&
SMK3 BERDASARKAN
PP NO. 50 TAHUN 2012
TUJUAN TRAINING
Peserta Dapat :
ISO 9001, 14001 & OHSAS 18001 tidak mensertifikasi produk melainkan mensertifikasi
sistem manajemennya, yaitu skup pekerjaan yang dilakukan serta nama dan alamat
perusahan tersebut.
Penyalur/Kontraktor/
Subkontraktor/Suplyer/ Organisasi Klien/Pelanggan/Customer
Penyedia eksternal/
Vendor
PERBEDAAN OHSAS 18001:2007 & SMK3
Lampiran 1 PP 50/2012
MANUAL/PEDOMAN TIDAK WAJIB WAJIB Pedoman berbeda dengan
Manual
5 Prinsip dasar
JUMLAH BAB 4 12 Elemen
166 kriteria
Badan Akreditasi
Organisasi
SERTIFIKASI SMK3
KEMNAKER
Organisasi
CONTOH SERTIFIKAT
APA CIRI-CIRI DARI MANAJEMEN SISTEM ?
Adanya perintah yang berbentuk kebijakan, pedoman, prosedur, program, dsb.
Implementasi terhadap perintah - kebijakan, pedoman, prosedur, program, dsb.
Internal audit.
Tinjauan manajemen/Tinjauan ulang manajemen/management review/RTM-Rapat Tinjauan
Manajemen.
Perintah Implementasi
Audit Internal
Tinjauan
Manajemen
STRUKTUR OHSAS 18001:2007
PRINSIP DASAR SMK3
Pasal 5 PP No.50/2012
Perusahaan dengan :
- TK 100 atau lebih dan atau
- potensi bahaya tinggi.
DASAR HUKUM
1. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 87 UU No.13/2003
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
lanjut oleh Menteri.
Dokumen: Prosedur Sasaran, Target dan Program K3/Rencana K3 & Sasaran, Target dan Program K3 yang
dibuat
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO
& PENGENDALIAN RESIKO {PS 7 ayat 2 (a)1}
Dilakukan terhadap mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat kerja, peralatan lainnya, bahan-bahan, lingkungan kerja, sifat
pekerjaan, cara kerja, proses produksi, dan sebagainya, aktifitas rutin dan non rutin, emergency, ada risk assessmentnya
serta peraturan perundangan
pengendalian dilakukan melalui:
a) Eliminasi,
b) Subsitusi,
c) Engineering/Rekayasa,
d) Administrasi, dan
e) APD.
1) Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi,
subtitusi, isolasi, ventilasi, higienitas dan sanitasi;
2) Pendidikan dan pelatihan;
3) Insentif, penghargaan dan motivasi diri;
4) Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan
etiologi; dan
5) Penegakan hukum.
Audit kriteria: 2.1.1; 2.1.2; 6.1.1; 6.1.2; 6.1.3; 6.2.3; 6.4.1; 6.1.8; 9.1.1; 9.1.2; 9.1.3
Klausul OHSAS: 4.3.1
Dokumen: Prosedur Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko dan
Identifikasi bahaya yang dibuat
PERATURAN PERUNDANGAN K3 DAN PERSYARATAN LAINNYA
SERTA PEMATUHANNYA PS 13 ayat 3 (a)}
1. Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk mengidentifikasi, memperoleh, memelihara dan memahami
peraturan perundang-undangan, standar, pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan dibidang K3
untuk seluruh tenaga kerja di perusahaan.
2. Ada penanggung jawab terhadap update nya.
3. Mengidentifikasi kepatuhan terhadap peraturan perundangan & standar.
4. Direvisi ketika ada perubahan pada peraturan perundang-undangan.
Dokumen: Prosedur peraturan perundangan K3 dan persyaratan lainnya & Daftar Peraturan Terkait Operasi dan
Pemenuhannya
PENGADAAN SDM, KOMPETENSI, PELATIHAN DAN KEPEDULIAN
(PS 12)
• Adanya Prosedur Pengadaan Sumber Daya Manusia & Pelatihan
• Sesuai kebutuhan dan memiliki kompetensi kerja serta kewenangan dibidang K3.
• Perusahaan harus membuat persyaratan jabatan dan deskripsi pekerjaan untuk setiap jabatan.
• Kompetensi adalah membandingkan persyaratan jabatan dengan cv update.
• Menganalisa kebutuhan pelatihan.
• Membuat rencana pelatihan untuk semua tingkatan.
• Adanya pelatihan tanggap darurat bagi petugas ERT (Team Tanggap Darurat).
• Ada pelatihan Identifikasi bahaya.
• Dibentuk kelompok dan ada penangung jawab K3nya dan diberikan pelatihan serta diinformasikan kepada
karyawan.
• Adanya pelatihan terhadap barang yg akan dibeli.
• Adanya pelatihan prosedur darurat untuk tenaga kerja.
• Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yg kompeten sesuai peraturan perundangan.
• Persyaratan tugas dan persyaratan kesehatan digunakan untuk seleksi tenaga kerja.
PENGADAAN SDM, KOMPETENSI, PELATIHAN DAN KEPEDULIAN (PS
12) (lanjutan……)
- Penugasan tenaga kerja harus berdasarkan kemampuan ketrampilan dan kewenangan.
- Pelatihan bagi manajemen ttg K3.
- Membuat analisa gap untuk kompetensi.
- Membuat rencana pelatihan tahunan.
- Hasil pelatihan di dokumentasikan dan program ditinjau ulang.
- Pelatihan bagi manajer dan pengawas sesuai dengan tanggung jawab mereka.
- Pelatihan bagi karyawan baru maupun pindahan.
- Pelatihan apabila terjadi perubahan proses, peralatan, dsb.
- Pelatihan penyegaran.
- Adanya safety briefing/induction untuk karyawan baru, tamu, magang, dsb.
- Petugas yang melakukan inspeksi telah dilatih identifikasi bahaya.
- Petugas P3K telah dilatih sesuai peraturan perundangan.
- Mengevaluasi hasil-hasil pelatihan.
Audit kriteria: 1.2.1; 1.2.2; 1.2.3; 1.2.5; 1.4.10; 1.4.11; 5.1.4; 6.2.2; 6.3.1; 6.3.2; 6.7.3, 6.7.4; 6.8.2; 7.1.2;
12.1.1; 12.1.2; 12.2.1; 12.4.1; 12.4.2
Klausul OHSAS: 4.4.1 & 4.4.2
Dokumen: Prosedur Rekrutmen, Kompetensi, Pelatihan dan kepedulian & Persyaratan Jabatan, Gap analisys
dan Rencana Pelatihan, Hasil Pelatihan, Penilaian Pelatihan, dsb.
KOMUNIKASI, KONSULTASI, DAN PARTISIPASI (PS 13 ayat 1)
Dokumen: Prosedur komunikasi, konsultasi, motivasi dan kesadaran serta pelaporan K3, jadwal rapat,
safetytalk, hasil-hasil rapat K3 tingkat manajemen, HSE board, STOP card, dsb.
SAFETY SIGN
Yang termasuk Safety Sign:
- Rambu rambu lalu lintas
- HAZARD Symbols
- Rambu/tanda APD
- Papan Keterangan
- MSDS/MDS
1. Nama bahan
2. Sifat fisik & Kimia
3. Bahaya-bahaya
4. Handling
5. Prosedur darurat
6. APD yang digunakan
7. dll
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN CATATAN/REKAMAN
K3
- Dokumen K3 mempunyai identifikasi status,
{PSwewenang,
16 ayattanggal
3(d)}pengeluaran dan tanggal modifikasi.
- Penerima distribusi dokumen tercantum dalam dokumen tersebut. dalam dokumen tersebut.
- Dokumen yg digunakan di beri distempel “controlled document”, dokumen usang ditandai “obsolete”,
dokumen yg diberikan ke pihak lain ditandai “uncontrolled document”
- Dokumen K3 edisi terbaru disimpan secara sistematis pada tempat yang ditentukan.
- Dokumen usang segera disingkirkan dari penggunaannya sedangkan dokumen usang yang disimpan untuk
keperluan tertentu diberi tanda khusus.
- Terdapat sistem untuk membuat, menyetujui perubahan terhadap dokumen K3.
- Jika terjadi perubahan diberikan alasan dan tertera dalam dokumen.
- Ada prosedur pengendalian dokumen, pencegahan penggunaan dokumen usang, serta ada statusnya.
- Ada daftar dokumen internal dan eksternal
Audit kriteria: 4.1.1; 4.1.2; 4.1.3; 4.1.4; 4.2.1; 4.2.2; 4.2.3; 10.1.1; 10.1.2; 10.1.3
Klausul OHSAS: 4.4.5 & 4.5.4
Dokumen: Prosedur pengendalian dokumen dan rekaman, tanda terima dokumen (jika berbentuk hard
copy), daftar dokumen internal & eksternal
PROSEDUR KERJA/OPERASI {PS 10 ayat 4(c)}
- Prosedur/instruksi kerja dalam penggunaan produk, pengoperasian mesin/alat, instalasi, pesawat, proses.
- Prosedur/instruksi kerja tersebut terdokumentasi untuk pengendalian resiko dibuat atas dasar masukan
dari orang yg berkompeten.
- Adanya pengawasan setiap pekerjaan dilakukan sesuai prosedur/ instruksi kerja yang telah ditentukan.
Audit kriteria: 1.4.3; 1.4.4; 1.4.5; 1.4.6; 1.4.7; 1.4.8; 1.4.9; 7.1.5
Audit kriteria: 6.5.1; 6.5.2; 6.5.3; 6.5.4; 6.5.5; 6.5.6; 6.5.7; 6.5.8; 6;5.9; 6.5.10
Klausul OHSAS: 4.4.6
Dokumen: Prosedur Disain & Pengembangan dan hasil-hasil penelaahan K3 untuk Disain & Pengembangan
ASPEK K3 PADA TINJAUAN KONTRAK {PS 16 ayat 3(c)}
- Prosedur yang terdokumentasi harus mampu mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko K3 bagi tenaga
kerja, lingkungan, dan masyarakat, dimana prosedur tersebut digunakan pada saat memasok barang dan jasa
dalam suatu kontrak.
- Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tinjauan kontrak oleh petugas yang berkompeten.
- Kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa pemasok dapat memenuhi persyaratan K3 bagi pelanggan.
- Catatan tinjauan kontrak dipelihara dan didokumentasikan.
Dokumen: Prosedur pemenuhan K3 untuk pelanggan, hasil audit atau CSMS dari pelanggan serta pemenuhan
K3 untuk bekerja di pelanggan, bukti K3 untuk produk
PENANGANAN PERUBAHAN {PS 15 ayat 4 (a,c,d)}
- Perubahan & modifikasi harus diidentifikasi, antara lain:
1) Peraturan perundangan;
2) Organisasi;
3) Proses, peralatan, instalasi, produk;
4) jam kerja, jabatan, lokasi ;
5) Dokumentasi;
6) Sistem manajemen, keuangan & IT
Dokumen: Prosedur izin kerja beresiko tinggi, prosedur penggunaan APD & prosedur proses pengendalian pada
produk dan kemampuan telusur
PENERIMAAN & PENYIMPANAN BARANG & JASA {PS 12 ayat 1 (f)}
•Barang dan jasa yang dibeli diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi pembelian, ada MSDSnya,
•Disimpan sesuai persyaratan dan diberi rambu peringatan.
Audit kriteria: 6.7.1; 6.7.2; 6.7.3; 6.7.4; 6.7.5; 6.7.6; 6.7.7; 6.8.1; 6.9.1
Klausul OHSAS: 4.4.7
Audit kriteria: 6.2.4; 8.2.1; 8.3.1; 8.3.2; 8.3.3; 8.3.4; 8.3.5; 10.1.4
Klausul OHSAS: 4.5.3.1
Dokumen: Prosedur pelaporan dan penyelidikan kecelakaan kerja, laporan peyelidikan kec kerja (jika ada)
PENGENDALIAN TERHADAP KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN KOREKTIF
& PREVENTIF {PS 13 ayat 2 (b), 15 ayat 5}
Dokumen: Prosedur Tindakan Korektif & Preventif, Prosedur Pengendalian ketidaksesuaian dan NCR/CAR
PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3 (PS 14)
Audit kriteria: 1.2.7; 7.1.1; 7.1.2; 7.1.3; 7.1.4; 7.1.5; 7.1.7; 7.2.1; 7.2.3; 7.2.3; 7.4.1; 7.4.2; 7.4.3; 7.4.4; 7.4.5; 10.2.2
Klausul OHSAS: 4.5.1
Dokumen: Prosedur pemantauan dan evaluasi kinerja K3, jadwal inspeksi, hasil-hasil inspeksi, hasil-hasil pengukuran,
statistik
INTERNAL AUDIT (PS 16 ayat 3)
- Pelaksanaan audit internal SMK3 dapat menggunakan kriteria audit eksternal sebagaimana tercantum pada
Lampiran II PP 50/2012, dan pelaporannya dapat menggunakan format laporan yang tercantum pada Lampiran
III PP 50/2012.
- Untuk OHSAS 18001:2007 sesuai dengan klausulnya.
- Dilakukan terjadwal dilakukan oleh petugas yang independen, kompeten dan berwenang, laporan audit
didistribusikan ke pengusaha dan pihak terkait serta dilakukan tindakan perbaikan.
- Menentukan internal audit SMK3 berikutnya.
- Sebuah acara yang dilakukan minimal sekali dalam 12 bulan.
- Ada yang mengkoordinasi kegiatan internal audit.
- Auditor harus sudah ikut pelatihan internal audit.
- Auditor tidak boleh mengaudit departemennya sendiri.
- Ada membuat rencana audit/audit plan.
- Auditor dilengkapi audit checklist.
- Membuat laporan audit.
- Auditor dievaluasi.
- NCR/CAR dianalisa dan dievaluasi.
12 ELEMEN
1. Perbedaan struktur
Perbedaan pertama adalah terkait dengan struktur. ISO 45001 berdasarkan kepada ISO Guide 83 (annex SL) yang
mengatur struktur umum level tinggi, teks dan istilah umum serta definisi untuk generasi sistem manajemen yang baru
(ISO 9001, ISO 14001 dan lain-lain). Struktur ini bertujuan untuk memfasilitasi proses dan integrasi dengan beberapa
sistem manajemen yang terharmonisasi, terstruktur dan efisien. Struktur ISO 45001 adalah sebagai berikut:
1. Scope
2. Normative References
3. Terms and Definitions
4. Context of the Organization
5. Leadership
6. Planning
7. Support
8. Operation
9. Performance Evaluation
10. Improvement
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
Terlihat jelas dalam perbandingan struktur di atas bahwa terdapat penambahan klausul dalam ISO 45001. Hal ini berarti
ada beberapa pembahasan klausul yang baru atau lebih detail dalam ISO 45001.
2. Perbedaan Definisi
ISO 45001 menyertakan beberapa konsep fundamental yang berubah seperti “risiko”, “pihak terkait (interested party)”
dan “tempat kerja (workplace)”.
Contoh perbedaan istilah terdapat pada contoh di bawah:
Istilah “risk” dalam ISO 45001 disebutkan sebagai: “effect of uncertainty”
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
“risk” dalam OHSAS 18001 disebutkan sebagai: “combination of the likelihood of an occurrence of a hazardous event or
exposure(s) and the severity of injury or ill health that can be caused by the event or exposure(s).”
“Risk” dalam ISO 45001 mengandung unsur “effect” di mana adalah sebuah penyimpangan dari yang diharapkan baik
positif atau negatif. Sedangkan “uncertainty” adalah sebuah keadaan, baik parsial, dari defisiensi informasi yang berkaitan
dengan pengetahuan sebuah “event”,“consequence” dan “likelihood”.
Istilah “pihak terkait (interested party)” dalam OHSAS 18001 disebutkan sebagai: “Person or group, inside or outside the
workplace, concerned with or affected by the OHS Performance of an organization”.
Sedangkan dalam interested party dalam ISO 45001 disebutkan sebagai: “person or organization that can affect, be
affected by, or perceive itself to be affected by a decision or activity”.
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OH&S Opportunity ini harus kita identifikasi bersamaan dengan identifikasi risiko (risk identification). Konsep ini jelas
berbeda dengan konsep OHSAS 18001 yang hanya mengidentifikasi risiko tanpa mengidentifikasi opportunity. Dengan
mengidentifikasi opportunity, organisasi dapat menentukan hal-hal apa saja yang bisa diambil dengan pertimbangan
opportunity yang tinggi.
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
Published Mar 2018
4. Perbedaan ISO 45001 dan OHSAS 18001 dalam Tujuan
OHSAS 18001 dan ISO 45001 memiliki tujuan tertulis yang berbeda. Jika OHSAS 18001 lebih berkonsetrasi pada
pengendalian risiko, maka ISO 45001 lebih berkonsentrasi pada meningkatkan kinerja K3 secara proaktif.
Secara tertulis, tujuan OHSAS 18001 adalah: to enable an organization to control its OH&S risks and improve its
OH&S performance.
Sedangkan tujuan ISO 45001 adalah: to enable an organization to proactively improve its OH&S performance in
preventing injury and ill-health.
7. Organization context
Pada ISO 45001, fokus yang lebih kuat diberikan kepada “organization context”. Organisasi diminta untuk
melihat lebih luas dari isu keselamatan dan kesehatan kerjanya sendiri dan harus menyadari apa yang
masyarakat harapkan dari mereka, tentu dalam isu keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam klausul 4.1
disebutkan: The organization shall determine external and internal issues that are relevant to its purpose and
that affect its ability to achieve the intended outcome(s) of its OH&S Management System
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
Published Mar 2018
8. Keberadaan Management Representative
Beberapa organisasi yang menggunakan OHSAS 18001 mendelegasikan tanggung jawab dari
keselamatan dan kesehatan kerja kepada seorang safety manager daripada harus mengintegrasikan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ke operasi organisasi. ISO 45001 mengharuskan kerjasama dalam
pelaksanaan aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada semua sistem manajemen organisasi sehingga
mengharuskan top management untuk dapat mengambil peran kepemimpinan yang lebih kuat.
Klausul management of change dibahas oleh ISO 45001 dalam 1 klausul tersendiri yaitu di klausul 8.1.3. Hal ini
berbeda dengan OHSAS 18001 yang tidak memiliki klausul tersendiri untuk management of change karena
terintegrasi seperti dalam klausul 4.3.1 dan 4.4.6.
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
15. Klausul Improvement Published Mar 2018
ISO 45001 mengharuskan organisasi untuk menentukan peluang improvement (peningkatan) dan melakukan
tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam sistem manajemen K3.
Klausul improvement merupakan klausul 10 yang menjadi klausul terakhir dalam ISO 45001. Dalam OHSAS
18001, tidak ada khusus klausul untuk membahas spesifik terkait dengan improvement namun tetap terintegrasi
dengan beberapa klausul lain.
Dalam melakukan improvement, organisasi bisa melakukan investigasi kecelakaan, perbaikan ketidaksesuaian
dan tindakan perbaikan serta program improvement lain. Organisasi dapat meningkatkan (improve) kesesuaian,
kecukupan dan efektifitas dari manajemen K3 dengan:
Meningkatkan performa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Promosi budaya yang mendukung sistem manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja
Promosi partisipasi pekerja dalam menerapkan tindakan untuk peningkatan berkelanjutan dari sistem
manajemen K3
Mengkomunikasikan hasil yang relevan dari peningkatan berkelanjutan kepada pekerja atau wakil dari pekerja
Memelihara documented information sebagai bukti peningkatan berkelanjutan
• 6.4.3 • 7.1.1 • 9.1.1 • 10.1.1
Kel 3. 30 • 6.4.4 • 7.1.3 • 9.1.2 • 10.1.3
• 5.1.1 • 6.5.1 • 7.1.7 • 9.1.3 • 10.1.4
• 1.1.1. • 1.4. 11.
• 5.1.5 • 6.5.2 • 7.3.1 • 9.1.4 • 10.2.1
• 1.1.3 • 2.1.1
• 5.2.1 • 6.5.5 • 7.4.5 • 9.2.1 • 10.2.2
• 1.2.1 • 2.3.1
• 5.4.2 • 6.5.6 • 8.1.1 • 9.2.2 • 11.1.3
• 1. 2.7 • 3.1.1 • 6.1.3 • 6.5.9 • 8.2.1 • 9.2.3 • 12.1.2
• 1.3.1 • 3.1.4 • 6.1.5 • 6.6.1
• 8.3.2 • 9.3.1 • 12.1.6
• 1.4.1 • 3.2.1 • 6.2.1 • 6.6.2
• 8.3.3 • 9.3.2 • 12.3.1
• 1.4.7 • 3.2.4 • 6.2.3 • 6.7.1
• 8.3.6 • 9.3.3 • 12.3.2
• 4.1.2 • 6.2.4 • 6.7.4
6.4.2
• 9.3.4 • 12.4.1
• 4.1.1, 3, •
• 6.7.5
• 9.3.5
• 6.9.1