Anda di halaman 1dari 53

EVAKUASI

Suatu tindakan pemindahan penderita dr


suatu tempat ke tempat lain guna
mendapatkan tindakan pertolongan
kesehatan yang lebih sempurna dlm medan
operasi atau latihan dgn atau tanpa alat Bantu
EVAKUASI
Syarat transportasi (untuk penderita) :

• keadaan stabil
• jalan nafas di jamin terbuka/bebas
• monitor dari : jantung, nadi , paru
Evakuasi dapat di lakukan dgn :
1. Tenaga manusia :
• Satu orang
• Dua orang
• Tiga orang, dst
2. tandu :
• Khusus
• Papan
• Bambu/dahan
• Matras
3. kendaraan:
• Darat
• Laut
• Udara
EVAKUASI SATU ORANG
1. Fireman’s Carry = Fireman’s Lift
2. Cara Kopel Rim
3. Cara Dipapah
4. Cara Menggotong
5. PACK STRAP CARRY (Digendong)
6. Cara Memanggul
7. Cara Mengkait
EVAKUASI DUA ORANG

• Cara Memapah
– bila penderita masih bisa berjalan
– bila penderita tdk bisa atau tdk kuat berjalan.
• Cara Menggotong
MEMBUAT TANDU DARURAT

• Dari selimut, perlak atau terpal lapangan


• Dari baju lapangan
• Dari karung goni
TEKNIK EVAKUASI KHUSUS
• Evakuasi di darat
• Pada tebing yg curam
EVAKUASI SATU ORANG
1. Cara Fireman’s
2. CARA KOPEL RIM
a. PISTOL BELT DRAG = DOUBLE SLING
DRAG (diseret dengan dua koppel rim)
• Hanya di gun utk jarak pendek
• Tdk utk px patah tulang punggung,leher,panggul &
paha
Sambung 2 kopel riem atau bhn serupa(tali dll) sehingga
menjadi sabuk yg tdk berujung.
b. PISTOL BELT CARRY
(Di gendong dengan kopel riem)
3. SUPPORTING CARRY
(dipapah satu orang)
CARA
• Penolong dpt berdiri di kiri atau
kanan tergantung cedera korban
• Pergelangan tgn ki/ka korban di
genggam dgn tangan ki/ka
penolong serta lingkaran lengan
ki/ka korban di belakang leher
penolong.
• Lengan ki/ka penolong di
rangkulkan pd pinggang korban
sebagai penopang
• Korban dpt berjalan dgn penolong
berlaku sbg penunjang
4. PACK STRAP CARRY (Digendong)

• Setelah korban di angkat


hingga berdiri,penolong
melangkah kedepan
korban & menaikkan
korban kepunggungnya
sampai kedua ketiak
korban berada di atas
bahu penolong.
• Pegang kedua tangan
korban.
5. Saddle back carry -Pick a Back Carry
(digendong)
6. ARMS CARRY (dibopong)

• Utk jarak dekat


•Tidak utk korban patah
tulang punggung atau paha.
•Bopong korban tinggi2 utk
mengurangi kelelahan
7. NECK DRAG = THE DRAG CARRY
(diseret dengan merangkak)
Digunakan pd ruang yang sempit dn waktu terjadi
kecelakaan kapal yg disertai ledakan2,sehingga setiap
org hanya mungkin menolong 1 orang.

Ikat kedua pergelangan tangan korban,


penolong berlutut di atas korban
Masukkan kepala penolong pada
lubang antara kedua tangan korban
yang di ikat.
Korban diseret oleh penolong waktu
merangkak
EVAKUASI DUA ORANG
1. TWO MAN SUPPORTING CARRY
(Dipapah 2 orang)
2. TWO MAN ARM CARRY
(Diangkat 2 penolong dari samping)
3. TWO MAN SADDLE BACK CARRY
=FORE AND AFT CARRY (Di gotong)
4. THREE HANDED SEAT
(diangkat dgn 3 tgn dr 2 penolong)
5. FOUR HANDED SEAT=FOUR HAND CARRY
(Diangkat dgn 4 tgn dr 2 penolong)
6. TWO HAND CARRY
(di angkat dgn 2 tgn dr 2 penolong)
EVAKUASI
DI LAUT
EVAKUASI DI LAUT
Ada Kapal rujukan
kapal markas : KRI Multatuli,KDA, Dalpele
kapal rumah sakit :

SARANA EVAKUASI
kapal atas air.
Perahu karet/sekoci
Helicopter

MACAM PENDERITA YANG DI EVAKUASI


orang jatuh di laut
karena kecelakaan
korban pertempuran
orang sakit di kapal atas air
orang sakit di kapal selam
1. MACAM EVAKUASI DI LAUT

1. Vertical landing
2. Vertical replenishment (vertrep)
3. Menggunakan tandu Neil Robertson (NR)
4. Menggunakan Rescue Net
5. Menggunakan sling
6. Menggunakan besi silang
7. Jackstay
8.Lewat laut menggunakan perahu
karet/sekoci
PELAKSANAAN

A. Vertical Landing

Syarat : Kapal dituju dapat didarati.


Cara : Helikopter dr kapal markas mendarat
di kapal yg ada korban. kemudian si korban
bersama tandunya di masukkan ke dlm heli utk
di angkut ke kapal rujukan.
B. Vertical Replenishment (vertrep)

Dilaksanakan pada kapal


yang tidak mempunyai
tempat pendaratan atau
diatas laut.
Dpt di laksanakan pada :
1. Kapal atas air
2. Kapal selam
3. Orang jatuh di laut
1. KAPAL ATAS AIR
Orang sakit di siapkan di geladak di mana
helicopter dpt hoover diatasya dgn menggunakan tandu NR.
Heli dr kapal markas akan hoover di atas geladak tsbt &
menurunkan hoist. Ujung hoist di netralkan listrik statisnya
dgn menggunakan pengait & ada hub dgn badan kapal.
Setelah itu dipasang cincin (ring) yg menghubungkan hoist
dgn tandu NR. Bila pemasangan telah sempurna, salah
seorang rawat kapal yg membantu di geladak akan memberi
isyarat kpd operator hoist utk menarik penderita. Kemudian
penderita dimasukkan kedlm heli & heli terbang menuju
kapal rujukan.
2. KAPAL SELAM

Org sakit yg ada dikapal selam tandu NR. Katrol di


pasang pd coning tower disiapkan di bawah coning tower
dgn menggunakan kerek, lalu org sakit di kerek shgga
sampai di bibir coning tower & diletakkan miring. Dgn
alat komunikasi, heli dipanggil. Setelah heli tampak,
maka alat angkut di turunkan selanjutnya heli di
persilahkan mendekat dgn menggunakan isyarat bendera.
Setelah heli hoover di atas coning tower maka prosedur
vertrep sama dg vertical landing.
3. ORANG JATUH DI LAUT

Evakuasi terhadap orang jatuh di laut


dilaksanakan dengan menggunkan 3
macam alat pengangkut yakni :
1. Jaring penyelamat (Rescue Net)
2. Sling
3. Besi silang
C. Jack stay

Jackstay dilaksanakan antara kapal markas


(rujukan) dgn kapal yg ada org sakitnya.
Setelah berhubungan maka org sakit
dipindahkan dgn menggunakan kursi atau
tandu berbentuk buaian bayi.
d. Lewat laut dengan

Menggunakan perahu karet atau sekoci.

Dari kapal atas air ke kapal rujukan.

Dari kapal selam ke kapal rujukan.


Dari kapal atas air ke kapal rujukan
Org sakit diturunkan ke sekoci yg sdh
siap dilaut melalui dewi-dewi kapal
sedangkan tandu yg di pakai adlh tandu
NR. Setelah itu sekoci akan menuju kapal
rujukan. Sekoci akan mendekat di bawah
dewi-dewi kapal rujukan, & setelah itu
org sakit dikerek & di bawa ke kapal
rujukan. Ke2 kapal dlm keadaan lego
jangkar.
Dari kapal selam ke kapal rujukan
Perahu karet disiapkan pd lambung
kapal. Org sakit dlm kapal di bawa dgn
tandu NR ke pintu battery selanjutnya di
angkat ke geladak oleh penolong yg sudah
siap di geladak. Setelah itu ia diturunkan
ke sekoci kemudian di bawa kekapal
rujukan.utk selanjutnya di bawa kekapal
rujukan dgn dewi-dewi.
EVAKUASI MEDIS UDARA
( EMU )

segala usaha & kegitan dlm rangka


pemindahan korban, korban
pertempuran, korban bencana alam &
korban kecelakaan dr suatu tempat ke
tempat lain dgn menggunakan
pesawat terbang agar korban dpt
diberikan pertolongan kesh dgn segera
scr maksimal
AMBULANCE UDARA
Pesawat angkut baik fixed
wing maupun rotary wing yg
diperlengkapi scr khusus utk
mengangkut pasien atau
korban
1. Keuntungan:
• Cepat.
• Menambah rasa enak pada pasien
• Keamanan lebih terjamin
• Relatif ekonomis
• Perawatan lebih baik
• Pengobatan lebih cepat
• Kesukaran lalu-lintas kurang
• Mempertinggi moril pasien
2. Kerugian :
• Harus ada lapangan udara & fasilitasnya
• Faktor cuaca.
• Harus ada alat2 medis & perlengkapan
• Harus ada perawatan dan pengawasan
pasien dalam pesawat terbang 
UNSUR EMU
 Awak pesawat udara
 Tim kesh EMU I /tim kesh di daerah operasi/
pangkalan awal / kapal
 Tim kes EMU II / tim kesehatan yg berada
di Pesud (flight surgeon & flight nurse)
 Tim kesh EMU III /tim kesh penerima di
pangkalan tujuan / kapal / RS
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TIM
KES EMU
1. Tim kesehatan EMU I :
•Melaksanakan seleksi thdp korban yg akan diangkut
•Menyiapkan formulir medis & label barang pasien
•Menyiapkan alat kesh seperlunya
•Menyiapkan kondisi fisik & mental pasien
•Merncnkan penempatan pasien dlm Pesud
•Melaksanakan embarkasi ke Pesud.
•Kerjasama dgn tim kesh EMU II
1. Tim kesehatan EMU II
• Ikut serta dlm pre flight briefing tentang : tujuan,
route, lama, tinggi, batasan terbang, keadaan cuaca
• Menerima pasien dr tim EMU I & menempatkan di
dlm pesawat udara
• Melaksanakan perawatan di udara.
• Mempersiapkan pasien waktu pesawat udara akan
mendarat.
• Menyerahkan pasien pada tim kes EMU III.
3. Tim kesehatan EMU III
• Menyiapkan tempat perawatan pasien.
• Menyiapkan ambulans lengkap
• Memandu pendaratan pesawat udara.
• Menerima pasien dr tim kes EMU II.
• Melaksanakan debarkasi dr pesawat udara
• Kerjasama dgn tim kes EMU II.
• Membawa pasien ke tempat perawatan selanjutnya.
PENGARUH PENERBANGAN PD PASIEN EMU

1.Berkurangnya tekanan partial 0 2.


2.Perubahan tekanan barometrik.
3.Pengaruh suhu.
4.Kelembaban berkurang.
5.Bising / noise.
6.Kelelahan / fatique.
7.Rasa takut terbang / mabuk udara.
KONTRAINDIKASI EMU
1.   Pasien shock.
2.  Pasien dgn pendarahan yg blm teratasi.
3.   Pasien anemia berat Hb < 6 gram %.
4.   Pasien penyakit menular stadium infeksi.
5.   Pasien post operasi besar.
6.   Pasien penyakit jantung koroner akut.
7.   Pasien penyakit paru yg sangat mengganggu.
8.   Pasien TBC aktif. 
9. Pasien penyakit jiwa agresif.
10. Epilepsi.
11. Hamil tua 32 minggu.
12. Bayi kurang 10 hari.
 
SELEKSI KORBAN
• Pasien gawat darurat.
• Pasien gawat tp tdk darurat.
• Pasien tdk gawat tp darurat.
• Pasien tdk gawat tdk darurat.
PENGGOLONGAN PRIORITAS EMU
1. EMU darurat
Memindah korban melalui udara pada situasi taktik pengendali,
adanya pengangkutan segera utk menolong jiwa korban
2. EMU khusus
Memindahkan korban melalui udara dgn pertimbangan penderita
adlh personil VIP
3. EMU rutin
Memindahkan korban melalui udara dr suatu tempat ke tempat lain
dgn menggunakan fasilitas penerbangan rutin.
 
KARTU LUKA , JENIS PENDERITA
ATAS DASAR KONDISI MEDIK

Gol. I / HIJAU
* Tidak gawat tidak darurat.
* Korban tidak perlu pertolongan medik
lanjutan dg segera, cukup observasi di
poskes contoh : luka ringan, kontusio
jaringan, perdarahan ringan, patah
tulang tertutup.
Gol II / KUNING

* Tidak gawat, penderita darurat.


* Korban perlu tindakan medik lanjut,
untuk cegah menjadi gawat.

Contoh : Perdarahan sedang, luka bakar


tingkat II-III, 20%-30%., trauma kepala
tidak kritis
Gol III / MERAH

* Pendaerita gawat darurat.


* Korban harus segera mendapat tindakan
medik lanjut untuk dapat hidup kembali .
Contoh: Sesak napas, perdarahan hebat,
patah tulang terbuka.
Gol IV / PUTIH
* Penderita sangat gawat tidak darurat.
* Korban harapan hidup tipis.
Contoh : Luka berat.
 

Gol V / HITAM
Pasien Sudah meninggal dunia

Anda mungkin juga menyukai