MANAJEMEN

LINGKUNGAN
Hazairin Zubair
PUSLITBANG LH UNHAS
POKOK BAHASAN

1. Hubungan Pembangunan dan Lingkungan

2. Prinsip-Prinsip Lingkungan
3. Sistem Penunjang Kehidupan
4. Manajemen Lingkungan
5. Konsep Manajemen Lingkungan Terpadu
6. Instrumen Manajemen Lingkungan
7. AMDAL Versus KLHS
PEMBANGUNAN DAN
EKSPLOITASI
LINGKUNGAN

SUPPORTING
CAPASITY SDA KES
PEM EKO
ASSIMILATIF
CAPASITY LH SOS

DAMPAK POLUSI
ENVIRONMENTAL PRINCIPLES:
KATEGORI SUMBERDAYA ALAM
(PRINSIP 3)

MATERI
ENERGI (PRINSIP 1 & 2)
INFORMASI
RUANG
WAKTU
KEANEKARAGAMAN
 MATAHARI

PRODUSEN; KONSUMER II KONSUMER III

KONSUMER I
TUMBUHAN HERBIVORA HERBIVORA
HERBIVORA
BERKLOROFIL KECIL BESAR

SAMPAH ORGANIK
BERASAL TUMBUHAN DAN
HEWAN MATI

PERTUMBUHAN OLEH
MIKROBA TANAH MENJADI
HUMUS

BAHAN MINERAL MINERALISASI OLEH Siklus Mineral

SIAP DISERAP MIKROBA TANAH MENJADI
Aliran Energi
TUMBUHAN BAHAN MINERAL

Siklus Materi dan Aliran Energi dalam Ekosistem (Watt, 1974).

ETP HUJAN

EVP VEGETASI UZS RUNOFF RIVER

INFIL- INTF
EVP ITTD
TRASI

PERKO- GWF
EVP LZS
LASI

Siklus Air (Viessman, 1980).

 O2 CO2

MANUSIA & PHYTO-

TUMBUHAN
HEWAN PLANKTON

Siklus Oksigen dan Karbon Dioksida (Kellert, Black dan Nalley, 1997).
 FLURALISTIK

CULTURE
POPULASI KELEMBAGAAN

KEANEKARAGAMAN

BIOTIK
ORGANISME METABOLISME

INFORMASI

ABIOTIK
MATERI ENERGI

Soeriamihardja DA, Zubair H, dan Koto H (2002)

MANAJEMEN LINGKUNGAN

Manajemen lingkungan hidup adalah upaya sistematis

dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup & mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemelihara-
an, pengawasan, dan penegakan hukum.
 PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

Fase pemahaman
dan penyadaran
permasalahan
lingkungan dengan Fase desentralisasi
mengadopsi tata dan revitalisasi
penyelenggaraan
modern

1980 1990 2000 2009

1980
Fase penguatan
institusi
pengelolaan
lingkungan
 PERGESERAN PANDANGAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN

Pengelolaan lingkungan Pengelolaan lingkungan

dipandang sebagai biaya dipandang sebagai investasi
yang harus dihindari dan masa depan dan
mengurangi competitive meningkatkan competitive
adventage adventage

Attitude:
Attitude: 1. Proaktif
1. Defensif
1980 2. Kreatif
2. Menghindari berbagai 3. Tumbuh
klaim lingkungan 4. Ecologically concius
3. Bersengketa dengan akar management
rumput 5. Bekerjasama dengan akar
rumput
 PERGESERAN PANDANGAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN

1.Command and control 1. Market based mechanism

2. Motivasi wajib 2. Motivasi sukarela

3. Pengelolaan parsial 3. Pengelolaan bersifat

sistemik

4. Cara pengelolaan yang 4. Pengelolaan jaring

bersifat individual kerjasama

5. Bersifat instrumental 5. Fundamental (value,

ethics)
 INTEGRATED ENVIRONMENTAL
MANAGEMENT
(Born and Sonzogny, 1995)

Ada 4 Dimensi:

1. Comphrehensive - Comphrehensivity
2. Interconective - Interconectivity
3. Strategic Reductive - Scoping
4. Interactive/Coordinative
 ILLUSTRASI ALIRAN POSFAT PADA SUATU
FARMING SYSTEMS DI LAHAN KERING

FUNGSI TRANSFER
(INTERKONEKSI)

KOMPONEN
SISTEM
(KOMPREHENSIF) BATAS SISTEM
(RUANG)

(X3)
f(t)23
(X2) TERNAK P1 (MATERI)
TANAMA
N (3)
(2) f(t)21 OUTPUT
f(t)31 SISTEM
POSFAT f(t)12
(X1)
(SP36)
TANAH P2 (MATERI)
(1) RUNOFF
INPUT
INSTRUMEN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN RESOLUSI
KONFLIK
INFORMASI

PENDIDIKAN

PARTISIPASI
EKONOMI

KELEMBAGAAN

TEKNOLOGI
AMDAL
UKL-UPL REGULASI
DPLH
KLHS
DPLH
RPPLH
AUDIT
 APA KLHS ITU ?
Dalam The US National Environment Protection Agency
(NEPA) Tahun 1989, AMDAL dibuat tidak hanya sebagai
kajian untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek dari
sisi lingkungan akan tetapi juga untuk mengkaji suatu
kebijakan atau program. Tapi kenyataannya terbentur
pada metodologi. Kemudian berkembanglah apa yang
disebut Strategic Environmental Assessment (SEA) yang
selanjutnya KLH menyebutnya sebagai KLHS dan
dimasukkan sebagai salah satu tupoksi Direktortat
AMDAL Bapedal. Namun pada waktu itu belum ada
payung hukumnya. KLHS menjadi kuat setelah UU No. 32
Tahun 2009 dimana KLHS sudah tercantum didalamnya
dan implementasinya lebih kearah pertimbangan dalam
penyusunan tata ruang (Bambang Purnomo, 2018).
LEVEL OF COMPUTER INFORMATION SYSTEM
(Leigh and Doherty, 1986)

MANAGEMENT DECISION INFORMATION TYPE OF CIS

MAKING LEVEL REQUIRED FOR SUPPORT

PLANING

(TOP) LONG-TERM POLICY DECISION SUPPRT SYSTEM

DECISION & PLANNING FOR (DSS)
STRATEGIC FUTURE COMMITMENT OF A
COMPANY’S RESOURCES

CONTROLLING
(MIDDLE) COMPARING RESULT OF MANAGEMENT
TACTICAL OPERATIONS WITH PLANS INFORMATION SYSTEM
AND ADJUSTING PLANS OR (MIS)
OPERATION ACCORDINGLY

OPERATING
(LOWER) DATA PROCESSING SYSTEM
MAINTAINING BUSINESS
OPERATIONAL RECORDS & FACILITATING (DPS)
THE FLOW OF WORK IN A
COMPANY
 Kasus Perusahaan Mobil VW Jerman

STRATEGIC DECISION APA TUJUAN PERUSAHAAN DAN APA JENIS

USAHA YANG AKAN DILAKSANAKAN

KS-VW MAKSIMUM PROFIT DALAM INDUSTRI MOBIL

TACTICAL DECISION BAGAIMANA MEMAKSIMUMKAN PROFIT

DALAM INDUSTRI MOBIL

KT-VW MENJUAL MOBIL UKURAN KECIL YANG

STANDAR KE PASAR USA

OPERATIONAL DECISION GERAKKAN KEPUTUSAN TACTIC UNTUK

MEMPRODUKSI MOBIL

KO-VW GAMBARKAN CARA TERBAIK UNTUK

MENGANGKUT MOBIL KE USA

TETAPKAN CASH FLOW SEHINGGA TIDAK

DROP DIBAWAH LIMIT
 KASUS UNTUK SYSTEM ACADEMY

STRATEGIC DECISION MENDUGA APAKAH LINGKUNGAN AKAN

MEMPENGARUHI LULUSAN ACADEMY UNTUK
JANGKA WAKTU TERTENTU

TACTICAL DECISION MEMBANGUN DISAIN KURIKULUM YANG LEBIH

EFEKTIF

OPERATIONAL DECISION MENGEMBANGKAN SKEDUL PERKULIAHAN

DAN WAKTU

JAMINAN BAHWA TERDAPAT CUKUP

MAHASISWA, RUANGAN ATAU FASILITAS LAIN
POHON MASALAH

KLHS VERSUS AMDAL

Partidario, 2012)
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
(PP 46 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan KLHS)

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,

dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
THE OBJECTIVES OF SUSTAINABLE DEVELOPMENT
(Eliot, 2006)

ECOLOGICAL
SYSTEM
• GENETICS
DIVERSITY
• PRUDUCTIVITY
• STABILITY
• RESILIENCE
SOCIAL
SYSTEM
• CULTURAL
DIVERSITY
ECONOMIC • INSTITUTIONAL
SYSTEM SUSTAINABILITY
• REDUSING • SOCIAL JUSTICE
POVERTY • PARTICIPATION
• EQUITY
• INCREASING USEFUL
GOODS & SERVICES
 PENYELENGGARAAN KLHS

 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib membuat KLHS untuk

memastikan bahwa prinsip Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program.

 KLHS wajib dilaksanakan ke dalam penyusunan atau evaluasi:

a. Rencana tata ruang wilayah beserta rencana rincinya, RPJP nasional,
RPJP daerah, RPJM nasional, dan RPJM daerah; dan
b. Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang berpotensi menimbulkan
dampak dan/atau risiko Lingkungan Hidup.

 Selain rencana tata ruang wilayah beserta rencana rincinya, KLHS wajib
dilaksanakan dalam penyusunan atau evaluasi rencana zonasi wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil beserta rencana rincinya, rencana zonasi kawasan
strategis nasional tertentu untuk pulau-pulau kecil terluar serta rencana
pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi perairan.
 Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko
Lingkungan Hidup

A. Kebijakan, Rencana, dan/atau Program pemanfaatan ruang dan/atau lahan yang

ada di daratan, perairan, dan udara yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko Lingkungan Hidup yang meliputi:

1. Perubahan iklim;
2. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan;
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau
7. Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

B. Kebijakan, Rencana, dan/atau Program lain berdasarkan permintaan masyarakat.

TERIMA KASIH