wahyumi.ekawanti@budiluhur.ac.id
HAL : 1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 3
7
HAL : 7
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Pengertian Fraud
ACFE menggunakan istilah
“occupational fraud and abuse”
8
HAL : 8
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Pengertian Fraud
Fraud adalah suatu tindakan ilegal yang dilakukan secara
sengaja dengan cara berbohong, menyembunyikan dan
merekayasa yang dilakukan oleh individu maupun
organisasi dengan maksud memperkaya diri dan
menghindari pembayaran.
Lanjutan …
• Pasal 362 tentang pencurian (definisi KUHP:
“mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum”);
• Pasal 368 tentang pemerasan dan pengancaman (defisi
KUHP: “dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa
seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain,
atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan
piutang”);
Lanjutan …
• Pasal 362 tentang pencurian (definisi KUHP:
“mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum”);
• Pasal 368 tentang pemerasan dan pengancaman (defisi
KUHP: “dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa
seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain,
atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan
piutang”);
Lanjutan …
• Pasal 372 tentang penggelapan (definisi KUHP: “dengan
sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu
yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang
lain, tetapi yang ada dalam kekerasannya bukan karena
kejahatan”);
• Pasal 378 tentang perbuatan curang (definisi KUHP:
““dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama
palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun
rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang barang sesuatu kepadanya, atau
supaya memberi hutang maupun menghapuskan hutang”)
Lanjutan …
• Pasal 396 tentang merugikan pemberi piutang dalam
keadaan pailit.
• Pasal 406 tentang menghancurkan atau merusakkan
barang (definisi KUHP : ‘’dengan sengaja atau melawan
hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak
dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang
seluruhnya atau sebagian milik orang lain”)
• Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419,
420, 423, 425 dan 435 yang secara khusus diatur
dalam undang-undang pemberantasan tindak pidana
korupsi (undang-undang nomor 31 Tahun 1999).
HAL : 18
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Unsur/Elemen Fraud
HAL : 19
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Fraud
Tree
22
HAL : 22
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Tekanan (Pressure)
Menurut Albrecht et al., (2011) tekanan dapat dikategorikan ke dalam
empat kelompok, yaitu:
1)Tekanan finansial (financial pressure), seperti keserakahan
(greedy), standar hidup yang terlalu tinggi (living beyond one’s
means), banyaknya tagihan dan hutang (high bills or personal debt),
kredit yang hampir jatuh tempo (poor credit), dan kebutuhan hidup
yang tidak terduga (unexpected financial needs);
2)Tekanan akan kebiasaan buruk (vices pressure);
3)Tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan (work-related
pressure); dan
(4) Tekanan lainnya (other pressure).
TEXT
31
HAL : 31
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Kesempatan (Opportunity)
• Cressey (1950) menyatakan bahwa seseorang untuk
menyelesaikan persoalannya secara rahasia atau diam-
diam, maka memerlukan persepsi tentang adanya
kesempatan bagi dirinya untuk melakukan kejahatan
tanpa diketahui oleh orang lain.
• Cressey berpendapat bahwa ada dua komponen dari
persepsi tentang kesempatan yang bukan hanya dimiliki
oleh orang yang mempunyai jabatan atau kedudukan
saja, tetapi pegawai biasa juga mempunyainya.
• Dua komponen tersebut, yaitu: informasi umum (general
information) dan keterampilan teknis (technical skill).
Opportunity
TEXT
33
HAL : 33
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Rasionalisasi (Rationalization)
• Cressey (1950) mengemukakan bahwa rasionalisasi atau
pembenaran biasanya dilakukan oleh seseorang sebelum
melakukan kejahatan, bukan sebelumnya.
• Artinya bahwa rasionalisasi diperlukan oleh pelaku
kejahatan untuk dapat mencerna perilaku yang melawan
hukum dan untuk mempertahankan dirinya sebagai
orang yang dipercayakan.
• Setelah melakukan kejahtan maka rasionalisasi akan
ditinggalkan karena tidak diperlukan lagi.
Illustration
TEXT
HIKAYAT SI KUMBANG
HOW COME?!
36
HAL : 36
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Illustration
OPPORTUNITY
Fakta lain:
Ada juga pegawai pajak yang mengurusi klien
besar dengan jujur
Illustration
PRESSURE
TEXT
38
HAL : 38
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Illustration
RATIONALIZATION
TEXT
“Semua orang juga korupsi”
39
HAL : 39
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
FRAUD SYMPTOMS/
RED FLAGS
40
HAL : 40
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
HAL : 41
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Accounting Anomalies
• Kondisi akuntansi yang tidak sebagaimana mestinya
• Contoh:
– Tidak diterapkannya prinsip berpasangan dalam
akuntansi
– Tidak diterapkannya konsep matching cost against
revenue
42
HAL : 42
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
43
HAL : 43
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
44
HAL : 44
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Analytical Anomalies
• Segala sesuatu yang menurut common sense tidak
wajar
• Contoh:
– Format dokumen proposal pengajuan dana bantuan sosial
yang hampir semuanya sama
– Pembangunan gedung 5 lantai yang kontraknya baru
ditandatangani bulan Oktober namun pada bulan
Desember fisik gedung sudah 100%
HAL : 45
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Extravagant Lifestyle
• Gaya hidup mewah
• Contoh:
– Gaya hidup yang tidak sebanding dengan pendapatan
46
HAL : 46
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Unusual Behaviors
• Perilaku yang tidak umum
• Contoh:
– Tidak pernah mau dipindahkan atau dipromosikan ke
jabatan lain
– Tidak pernah mau mengambil cuti
47
HAL : 47
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
48
HAL : 48
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Pendekatan Sosiologi
Dalam pendekatan sosiologi, definisi korupsi yang lazim
dipergunakan adalah “penyalahgunaan wewenang pejabat untuk
keuntungan pribadi. Korupsi berkaitan dengan sistem perekonomian
dan kelembagaan.
Korupsi memiliki empat ciri:
•Individu pejabat mempunyai kekuasaan mutlak (substantial
monopoly power) atas pengambilan keputusan.
•Pejabat yang bersangkutan mempunyai kelonggaran wewenang
(discretion) yang besar.
•Mereka tidak perlu mempertanggungjawabkan (tidak accountable
terhadap) tindakan mereka.
•Mereka beroperasi dalam lingkungan yang rendah tingkat
keterbukaannya
Pengertian Korupsi
• Secara harafiah korupsi adalah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
dan penyimpangan dari kesucian (Poerwadarminta,
1976).
• Korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat, dan merusak.
Perbuatan korupsi menyangkut sesuatu yang bersifat
amoral, sifat dan keadaan busuk, menyangkut jabatan
instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan
kekuasaan dalam jabatan karena pemberian,
menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan
keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah
kekuasaan jabatan (Artiningrum et al., 2013).
Lanjutan ….
• Menurut Klitgaard (1988) korupsi adalah tidak
melaksanakan tugas karena lalai atau sengaja. Korupsi
bisa mencakup kegiatan yang sah dan tidak sah.
• Selanjutnya Klitgaard et al., (2005) menambahkan bahwa
dalam arti luas korupsi berarti menggunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi, sedangkan dalam arti sempit
korupsi berarti memungut uang bagi layanan yang sudah
seharusnya diberikan, atau menggunakan wewenang
untuk mencapai tujuannya yang tidak sah.
• Korupsi merupakan penyalahgunaan jabatan di sektor
pemerintah (misuse of public office) untuk kepentingan
pribadi (Tuanakotta, 2010).
Dampak Korupsi
• Klitgaard et al., (2005) mengatakan tindak korupsi berbeda
luas sebaran dan jenisnya.
• Korupsi ada yang dilakukan secara “freelance” artinya
pejabat secara sendiri-sendiri atau dalam kelompok kecil
menggunakan wewenang yang dimilikinya untuk meminta
suap.
• Namun, korupsi bisa mewabah menjadi sistematis. Korupsi
sistematis menimbulkan kerugian ekonomi karena
mengacaukan insentif seperti: kerugian politik dan
kerugian social.
• Korupsi menimbulkan inefisiensi, ketidakadilan, dan
ketimpangan.
Lanjutan …
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
pada tahun 1999 dalam buku Strategi Pemberantasan
Korupsi Nasional (SPKN), telah mengidentifikasi bahwa
faktor-faktor penyebab korupsi di Indonesia terdiri atas 4
(empat) aspek, yaitu:
aspek perilaku individu,
aspek organisasi,
aspek masyarakat, dan
aspek peraturan perundang-undangan
Motif Korupsi
Empat motif utama (Adi Faisal Aksa, 2018), yaitu:
(1)corruption by greed (korupsi karena keserahkahan) atas apa
yang sudah diterimanya.
(2)corruption by opportunity (korupsi karena kesempatan)
melanggar aturan yang ada;
(3)corruption by need (korupsi karena kebutuhan) yang
dipengaruhi oleh kedangkalan iman dan pengetahuan,
sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja baik yang
berpenghasilan besar maupun yang kecil.; dan
(4)corruption by exposures (korupsi karena sanksi hukuman)
yang rendah bagi para pelaku, sehingga tidak terjadi efek jera.
Lanjutan …
Kasus korupsi di instansi pemerintah tidak hanya
melibatkan orang-orang yang mempunyai jabatan tinggi
tetapi juga orang-orang yang berada dibawahnya, serta
tidak hanya terjadi dilingkungan pemerintah pusat
melainkan juga lingkungan pemerintah daerah.
Tindak korupsi yang seringkali dilakukan di antaranya
adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen,
dan mark-up yang merugikan keuangan atau
perekonomian negara.
Karena Itu….
Mari bersama-sama kita melihat berada dalam lingkungan
sistem yang manakah kita. Jangan2 kita bukan cuma
menjadi korban, tetapi juga menjadi ‘pelaku’ karena
lemahnya sistem yang kita jalankan.
Upaya pemberantasan korupsi memerlukan perbaikan
sistem, baik yang sifatnya mikro/ parsial/ gradual atau
yang sifatnya makro/suprasistem.
Oleh karena itu adalah menjadi tugas kita masing- masing
untuk memperbaiki sistem di mana kita berada agar menjadi
lebih transparan, partisipatif, dan lebih akuntabel.
Intinya KITA SEMUA HARUS BERUBAH
Aktivitas 1
62
HAL : 62
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UBL
Kerja Kelompok
Peserta dibagi menjadi 2-3 orang.
Masing-masing kelompok diminta untuk mencari berita di internet
ataupun surat kabar terkait kasus korupsi yang menjadi domain
pemeriksaan BPK. Dalam artian, kasus-kasus yang terjadi dalam lingkup
entitas yang diperiksa BPK.
Setiap kelompok tidak boleh memilih kasus yang sama dengan kelompok
lainnya.
Masing-masing kelompok diminta untuk mengembangkan berita
tersebut menjadi sebuah kasus utuh. Setiap kasus harus memuat:
1. Unsur-unsur fraud (hidden, deception, intentional, damage)
2. Red flags/fraud symptoms
Peserta dapat menambahkan informasi/jalan cerita jika dibutuhkan atau
jika informasi/berita yang dimuat di internet/surat kabar tidak memadai.
Presentasikan hasilnya di kelas dan diskusikan.
63
HAL : 63
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
BUDI LUHUR
www.budiluhur.ac.id
HAL : 64