Anda di halaman 1dari 36

TATAP MUKA 2

FOKUS AKUNTANSI FORENSIK & AUDIT


INVESTIGATIF : KECURANGAN

Dosen Pengampu:
1. Dr. Taufik Supriadi, MT, Ak, CA
2. Dr. Juska Meidy Enyke Sjam, SE, MM, CSFA
3. Tri Marhendra R., M.Si(Han), M.Ak, Ak, CA, CFE, A-CPA
POKOK BAHASAN
1. Pengertian Kecurangan
2. Statistik Ringkas Kecurangan s.d Tahun 2020
3. Aksioma Kecurangan
4. Model Kecurangan : Fraud Triangle, Diamond, Pentagon.
5. Jenis-Jenis Kecurangan
6. Peran Akuntan dalam Pemberantasan Kecurangan : Pencegahan,
Deteksi, Investigasi, Aspek Hukum.

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 2


1. Definisi Fraud dan Korupsi

Terminologi ACFE Terminologi UU Tipikor


• Occupational Fraud • Korupsi : Diatur dalam UU 31/99 jo
• Tiga kelompok besar yaitu UU 20/2001
Coruption, Asset Missapropriation • Terdiri dari 30 bentuk tindakan
dan Financial Statement Fraud yang selanjutnya diklasifikasikan
• Memiliki 8 sub skema dan 24 sub- menjadi tujuh kelompok/kategori
sub skema /bentuk fraud tipikor

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 3


Definisi Fraud dan Korupsi (ACFE)

• Occupational Fraud & Abuse, ACFE Definition : The use of one’s occupation
for personal enrichment through the deliberate misuse or misapplication of
the employing organization’s resources or assets
• Occupational Fraud – Fraud yang berhubungan dengan pekerjaan/jabatan :
Penggunaan kedudukan seseorang untuk memperkaya diri sendiri melalui
penyalahgunaan yang disengaja atas sumberdaya/aset organisasi”

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 4


Definisi Fraud dan Korupsi
Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

a) Pasal 2 (1) Tindak pidana korupsi yaitu bahwa setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau
perekonomian negara, dipidana ... “.

b) Pasal 3 Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana ….”.

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 5


2. Statistik Kecurangan di Dunia dan Indonesia

• Report to The Nation (RTTN) 2020 • Survei Fraud Indonesia (SFI) 2019
• Survey 2 tahunan ACFE Global • Survey 2 tahunan ACFE Indonesia
mengenai trend fraud di dunia Chapter mengenai trend fraud di
• https://acfepublic.s3-us-west- Indonesia
2.amazonaws.com/2020-Report- • https://acfe-indonesia.or.id/wp-
to-the-Nations.pdf content/uploads/2020/07/SURVEI
-FRAUD-INDONESIA-2019.pdf

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 6


ACFE – RTTN 2020

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 7


ACFE INDONESIA CHAPTER
SURVEI FRAUD INDONESIA 2019

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 8


8
In one-third of the cases of the study,
the fraudster committed more than
one of the three primary categories
of occupational fraud.

26% of fraudsters undertook both


asset misappropriation and
corruption schemes,
3% misappropriated assets and
committed financial statement fraud,
1% engaged in both corruption and
financial statement fraud, and
5% participated in all three
categories.

ACFE RTTN 2020

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 9


Statistik Lain : KPK
https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-pidana-korupsi/tpk-berdasarkan-jenis-perkara

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 10


10
www.antaranews.com/berita/1153224/65-persen-jenis-perkara-suap-dominasi-kasus-korupsi-di-indonesia

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 11


Korupsi Kepala Daerah
(2004 – Juli 2019)

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 12


12
3. Aksioma Kecurangan
Aksioma 1 : Fraud is hidden  Akuntan/Auditor harus dapat mengungkap
• Pada hakikatnya fraud itu tersembunyi/disembunyikan
keberadaanny/tidak nampak dengan mudah.
• Perampok (misal bank) menggunakan ancaman, kekerasan senjata dalam
mencuri. Sementara pelaku fraud perbankan tidak saja mencuri uang bank,
tetapi juga menutupi jejak pencuriannya.
• Fraud dapat disembunyikan dengan berbagai modus. Dibutuhkan teknik
pemeriksaan yang nonkonvensional sesuai dengan kewenangan, misalnya
dengan forensic computer, forensic inteligence, big data analysis, asset
tracing, dll

Forensic Accounting And Investigative Audit - 1 13


Aksioma 2 : Reverse Proof  Akuntan harus melakukan pembuktian dua sisi
• Berhubungan dengan perolehan bukti untuk mengungkap fraud, auditor perlu
memiliki kemampuan untuk melakukan pembuktian dari 2 (dua) sisi (reverse
proof).
• Untuk membuktikan bahwa fraudtelah terjadi, pemeriksa juga harus mencoba
membuktikan bahwa fraud tidak terjadi.
• Akuntan/Auditor harus memperoleh informasi/data baik yang bersifat
memberatkan maupun yang meringankan pelaku/fraudster.
• Hal ini bermanfaat untuk mengantisipasi apabila pelaku/fraudster melakukan
berbagai penyangkalan/kebohongan saat diaudit

Forensic Accounting And Investigative Audit - 1 14


Aksioma 2 : Reverse Proof  Akuntan harus melakukan pembuktian dua sisi
• Berhubungan dengan perolehan bukti untuk mengungkap fraud, auditor perlu
memiliki kemampuan untuk melakukan pembuktian dari 2 (dua) sisi (reverse
proof).
• Untuk membuktikan bahwa fraudtelah terjadi, pemeriksa juga harus mencoba
membuktikan bahwa fraud tidak terjadi.
• Akuntan/Auditor harus memperoleh informasi/data baik yang bersifat
memberatkan maupun yang meringankan pelaku/fraudster.
• Hal ini bermanfaat untuk mengantisipasi apabila pelaku/fraudster melakukan
berbagai penyangkalan/kebohongan saat diaudit

Forensic Accounting And Investigative Audit - 1 15


Aksioma 3 : Litigation Process  Penetapan oleh pengadilan
• Penetapan adanya tindak pidana adalah mutlak kewenangan pengadilan.
• Dalam audit, tanggung jawab auditor adalah mengungkap fakta dan proses
kejadian.
• Auditor tidak boleh menyatakan pendapat mengenai salah atau tidak
bersalahnya seseorang atau pihak tertentu.
• Dengan asumsi bahwa kasus akan dilimpahkan ke tingkat litigasi maka dalam
melakukan pemeriksaan seorang pemeriksa harus mempertimbangkan
kemungkinan- kemungkinan yang terjadi di persidangan.

Forensic Accounting And Investigative Audit - 1 16


4. Model Kecurangan

Power tends to corrupt, and


absolute power corrupts absolutely
一 John Dalberg Acton

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 17


Model Kecurangan – 1 Fraud Triangle
(Donald Cressey, 1953)

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 18


Model Kecurangan – 2 Fraud Diamond
(Wolfe & Hermanson, 2004)

= Pressure

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 19


Model Kecurangan – 3 Fraud Pentagon
(Crowe Howart, 2011)

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 20


5. Jenis Jenis Kecurangan

• ACFE mengelompokkan jenis kecurangan dalam sebuah pola yang disebut dengan
“The Fraud Tree”
• The Fraud Tree menggambarkan tiga kelompok kecurangan utama yang umumnya
terjadi, yaitu Corruption (Korupsi), Asset Missappropriation (Penyalahgunaan Aset)
dan Financial Statement Fraud (Kecurangan dalam Laporan Keuangan)
• UU Tipikor mengelompokkan korupsi ke dalam 7 kelompok/jenis, yaitu
merugikan keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan,
pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan gratifikasi

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 21


• The Fraud Tree

22
The Fraud Tree – Corruption

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 23


23
The Fraud Tree – Asset Misapropriation

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 24


24
The Fraud Tree –
Financial Statement Fraud

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2


25
Tujuh Kategori Tipikor Dalam UU 31/99 Jo 20/2001

2. Suap Menyuap
1. Merugikan
Keuangan Negara
4. Pemerasan
3. Penggelapan
Dalam Jabatan 6. Benturan
Kepentingan

5. Perbuatan Curang 7. Gratifikasi

Terdapat dalam Fraud Tree Terdapat dalam Fraud Tree


- Asset Missapropriation - Corruption

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2


26
6. Peran Akuntan dalam Pemberantasan Fraud

Investigation
Prevention Detection Legal Aspect
/Response

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 2727


Fraud Prevention – Detection – Response (GAO Model)

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 2828


1 - Fraud Prevention (EY)

29
Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 29
2 – Fraud Detection

Internal External
- Hotline - External Auditor
- Internal Auditor Findings
Findings - Regulator

- Whistle blower (by - Whistle blower (non


Employee) Employee)

30
Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 3030
ACFE – RTTN 2018

Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 3131


32
3 - Fraud Investigation

1. Gathering Information 3. Investigation Procedures


• Covert Examinations • Planning and Conducting a
• Sources of Information Fraud Examinaton
• Tracing Illicit Transactions • Report Writing

4. Interviewing
2. Analyzing Evidence
• Interview Theory and
• Analyzing Documents
Application
• Data Analysis and Reporting Tools • Interviewing Suspects and
• Digital Forensics Signed Statements

33
Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 33
4 – Legal Aspect of Fraud

Expert
Investigation Litigation
Witness

34
Forensic Accounting And Investigative Audit - 2 34
Q&A

Forensic Accounting And Investigative Audit - 1 35


TUGAS/STUDI KASUS

• Melanjutkan tugas pekan sebelumnya, pelajari kembali pelaksanaan pemeriksaan


Investigatif BPK atas kasus Hambalang dan artikel terkait.
• Fraud bisa terjadi karena pelaku memiliki motif/sebab/alasan (aspek “why”).
Berdasarkan teori Fraud Diamond, identifikasi apakah terdapat aspek-aspek berikut
untuk masing-masing pelaku. Jika ada, berikan penjelasan.

Pelaku (Who) Pressure Opportunity Rationalization Capability


(Ada/Tidak) (Ada/Tidak) (Ada/Tidak) (Ada/Tidak)
1. A
2. B
3. dst

Forensic Accounting And Investigative Audit - 1 36

Anda mungkin juga menyukai