Anda di halaman 1dari 58

OHSAS 18001:2007

&
SMK3 BERDASARKAN
PP NO. 50 TAHUN 2012
TUJUAN TRAINING
Peserta Dapat :

 Memahami standar sistem manajemen K3


 Memahami perbedaan OHSAS 18001 dan SMK3
 Memahami prosedur-prosedur terkait
 Memahami implementasi prosedur-prosedur terkait
APA ITU QMS, EMS & OHSMS ?
QMS adalah Quality Management System atau Sistem Manajemen Mutu ( ISO 9001:2015, API Spec Q1, Q2, dsb ).
EMS adalah Environment Management System atau Sistem Manajemen Lingkungan Hidup (ISO 14001:2015).
OHSMS adalah Occupational Health & Safety Management System atau Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (OHSAS 18001:2007, SMK3 PP 50/2012, dsb.)

OHSAS: Occupational Health & Safety Assessment Series


ISO: International Organization for Standardization
Organisasi Internasional nirlaba yang mengeluarkan standar‐standar berlokasi Geneva, Switzerland sebagai kantor pusatnya.

ISO 9001, 14001 & OHSAS 18001 tidak mensertifikasi produk melainkan mensertifikasi
sistem manajemennya, yaitu skup pekerjaan yang dilakukan serta nama dan alamat
perusahan tersebut.

Penyalur/Kontraktor/
Subkontraktor/Suplyer/ Organisasi Klien/Pelanggan/Customer
Penyedia eksternal/
Vendor
PERBEDAAN OHSAS 18001:2007 & SMK3

DESKRIPSI OHSAS 18001:2007 SMK3 KETERANGAN


OHS MR/SAFETY MGR/
Sekretaris P2K3 wajib memiliki
MR HSE MGR/ SEKRETARIS P2K3
sertifikat AK3U Kemnaker
HSE COORDINATOR

Lampiran 1 PP 50/2012
MANUAL/PEDOMAN TIDAK WAJIB WAJIB Pedoman berbeda dengan
Manual

5 Prinsip dasar
JUMLAH BAB 4 12 Elemen
166 kriteria

BS OHSAS 18001:2007 DARI PP 50/2012 DARI DALAM


STANDAR
LUAR NEGERI NEGERI

WAJIB KETIKA KARYAWAN


SIFAT TIDAK WAJIB BERJUMLAH LEBIH DARI 100
ATAU BERISIKO TINGGI

Untuk sertifikat SMK3 diberikan


sekali setahun bersama
SERTIFIKASI DARI BADAN SERTIFIKASI DARI KEMENAKER RI
perusahaan lain yang mendapat
SMK3
SERTIFIKASI OHSAS 18001:2007

Badan Akreditasi

Badan sertifikasi OHSAS 18001

Organisasi
SERTIFIKASI SMK3

KEMNAKER

Badan yang ditunjuk kemnaker

Organisasi
CONTOH SERTIFIKAT
APA CIRI-CIRI DARI MANAJEMEN SISTEM ?
 Adanya perintah yang berbentuk kebijakan, pedoman, prosedur, program, dsb.
 Implementasi terhadap perintah - kebijakan, pedoman, prosedur, program, dsb.
 Internal audit.
 Tinjauan manajemen/Tinjauan ulang manajemen/management review/RTM-Rapat Tinjauan
Manajemen.

Perintah Implementasi

Audit Internal

Tinjauan
Manajemen
STRUKTUR OHSAS 18001:2007
PRINSIP DASAR SMK3

Prinsip Dasar (Ps. 6)


1. Penetapan Kebijakan K3,
2. Perencanaan K3,
3. Pelaksanaan rencana K3,
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3, dan
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.
PENGERTIAN SMK3 (Ps. 1)

Bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan


dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.

KEWAJIBAN PENERAPAN PP 50/2012

Pasal 5 PP No.50/2012
Perusahaan dengan :
- TK 100 atau lebih dan atau
- potensi bahaya tinggi.
DASAR HUKUM
1. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945:

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

2. UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


 Pasal 86 UU No.13/2003
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
DASAR HUKUM (lanjutan.....)

 Pasal 87 UU No.13/2003
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

 Sanksi administratif Pasal 190 UU No.13/2003


(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan-
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal
45 ayat (1), pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat
(1) dan ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
DASAR HUKUM (lanjutan.....)
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan izin.

(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
lanjut oleh Menteri.

3. UU No 1 tahun 1970 tentang keselamatan Kerja


4. PP 50 tahun 2012
KEBIJAKAN K3 (PS. 7 & 8)
Kebijakan K3, memuat paling sedikit:
• Lingkup perusahaan,
• Visi,
• Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
• Perbaikan terus menerus terhadap sistem manajemen K3,
• Mematuhi peraturan perundangan K3,
• Menetapkan rencana K3/Sasaran K3.

Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah


ditetapkan kepada seluruh pekerja/buruh, orang lain selain
pekerja/buruh yang berada di perusahaan, dan pihak lain yang
terkait.

Audit kriteria: 1.1.1; 1.1.2; 1.1.3; 1.1.4; 1.1.5


Klausul OHSAS: 4.2

Dokumen: Kebijakan K3L, hasil rapat dengan wakil pekerja


PEDOMAN DAN MANUAL SMK3

PEDOMAN SMK3 PP 50/2012: (Lampiran I PP 50/2012)

MANUAL SMK3 PP 50/2012 adalah:


1. Kebijakan K3,
2. Rencana (Sasaran, Target dan Program) K3,
3. Prosedur-prosedur,
4. Instruksi Kerja,
5. Formulir-formulir,
6. Tanggung jawab dan wewenang K3.

Audit kriteria: 2.2.1; 2.2.2; 2.2.3


Dokumen: Semua Dokumen SMK3, bukti tanda terima distribusinya
RENCANA K3/SASARAN, TARGET DAN PROGRAM K3 (PS. 9)

a) Mengacu pada Kebijakan K3,


b) Paling sedikit memuat:
- Tujuan/sasaran & target,
- Skala prioritas,
- Upaya pengendalian bahaya (programnya),
- Penetapan sumber daya,
- Jangka waktu pelaksanaan,
- Indikator pencapaian,
- Sistem pertanggung jawaban.
c) Direvisi bila perlu,
d) Dibuat setahun sekali dan di review setiap bulan.

Audit kriteria: 2.1.3; 2.1.4; 2.1.5; 2.1.6


Klausul OHSAS: 4.3.3

Dokumen: Prosedur Sasaran, Target dan Program K3/Rencana K3 & Sasaran, Target dan Program K3 yang
dibuat
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO
& PENGENDALIAN RESIKO {PS 7 ayat 2 (a)1}
Dilakukan terhadap mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat kerja, peralatan lainnya, bahan-bahan, lingkungan kerja, sifat
pekerjaan, cara kerja, proses produksi, dan sebagainya, aktifitas rutin dan non rutin, emergency, ada risk assessmentnya
serta peraturan perundangan
pengendalian dilakukan melalui:
a) Eliminasi,
b) Subsitusi,
c) Engineering/Rekayasa,
d) Administrasi, dan
e) APD.
1) Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi,
subtitusi, isolasi, ventilasi, higienitas dan sanitasi;
2) Pendidikan dan pelatihan;
3) Insentif, penghargaan dan motivasi diri;
4) Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan
etiologi; dan
5) Penegakan hukum.

Audit kriteria: 2.1.1; 2.1.2; 6.1.1; 6.1.2; 6.1.3; 6.2.3; 6.4.1; 6.1.8; 9.1.1; 9.1.2; 9.1.3
Klausul OHSAS: 4.3.1
Dokumen: Prosedur Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko dan
Identifikasi bahaya yang dibuat
PERATURAN PERUNDANGAN K3 DAN PERSYARATAN LAINNYA
SERTA PEMATUHANNYA PS 13 ayat 3 (a)}

1. Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk mengidentifikasi, memperoleh, memelihara dan memahami
peraturan perundang-undangan, standar, pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan dibidang K3
untuk seluruh tenaga kerja di perusahaan.
2. Ada penanggung jawab terhadap update nya.
3. Mengidentifikasi kepatuhan terhadap peraturan perundangan & standar.
4. Direvisi ketika ada perubahan pada peraturan perundang-undangan.

Audit kriteria: 2.3.1; 2.3.2; 2.3.3; 2.3.4; 6.1.4


Klausul OHSAS: 4.3.2 & 4.5.2

Dokumen: Prosedur peraturan perundangan K3 dan persyaratan lainnya & Daftar Peraturan Terkait Operasi dan
Pemenuhannya
PENGADAAN SDM, KOMPETENSI, PELATIHAN DAN KEPEDULIAN
(PS 12)
• Adanya Prosedur Pengadaan Sumber Daya Manusia & Pelatihan
• Sesuai kebutuhan dan memiliki kompetensi kerja serta kewenangan dibidang K3.
• Perusahaan harus membuat persyaratan jabatan dan deskripsi pekerjaan untuk setiap jabatan.
• Kompetensi adalah membandingkan persyaratan jabatan dengan cv update.
• Menganalisa kebutuhan pelatihan.
• Membuat rencana pelatihan untuk semua tingkatan.
• Adanya pelatihan tanggap darurat bagi petugas ERT (Team Tanggap Darurat).
• Ada pelatihan Identifikasi bahaya.
• Dibentuk kelompok dan ada penangung jawab K3nya dan diberikan pelatihan serta diinformasikan kepada
karyawan.
• Adanya pelatihan terhadap barang yg akan dibeli.
• Adanya pelatihan prosedur darurat untuk tenaga kerja.
• Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yg kompeten sesuai peraturan perundangan.
• Persyaratan tugas dan persyaratan kesehatan digunakan untuk seleksi tenaga kerja.
PENGADAAN SDM, KOMPETENSI, PELATIHAN DAN KEPEDULIAN (PS
12) (lanjutan……)
- Penugasan tenaga kerja harus berdasarkan kemampuan ketrampilan dan kewenangan.
- Pelatihan bagi manajemen ttg K3.
- Membuat analisa gap untuk kompetensi.
- Membuat rencana pelatihan tahunan.
- Hasil pelatihan di dokumentasikan dan program ditinjau ulang.
- Pelatihan bagi manajer dan pengawas sesuai dengan tanggung jawab mereka.
- Pelatihan bagi karyawan baru maupun pindahan.
- Pelatihan apabila terjadi perubahan proses, peralatan, dsb.
- Pelatihan penyegaran.
- Adanya safety briefing/induction untuk karyawan baru, tamu, magang, dsb.
- Petugas yang melakukan inspeksi telah dilatih identifikasi bahaya.
- Petugas P3K telah dilatih sesuai peraturan perundangan.
- Mengevaluasi hasil-hasil pelatihan.

Audit kriteria: 1.2.1; 1.2.2; 1.2.3; 1.2.5; 1.4.10; 1.4.11; 5.1.4; 6.2.2; 6.3.1; 6.3.2; 6.7.3, 6.7.4; 6.8.2; 7.1.2;
12.1.1; 12.1.2; 12.2.1; 12.4.1; 12.4.2
Klausul OHSAS: 4.4.1 & 4.4.2
Dokumen: Prosedur Rekrutmen, Kompetensi, Pelatihan dan kepedulian & Persyaratan Jabatan, Gap analisys
dan Rencana Pelatihan, Hasil Pelatihan, Penilaian Pelatihan, dsb.
KOMUNIKASI, KONSULTASI, DAN PARTISIPASI (PS 13 ayat 1)

- Informasi K3 dikomunikasikan kepada semua pihak terkait.


- Mengkomunikasikan tanggung jawab dan tanggung gugat di bidang K3 dan kewenangan untuk bertindak.
- Mengkomunikasikan setiap perubahan tanggung jawab dan tanggung gugat di bidang K3 dan kewenangan
untuk bertindak.
- Adanya konsultasi dalam penyusunan kebijakan, tujuan & sasaran K3.
- Pengusaha harus memberikan pemahaman kepada karyawan tentang bahaya di pekerjaan.
- Perubahan-perubahan K3 harus di konsultasikan dengan karyawan.
- Konsultasi dengan tenaga kerja yang kompeten dalam pembelian.
- Pengawas/penyelia ikut serta dalam hal konsultasi K3.
- Adanya jadwal konsultasi K3 bagi karyawan.
- Informasi yang dibutuhkan mengenai kegiatan K3 disebarluaskan secara sistematis kepada seluruh tenaga
kerja, tamu, kontraktor, pelanggan, dan pemasok.
- Rambu-rambu K3.

Audit kriteria: 1.1.3; 1.4.1; 1.4.2; 2.4.1; 5.1.3; 6.2.5; 6.4.4


Klausul OHSAS: 4.4.3

Dokumen: Prosedur komunikasi, konsultasi, motivasi dan kesadaran serta pelaporan K3, jadwal rapat,
safetytalk, hasil-hasil rapat K3 tingkat manajemen, HSE board, STOP card, dsb.
SAFETY SIGN
Yang termasuk Safety Sign:
- Rambu rambu lalu lintas
- HAZARD Symbols
- Rambu/tanda APD
- Papan Keterangan
- MSDS/MDS
1. Nama bahan
2. Sifat fisik & Kimia
3. Bahaya-bahaya
4. Handling
5. Prosedur darurat
6. APD yang digunakan
7. dll
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN CATATAN/REKAMAN
K3
- Dokumen K3 mempunyai identifikasi status,
{PSwewenang,
16 ayattanggal
3(d)}pengeluaran dan tanggal modifikasi.
- Penerima distribusi dokumen tercantum dalam dokumen tersebut. dalam dokumen tersebut.
- Dokumen yg digunakan di beri distempel “controlled document”, dokumen usang ditandai “obsolete”,
dokumen yg diberikan ke pihak lain ditandai “uncontrolled document”
- Dokumen K3 edisi terbaru disimpan secara sistematis pada tempat yang ditentukan.
- Dokumen usang segera disingkirkan dari penggunaannya sedangkan dokumen usang yang disimpan untuk
keperluan tertentu diberi tanda khusus.
- Terdapat sistem untuk membuat, menyetujui perubahan terhadap dokumen K3.
- Jika terjadi perubahan diberikan alasan dan tertera dalam dokumen.
- Ada prosedur pengendalian dokumen, pencegahan penggunaan dokumen usang, serta ada statusnya.
- Ada daftar dokumen internal dan eksternal

Audit kriteria: 4.1.1; 4.1.2; 4.1.3; 4.1.4; 4.2.1; 4.2.2; 4.2.3; 10.1.1; 10.1.2; 10.1.3
Klausul OHSAS: 4.4.5 & 4.5.4
Dokumen: Prosedur pengendalian dokumen dan rekaman, tanda terima dokumen (jika berbentuk hard
copy), daftar dokumen internal & eksternal
PROSEDUR KERJA/OPERASI {PS 10 ayat 4(c)}

- Prosedur/instruksi kerja dalam penggunaan produk, pengoperasian mesin/alat, instalasi, pesawat, proses.
- Prosedur/instruksi kerja tersebut terdokumentasi untuk pengendalian resiko dibuat atas dasar masukan
dari orang yg berkompeten.
- Adanya pengawasan setiap pekerjaan dilakukan sesuai prosedur/ instruksi kerja yang telah ditentukan.

Audit kriteria: 3.1.2; 6.1.3; 6.2.1


Klausul OHSAS: 4.4.6

Dokumen: Prosedur-prosedur kerja


P2K3

- Organisasi membentuk P2K3.


- Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak atau pengurus.
- Sekretaris P2K3 adalah ahli K3.
- P2K3 menitikberatkan kegiatan pada pengembangan kebijakan dan prosedur mengendalikan risiko.
- Susunan pengurus P2K3 didokumentasikan dan diinformasikan kepada tenaga kerja.
- P2K3 mengadakan pertemuan secara teratur dan hasilnya disebarluaskan di tempat kerja.
- P2K3 melaporkan kegiatannya secara teratur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (internal &
eksternal).
- Mendapatkan laporan inspeksi.
- Melakukan rapat P2K3 minimal sekali dalam 3 bulan.
- Melaporkan kegiatan P2K3 ke Dinaker setempat minimal sekali dalam 3 bulan.

Audit kriteria: 1.4.3; 1.4.4; 1.4.5; 1.4.6; 1.4.7; 1.4.8; 1.4.9; 7.1.5

Dokumen: Organisasi P2K3 & & Sasaran, Target dan Program K3


ASPEK K3 PADA PENGADAAN BARANG DAN JASA {PS 11 ayat 2 (e)}
- Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang dapat menjamin bahwa spesifikasi teknik dan informasi lain yang
relevan dengan K3 telah diperiksa sebelum keputusan untuk membeli.
- Spesifikasi pembelian untuk pembelian harus sesuai dengan persyaratan perundangan dan standar.
- Konsultasi dengan tenaga kerja yg kompeten saat pembelian untuk menetapkan persyaratan K3.
- Persyaratan K3 dievaluasi dan menjadi pertimbangan dalam seleksi pembelian, contoh CSMS.
- Barang dan jasa yang dibeli diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi pembelian.
- Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum digunakan terlebih dahulu diidentifikasi potensi bahaya dan
dinilai bahayanya.
- Penyalur/kontraktor harus patuh pada peraturan perundangan K3 dan dibuatkan tata caranya/prosedur.

Audit kriteria: 5.1.1; 5.1.2; 5.1.3; 5.1.4; 5.1.5; 5.3.1; 6.6.1


Klausul OHSAS: 4.4.6
Dokumen: Prosedur pengadaan barang dan jasa/purchasing, PR, PO, Kontrak dengan Pemasok, Evaluasi Pemasok,
Tanda terima barang/jasa
PERAWATAN PERALATAN, MESIN DAN INFRASTUKTUR (PERAWATAN BERKALA)
{PS 13 ayat 3(f)}
- Pemeriksaan, pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan setiap perubahan harus dilakukan petugas yang
kompeten dan berwenang.
- Terdapat penanggung jawab untuk menyetujui bahwa sarana dan peralatan produksi telah aman digunakan
setelah proses pemeliharaan, perawatan, perbaikan atau perubahan.
- Adanya penjadualan pemeriksaan dan pemeliharaan mencakup sarana produksi dan peralatan keamanan.
- Catatan harus rinci terhadap pemeliharaan peralatan.
- Sarana dan peralatan produksi memiliki sertifikat yang masih berlaku sesuai dengan peraturan perundangan.
- Jika ada perubahan peraturan maka sarana produksi harus diubah.
- Jika ada kerusakan harus segera diperbaiki.
- Ada sistem pendanaan untuk modifikasi/mengganti alat yg tidak aman.
- Adanya prosedur menjamin keselamatan orang disekitar alat.
- Adanya persetujuan alat aman digunakan setelah diperbaiki.

Audit kriteria: 6.5.1; 6.5.2; 6.5.3; 6.5.4; 6.5.5; 6.5.6; 6.5.7; 6.5.8; 6;5.9; 6.5.10
Klausul OHSAS: 4.4.6

Dokumen: Prosedur perawatan berkala & bukti perawatan berkala


KALIBRASI {PS 13 ayat 3(f)}

- Yang dikalibrasi/ditera adalah alat ukur.


- Ada prosedur kalibrasi/tera yang berisi:
identifikasi, kalibrasi/tera, pemeliharaan, dan penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur dan uji
mengenai K3.
- Dikalibrasi/ditera oleh orang yang berkompeten.

Audit kriteria: 7.3.1; 7.3.2


Klausul OHSAS: 4.5.1

Dokumen: Prosedur kalibrasi & Sertifikat kalibrasi yang valid


ASPEK K3 PADA PERANCANGAN DAN REKAYASA
{PS 11 ayat 2(b)}
- Prosedur yang terdokumentasi mempertimbangkan identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian
risiko yang dilakukan pada tahap perancangan dan modifikasi.
- Prosedur, instruksi kerja dalam penggunaan produk, pengoperasian mesin dan peralatan, instalasi, pesawat
atau proses serta informasi lainnya yang berkaitan dengan K3 telah dikembangkan selama perancangan
dan/atau modifikasi.
- Petugas yang berkompeten melakukan verifikasi bahwa perancangan dan/atau modifikasi memenuhi
persyaratan K3 yang ditetapkan sebelum penggunaan hasil rancangan.
- Semua perubahan dan modifikasi perancangan yang mempunyai implikasi terhadap K3 diidentifikasikan,
didokumentasikan, ditinjau ulang dan disetujui oleh petugas yang berwenang sebelum pelaksanaan.

Audit kriteria: 3.1.1; 3.1.2; 3.1.3; 3.1.4


Klausul OHSAS: 4.4.6

Dokumen: Prosedur Disain & Pengembangan dan hasil-hasil penelaahan K3 untuk Disain & Pengembangan
ASPEK K3 PADA TINJAUAN KONTRAK {PS 16 ayat 3(c)}

- Prosedur yang terdokumentasi harus mampu mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko K3 bagi tenaga
kerja, lingkungan, dan masyarakat, dimana prosedur tersebut digunakan pada saat memasok barang dan jasa
dalam suatu kontrak.
- Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan pada tinjauan kontrak oleh petugas yang berkompeten.
- Kontrak ditinjau ulang untuk menjamin bahwa pemasok dapat memenuhi persyaratan K3 bagi pelanggan.
- Catatan tinjauan kontrak dipelihara dan didokumentasikan.

Audit kriteria: 3.2.1; 3.2.2; 3.2.3; 3.2.4


Klausul OHSAS: 4.4.6

Dokumen: Prosedur pemenuhan K3 untuk pelanggan, hasil audit atau CSMS dari pelanggan serta pemenuhan
K3 untuk bekerja di pelanggan, bukti K3 untuk produk
PENANGANAN PERUBAHAN {PS 15 ayat 4 (a,c,d)}
- Perubahan & modifikasi harus diidentifikasi, antara lain:
1) Peraturan perundangan;
2) Organisasi;
3) Proses, peralatan, instalasi, produk;
4) jam kerja, jabatan, lokasi ;
5) Dokumentasi;
6) Sistem manajemen, keuangan & IT

- Perubahan harus dikonsultasikan dan dikomunikasikan


- Dicatat, disahkan dan divalidasi oleh yg berwenang

Audit kriteria: 3.1.4


Klausul OHSAS: 4.3.1

Dokumen: Prosedur penanganan perubahan & identifikasi bila ada perubahan


IZIN KERJA-PERMIT TO WORK {PS 13 ayat 3 (c)}
- Terdapat sistem izin kerja untuk pekerjaan berisiko tinggi.

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) {PS 12 ayat 1 (f)}


- Alat pelindung diri disediakan sesuai kebutuhan dan digunakan secara benar serta selalu dipelihara dalam
kondisi layak pakai.
- Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah dinyatakan layak pakai sesuai dengan standar dan/atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KEMAMPUAN TELUSUR PRODUK {PS 12 ayat 1 (f)}


- Semua produk yang digunakan dalam proses produksi dapat diidentifikasi di seluruh tahapan produksi
dan instalasi, jika terdapat potensi masalah K3.
- Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk penelusuran produk yang telah terjual, jika terdapat
potensi masalah K3 di dalam penggunaannya.

Audit kriteria: 6.1.1-6.1.8; 6.1.6; 6.1.7, 5.4.1; 5.4.2


Klausul OHSAS: 4.4.6

Dokumen: Prosedur izin kerja beresiko tinggi, prosedur penggunaan APD & prosedur proses pengendalian pada
produk dan kemampuan telusur
PENERIMAAN & PENYIMPANAN BARANG & JASA {PS 12 ayat 1 (f)}

•Barang dan jasa yang dibeli diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi pembelian, ada MSDSnya,
•Disimpan sesuai persyaratan dan diberi rambu peringatan.

Audit kriteria: 5.2.1; 9.2.2, 9.3.2; 9.3.3; 9.3.4


Klausul OHSAS: 4.4.6
Dokumen: Prosedur penyimpanan barang, MSDS, Good Receiving

FIT TO WORK DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN


•Calon karyawan diperiksakan kesehatannya,
•Karyawan sekali dalam setahun diperiksakan kesehatannya,
•Menyediakan ruang perwatan berdasarkan peraturan perundangan.
Audit kriteria: 6.3.1; 6.5.9, 7.4
Klausul OHSAS: 4.4.6
Dokumen: Prosedur fit to work, Hasil MCU, ruang perawatan
TANGGAP DARURAT DAN BENCANA INDUSTRI SERTA PEMULIHANNYA
{PS 12 ayat 2 (g),(h), 15 ayat 5}

- Mengidentifikasi kondisi darurat.


- Melakukan antisipasi terhadap kondisi darurat baik akan terjadi maupun sudah terjadi.
- Menyediakan dan mengevaluasi sarana/alat dan prosedur keadaan darurat maupun P3K sesuai peraturan
perundangan.
- Tenaga kerja mendapatkan pelatihan kondisi darurat.
- Membuat rambu-rambu serta instruksi bila ada kondisi daurat.
- Rambu-rambu darurat dan prosedur terlihat dengan jelas.
- Peralatan kondisi darurat dan tanda bahaya diperiksa, diuji dan di rawat secara berkala.
- Jenis, jumlah dan penempatan alat kondisi darurat sesuai dengan peraturan perundangan.
- Pemulihan kondisi tenaga kerja, sarana dan peralatan produksi yang mengalami kerusakan sesegera mungkin.
- Melakukan drill/simulasi minimal sekali dalam setahun atau lebih cepat.

Audit kriteria: 6.7.1; 6.7.2; 6.7.3; 6.7.4; 6.7.5; 6.7.6; 6.7.7; 6.8.1; 6.9.1
Klausul OHSAS: 4.4.7

Dokumen: Tanggap darurat & bencana Industri serta pemulihannya, Drill/Simulasi


PELAPORAN DAN INVESTIGASI INSIDEN KERJA & REHABILITASI {PS 13
ayat 3(f)}
- Wajib melaporkan ke Disnakertrans setempat 2x24 jam.
- Pengawas/penyelia diwajibkan untuk ikut dalam penyelidikan kecelakaan.
- Adanya prosedur pelaporan dan penyelidikan kecelakaan kerja.
- Pemeriksaan kecelakaan kerja dikaji dan diperiksa oleh petugas atau ahli K3 yang ditunjuk sesuai perundangan.
- Ada catatan rehabilitasi kompensasi tenaga kerja.
- Laporan berisi sebab akibat.
- Tidakan perbaikan kecelakaan harus diinformasikan kepada karyawan.

Audit kriteria: 6.2.4; 8.2.1; 8.3.1; 8.3.2; 8.3.3; 8.3.4; 8.3.5; 10.1.4
Klausul OHSAS: 4.5.3.1

Dokumen: Prosedur pelaporan dan penyelidikan kecelakaan kerja, laporan peyelidikan kec kerja (jika ada)
PENGENDALIAN TERHADAP KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN KOREKTIF
& PREVENTIF {PS 13 ayat 2 (b), 15 ayat 5}

a) Hasil pemeriksaan, pengujian dan pengukuran,


b) NC internal audit,
c) Perbaikan jika terjadi kecelakaan kerja,
d) Ketidak patuhan terhadap peraturan perundangan.

- Adanya penaggung jawab terhadap tindak lanjut ketidaksesuaian.


- Tindakan perbaikan dipantau untuk melihat keefektifitasannya.
- Adanya penanggung jawab atas tindakan perbaikan.
- Tindakan perbaikan diinformasikan kepada pekerja.
- Pelaksanaan perbaikan diinformasikan kepada pekerja.

Audit kriteria: 7.1.5; 7.1.6; 8.3.3; 8.3.4; 8.3.5; 8.3.6; 8.4.1


Klausul OHSAS: 4.5.3.2

Dokumen: Prosedur Tindakan Korektif & Preventif, Prosedur Pengendalian ketidaksesuaian dan NCR/CAR
PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3 (PS 14)

- Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3.


- Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 adalah: pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten, apabila tidak memiliki SDM yang kompeten dapat
menggunakan jasa pihak lain dan sesuai dengan peraturan perundangan.
- Hasil-hasil pemantauan dilaporkan ke pengusaha & disebarluaskan dan jika ada ketidaksesuaian dilakukan
perbaikan.
- Laporan kinerja K3 termuat dalam laporan tahunan perusahaan.
- Pemeriksaan bahaya: dilaksanakan teratur, oleh yg berwenang dan kompeten (telah mendapatkan pelatihan
identifikasi bahaya), ada masukan dari tenaga kerja, ada check list yang sesuai, ada laporannya, ada pertanggung
jawaban perbaikan dan adapemantauan tindakan perbaikan.
- Pemantauan/Pengukuran lingkungan kerja: dilakukan secara teratur, didokumentasikan dan hasilnya sebagai untuk
penilaian dan pengendalian resiko, meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi dilakukan oleh
pihak yg berwenang & kompeten dari dalam maupun luar perusahaan.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3 (PS 14) (lanjutan……)
- Pemantauan kesehatan tenaga kerja: pemantauan kesehatan tenaga kerja di tempat yang memiliki resiko tinggi
sesuai dengan peraturan perundangan, dilakukan identifikasi tentang apa saja yang harus diperiksakan kesehatannya,
pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh dokter yang ditunjuk sesuai peraturan perundangan, perusahaan menyediakan
pelayanan kesehatan sesuai peraturan perundangan, catatan mengenai pemantauan kesehatan karyawan dibuat.
- Ada statistik K3, jam kerja, fatality, kecelakaan hilang jam kerja, dsb.

Audit kriteria: 1.2.7; 7.1.1; 7.1.2; 7.1.3; 7.1.4; 7.1.5; 7.1.7; 7.2.1; 7.2.3; 7.2.3; 7.4.1; 7.4.2; 7.4.3; 7.4.4; 7.4.5; 10.2.2
Klausul OHSAS: 4.5.1
Dokumen: Prosedur pemantauan dan evaluasi kinerja K3, jadwal inspeksi, hasil-hasil inspeksi, hasil-hasil pengukuran,
statistik
INTERNAL AUDIT (PS 16 ayat 3)
- Pelaksanaan audit internal SMK3 dapat menggunakan kriteria audit eksternal sebagaimana tercantum pada
Lampiran II PP 50/2012, dan pelaporannya dapat menggunakan format laporan yang tercantum pada Lampiran
III PP 50/2012.
- Untuk OHSAS 18001:2007 sesuai dengan klausulnya.
- Dilakukan terjadwal dilakukan oleh petugas yang independen, kompeten dan berwenang, laporan audit
didistribusikan ke pengusaha dan pihak terkait serta dilakukan tindakan perbaikan.
- Menentukan internal audit SMK3 berikutnya.
- Sebuah acara yang dilakukan minimal sekali dalam 12 bulan.
- Ada yang mengkoordinasi kegiatan internal audit.
- Auditor harus sudah ikut pelatihan internal audit.
- Auditor tidak boleh mengaudit departemennya sendiri.
- Ada membuat rencana audit/audit plan.
- Auditor dilengkapi audit checklist.
- Membuat laporan audit.
- Auditor dievaluasi.
- NCR/CAR dianalisa dan dievaluasi.

Audit kriteria: 11.1.1; 11.1.2; 11.1.3


Klausul OHSAS: 4.5.5
Dokumen: Audit Internal, rencana audit, hasil audit, laporan audit, NCR/CAR
TINJAUAN ULANG MANAJEMEN (PS 15 ayat 2)
- Tinjauan terhadap penerapan SMK3 meliputi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi telah dilakukan, dicatat dan
didokumentasikan
- Hasil tinjauan dimasukkan dalam perencanaan tindakan manajemen
- Pengurus harus meninjau ulang pelaksanaan SMK3 secara berkala untuk menilai kesesuaian dan efektivitas SMK3
- Menentukan internal audit SMK3 berikutnya
Masukan tinjauan manajemen harus termasuk:
a) Hasil audit internal dan evaluasi kesesuaian dengan peraturan perundangan dan persyaratan lain yang relevan di mana organisasi menerapkannya;
b) Hasil-hasil dari partisipasi dan konsultasi;
c) Komunikasi yang berhubungan dengan pihak-pihakeksternal terkait, termasuk keluhan-keluhan;
d) Kinerja K3 organisasi;
e) Tingkat pencapaian tujuantujuan;
f) Status penyelidikan insiden, tindakan perbaikan dan pencegahan;
g) Tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya;
h) Perubahan yang terjadi, termasuk perkembangan dalam peraturan perundangan dan persyaratan lain terkait K3; dan
i) Rekomendasi peningkatan.
Output tinjauan manajemen:
j) Kinerja K3;
k) Kebijakan dan tujuan-tujuan K3;
l) Sumberdaya; dan
m) Elemen-elemen lain sistem manajemen K3.

Audit kriteria: 1.3.1; 1.3.2; 1.3.3


Klausul OHSAS: 4.6
Dokumen: Prosedur tinjauan ulang manajemen, hasil RTM
AUDIT SMK3 (lanjutan……)

12 ELEMEN

1. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen.


2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3.
3. Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak.
4. Pengendalian Dokumen.
5. Pembelian dan Pengendalian Produk.
6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3.
7. Standar Pemantauan.
8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan.
9. Pengelolaan material dan perpindahannya.
10. Pengumpulan dan penggunaan data.
11. Pemeriksaan SMK3.
12. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan.

Untuk kategori tingkat awal harus memenuhi 64 kriteria.


Untuk kategori tingkat transisi harus memenuhi 122 kriteria.
Untuk kategori tingkat lanjutan harus memenuhi 166 kriteria.
AUDIT SMK3 (lanjutan……)
Penilaian Tingkat Penerapan SMK3
AUDIT SMK3 (lanjutan……)
Kategori Ketidaksesuaian Dalam Audit SMK3
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001

OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018


BEBERAPA PERUBAHAN : Published Mar 2018

1. Perbedaan struktur
Perbedaan pertama adalah terkait dengan struktur. ISO 45001 berdasarkan kepada ISO Guide 83 (annex SL) yang
mengatur struktur umum level tinggi, teks dan istilah umum serta definisi untuk generasi sistem manajemen yang baru
(ISO 9001, ISO 14001 dan lain-lain). Struktur ini bertujuan untuk memfasilitasi proses dan integrasi dengan beberapa
sistem manajemen yang terharmonisasi, terstruktur dan efisien. Struktur ISO 45001 adalah sebagai berikut:
1. Scope
2. Normative References
3. Terms and Definitions
4. Context of the Organization
5. Leadership
6. Planning
7. Support
8. Operation
9. Performance Evaluation
10. Improvement
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001

OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018


Published Mar 2018
Sedangkan struktur OHSAS 18001 adalah:
1. Scope
2. Referensi Publikasi
3. Terms and Definitions
4. OH&S management system requirements

Terlihat jelas dalam perbandingan struktur di atas bahwa terdapat penambahan klausul dalam ISO 45001. Hal ini berarti
ada beberapa pembahasan klausul yang baru atau lebih detail dalam ISO 45001.

2. Perbedaan Definisi

ISO 45001 menyertakan beberapa konsep fundamental yang berubah seperti “risiko”, “pihak terkait (interested party)”
dan “tempat kerja (workplace)”.
Contoh perbedaan istilah terdapat pada contoh di bawah:
Istilah “risk” dalam ISO 45001 disebutkan sebagai: “effect of uncertainty”
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001

OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018


Published Mar 2018
2. Perbedaan Definisi - lanjutan

“risk” dalam OHSAS 18001 disebutkan sebagai: “combination of the likelihood of an occurrence of a hazardous event or
exposure(s) and the severity of injury or ill health that can be caused by the event or exposure(s).”
“Risk” dalam ISO 45001 mengandung unsur “effect” di mana adalah sebuah penyimpangan dari yang diharapkan baik
positif atau negatif. Sedangkan “uncertainty” adalah sebuah keadaan, baik parsial, dari defisiensi informasi yang berkaitan
dengan pengetahuan sebuah “event”,“consequence” dan “likelihood”.

Istilah “pihak terkait (interested party)” dalam OHSAS 18001 disebutkan sebagai: “Person or group, inside or outside the
workplace, concerned with or affected by the OHS Performance of an organization”.
Sedangkan dalam interested party dalam ISO 45001 disebutkan sebagai: “person or organization that can affect, be
affected by, or perceive itself to be affected by a decision or activity”.
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001

OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018


Published Mar 2018
3. Istilah baru
Pada ISO 45001, beberapa istilah baru juga dimasukkan seperti “monitoring”, “measurement”, “effectiveness”, dan
“OH&S Opportunity”. Istilah baru ini tentunya akan berdampak kepada pelaksanaan model sistem manajemen yang
diterapkan.
Sebagai contoh, ISO 45001 ini memperkenalkan kepada kita konsep “OH&S Opportunity” yang berarti:
“circumstance or set of circumstances that can lead to improvement of OH&S performance”

OH&S Opportunity ini harus kita identifikasi bersamaan dengan identifikasi risiko (risk identification). Konsep ini jelas
berbeda dengan konsep OHSAS 18001 yang hanya mengidentifikasi risiko tanpa mengidentifikasi opportunity. Dengan
mengidentifikasi opportunity, organisasi dapat menentukan hal-hal apa saja yang bisa diambil dengan pertimbangan
opportunity yang tinggi.
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
Published Mar 2018
4. Perbedaan ISO 45001 dan OHSAS 18001 dalam Tujuan
OHSAS 18001 dan ISO 45001 memiliki tujuan tertulis yang berbeda. Jika OHSAS 18001 lebih berkonsetrasi pada
pengendalian risiko, maka ISO 45001 lebih berkonsentrasi pada meningkatkan kinerja K3 secara proaktif.
Secara tertulis, tujuan OHSAS 18001 adalah: to enable an organization to control its OH&S risks and improve its
OH&S performance.
Sedangkan tujuan ISO 45001 adalah: to enable an organization to proactively improve its OH&S performance in
preventing injury and ill-health.

5. Document & Record vs Documented information


Seringkali kita terpaku untuk banyak terfokus pada pemeliharaan dokumen serta catatan (record) dalam
pelaksanaan OHSAS 18001. Dalam ISO 45001, dokumen dan catatan dihilangkan dan dijadikan istilah baru
sebagai “documented information” yang diartikan sebagai: “information required to be controlled and
maintained by an organization and the medium on which it is contained”.
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
6. Penjelasan shall, should, may dan can Published Mar 2018
Kata penghubung “shall, should, may, can” merupakan kata yang banyak dipakai dalam OHSAS 18001. Kata-
kata tersebut dalam Bahasa Indonesia sekilas memiliki arti yang sama yaitu “boleh/bisa”. Namun, keempat kata-
kata tersebut sebenarnya memiliki arti yang berbeda dan sayangnya tidak dijelaskan secara jelas pada OHSAS
18001.
Pada ISO 45001, perbedaan keempat kata tersebut langsung dijelaskan pada bagian 0.5 contents of this document.
Keempat kata tersebut berarti:
o Shall menunjukkan keharusan
o Should menunjukkan rekomendasi
o May menunjukkan izin (permission)
o Can menunjukkan kemungkinan atau kapabilitas

7. Organization context
Pada ISO 45001, fokus yang lebih kuat diberikan kepada “organization context”. Organisasi diminta untuk
melihat lebih luas dari isu keselamatan dan kesehatan kerjanya sendiri dan harus menyadari apa yang
masyarakat harapkan dari mereka, tentu dalam isu keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam klausul 4.1
disebutkan: The organization shall determine external and internal issues that are relevant to its purpose and
that affect its ability to achieve the intended outcome(s) of its OH&S Management System
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
Published Mar 2018
8. Keberadaan Management Representative
Beberapa organisasi yang menggunakan OHSAS 18001 mendelegasikan tanggung jawab dari
keselamatan dan kesehatan kerja kepada seorang safety manager daripada harus mengintegrasikan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ke operasi organisasi. ISO 45001 mengharuskan kerjasama dalam
pelaksanaan aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada semua sistem manajemen organisasi sehingga
mengharuskan top management untuk dapat mengambil peran kepemimpinan yang lebih kuat.

9. Partisipasi dan Konsultasi dari “non managerial workers”


ISO 45001 menyusun 3 tingkat jenjang karir pekerja yaitu: top management, managerial worker, dan non-managerial
worker. Dalam hal jumlah, biasanya jumlah pekerja dalam posisi non-managerial worker lebih banyak daripada posisi
yang lain. Selain jumlahnya banyak, mereka pekerja dalam posisi non-managerial worker juga terpapar langsung
dengan risiko-risiko di tempat kerja. Namun, alasan-alasan tersebut kadang tidak membuat posisi non managerial
worker kuat dalam Sistem Manajemen Keselamatan Kerja. Klausul 5.4 ISO 45001 merupakan klausul khusus
yang membahas partisipasi dan konsultasi pekerja khususnya pekerja dalam posisi nonmanagerial
worker. Partisipasi dan konsultasi non managerial worker inilah yang tidak dibahas secara spesifik dalam OHSAS
18001.
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
Published Mar 2018
10. Perencanaan (planning)
OHSAS 18001 tidak menyebutkan hal yang harus dijadikan pertimbangan dalam proses perencanaan. ISO 45001
menyebutkan 4 hal yang harus dijadikan pertimbangan, yaitu:
Isu-isu yang telah dijelaskan pada “organizational context”
Persyaratan yang dijelaskan pada “interested parties”
Skup dari SIstem Manajemen K3
Penyusunan dari risiko dan peluang
Adapun yang harus dibuat dalam perencanaan untuk mencapai Objektif K3 adalah:
 What will be done
 What resources will be required
 Who will be responsible
 When it will be completed
 How results will be evaluated
 How the actions to achieve OH&S objectives will be integrated into the organizations business process
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
11. Identifikasi bahaya Published Mar 2018
ISO 45001 dan OHSAS 18001 memiliki kesamaan dalam identifikasi bahaya yaitu mengharuskan untuk
“ongoing” dan “proactive”. ISO 45001 memasukkan beberapa pertimbangan baru dalam identifikasi bahaya yang
tidak disebutkan dalam OHSAS 18001.
Pertimbangan baru dalam identifikasi bahaya ISO 45001:
 Faktor sosial meliputi beban kerja, jam kerja,victimization, harassment dan bullying
 Kecelakaan kerja baik internal atau eksternal organisasi, termasuk juga kejadian gawat darurat dan
penyebabnya
 Potensi situasi darurat
 Perubahan dari pengetahuan terhadap bahaya
12. Penilaian peluang (opportunities)
Opportunities adalah konsep baru pada ISO 45001 yang tidak dimiliki oleh OHSAS 18001. Organisasi harus
memelihara proses untuk:
• Peluang K3 untuk meningkatkan performa K3 termasuk peluang dalam adaptasi terhadap pekerjaan,
organisasi kerja serta lingkungan pekerja
• Peluang lain untuk meningkatkan sistem manajemen K3
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
Published Mar 2018
13. K3 dalam procurement (outsourcing dan kontraktor)
ISO 45001 mengharuskan organisasi mengendalikan risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam pengadaan barang
dan jasa yang dilakukan dengan proses outsourcing ataupun kontraktor. Klausul spesifik kontraktor terdapat di klausul
8.1.4.2 sedangkan klausul untuk outsourcing disebutkan di klausul 8.1.4.3. Adanya klausul spesifik
untuk outsourcing dan kontraktor inilah yang berbeda dengan OHSAS 18001 di mana OHSAS 18001 memasukkan
keduanya dalam klausul 4.4.6 operational control.
Organisasi direkomendasikan untuk dapat memverifikasi peralatan, instalasi, dan material telah aman untuk digunakan
oleh pekerja dengan:
o Peralatan diantar dengan spesifikasi yang sesuai dan telah diuji agar bekerja sesuai dengan yang direncanakan
o Instalasi telah dilakukan untuk menjamin fungsinya sesuai dengan yang didesain
o Material dikirim sesuai dengan spesifikasi
o Persyaratan penggunaan, peringatan, dan perlindungan lain telah dikomunikasikan dan tersedia
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
Published Mar 2018
14. Klausul management of change
Management of change (manajemen perubahan) bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
dengan cara mengurangi bahaya dan risiko baru dalam lingkungan kerja sebagai akibat dari terjadinya
perubahan/pergantian. Contoh penggantian yang bisa terjadi dalam organisasi adalah tekhnologi, peralatan,
fasilitas, praktek kerja, prosedur, spesifikasi desain, bahan baku, staf, serta standard dan regulasi.

Klausul management of change dibahas oleh ISO 45001 dalam 1 klausul tersendiri yaitu di klausul 8.1.3. Hal ini
berbeda dengan OHSAS 18001 yang tidak memiliki klausul tersendiri untuk management of change karena
terintegrasi seperti dalam klausul 4.3.1 dan 4.4.6.
STANDAR BARU UNTUK OHSAS 18001
OHSAS 18001:2007 ISO 45001:2018
15. Klausul Improvement Published Mar 2018
ISO 45001 mengharuskan organisasi untuk menentukan peluang improvement (peningkatan) dan melakukan
tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam sistem manajemen K3.
Klausul improvement merupakan klausul 10 yang menjadi klausul terakhir dalam ISO 45001. Dalam OHSAS
18001, tidak ada khusus klausul untuk membahas spesifik terkait dengan improvement namun tetap terintegrasi
dengan beberapa klausul lain.
Dalam melakukan improvement, organisasi bisa melakukan investigasi kecelakaan, perbaikan ketidaksesuaian
dan tindakan perbaikan serta program improvement lain. Organisasi dapat meningkatkan (improve) kesesuaian,
kecukupan dan efektifitas dari manajemen K3 dengan:
 Meningkatkan performa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Promosi budaya yang mendukung sistem manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja
 Promosi partisipasi pekerja dalam menerapkan tindakan untuk peningkatan berkelanjutan dari sistem
manajemen K3
 Mengkomunikasikan hasil yang relevan dari peningkatan berkelanjutan kepada pekerja atau wakil dari pekerja
 Memelihara documented information sebagai bukti peningkatan berkelanjutan
• 6.4.3 • 7.1.1 • 9.1.1 • 10.1.1
Kel 3. 30 • 6.4.4 • 7.1.3 • 9.1.2 • 10.1.3
• 5.1.1 • 6.5.1 • 7.1.7 • 9.1.3 • 10.1.4
• 1.1.1. • 1.4. 11.
• 5.1.5 • 6.5.2 • 7.3.1 • 9.1.4 • 10.2.1
• 1.1.3 • 2.1.1
• 5.2.1 • 6.5.5 • 7.4.5 • 9.2.1 • 10.2.2
• 1.2.1 • 2.3.1
• 5.4.2 • 6.5.6 • 8.1.1 • 9.2.2 • 11.1.3
• 1. 2.7 • 3.1.1 • 6.1.3 • 6.5.9 • 8.2.1 • 9.2.3 • 12.1.2
• 1.3.1 • 3.1.4 • 6.1.5 • 6.6.1
• 8.3.2 • 9.3.1 • 12.1.6
• 1.4.1 • 3.2.1 • 6.2.1 • 6.6.2
• 8.3.3 • 9.3.2 • 12.3.1
• 1.4.7 • 3.2.4 • 6.2.3 • 6.7.1
• 8.3.6 • 9.3.3 • 12.3.2
• 4.1.2 • 6.2.4 • 6.7.4
6.4.2
• 9.3.4 • 12.4.1
• 4.1.1, 3, •
• 6.7.5
• 9.3.5
• 6.9.1

Anda mungkin juga menyukai