Anda di halaman 1dari 34

Pembelajaran dari Kegiatan

PPRA
TA 2019 dan Kegiatan TA 2020

Workshop Aplikasi Survey Tanahku


Yogyakarta, 20 Februari 2020
Outline

Roadmap RPJMN Kementerian ATR/BPN

Latar Belakang; Mengapa PPRA

Rancangan Program, Komponen, Lokasi,


Struktur Kelembagaan

Nilai Tambah PPRA, Safeguard / ESMF,


Target PTSL PM

Pembelajaran dari PTSL PM Fase 1


Roadmap RPJMN Kementerian ATR/BPN
2020 2021-2022 2023 2024

Peningkatan Kualitas Pelayanan Elektronik Stelsel Positif Standar Dunia

Volume Pekerjaan
PTSL 01

Peningkatan Kualitas
Pekerjaan 02

Kota Lengkap dalam


rangka EODB
03
Background

2017 2018

Realized Realisasi
5.262.162 8.350.000

4
Latar Belakang

Kebutuhan tanah yang Kompleksitas kerangka Reforma Agraria Reforma Agraria sebagai
semakin beragam hukum yang mengatur sebagai bagian dari landasan penting dalam
penggunaan tanah Program Nawacita penyusunan kebijakan nasional
Mengapa Program Percepatan Reforma Agraria (PPRA)

Percepatan legalisasi aset melalui


Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) yang melibatkan
masyarakat

Meningkatkan implementasi
sistem administrasi pertanahan
modern berbasis elektronik

Mengembangkan kapasitas dan


pengelolaan administrasi
pertanahan
Rancangan Program
Tujuan
1 • Menghasilkan peta bidang tanah di tingkat desa di wilayah sasaran proyek
• Memfasilitasi pengembangan pendaftaran hak atas tanah dengan sistem
Pemetaan Partisipatif dan administrasi pertanahan elektronik (e-Land)
Reforma Agraria • Memperjelas batas kawasan hutan

2 Tujuan
Infrastruktur Data Geospasial • Memperbaiki akses dan ketersediaan informasi geospasial
untuk Pengelolaan Sumber • Meningkatkan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam
Daya Lingkungan dan Alam

3 Tujuan
Manajemen Proyek, • Memastikan pelaksanaan proyek yang efisien, partisipatif dan transparan
Pengembangan Kelembagaan • Meningkatkan kapasitas kelembagaan. 
dan Monitoring
Komponen

No. Komponen / Sub Komponen


Komponen 1: Pemetaan Partisipatif dan Reforma Agraria
1.1 Pemetaan Patisipatif Fit-for-Purpose
1.2 Pengukuran Batas Kawasan Hutan
1.3 Penguatan Kantor Pertanahan
1.4 Penguatan Sistem Informasi Pertanahan
Komponen 2: Infrastruktur Data Geospasial untuk Pengelolaan
Sumberdaya Lingkungan dan Alam
2.1 Penguatan Kerangka Geodetis
2.2 Penguatan Infrastruktur Teknologi NSDI
2.3 Penyiapan Citra Satelit untuk Peta Kerja
Komponen 3: Manajemen Proyek, Pengembangan Kelembagaan dan
Monitoring
3.1 Manajemen Proyek dan Monitoring dan Evaluasi
3.2 Penguatan Kerangka Kebijakan, Hukum dan Kelembagaan
3.3 Pembangunan Kapasitas, Outreach dan Monitoring Sosial
Lokasi di 7 Provinsi
Struktur Kelembagaan

Pimpinan Komite Koordinasi Kegiatan (PCC): Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan Pertanahan Nasional (ATR/BPN)
Badan Pelaksana: Direktorat Jenderal Infrastruktur
Keagrariaan
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian

Kementerian Perencanaan Pembangunan Unit Pengelola Proyek (PMU)


Nasional Republik Indonesia

Badan Informasi Geospasial

PIU  Unit Pelaksana


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kanwil Kegiatan (PIU):
Kehutanan
Badan Informasi
Geospasial (BIG)
Kementerian Dalam Negeri
PIU 
Kementerian Energi dan Sumber Daya Kantah
Mineral
Nilai Tambah PPRA

PARTISIPATORIS INKLUSIF
Masyarakat yang terlibat berasal
PPRA melibatkan masyarakat, dari berbagai kalangan, termasuk
sehingga pendaftaran tanah unsur tokoh masyarakat, pemuda
tidak lagi bersifat satu arah dan perempuan

PENGARUSUTAMAAN
PEMBERDAYAAN
GENDER Masyarakat diberi pelatihan,
Proses pendaftaran tanah
berkesempatan menjadi fasilitator,
yang memberikan
dan mendapat transfer of
kesempatan yang setara bagi
knowledge dari surveyor
laki-laki dan perempuan

KAJIAN LINGKUNGAN & ASPEK SOSIAL


Proses safeguards meminimalisir risiko yang
mungkin timbul dari aspek lingkungan dan sosial
Safeguard / ESMF (Environmental and Social Management Framework)

Upaya perlindungan
dengan identifikasi Dilakukan pada
risiko dari aspek sosial, SOSIAL LINGKUNGAN seluruh tahapan
lingkungan, dan  kegiatan PTSL
tata kelola

v
Komunikasi dengan
Mitigasi konflik
pemangku
sosial, sengketa
TATA KELOLA kepentingan untuk
tanah dan upaya PERLINDUNGAN
menyelesaikan
perlindungan HUKUM
masalah
lingkungan

KOMUNIKASI
Target PTSL PM (PHLN)

TOTAL BIDANG
4,3 JUTA
Alur ESMF di Fase 1 dan Fase 2 PTSL PM - 2019
Formulir

Laporan

Rangkuman
ESMF di Fase 3 PTSL PM - 2020 dan seterusnya
Form Digital dan Database
Perkembangan Analisa Resiko PPRA
350.000 bidang
7 provinsi
35 kabupaten
294 desa
Form manual

Fase 2
·------4-------------~-------------------~
Fase 1 Fase 3 - ...
50.000 bidang 1.300.000 bidang
7 provinsi 7 provinsi
5 kabupaten 70 kabupaten
26 desa (tent ative)
Form manual Form digital Kobo
Transformasi Format ESMF

EeoToolbox e

= =
rot.u L O A M A

-
0er»As . 0 L o u . A N $ 0 6 . b.MN AA..4 .4.0 0 6 TA 0 O S L O L A N $ O S D A N A A . S S S a . O

....«.....
0 s A Y A C N t A A . L A L A A .0 A d $u .A N
0 e T P A $M
0o
e.L L , N A N $ 0 4 S$
AD
.A
N..0 C A 4 TA A OAT AB4TN AA.AM
J
.
~-"':"---------·-•
~
-
w w r
- -
ESMF/P3/Y2O20/Jambi - Formulir Analisis Risiko

I T
r e
Program Percepatan Reforma Agraria

r---- -

[
PETUNJUK PENGISIAN
Mohan untuk mengisi formulir selengkap mungkin. Semakin lengkap formulir terisi, akan semakin akurat data
identifikasiyang didapatkan. Jika ada data yang tidak diketahui, mohon mencari ke sumber lainnya (data sekunder dari

--
pihak akademisi, dinas dan instansi terkait ataupun software tertentu.) Untuk pertanyaan teknis pengisian formulir bisa

= =IE
menghubungi tim PMU melalui email di pmu.ppra@gmail.com atau SMS/ WA di nomor 0822 58888 707.

-- - - -
-- -----·------- Ka bu paten
Pilih Nama Kabupaten

E.-.--.---.-. Tebo

z
--•-
Manajemen Data Analisis Resiko


Kewenangan·
menambahkan/menghapus user, edit form
Pusat

Kewen angan:
Kanwil 1 Kanwil 2 view/add/remove/edit Form


Peran: Upload form
Kantah 1 Kantah 2 Kantah 1 Kantah 2
Pembelajaran & Tantangan
• Analisis resiko dilakukan di seluruh @ • Batas Kawasan hutan tidak jelas fisiknya
desa di kabupaten penlok • Data sekunder sering tidak update
(sebelum
• Terbatasnya partisipasi masyarakat dan
• penlok desa)
keterl i batan perem puan
lntegrasi antara Analisa spasial
• Kurangnya pemahaman masyarakat ~
dan
akan perlunya legalitas kepemilikan tanah ~
• analisis resiko ESMF agar penlok
desa sesuai
penetapan kriteria program
penlok

-------------------
Perlu orientasi lapangan sebelum
---------------------
·
• Sosialisasi kegiatan program dilakukan
secara berkala dan berjenjang
Mendorong keterlibatan perempuan

-
• • Jaringan komunikasi yang buruk di sebagian
dalam Puldatan • wilayah
• Peningkatan kapasitas bagi Puldatan I
Bidang tanah yang tidak diketahui pemiliknya
I

-
dilakukan berkala • Adanya ancaman
Kondisi cuaca yangserangan harimau,
tidak menentu krn beruang
musim dll
• Koordinasi berkala antara SKB - • Area
hujantransmigrasi blm terpetakan dgn baik
Kantah - Kanwil • PIPPIB+Kawasan hutan=rendahnya minat
• PAS mendukung Kantah/ Kanw il masyarakat=potensi bidang sedikit
dalam • Topografi wilayah yang sulit
diseminasi kegiatan PPRA dan proses
I
analisis resiko
Lokasi PTSL PM Fase 1

No Provinsi Kabupaten/ Metode PTSL Jumlah Jumlah Bidang


Paket Kota Desa
1 Kalimantan Timur dan Kutai Participatory Mapping (PM) 8 15.000
Kalimantan Selatan Kartanegara and Collaborative (CO) PTSL
dan Banjar
2 Kalimantan Barat dan Palangkaraya Community Driven (CD) and 7 15.000
Kalimantan Tengah dan Sambas Collaborative (CO) PTSL
3 Riau dan Sumatra Rukan Hulu dan Participatory Mapping (PM) 8 15.000
Selatan Musi Banyuasin and Community Driven (CD)
(Musi Rawas) PTSL
4 Jambi* Muaro Jambi General PTSL 4 5.000
Total 27 50.000

* Informasi ketinggian (z) akan diperoleh dengan survey GNSS di lokasi pilot
project di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Metode PTSL PM Fase 1

Metode PTSL Kegiatan


PTSL I - Metode PTSL Umum menggunakan siklus kerja PTSL yang sedang berlangsung,
(PTSL Umum - General) dan hasilnya digunakan sebagai kriteria pembanding untuk 3 metode lainnya.
- Alat survei konvensional yang dipakai: alat survei terestris dan RTK-GNSS/PPK.
PTSL II - Participatory Mapping PTSL dilakukan oleh surveyor pihak ketiga bersama
(PM-PTSL: PTSL + cek Puldatan dengan cek lapangan verifikasi batas secara partisipatif.
lapangan verifikasi batas - Alat survei sederhana dan terjangkau dipakai, bukan high-end dan ketelitian sub-
partisipatif) meter.
PTSL III - Collaborative PTSL akan memfasilitasi alat berupa tablet dengan pendekatan
(CO-PTSL: PTSL + Tablet + L1) hibrid antara citra resolusi tinggi dan survei lapangan untuk pengukuran bidang.
- CO-PTSL menggunakan teknologi aplikasi pemetaan mobile Survey Tanahku dan
inter-koneksi dengan alat survei yang terjangkau (misal: GNSS receiver L1
carrier/sub-meter, distometer laser/optik, kompas digital dan pita ukur).
PTSL IV - Community Driven PTSL dengan interpretasi citra resolusi tinggi untuk optimalkan
(CD-PTSL: PTSL + peta kerja manfaat peta digital.
citra resolusi tinggi yang - Peta skala besar dicetak dan anggota masyarakat mendelineasi batas bidang
dicetak) diatas peta, kemudian didigitasi menjadi poligon bidang.
- Cek lapangan untuk melengkapi batas bidang yang kurang jelas dari identifikasi
citra, atau cek lapangan diperlukan untuk mengkonfirmasi titik-titik pojok bidang.
Analisis
Analisis

Metode General PTSL


Metode dengan jumlah bidang/hari terbanyak yaitu rata-rata 24 bidang/hari.
Waktu pelaksanaan di seluruh desa dengan menggunakan metode ini di
Jambi menghasilkan waktu yang paling singkat yaitu rata rata 4 minggu
dengan jumlah tim 2-4 tim.

Metode Participatory Mapping (PM)


Jumlah bidang per hari rata rata 16 bidang/hari. PM di
Kalimantan Selatan  lebih efisien dan efektif dibandingkan
dengan di Riau dilihat dari waktu pelaksanaan lebih pendek (4-5
minggu) karena perbedaan jumlah tim di kedua lokasi tersebut.
Analisis

Metode Community Driven (CD)


Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah dilakukan dengan kombinasi
delineasi dan pengamatan satelit. Metode CD di Kalimantan Barat lebih
efektif jika dibandingkan dengan metoda CD di Kalimantan Tengah  Kota
Palangkaraya banyak konflik dan sengketa

Metode Collaborative (CO)


Dilakukan offline (masih percobaan, belum bisa online).
Rata-rata 17 bidang/hari.
Analisis

1. Metode General merupakan metode dengan rata-rata jumlah


bidang/hari paling banyak dibandingkan dengan metode
lainnya yaitu 24 bidang/hari.

2. Metode General merupakan metode dapat sesuai di seluruh


kondisi masyarakat.

Tingkat partispasi masyarakat sangat diperlukan


pada pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanah seperti
yang terdapat di Kalimantan Barat sehingga
pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan lebih cepat
dengan rata-rata 23 bidang/hari.
Analisis

Pelaksanaan metode Community Driven (CD) yang


dilakukan pada pekerjaan Pilot Project dilakukan
dengan cara mengkombinasikan delineasi dengan
metode pengamatan satelit  karena batas bidang
tanah banyak yang tidak dapat diidentifikasi pada citra.

Metode Collaborative (CO) belum bisa dilaksanakan


secara online untuk seluruh lokasi sehingga dilakukan
secara offline.
Rekomendasi

• Perencanaan yang matang,


• Persiapan yang matang,
• Tingginya peran partisipasi
masyarakat sangat berperan
dalam penyuksesan kegiatan
Rekomendasi

• Perencanaan yang matang,


1
• Persiapan yang matang,
• tingginya peran partisipasi masyarakat sangat berperan dalam
penyuksesan kegiatan
Rekomendasi

2 Persiapan dan perencanaan yang matang pada kegiatan pendafataran


tanah berupa:

a. Personil termasuk jumlah surveyor d. Data dasar lokasi pekerjaan yang


yang dibutuhkan terdiri batas administrasi, jalan,
sungai serta toponim perlu sangat
diperlukan untuk melakukan
perencanaan yang detail.
b. Peralatan dan data yang
dibutuhkan sesuai dengan target dan e. Data Kawasan Hutan dan HGU
waktu penyelesaian pekerjaan sangat diperlukan untuk
mengetahui bidang mana yang
tidak bisa dilakukan pengukuran

c. Lokasi dan jumlah basecamp yang f. Peta kerja perlu dipersiapkan


diperlukan pada saat pelaksanaan secara detail untuk mengetahui
kegiatan pengukuran dan merencakan pergerakan tim
dalam melakukan pengukuran
Rekomendasi

3 Sosialisasi sebelum pelaksanaan PTSL perlu


dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari
perangkat desa, puldatan dan selanjutnya
kepada masyarakat sebagai pemiliki bidang.
Sosialisasi sangat diperlukan agar masyarakat
paham tujuan dan manfaat dari kegiatan PTSL
sehingga diharapkan masyarakat memiliki
antusias yang tinggi dan ikut menyukseskan
pelaksanaan kegiatan.
Rekomendasi

Pendekatan kepada masyarakat sangat perlu


4 dilakukan untuk menggerakkan animo masyarakat
untuk mengikuti keseluruhan tahapan pendaftaran
tanah sistematis lengkap.

Aplikasi Survey Tanahku sebagai metode


5 Collaborative perlu disosialisasikan dan potensial
dipergunakan dalam PTSL PM
TERIMA KASIH
PPRA tahun 2020

Evaluasi dan Proyek percontohan


1,3 juta Bidang Digitalisasi ESMF Redistribusi Tanah
penguatan ESMF
PTSL PM Fase 3 (Analisis Risiko) inklusif multisektor
(Analisis Risiko)

Dukungan
Dukungan ke BIG Dukungan proses Pengelolaan konflik penyelesaian
untuk penyiapan
transformasi digital sengketa PTSL pengukuran batas
peta dasar kerja
kawasan hutan

Anda mungkin juga menyukai