Anda di halaman 1dari 62

REFRESHING KADER

SOSIALIASI PELATIHAN PTM


DAN
PENGGUNAAN APLIKASI ASIK

Puskesmas Manisrenggo
13-14 September 2022
SOSIALISASI PELATIHAN PTM
SKEMA INTEGRASI

USIA ≥15-44 TAHUN ≥45-59 TAHUN ≥60 TAHUN

• Identifikasi Faktor Risiko/APR (Anamnesa Perilaku Berisiko)


• Ukur: TD,GDs,IMT,LP.Gangguan Penglihatan dan Pendengaran
UPAYA • Bila hasil pengukuran normal, perilaku berisikoIntervensi Perilaku
• Rujuk ke FKTP bila pengukuran berulang hasil tidak normal
• Kolesterol dan asam urat, periksa atas indikasi saran dokter di FKTP
1.Penilaian
- Status fungsional
(tingkat kemandirian lansia dan risiko jatuh)
- Status Mental dan Kognitif
- Status Nutrisi
2. Pemberian PMT
3. Pemberdayaan Lansia

SDM Kader: Untuk Pengukuran FR PTM dan Pemberian Informasi dan Edukasi
sederhana

Kader terlatih pengelolaan lansia


dan tenaga kesehatan
PENCATATAN/
PELAPORAN Dapat dilakukan dengan ASIK / Sistem e Kohort upgrade/SI PTM
Pengukuran Faktor Risiko
PTM
PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM

1. Deteksi Dini ObesitasPengukuran Tinggi Badan, Berat Badan dan Lingkar


Perut
2. Deteksi Dini Masalah Mental dan Emosional  SRQ 20
3. Skrining pengkajian paripurna pasien geriatri (P3G)  Pemeriksaan
Status fungsional, status mental dan Kognitif
1. DETEKSI DINI OBESITAS

PENGUKURAN BERAT BADAN

Kondisi/syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau
digital, yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
- Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka sampai
menunjukkan angka nol.
- Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala

Cara pengukuran:
1. Klien berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal mungkin, tidak membawa beban
atau benda apa pun, dan tanpa alas kaki.
2. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak lurus dengan
jarum penunjuk angka timbangan.
PENGUKURAN TINGGI BADAN
Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah
dikalibrasi/ditera terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke
atas sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.

Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak
terbuka di bagian jari kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding,
posisi kepala tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil
PENGUKURAN LINGKAR PERUT
TABEL KLASIFIKASI IMT
2. DETEKSI MASALAH MENTAL
EMOSIONAL

• Self-Reporting Questionnaire
• Kuesioner untuk mendeteksi adanya masalah mental emosional (GME)
• Bukan alat diagnosis gangguan jiwa
• Ada 20 pertanyaan
• Untuk pertanyaan 1-20, jika terdapat ≥ 6 Jawaban “YA”
– Interpretasi: Ada masalah mental emosional
– Maka sebaiknya DIRUJUK ke profesional kesehatan jiwa (psikiater, psikolog,
dokter umum dan perawat yang sudah dilatih keswa)
SELF REPORTING QUESTIONAIR

• Petunjuk: Bacalah petunjuk ini


seluruhnya sebelum mulai mengisi.
Pertanyaan berikut berhubungan
dengan masalah yang mungkin
mengganggu Anda selama 30 hari
terakhir. Apabila Anda menganggap
pertanyaan itu Anda alami dalam 30
hari terakhir, berilah tanda silang (X)
pada kolom Y (berarti Ya). Sebaliknya,
Apabila Anda menganggap pertanyaan
itu tidak Anda alami dalam 30 hari
terakhir, berilah tanda silang (X) pada
kolom T (Tidak). Jika Anda tidak yakin
tentang jawabannya, berilah jawaban
yang paling sesuai di antara Y dan T.
Kami tegaskan bahwa jawaban Anda
bersifat rahasia dan akan digunakan
hanya untuk membantu pemecahan
masalah Anda
3. SKRINING PENGKAJIAN PARIPURNA PASIEN
GERIATRI (P3G)
Sasaran
●Usia ≥ 60 tahun
●Dilakukan 1 tahun sekali saat kontak pertama kali dengan petugas/kader
●Menggunakan Instrumen Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
●Dilakukan oleh kader terlatih

Kader juga dapat membantu petugas kesehatan


melakukan penilaian risiko jatuh, GDS dan AMT dalam
melakukan wawancara, namun TIDAK MELAKUKAN
penjumlahan skor atau menyimpulkan hasil penilaian.
PENILAIAN STATUS FUNGSIONAL
a. AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1 (AKS)
• Pemeriksaan AKS dilakukan menggunakan Instrumen Aktivitas Kehidupan Sehari hari
(AKS) /Activity of Daily Living (ADL) dengan Indeks Barthel

Skor Barthel Index (Nilai AKS / ADL):


20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5–8 : Ketergantungan berat (C)
0–4 : Ketergantungan total (C)

Cara Pelaksanaan:
Kader menanyakan 10 kegiatan sehari-hari yang tercantum di kuesioner dan memberi skala angka
(seperti yang tertera berikut ini). Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor hasil akhir pemeriksaan.
Contoh:
Tabel 1. Penilaian Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS) / Activity of Daily Living (ADL) dengan Instrumen
Indeks Barthel Modifikasi
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL

 0 Tidak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)


  Mengendalikan rangsang BAB 1 Kadang-kadang tak terkendali (1 x/ minggu)  
1 2
2 Terkendali teratur

0 Tak terkendali atau pakai kateter


 2  Mengendalikan rangsang 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x / 24 jam)  2
BAK
2 Mandiri

 Membersihkan diri (mencuci 0 Butuh pertolongan orang lain Mandiri


 3 wajah, menyikat rambut, mencukur kumis, sikat gigi) 1 Mandiri  1

0 Tergantung pertolongan orang lain


Penggunaan WC (keluar 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan
4 masuk WC, melepas/memakai celana, cebok, menyiram) sendiri beberapa kegiatan yang lain 2
2 Mandiri
0 Tidak mampu
 5
 Makan minum (jika makan harus berupa potongan,
1 Perlu ditolong memotong makanan  2
Skor Barthel Index (Nilai
dianggap dibantu) 2 Mandiri AKS / ADL):
0 Tidak mampu 20 : Mandiri (A)
  Bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)   12 – 19 : Ketergantungan
6 (termasuk duduk di tempat tidur) 2 Bantuan minimal 1 orang 3
3 Mandiri ringan (B)
0 Tidak mampu
9 – 11 : Ketergantungan
Berjalan di tempat rata (atau jika tidak bisa berjalan,
7 menjalankan kursi roda) 1 Bisa (pindah) dengan kursi roda Berjalan dengan bantuan 1 orang 3 sedang (B)
2 Mandiri
5 – 8 : Ketergantungan
0 Tergantung orang lain
8
Berpakaian (termasuk memasang tali sepatu,
1 Sebagian dibantu (mis: mengancing baju) 2 berat (C)
mengencangkan sabuk)
2 Mandiri 0 – 4 : Ketergantungan
0 Tidak mampu total (C)
9 Naik turun tangga 1 Butuh pertolongan 1
2 Mandiri
0 Tergantung orang lain
10 Mandi 1
1 Mandiri
TOTAL 19
b. PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA
 NO RISIKO SKALA HASIL
1 1 Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4  
2 Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3  
3 Kebingungan setiap saat (contoh:pasien yang mengalami 3  
demensia)
Menggunakan instrumen penilaian
4 Nokturia/Inkontinen 3  
risiko jatuh pada lansia yang berisi 5 Kebingungan intermiten (contoh pasien yang mengalami 2  
11 pertanyaan delirium/Acute confusional state)
6 Kelemahan umum 2  
7 Obat-obat berisiko tinggi (diuretic, narkotik, sedative, antipsikotik, 2  
laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptic, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir 2  
9 Osteoporosis 1  
2 10 Gangguan pendengaran dan/atau penglihatan 1  
11 Usia 70 tahun ke atas 1  
Tingkat risiko : Jumlah    
Risiko rendah bila skor 1-3 Lakukan intervensi risiko rendah
Risiko tinggi bila skor ≥ 4  Lakukan intervensi risiko tinggi
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN KOGNITIF
a. Status Mental
1

Diisi hasil pemeriksaan status mental yang berhubungan dengan keadaan mental emosional, sesuai dengan
instrumen pemeriksaan status mental Geriatric Depression Scale (GDS)
2

Jumlah skor diantara 5-9 : kemungkinan besar ada gangguan depresi.


Jumlah skor 10 atau lebih: ada gangguan depresi
b. STATUS KOGNITIF
Menggunakan instrumen Abbreviated Mental Test (AMT) atau Mini Cog dan Clock Drawing Test (CDT4) atau
Mini Mental State Examination (MMSE)
Cara Pelaksanaan:
1.Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai nol (0) jika salah dan
satu (1) jika benar
2.Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3.Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- skor 0-3 gangguan ingatan berat
INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)
Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Anda selama dua minggu
terakhir.
No Pertanyaan     Skor
Panduan pengisian instrumen GDS
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda? YA TIDAK  
a. Jelaskan pada pasien bahwa
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan dan YA TIDAK  
minat pemeriksa akan menanyakan
/kesenangan anda? keadaan perasaannya dalam dua
minggu terakhir, tidak ada jawaban
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? YA TIDAK  
benar salah, jawablah ya atau tidak
4 Apakah anda sering merasa bosan? YA TIDAK  
sesuai dengan perasaan yang paling
5 Apakah anda mempunyai semangat baik setiap saat? YA TIDAK  
tepat akhir-akhir ini.
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? YA TIDAK  
b. Bacakan pertanyaan nomor 1 – 15
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar hidup anda? YA TIDAK  
sesuai dengan kalimat yang tertulis,
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? YA TIDAK  
tunggu jawaban pasien. Jika jawaban
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke YA TIDAK  
luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru? kurang jelas, tegaskan lagi apakah
pasien ingin menjawab ya atau tidak.
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya YA TIDAK  
ingat anda dibandingkan kebanyakan orang? Llingkari jawaban pasien tsb
c. Setelah semua pertanyaan dijawab,
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini menyenangkan? YA TIDAK  
hitunglah jumlah jawaban yang
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat YA TIDAK  
kini? bercetak tebal. Setiap jawaban
(ya/tidak) yang bercetak tebal diberi
13 Apakah anda merasa penuh semangat? YA TIDAK  
nilai satu (1).
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? YA TIDAK  
d. Jumlah skor diantara 5-9 :
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari YA TIDAK  
anda? kemungkinan besar ada gangguan
depresi.
TOTAL SKOR  
e. Jumlah skor 10 atau lebih: ada
INSTRUMEN
ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)
    Salah = 0 Benar = 1
A Berapakah umur Anda?    
B Jam berapa sekarang?    
C Di mana alamat rumah Anda?    
D Tahun berapa sekarang?    
E Saat ini kita sedang berada di mana?    
F Mampukah pasien mengenali dokter atau perawat?    
G Tahun berapa Indonesia merdeka?    
H Siapa nama presiden RI sekarang?    
I Tahun berapa Anda lahir?    
j Menghitung mundur dari 20 sampai 1    
  Jumlah skor:    

K Perasaan hati (afek): pilih yang sesuai dengan kondisi pasien


1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas
Cara Pelaksanaan:
1. Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai nol (0) jika salah dan satu (1)
jika benar
2. Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3. Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
Pemeriksaan
Faktor Risiko PTM

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


2022
Deteksi Dini PTM Pada
Usia Produktif dan Lansia
1. Deteksi Dini HipertensiPemeriksaan Tekanan Darah
2. Deteksi Dini Diabetes → Pemeriksaan Kadar Gula Darah
3. Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruksi Kronis
(PPOK)Kuesioner PUMA
4. Deteksi Dini Gangguan Metabolisme → Pemeriksaan kolesterol
dan asam urat
5. Deteksi Dini Gangguan Indera (Penglihatan dan
Pendengaran)Tes hitung jari dan Tes berbisik
6. Deteksi Dini Ca Cerviks dan Payudara
25
1. Deteksi Dini Hipertensi
Sasaran usia ≥ 15
tahun

No. Tekanan Darah Klasifikasi


1. 120 / 80 mmHg Normal
2. 120-139 / 80-90 mmHg Prehipertensi
3. 140-150 / 90-99 mmHg Hipertensi derajat 1
4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2
5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik
Terisolasi

26
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Tekanan darah atau tensi diukur menggunakan alat tensimeter digital/otomatis.
•Cara pengukuran :
• Pastikan baterai masih berfungsi dengan baik. Masukkan baterai
• Semua simbol akan muncul dalam 3 detik.
• Lansia diminta duduk dengan posisi badan tegak
• Lipat lengan baju hingga memungkinkan manset menempel pada kulit lengan
• Masukkan lengan ke dalam lingkaran manset, dan letakkan tangan dalam posisi telapak tangan
menghadap ke atas dan posisi manset sejajar jantung
• Tekan tombol start untuk memulai penngukuran dan manset akan mengembang.
• Ketika pengukuran selesai, hasil akan muncul di layar monitor selama 1 menit

Cara membaca hasil:

- Monitor akan mati secara otomatis setelah 1 menit bila


Sistolik
tidak ada pengguna lagi.
Diastolik
Denyut Nadi - Jika sudah tidak digunakan, keluarkan baterai dari
tensimeter.
2. Deteksi Dini Diabetes (Pemeriksaan Kadar Gula Darah)
Sasaran
●Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko PTM (riwayat obesitas dan atau
obesitas sentral dan atau tekanan darah tinggi)
●Usia ≥ 40 tahun

Alat
●Alat pemeriksaan kadar gula darah (Glukometer)

1
Kriteria Gula darah sewaktu Gula darah Puasa
(mg/dl) (mg/dl)
Diabetes* ≥ 200 ≥ 126
Prediabetes 140 -199 100 – 125
Normal < 100 < 100
*Disertai gejala klasik
28
PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH

Alat dan bahan :


 Alat pemeriksa kadar gula darah/Glukometer
 Strip Test gula darah
 Auto lancet (Autoclix)
 Lancet
 Pipet ukuran 40uL untuk panel test strip dan 15 uL
untuk single test strip
 Alkohol 70% /Alkohol Swab
 Kapas
 Tissue kering
PEMERIKSAAN DENGAN GLUKOMETER
(DISESUAIKAN DENGAN JENIS GLUKO-METER) :

 Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul


 Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan
kapas yang telah diberi alkohol 70%, keringkan.
 Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus,
cepat dan tidak terlalu dalam.
 Usap dengan kapas steril kering
setelah darah keluar. Sentuhkan satu/dua tetes darah
 Baca hasil glukosa darah.
3. Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Sasaran
●Usia ≥ 40 tahun
●Mempunyai riwayat paparan: asap rokok, polusi udara, lingkungan tempat
kerja
●Mempunyai gejala dan keluhan batuk berdahak, sesak nafas, gejala
berlangsung lama umumnya semakin memberat.
1

 Kuesioner PUMA terdiri dari 7 pertanyaan dan masing-masing


jawaban dari pertanyaan memiliki skor yang akan di
akumulasikan.
 Jika hasil wawancara didapatkan skor >7 maka peserta dirujuk ke
FKTP untuk melakukan pemeriksaan uji fungsi paru
menggunakan spirometri untuk penegakkan diagnosis

20
Alur Deteksi Target Populasi
Dini PPOK usia ≥ 40 tahun & merokok

di UKBM

Wawancara dengan
kuesioner PUMA

YA TIDAK
Skor
Rujuk ke FKTP (Puskesmas) PUMA Edukasi gaya hidup sehat dan
untuk pemeriksaan spirometri ≥7 kunjungan rutin
4. DETEKSI DINI GANGGUAN METABOLISME
PEMERIKSAAN KOLESTEROL
Alat dan bahan :
 Alat pemeriksa kadar kolesterol
 Strip Test kolesterol
 Auto lancet (Autoclix) Tuliskan nilai/kadar kolesterol hasil pemeriksaan sesuai
 Lancet kriteria :
 Alkohol 70% /Alkohol Swab - (N) Normal : bila kadar kolesterol total < 190 mg /dL
 Kapas - (T) Tinggi : Bila kadar kolesterol total ≥ 190 mg / dL
 Tissue kering
 Sarung tangan
 Kotak limbah benda tajam/safety box

Pemeriksaan menggunakan alat cek kolesterol (disesuikan dengan jenis alat)


• Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
• Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol 70%,
keringkan.
• Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam.
• Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar.
• Sentuhkan satu/dua tetes darah
• Baca hasil kolesterol
PEMERIKSAAN ASAM URAT
Alat dan bahan :
 Alat pemeriksa kadar asam urat
Tuliskan nilai/kadar asam urat hasil pemeriksaan
 Strip Test asam urat
 Auto lancet (Autoclix)
sesuai kriteria :
 Lancet - (N) Normal : bila kadar asam urat L (3.5 mg/dL – 7
 Alkohol 70% /Alkohol Swab mg/dL) dan P (2.6 mg/dL – 6.0 mg/dL )
 Kapas - (T) Tinggi : bila kadar asam urat L > 7 mg/dL dan P
 Tissue kering > 6 mg/dL
 Sarung tangan
 Kotak limbah benda tajam/safety box

Pemeriksaan menggunakan alat cek asam urat (disesuikan dengan jenis alat)
• Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
• Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol
70%, keringkan.
• Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam.
• Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar.
• Sentuhkan satu/dua tetes darah
• Baca hasil kolesterol.
5. DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA

Sasaran
●Anak Usia 7-15 tahun
●Penduduk usia >15 tahun
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran

2
1

• Pemeriksaan tajam penglihatan • Pemeriksaan tajam pendengaran dengan


menggunakan metode hitung jari menggunakan metode berbisik
• Penilaian :
• Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS
• Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK LULUS
dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut menggunakan audiometri  rujuk ke
FKTP
LANGKAH PEMERIKSAAN “MELIHAT”
LANGKAH 1
 MEngambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari orang
yang akan diperiksa.

• Yang perlu diperhatikan:


 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat
melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau
dengan pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada sorotan
lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
•LANGKAH 2

•Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan telapak
tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada mata kiri.

 
Yang diperhatikan:

 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar,


tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah
satu mata yang tidak diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak
mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh menekan
bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan
hitung jari tidak boleh berurutan
Yang diperhatikan:
 Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata
 Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika
benar dalam hitung jari 3 kali berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut
salah maka dicurigai mempunyai gangguan
penglihatan.

LANGKAH 4
Jika ditemukan ada gangguan maka di rujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN/ TES BERBISIK

•Gambar 1
•Persiapan : •Posisi Pemeriksaan
•Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising. Ruangan
sunyi, jarak pemeriksaan 1 meter.

•Pemeriksaan :
1. Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang yang
akan diperiksa.
2. Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking yaitu
menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga bagian
depan yang dekat dengan pipi) kemudian menggesek-gesek
sehingga timbul bunyi. •Gambar 2. Masking telinga yang tidak diperiksa
•Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada pemeriksaan
3. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan terlebih telinga kanan
dahulu. Posisi kepala pemeriksa menjauh dari
telinga yang diperiksa.

4. Pemeriksa membisikkan kata-kata yang terdiri


dari dua suku kata seperti mata, kaki, muka, susu,
kaca dan meminta orang yang diperiksa untuk
mengulang kembali kata-kata tersebut.

• 5. Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata


huruf lunak yang terdiri dari frekuensi rendah dan
huruf desis yang terdiri dari frekuensi tinggi.
Berikut daftar kata-kata yang digunakan untuk Tes
Bisik Modifikasi.
• 6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan
langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan pada
telinga sebelah kiri, maka telinga kanan dilakukan
masking.

•PENILAIAN :
• Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%,
maka dinyatakan lulus dari pemeriksaan.
• Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari
80%, maka dinyatakan tidak lulus dan disarankan
untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
menggunakan audiometri. Segera bawa ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa
kembali pendengarannya lebih lanjut.
DETEKSI DINI CA CERVIKS DAN PAYUDARA

PEMERIKSAAN KANKER RAHIM DENGAN METODE IVA :


Pemeriksa Tujuan Tatalaksana Hasil
Tenaga Kesehatan Deteksi dini kelainan mulut rahim Mengamati serviks (mata Positif (+) :
Terlatih (servisitis, cervical wart, keputihan telanjang) setelah Jika ditemukan
(Dokter/Bidan) abnormal, polip, serviks oedema, diberikan asam bercak putih
hipertropi, pertumbuhan at adanya asetat/asam cuka 3-5% seperti sariawan
tukak. setelah 1 (satu)
menit dioleskan
asam cuka.
PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS (SADANIS)
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan payudara sendiri
(apakah ada perubahan bentuk,warna,ukuran,cerukan dan
kerutan)
2. Angkat kedua tangan keatas kepala; perhatikan kembali kedua
payudara, kemudian kedua tangan menekan pinggang agar otot
dada berkontraksi. Bungkukkan badan untuk melihat apakah
kedua payudara menggantung seimbang.
3. Tekan dengan lembut masing2 putting dengan ibu jari dan jari
telunjuk untuk melihat apakah ada cairan keluar.

Ledy Martha Aridiana


4. Lakukan perabaan payudara (berdiri atau berbaring),angkat
lengan kiri keatas kepala. Rasakan apakah terdapat benjolan atau
penebalan. Gunakan tangan kanan untuk menekan payudara kiri
dengan ketiga jari tengah.Pastikan memeriksa diantara payudara,
dibawah lengan dan dibawah tulang selangka.
5. Lakukan demikian seterusnya pada payudara sebelah kanan.
SOSIALIASI PENGGUNAAN
APLIKASI ASIK
Puskesmas Manisrenggo
September 2022
PENGGUNAAN APLIKASI ASIK

1. DAFTAR AKUN

TAHAPAN 2. LOG IN
3. PENGISIAN DATA
1. DAFTAR AKUN
2. LOG IN
3. PENGISIAN DATA
KESIMPULAN - UNTUK PUSKESMAS
1. Unduh Aplikasi Sehat Indonesaiku (ASIK) melalui play store
2. 1 HP hanya untuk 1 akun atau 1 nama (Dokter, Perawat, Bidan, Nakes lainnya)
3. Input data melalui HP android dimulai bulan Januari 2022 dan diusahakan secara real time agar tidak terjadi
penumpukan data
4. Data kasus yang diinput semua kasus yang berkunjung ke Puskesmas usia diatas 15 tahun.
5. SDM yang ada di Puskesmas diharapkan bisa melakukan input data skrining PTM, bukan hanya tanggung
jawab pengelola program PTM (sosialisasikan melalui minlok Puskesmas)
6. Video Penjelasan Penggunaan Aplikasi Sehat Indonesia Ku - ASIK https://youtu.be/H_QgzXU8BFs
7. Buku Panduan ASIK https://link.kemkes.go.id/PanduanASIKDDPTM
8. Puskesmas bisa melihat hasil skrining PTM melalui tautan/link
https://sehatindonesiaku.kemkes.go.id/imunisasi-nasional. User name dan password menggunakan kode
Puskesmas masing – masing.
9. Jika terjadi kendala, dilaporkan melalui tautan/link aduan berikut
https://link.kemkes.go.id/multi/Links/lists/faqasik
KESIMPULAN - UNTUK KADER
1. Unduh Aplikasi Sehat Indonesaiku (ASIK) melalui play store
2. 1 HP hanya untuk 1 akun atau 1 nama (Kader)
3. Kader mengisi data manual melalui form deteksi dini faktor risiko
4. Input data melalui HP android dimulai bulan Januari 2022 dan diusahakan secara real time agar tidak terjadi
penumpukan data
5. Video Penjelasan Penggunaan Aplikasi Sehat Indonesia Ku - ASIK https://youtu.be/H_QgzXU8BFs
6. Buku Panduan ASIK https://link.kemkes.go.id/PanduanASIKDDPTM
7. Jika terjadi kendala, dilaporkan melalui tautan/link aduan berikut
https://link.kemkes.go.id/multi/Links/lists/faqasik

Anda mungkin juga menyukai