTIF DALAM USAHA TANI

MODEL PERTANIAN PEMILIHAN VARIETAS RENDAH GRK

DIIKUTI DG TEKNIK IRIGASI, SISTEM
TEKNO-EKOLOGIS
BUDIDAYA, SISTEM PENGOLAHAN
LIMBAHTANAMAN DAN TERNAK YG
TEPAT GUNA, SERTA DAPAT MENEKAN
EMISI CARBON DAN GRK SECARA
EFEKTIF
MODEL INTEGRASI KOMPLEKS DI EKOSISTEM SAWAH
LANGKAH-LANGKAH MENGEMBANGKAN PERTANIAN
TEKNO-EKOOGIS

1.IDENTIFIKASI KERAGAMAN POTENSI EKONOMI

KOMODITAS YG ADA MASING-MASING

2.TENTUKAN KOMODITAS APAKAH ADA HUBUNGAN

FUNGSIONAL
DOMINAN
3.JIKA TIDAK ADA
PERLU INTRODUKSI
HUBUNGAN FUNGSIONAL
KOMODITAS BARU PENGISI
DALAM PEMANFAATAN
RELUNG EKOSISTEM
ZAT MAKANAN

MEMBENTUK RANTAI
TERNAK SAPI PEMANFAATAN ZAT
MAKANAN SECARA
TERTUTUP
4.DALAM MENENTUKAN JUMLAH TERCAPAI TITIK
ATAU LUASAN KOMODITAS KESEIMBANGAN DALAM
PERLU PERENCANAAN SECARA PEMENUHAN ZAT
MATANG MAKANAN (HARA)

SEEKONOMIS SEKECIL MUNGKIN

MUNGKIN MEMASUKKAN
INPUT (PUPUK,
PAKAN) DARI LUAR

MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN
5.PERLU SENTUHAN
SUMBER DAYA LOKAL DAN
TEKOLOGI MAJU
MENGURANGI INPUT LUAR
6.ADANYA INTEGRASI MEMBUKA PELUANG BARU
(HUBUNGAN FUNGSIONAL) MUNCULNYA RELUNG
ANTAR KOMODITAS BARU DALAM EKOSISTEM

-AZOLLA
PADI-SAPI -JAMUR
-IKAN

7.UPAYAKAN PENGOLAHAN HASIL

(DIVERSIFIKASI VERTIKAL)

GABAH IKAN JAMUR

-BERAS -IKAN SEGAR -SAYURAN

-DEDAK -IKAN ASIN -KERIPIK
-SEKAM -BAKSO IKAN DLL -ASINAN DLL
 MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS
EKOSISTEM PERKEBUNAN KOPI

A.INTEGRASI SEDERHANA

USAHATANI
DATARAN TINGGI

TANAMAN BUAH
KOPI (JERUK, PISANG)
KOMODITAS DOMINAN KOMODITAS SELINGAN

PADA MODEL INI TELAH ADA DIVERSIFIKASI (KERAGAMAN) TANAMAN

TETAPI BELUM MEMILIKI HUBUNGAN FUNGSIONAL.
TANAMAN BUAH DAPAT MENGURANGI RESIKO USAHA TANI, TETAPI BELUM
BERPERAN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI USAHA TANI
POLA INTEGRASI SEDERHANA - TEKNOLOGI MAJU
POLA INTEGRASI SEDERHANA-KONVENSIONAL
B.INTEGRASI KOMPLEKS

POLA INTEGRASI KOMPLEKS - TEKNOLOGI MAJU

 MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS
EKOSISTEM PERKEBUNAN METE
A.INTEGRASI SEDERHANA

USAHATANI
DATARAN RENDAH

METE TERNAK
TANAMAN UTAMA

DI ANTARA TANAMAN
UTAMA :
-JAGUNG
-KETELA
-KACANG-KACANGAN
POLA INTEGRASI SEDERHANA
B.INTEGRASI KOMPLEKS

POLA INTEGRASI KOMPLEKS

 MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS
EKOSISTEM PANTAI
A.INTEGRASI SEDERHANA

POHON KELAPA IKAN SEGAR TERNAK

-SAPI
-AYAM
-ITIK
LIMBAH
-MINYAK
-PRODUK
KERAJINAN PAKAN

PUPUK
POLA INTEGRASI SEDERHANA DI EKOSISTEM
PANTAI
B.INTEGRASI KOMPLEKS

POLA INTEGRASI KOMPLEKS DI EKOSISTEM

PANTAI