Anda di halaman 1dari 31

Sarana dan prasarana memiliki peranan yang sangat

penting dlm mendukung aktivitas ekonomi, sosial,


budaya, serta meningkatkan kesatuan dan persatuan
bangsa. Melalui pembangunan infrastruktur yang
ditempuh dengan pembangunan sumber daya air,
transportasi, perumahan dan permukiman, energi dan
ketenagalistrikan serta jaringan komunikasi dan
informatika, diharapkan pertumbuhan ekonomi dan
sosial yang berkeadilan dapat dicapai dan daya saing
ekonomi nasional secara global dapat ditingkatkan
Wilayah

Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta


segenap unsur terkait padanya dengan batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi
dan atau fungsional
(Sumber : PP 47/1997)
Pengembangan Pertumbuhan Wilayah

Adalah upaya (mempercepat) pembangunan dalam


suatu wilayah / daerah agar tercapai kesejahteraan
masyarakat (people prosperity) melalui pemanfaatan
sumber daya (alam, manusia, dan teknologi) secara
optimal, efisien, efektif, sinergi dan sustainable dengan
cara menggerakkan kegiatan-kegiatan ekonomi,
perlindungan lingkungan, PENYEDIAAN
INFRASTRUKTUR dan peningkatan sumber daya
manusia
PENGEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN WILAYAH

PERKEMBANGAN YANG
DIINGINKAN

Salah satu dengan


PENATAAN RUANG

- POLICY
- STRATEGI
- ACTION

- NASIONAL
PENGEMBANGAN - PROPINSI
PERKEMBANGAN
- KABUPATEN/
- DESA
TATA RUANG
YANG ADA
TANPA ADA
INTERVENSI
POLICY PENGEMBANGAN

DULU SAAT INI AKAN DATANG


PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KENAPA PERLU ?
SEBAGAI GOVERNMENT INTERVENTION UNTUK MENGISI KEKURANGAN
MEKANISME PASAR

KARENA :
• MASYARAKAT RELATIF KURANG BERDAYA
• MENGURANGI KESENJANGAN
• SPACE/RUANG USAHA YANG “BISA” DIPAKAI
TELAH/MAKIN BANYAK DIMANFAATKAN OLEH “NON
WARGA SETEMPAT”, PEREBUTAN SDA (LAHAN, AIR, DLL),
PEREBUTAN ALOKASI RUANG
• AKSELERASI
• KAITAN BIOFISIK(STRUKTUR/INFRASTRUKTUR) – SOSEK
WILAYAH HULU DAN HILIR KURANG DI FAHAMI OLEH
PIHAK YANG BERKOMPETEN MENGURUSI KAWASAN
YANG MENJADI OBJEK
• “KENYATAAN KEGIATAN DI KAWASAN HULU
BERDAMPAK PADA KAWASAN HILIR” (KETERKAITAN
SISTEM) KURANG JADI PERTIMBANGAN
PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN
WILAYAH DAN KOTA
adalah upaya pembangunan dalam suatu wilayah/kota
agar tercapai kesejahteraan masyarakat (people propeity)
melalui pemanfaatan sumber daya (alam, manusia, sosial
budaya dan teknologi) secara optimal, efisien dan efektif,
sinergi dan sustainable dengan cara menggerakkan
kegiatan-kegiatan ekonomi dunia usaha dan masyarakat,
pelestarian lingkungan dan PENYEDIAAN INFRA
STRUKTUR (sarana dan prasarana) Wilayah dan kota
Upaya tersebut dilakukan dengan :
 Peningkatan kemampuan masyarakat
 Peningkatan efisiensi produktif
 Pengendalian dampak lingkungan
 Peningkatan kehandalan INFRASTRUKTUR
 Peningkatan peran lembaga sosial ekonomi
 Peningkatan kemampuan pemerintah daerah
Agar pegembangan wilayah dapat efektif dan efisien perlu
dilakukan melalui pendekatan spasial (Penataan Ruang)* dan
non spasial.
Sumber Daya Alam (Tanah, Air, SDA lainnya)
 Pengelolaan Kawasan Lindung
Penataan Ruang adalah :
adalah upaya-upaya pengaturan ruang melalui Perencanaan,
Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang agar tercapai
keserasian, kenyamanan, efisiensi, sinergi dan kelestarian
lingkungan
Secara spasial dibutuhkan pengaturan kegiatan pembangunan :
 Pengelolaan kawasan produksi
 Penataan Permukiman dan Pengembangan
INFRASTRUKTUR dan Transportasi
 Penatagunaan
Diagram 1. Konsepsi Pembangunan Wilayah
dan Penataan Ruang

Pembangunan Wilayah Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat & lingkungan

1. Peningkatan kemampuan masyarakat (Kelembagaan, Akses Infor,


Teknologi & Keteramplan)
2. Peningkatan Efisiensi Produksi (Teknologi, Investasi dan Transportasi
3. Pengendalian Dampak Lingkungan
4. Peningkatan Kemampuan Pemerintah Daerah
5. Peningkatan Peran Lembaga Sosial Ekonomi (LSM, Bank, Koperasi)

 Holistik Secara Spasial


 Integratif membutuhkan
 1. Pengelolaan Kawasan Produksi
Koordinatif
2. Penataan Permukiman dan Pengembangan Infrastruktur dan Transportasi
 Efisisensi
3. Penataan Sumber Daya Alam
 Efektif
4. Pengelolaan Kawasan Lindung (Lingkungan) yang efektif

Didekati melalui proses perencanaan ruang RTR (penentuan lokasi


Produksi,
- Perencanaan Tata Ruang Permukiman dan prasarana pendukung
- Pemanfaatan Ruang Program, Investasi Pengembangan
- Pengendalian Penyusunan NSPM, Perijinan, Tindak
Turun Tangan
Pemikiran Pengembangan dan Pertumbuhan Wilayah

 Von Thunen (Central Place Theory)


 Water Isard : Model-Model Fisika
 John Friedmann : Pusat-Pusat Pertumbuhan
 Harold Domar : INPUT – OUT PUT - ICOR Model
 Gunnar Myrdal : Trickle Down Effect
 Sutami : Pengembangan Wilayah
 Purnomosidi H : SWE
 RTRWN : Kawasan dan Pusat² Pertumbuhan
Gambar 1 : Central Place Theory VON THUNEN
Diagram 2 KERANGKA FIKIR ILMU WILAYAH MENURUT PROF. DR. IR. SUTAMI (ALM )

INFORMATION DECISION THEORIES


SISTIM SOSIAL THEORY (INFORMAICS)
REGIONAL THEORIES
AND TECHNIQUES
AND METHODOLOGIES
 SISTEM INFORMASI
 SISTEM INFORMASI U/
PEMBANGUNAN  TEORI SISTIM
 TEORI LOKASI
ILMU PENGETAHUAN  JARINGAN INFORMASI
SOSIAL  KOMUNIKASI DATA DAN  ANALISA SISTIM  TEORI CENTRAL
INFOMASI
 KONSEPSI BANK DATA
 ANALISA KEBIJAKAN PLACE
 STATISTIK  ANALISA EKONOMI  TEORI GROWTH
 TEKNIK PENGUKURAN CNTRE
 PERENCANAAN FORM  ANALISA KONFLIK
ILMU  TEKNIK INTERVIEW  TEORI SISTIM
 ANALISA PESPEKTIP
WILAYAH  ILMU PENGETAHUAN TRANSPORTASI
KOMPUTER  ANALISA REGIONAL
 TEORI SATUAN
 ANALISA SKENARIO WILAYAH PENGEMB.
 ANALISA MODEL  KONSEP WILAYAH
ILMU PENGETAHUAN  ANALISA OPERATION
PENGEMBNGAN
ALAM RESERCH SUNGAI
 TEKNIK SIMULASI

 TEKNIK REGRESI

 EKONOMETRI
ECOSYSTEM  SOSIOMETRI

ENVIRONMENT AND DEMOGRAPHY


- EKOLOGY
- ENVIRONMENTAL EGINEERING
- KEPENDUDUKAN
- ADMINISTRASI NEGARA
- ADMINISTRASI PEMBANGUN
Diagram 3
KONSEPSI PENGEMBANGAN WILAYAH MENURUT DR. POERNOMOSIDI HADJISAROSO (ALM)

SATUAN WILAYAH PENGEMBANGAN (SWP)

WILAYAH PENGEMBANGAN
ORIENTASI PANTAI (WPP)
GEOGRAFIS
PEMASARAN

WPP
ORIENTASI
GEOGRAFIS
PEMASARAN

WPP

WPP

STRUKTUR DASAR PENGEMBANGAN WILAYAH


WPP

GAMBARAN IDEAL SUATU SWP


KONSEP AGROPOLITAN

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN EKSPORT


PRIMER SEKUNDER TERTIER PEMSARAN

ON FARM

FORWARD
LINKAGE
BACKWARD
LINKAGE

SUPPORTING INFRASTRUCTURE
I
E L ALU
M
KONSEP PENDEKATAN PENGEMBANGAN
K ATAN DAN PERTUMBUHAN WILAYAH PANTAI DAN
DE N
PEN A NGA PULAU KECIL
EM B )
NG R O
PE (M A
K
A N
AS
KAW
san
a si kawa
if i k
Ident mbangan kaita
n
 penge k et e r
m b a ngan duksi
e ro
Peng sentra p
 anta san r
a
dikaw k aw as
an
si
ialisa a dan
Spec r an
 u ngan
s a
u k at
 Dprasarana an pusat-pus
g e m bang
en
 Ppelayanan engamanan
p
d e katan
en t if
 P berian insen akat
em yar
 P an serta mas / investor
er ta
 P an serta swas
Per

SUB KAWASAN ANTAR PULAU KECIL
(MESSO)

 Penguatan keterkaitan antar pulau kecil


 Pembinaan produksi/penangkapan ikan
 Pengembangan budidaya kelautan
 Pengembangan fasilitas pelayanan transport dan
jasa
Out let  Pengembangan pariwisata
 Pengembangan perdagangan
 Pengembangan specialisasi produksi
 Peningkatan nilai tambah/pelibatan investor
 Pembangunan pelabuhan outlet

Jsa Pengolahan dan Peragangan

PENGEMBANGAN PADA LEVEL MIKRO

 Dikembangkan berdasarkan potensi masing-


masing pulau
 Pembinaan produksi usaha perikanan dan
budidaya laut
 Perlindungan lingkungan
 Peningkatan nilai tambah
 Penguatan kegiatan jasa/trade
Peningkatan Nilai  Intervensi investasi
Pemanfaatan sumber daya tambah (Industri,
dan perlindungan Pulau, Kemasan dari
Pantai dan Laut Pengolahan
Diagram 2 KETERKAITAN RTRW NASIONAL, PROPINSI,
KABUPATEN, KOTA DAN RTR RINCI

RTRW NASIONAL
Isi : - Struktur dan pola
- Kriteria dan pola
Fungsi : - Kebijakan Nasional
- Keterpduan
- Acuan Koordinasi
Instansi Penanggungjawab ; BKTRN
(Kimbangwil, Dep. Dagri, Bappenas, LH)

RTRW PROPINSI
Isi : - Struktur dan Pola
- Arahan Pengelolaan
Fungsi : - Kebijakan Propinsi
- Keterpaduan
- Acuan Koordinasi
- Arahan Lokasi
RTRW KABUPATEN
Isi : - Rencana TR kawasan lindung perkotaan,
perdesaan, sistem prasarana dan penata
gunaan Tanah, Air dan SDA lainnya.

Fungsi : Acuan Kebijaksnaan, Program, Ijin


Lokasi, keterpaduan dan rencana rinci

RTR KOTA
Isi : Rencana TR Kawasan Hijau, Permukiman
Industri, Pariwisata, Perdagangan, Sarana
dan Prasarana dan Penatagunaan Tanah,
BCR lainnya.

Fungsi : Acuan Pelaksanaan, Program, Ijin


Lokasi, Keterpaduan dan Rencana
Rinci

RENCANA RINCI
Isi : Rencana Kapling, Fasilitas Sosial,
Fasilitas Umum, Jaringan Jalan, Drainase,
Sempadan, Ketinggian Bangunan, FAR

Fungsi : IMB, Alat Pengendalian, Rencana


DED
Masalah Pengaembangan dan Pertumbuhan Wilayah (1-2)

 Tidak sinkronnya pelaksanaan pembangunan lokal dan


nasional
 Ketidak seimbangan pembangunan antar kawasan perdesaan
dan perkotaan
 Migrasi terus menerus berakibat masalah di perkotaan &
perdesaan
 Terakumulasinya modal di kawasan perkotaan
 Pendekatan pembangunan di daerah dilakukan secara sektoral
dan tidak terkoordinasi
 Masih terdapatnya daerah terisolasi dan terpencil
 Pelaksanaan pembangunan di Indonesia belum banyak
memperhatikan dampak gejolak ekonomi dunia
Masalah Pengembangan dan Pertumbuhan Wilayah (2-2)

 Penataan ruang sebagai alat pengembangan dan


pertumbuhan wilayah belum efektif

 Makanisme penataan ruang sebagai arahan di


Indonesia baik skala Nasional, Propinsi, Kab/Kota
masih belum sepenuhnya didasarkan pada tuntutan
integrasi, wawasan jangka panjang, probisnis,
tranparansi, akomodatif, responsif dan partisipatif
dalam penentuan skala prioritas

 Kelembagaan di daerah tidak mampu menunjang


pelaksanaan pembangunan yang telah direncanakan
TANTANGAN PENGEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN WILAYAH

 Penyediaan jaringan INFRASTRUKTUR yang terpadu

 Perbaikan iklim usaha yang kondusif

 Mendorong perkembangan daerah dan kawasan tertinggal

 Mempertahankan kelangsungan kegiatan ekonomi yang sudah ada

 Pemanfaatan keunggulan geografis untuk menangkap peluang global

 Perlunya pemanfaatan komponen teknologi yang sesuai dengan visi dan


misi wilayah
Sasaran-Sasaran Strategis Pengembangan dan Petumbuhan Wilayah

 Menyeimbangkan pembangunan antar wilayah dan antar kawasan


perdesaan dan perkotaan dalam suatu wilayah
 Meningkatkan keterpaduan pembangunan antar sektor baik sektor
ekonomi maupun non ekonomi
 Meningkatkan pemanfaatan potensi seluruh sumber daya secara optimal
 Meningkatkan peranserta masyarakat dan dunia usaha dalam
pembangunan wilayah

Tujuan Pengembangan dan Pertumbuhan Wilayah

 Meningkatkan keserasian, keterpaduan dan keseimbangan


pembangunan ekonomi dan non ekonomi antar kawasan dalam wilayah
dan antar wilayah
Strategi Kebijakan Pengembangan dan Pertumbuhan Wilayah

 Pemanfaatan hasil-hasil pembangunan secara optimal

 Identifikasi kawasan-kawasan prioritas yang prospektif

 Meningkatkan pemanfaatan hasil-hasil kajian yang berkaitan dengan pengembangan


wilayah

 Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia

 Menciptakan regulasi yang mendorong terjadinya kreatifitas dan prakarsa masyarakat

 Memanfaatkan keunggulan geografis

 Mendorong pemanfaatan potensi sumber daya alam


- LOKASI KEGIATAN
MASYARAKAT

- UKURAN KUANTITAS
KEGIATAN MASYARAKAT
PUSAT PERTUMBUHAN

Pendekatan untuk mengembangkan  111 Kawasan Andalan


 14 KAPET
Daerah Belakang (Hinterland)  PKN = Ibukota Negara, Propinsi

INTEGRSI FUNGSIONAL
 PKW = Ibukota Propinsi,
Integrasi Fungsi Utama Kabupaten
Komplementer  JABOTABEK
Integrasi DKI dg Kodya/Kab.
 Urban-Rural Likage
DESENTRALISASI

Pencegahan Aliran Resources dan  Penguatan Tim Koodinasi Tata


Sumber daya Manusia Ruang Daerah
 Pemberdayaan Masyarakat/
Pemerintah Daerah
PROSES PENATAAN RUANG
1. PERENCANAAN TATA RUANG
a. Pengaturan Keserasian, Keselarasan, Kesimbangan
b. Aspek Pengelolaan

2. PEMANFAATAN RUANG
a. Pola Pengelolaan Tataguna Tanah, Air,
Udara,INFRASTRUKTUR dan SDA lainnya
b. Insentif dan Disinsentif

3. PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG


a. Pengawasan : Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi
b. Penertiban
MASALAH PENATAAN RUANG
 Kualitas rencana tata ruang

 inkonsistensi

 Proses penyusunan RTR belum melalui prosedur semestinya

 Tidak adanya komitmen bersama

 Belum efektifnya penataan ruang sebagai alat pengembangan wilayah

 Mekanisme penataan ruang belum sepenuhnya didasarkan tuntutan integrasi, prioritas,


transparansi, akomodatif, responsif, dan dapat menentukan skala prioritas

 Kurangnya sumber daya manusia

 Kurangnya peran serta masyarakat


TANTANGAN PENATAAN RUANG

 Harus berorientasi pada pemanfaatan dan pengendalian

 Harus transparan, partisipatif dan legitimate

 Perbaikan proses dan mekanisme perencanaan

 Perlu disiapkan kebijakan, peraturan dan mekanisme perijinan

 Pemberdayaan Masyarakat

 Perlunya peningkatan sosialisasi penataan ruang

 Peningkatan kemampuan daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang


SASARAN PENATAAN RUANG

 Terselenggaranya penataan ruang nasional, propinsi, si, kota dan rinci


 Terselenggaranya pembinaan dan penetuan prioritas terhadap kawasan
strategis nasional dalam rangka pegembangan wilayah
 Terselesaikannya peraturan dan perundangan untuk penyelenggaraan
penataan ruang
 Terselesaikannya review UU nomor 24/92 yang disesuaikan dengan UU
22/99
 Tersusunnya rumusan kebijakan dan koordinasi penanganan dalam
penyelesaian masalah yang timbul pada penyelenggaraan penataan ruang
 Tercapainya keterpaduan penatagunaan tanah dan penatagunaan sumber
alam lainnya dengan rencana tata ruang
 Tersusunnya prosedur pengelolaan tata ruang
 Tercapainya peningkatan SDM di bidang penataan ruang
 Tersusunnya pengembangan kelembagaan panataan ruang
 Terselenggaranya pembinaan perpetaan tata ruang
TUJUAN PENATAAN RUANG

 Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwwasan lingkungan

 Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan


budidaya

 Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :


- Mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, berbudi luhur dan
sejahtera
- Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya
- Meningkatkan pemanfaatan suber daya secara efektif dan efisien
- Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta
mananggulangi dampak negatif
- Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejateraan dan
keamanan
STRATEGI KEBIJAKAN PENATAAN RUANG

 Memantapkan penyelenggaraan penataan ruag nasional,


propinsi, kabupaten, kota dan rencana rinci sebagai alat
penyelenggaraan pembangunan dengan
mempertimbangkan teknologi tepat guna

 Melengkapi penyelenggaraan penataan ruang dengan


kebijakan, peraturan, standar, norma dan kriteria

 Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan penataan


ruang melalui pengembangan kelembagaan,
pemberdayaan masyarakat, peningkatan kemapuan
SDM melalui Diklat

Anda mungkin juga menyukai