Pathology/pathophysiology (disease,
disorder or condition)
impairments, functional limitations and
disabilities
risk reduction/prevention
health, wellness and fitness
social resource
patient/client satisfaction
(APTA)
Proses Fisioterapi
10
Pemulihan pada lesi di otak
Strength Training
Treadmill training
Muscle strengthening,
Spasticity and Function
progressive resistance strength training
programmes reduce musculoskeletal
impairment post stroke
(Morris et al Clinical Rehabilitation, 2004)
Mirror Therapy
Seeing is believing
Illusion of normal movement may substitute
for reduced proprioception
Mirror therapy may facilitate enough
movement to allow participation in C.I.T
Mirror Therapy
Awalnya ditemukan oleh VS Ramachandran untuk terapi
penderita “phantom limb pain”
Merupakan latihan yang dilakukan dengan cara memasukkan
tangan atau kaki yang sakit ke dalam kotak cermin, sedangkan
tangan/kaki yang sehat ditaruh di depan kotak cermin. Sehingga
yang terlihat oleh pasien adalah 2 sisi yang normal dimana
satunya adalah sisi yang sehat dan yang lainnya adalah gambar
“sisi yang sakit” yang sebetulnya adalah pantulan bayangan sisi
yang sehat dalam cermin (The mirror creates visual feedback of a
successful performance of imagined action)
Sederhana, murah
Mandiri (Patient directed)
Mungkin terkait dengan mental practice atau motor imagery
Evidence based
40 patients post stroke, 20 x30 mins mirror therapy
vs sham therapy in addition to conventional therapy
Dorsiflexion of non paretic limb. Measures
Brunnstrom /FIM/ functional ambulation, MAS
Statistically difference between control and mirror
group in motor recovery (Brunnstrom) and
functioning (FIM) No difference in MAS or walking
ability
(Sutbeyaz et al Arch Phys Med2007; Yavuzer et al Arch Phys Med 2008)
Pengertian
1. Constraint - Mengistirahatkan
ekstremitas yang sehat
2. Forced use - Pemaksaan penggunaan
ekstremitas sisi yang lesi utk aktivitas
fungsional
3. Massive practice - Latihan yang
berulang-ulang dan intensif
Syarat umum untuk bisa
mengikuti program CIMT
Pasien sekitar setelah 3-6 sampai 2 tahun bulan pasca stroke
atau traumatic brain injury (stadium kronis atau residual)
(makin cepat makin baik? ada batas waktu akhir efektivitas
terapi? cocok utk semua pasien?)
Pasien mampu mengekstensikan pergelangan tangan dan
menggerakan lengan dan jari-jari
“Mild to moderate motor impairment” pada ekstremitas atas
Pasien secara medis & behavioral stabil
Pasien mempunyai pengasuh/pengawas/care giver
Syarat-syarat khusus agar CIMT dapat dilakukan
dengan efektif pada gerak fungsional lanjut
Keseimbangan:
Keseimbangan baik dan aman saat memakai alat
pengekang
Mampu melakukan transfer duduk ke berdiri
(minimal dengan supervisi)
Mampu berdiri selama 2 menit atau bila berkursi
roda mampu mendorong kursi roda secara
mandiri
Mampu berjalan setidaknya 100 kaki pada
permukaan datar tanpa alat
Kemampuan motorik lengan & tangan
Setidaknya ekstensi pergel tangan 20 derajad
secara aktif dari posisi istirahat
Setidaknya mampu ekstensi ibu jari dan 2 jari
tangan lainnya 10 derajad secara aktif
Ada gerakan aktif minimal pada shoulder & elbow
Kemampuan kognitif
Mampu berkomunikasi dan memahami instruksi
Mampu mengikuti perintah beberapa tingkat dan
mampu memberikan umpan balik yang reliabel
Memiliki kognitif lain (spt memori) dan motivasi
yang utuh
Pasien tidak boleh diberikan CIMT
Memiliki nyeri kronik yang bisa saja kambuh
dengan program latihan yang padat
Memiliki penyakit-penyakit penyulit
(komplikasi) yang dapat menghambat
keikutsertaan pasien selama program latihan
yang padat dan panjang
Stroke bilateral
Dan keadaan penyulit lainnya yang
menyebabkan terapi tidak efektif
Berbagai bentuk
“constraint”
Mitella
Sling (arm sling, closed arm sling)
Mitten
Glove (half glove)
Hand splint (resting hand splint)
Polistyrene fill mitt with velcro strap around
the wrist
Resting position without constraint
BERBAGAI ALAT PENGEKANG CIMT
Jenis aktivitas atau latihan
Virtual Reality
Robotics
Telerehabilitation
New approaches ?
Functional approach
Fun (tidak lagi rehab yg formal, membosankan,
melelahkan)
Direct feedback (pasien terlibat langsung dalam
memonitor dirinya, langsung tahu benar tidak, bisa
berapa kali, berapa lama)
Techno trend (lebih modern, mengikuti kemajuan
teknologi)
Competitiveness (dapat dikompetisikan sesama
pasien)
Fisioterapi tidak lagi diperlukan????
Berfungsi untuk meningkatkan feedback,
motivasi, semangat dan mungkin sugesti
Selain itu sebagai variasi latihan
Postural feedback
training (PFT) is a
common rehabilitative
therapy to improve
standing balance control
in patients with stroke,
but does not offer
additional benefit to
usual care.
Carr JH., Shepherd RB, 1998., Neurological Rehabilitation: Optimizing Motor Performance,
Butterworth-Heinemann, Oxford.
Edwards, S., 2002, Neurological Physiotherapy: A Problem Solving Approach, Churchill Livingstone,
Edinburgh
Langhammer, B., Stanghelle JK, 2000, Bobath or Motor Relearning Programme? A Comparison of two
different approaches of physiotherapy in stroke rehab: a RCT; Clin Rehab, 14: 361-369
Langhammer, B., Stanghelle JK, 2003, Bobath or Motor Relearning Programme? A follow-up one and
four years post stroke; Clinical Rehabilitation, 17: 731-734
Hakkennes, S and Keating, JL., 2005; Constraint-induced movement therapy following stroke: A
systematic review of randomised controlled trials; Australian Journal of Phys 51: 221-231.
Roger V, Go A, Lloyd-Jones D, Adams R, Berry J, et al. (2011) Heart disease and stroke statistics – 2011
update: a report from the American Heart Association. Circulation 123: e18–e209.
Veerbeek, et al, 2014; What Is the Evidence for Physical Therapy Poststroke? ASystematic Review and
Meta-Analysis; PLOS ONE, Vol 9: 2-e87987