Anda di halaman 1dari 38

Problem dan Solusi dalam Pengurusan Ijin Limbah

Rumah Sakit

BLH PROVINSI JAWA TIMUR

Surabaya, 10 Juli 2015


Latar Belakang
Pesatnya pertumbuhan pembangunan yang diikuti
dengan pertumbuhan sarana kesehatan yang
berpotensi menghasilkan limbah , baik yang bersifat
non B3 maupun B3.
Limbah yang dihasilkan berpotensi menimbulkan
dampak negatif berupa pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan.
Adanya kecenderungan pelaksanaan pengelolaan
limbah, baik non B3 dan B3 yang tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Potensi Rumah sakit dan sarana kesehatan sebagai
pengguna bahan B3 dan penghasil limbah B3 di Jawa
Timur jumlahnya relatif cukup besar 5.613 kg/hari
dan limbah cair B3 infectious sebesar 45.809
liter/hari.
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib
melakukan pengelolaan limbah B3 yang
dihasilkannya. (Pasal 59: UU No. 32 /2009).
Landasan Hukum pengelolaan limbah
• Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
• PP. No. 101 Tahun 2014, tentang Pengelolaan Limbah
B3PP No. 27/2012 tentang: Izin Lingkungan.
• PermenLH No 18 tahun 2009 tentang: Tata Cara
Perizinan Pengelolaan Limbah B3.
• PermenLH No. 05 tahun 2012 tentang: Jenis Usaha
dan/atau Kegiatan yg wajib memiliki AMDAL.
Landasan Hukum pengelolaan limbah…
• Kepdal 01 tahun 1995 tentang: Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan dan
Pengumpulan Limbah B3.
• Kepdal 02 tahun 1995 tentang: Dokumen Limbah B3.
• Kepdal 03 tahun 1995 tentang: Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah B3.
• Kepdal 04 tahun 1995 tentang: Tata Cara Persyaratan
Penimbunan.
• Pergub No. 72 tahun 2013 sebagaimana telah dirubah
dalam Pergub No 52 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air
limbah bagi industri dan kegiatan usaha lainnya di
Jawat Timur.
JENIS LIMBAH RUMAH SAKIT
 LIMBAH MEDIS
• Adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
pengobatan / tindakan lain di rumah sakit atau
pelayanan kesehatan lainnya
• Mengandung mikroorganisme / bibit penyakit.
• Bila pengolahan tidak benar, dapat menularkan
penyakit kepada pasien lain, masyarakat atau
tenaga kesehatan
 LIMBAH NON MEDIS
• Limbah yang dihasilkan dari kegiatan non medis
seperti kegiatan dapur, toilet kantor dll.
Jenis limbah medis rumah sakit
 Limbah medis tajam
• Seperti sisa jarum suntik, perlengkapan intravena,
pisau bedah, silet dll
 Limbah medis tidak tajam (dibagi menjadi):
• Infeksius: dari pasien penyakit menular
• Laboratorium: berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dll
 Limbah jaringan tubuh
 Limbah sitotoksik
• Segala bahan yang terkontaminasi sitotoksis selama
peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
Jenis limbah medis rumah sakit…
 Limbah farmasi
• Obat kedaluarsa, terkontaminasi, sisa peracikan,
pembuatan dll.
 Limbah kimia
 Limbah radioaktif
Limbah Rumah Sakit dan Laboratorium Klinik

BME
Limbah Gas •Kepmen 13/1995
•Kep. Gub. No. 10/2009
Pelayanan
Kesehatan Air Limbah IPAL
• BMLC
(RS/Klinik/Lab) • Kepmen
58/1995
Limbah Cair B3
Limbah Padat

PP 101 tahun 2014


Limbah B3
(Kepdal No. 1/95)

Limbah Domestik TPA Collection

Disposal
Kegiatan yang menimbulkan limbah cair di rumah
sakit
Kegiatan Limbah
Air limbah Kamar mandi pasien, kamar mandi petugas medis dan
Perawatan wastafel

Bedah Air limbah Kamar mandi petugas medis dan wastafel


Air limbah Kamar mandi petugas laboratorium , pencucian alat dan
Laboratorium wastafel
Air limbah Kamar mandi pasien, kamar mandi petugas medis dan
Poliklinik wastafel
Farmasi Air limbah Kamar mandi petugas farmasi dan wastafel
Radiologi Air limbah Kamar mandi petugas Radiologi dan wastafel

IGD Air limbah Kamar mandi petugas Medis dan wastafel


Dapur Air limbah Kamar mandi petugas Dapur , cucian dapur dan wastafel
Laundry Air limbah Kamar mandi petugas Lanudry dan wastafel
Kantor Air limbah Kamar mandi petugas kantor dan wastafel
Kantin Air limbah Kamar mandi kantin, cucian kantin dan wastafel
KM umum Air limbah dari kamar mandi umum
Kegiatan yang menimbulkan limbah cair di rumah
sakit
Kegiatan Limbah
alat suntik, tabung infus, kasa, kateter, sarung tangan, masker, bungkus,
Perawatan botol obat dll

alat suntik, tabung infus, kasa, kateter, sarung tangan, masker, bungkus,
Bedah botol obat, pisau bedah, jaringan tubuh, kantong darah

Laboratorium alat suntik, pot sputum, pot urine /feaces, reagent, chemical, kaca slide
alat suntik, tabung infus, kasa, kateter, sarung tangan, masker, bungkus /
Poliklinik botol obat dll
Farmasi dos, botol obat, obat kadaluarsa, sisa obat dll
Radiologi cartridge film, film, sarung tangan, kertas, plastik
alat suntik, tabung infus, kasa, kateter, sarung tangan, masker, bungkus
IGD obat
Dapur sisa bahan makanan, sisa makanan, kertas, plastik
Laundry kantong plastik
Kantor kertas, karton, dos, plastik
Kantin sisa bahan makanan, sisa makanan, kertas, plastik
KM / WC pembalut, tissue, sabun, odol
Upaya pengelolaan Air limbah Rumah Sakit
 Menggunakan Instalasi pengolah air limbah
dan wajib memiliki IPLC

1 2 3

4 5 6
KETERANGAN
Air limbah dari berbagai macam sumber limbah dalam gedung ditampung di tandon
penampung (gambar 1, 2 dan 3) selanjutnya dialirkan dengan pompa (gambar 4 dan 5)
untuk diolah secara terpadu di IPAL secara terpadu (gambar 6).
Hirarki Pengelolaan Limbah B3

}
• Reduksi pada sumbernya
• Pengelolaan Bahan Preventif
• Subsitusi Bahan
• Pengaturan operasi kegiatan
• Digunakan teknologi bersih/Recycling
• Pengolahan Limbah B3
• Final Disposal
Mekanisme Pengelolaan Limbah B3
CRADLE TO GRAVE
PENGHASIL LIMBAH B3 PENGELOLAAN LANJUTAN
(Generator)
DIMANFAATKAN/DIOLAH/
Identifikasi LB3 yg dihasilkan DITIMBUN SENDIRI
DIDALAM PABRIK (izin)

PENYIMPANAN SEMENTARA LB3 PENGUMPUL LIMBAH B3


1) Izin TPS-LB3 yg telah memiliki izin
2) Waktu Penyimpanan
3) Pencatatan LB3 dan Pelaporan
Kegiatan penyimpanan serta
pengelolaan LB3 lebih lanjut
PEMANFAAT/
PENGOLAH/PENIMBUN
LIMBAH B3 yg telah
memiliki izin Jumlah LB3 yg
Jumlah LB3 yang dimanfaatkan/
diolah/ditimbun
dihasilkan Sistem Manifest
Upaya pengelolaan limbah medis
 Pewadahan & penampungan
• Pemilahan (mulai dari sumber limbah)
• Pewadahan
• Khusus benda tajam ditempatkan (karton/botol)
• Penggunaan kantong sesuai peruntukannya
 Sampah infeksius (kuning)
 Sampah sitotoksik (ungu)
 Sampah radioaktif (merah)
 Sampah domestik (hitam)
• Penyimpanan
• Pengangkutan limbah ke tempat pembuangan
• Penghancuran (salah satunya dengan incinerator)
Pewadahan

2 Lab Klinik/Pelayanan Kesehatan


Jenis Sampah yang bisa dibakar di incinerator
Trash, campuran dari sampah yang mudah terbakar, seperti kertas, karton, dan sampah
Type A :
sisa kegiatan kantor maupun rumah tangga. Sampah ini terdiri lebih dari 10% berat
kantung kertas, kertas, kertas karton, kantung kertas berminyak dan sisa karet. Sampah
jenis ini mempunyai kandungan air 20%, 5% padatan tidak terbakar dan kalor bakar
4700 kcal/kg

Type B :
Rubbish, campuran sampah yang mudah terbakar seperti kertas, karton, sisa kayu, dan
sampah dari sisa aktivitas komersil dan industri. Campuran ini terdiri lebih dari 20%
berat sampah dari kafetaria, restoran, tetapi terdiri dari kertas yang tidak terolah,
plastik, atau sisa plastik. Sampah tipe ini terdiri dari 25% kandungan air, 10% padatan
tidak terbakar dan mempunyai kalor bakar 3600 kcal/kg.

Type C : Refuse, terdiri dari campuran sampah rumah tangga maupun apartemen, terdiri lebih
dari 70% kandungan air, 7% padatan tidak terbakar, dan mempunyai kalor bakar 2350
kcal/kg.
Type D : Garbage, terdiri dari sampah binatang dan sayuran dari restoran, kafetaria, hotel, rumah
sakit, pasar dan lain-lain. Sampah tipe ini terdiri dari kelembaban 75%, lebih dari 5%
padatan tak terbakar dan mempunyai kalor bakar 1400 kcal/kg.

Type E :
Human and animal remains, terdiri dari karkas, jaringan tubuh dan sampah padat
organik dari rumah sakit, poliklinik dan lain-lain, terdiri dari 85% berat kandungan air,
5% berat padatan tidak terbakar, dan dengan kalor bakar 550 kcal/kg.
Syarat incinerator
 Sistem pemasukan limbah yang praktis dan aman
bagi operator
 Temperatur, diatas 1000oC
 Air pollution control, hrs dilengkapi after burner &
wet scrubber
 Hemat bahan bakar
 Pembakaran sempurna, Destruction & Removal
Efficiency diatas 99,99% dan Efisiensi pembakaran
diatas 90%
 Ada ijin operasional dari Bapedal / Men-LH
Contoh Incinerator
Contoh Incinerator
Kewenangan dalam Perizinan dan Pengawasan
PLB3
Pengelolaan Perizinan Pengawasan
Limbah B3

Pusat Provinsi Kab/Kota Pusat Provinsi Kab/Kota

Penyimpanan
v v v v
Pengumpulan
v v v v v v
Pengangkutan
v v v v
Pemanfaatan
v v v v
Pengolahan
v v v v
Penimbunan
v v v v
Cat : izin Pengumpulan oli bekas masih pusat
Kewenangan Mengeluarkan Izin (ps.3
PermenLH No.30/2009)

1. Pengolahan
1. Pengumpulan
2. Pemanfaatan
skala provinsi
3. Landfill
MENTERI 2. Rekomendasi
4. Pengumpulan GUBERNUR Pengumpulan
skala nasional
skala nasional
(ps.18)

BUPATI/WALIKOTA

1. Izin penyimpanan sementara


2. Pengumpulan skala kab/kota
Prosedur pengajuan izin
Mengisi Formulir GUBERNUR
Permohonan izin
Lamp. 1
PermenLh no.30/2009 BUPATI/WALIKOTA
TAHAPAN PROSES KEPUTUSAN IZIN

PENILAIAN ADMINISTRASI

VERIFIKASI TEKNIS

PENETAPAN PERSYARATAN DAN KETENTUAN TEKNIS


YANG DIMUAT DALAM IZIN YG AKAN DITERBITKAN

KEPUTUSAN PERMOHONAN IZIN OLEH MENTERI,


GUBERNUR ATAU BUPATI/WALIKOTA

1. KEPUTUSAN PERMOHONAN IZIN DAPAT BERUPA


PENERBITAN/PENOLAKAN
2. IZIN DITERBITKAN APABILA PERMOHONAN PENGELOLAAN LB3
MEMENUHI PERSYARATAN ADMISTRASI & TEKNIS
Kewajiban Rumah Sakit selaku penghasil LB3
 Memiliki TPS limbah B3 yang berijin.
 Melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya meliputi:
• Mengelola LB3 yang dihasilkannya dengan bekerjasama dengan
pihak ketiga (transporter dan pengolah akhir)
• Mengelola LB3 yang dihasilkannya dengan teknologi incinerator
yang berijin.
 Mengelola abu incinerator yang dihasilkannya dengan
bekerjasama pihak ke tiga yang berijin (transporter dan
pengolah akhir)
Persyaratan perijinan TPS
• Penyimpan harus merupakan suatu badan usaha
• Mendapatkan ijin penyimpanan limbah B3 dari KLH/BLH Kab/Kota
• Memiliki catatan penyimpanan limbah B3
• Menyimpan limbah B3 maksimal sesuai waktu yang ditetapkan
• Melaporkan kegiatan penyimpanan limbah B3
• Hanya melakukan penyimpanan sementara di lokasi kegiatannya
sebelum diserahkan pada pengumpul dan/atau pengolah /
pemanfaat / penimbun limbah B3.
• Teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sebagaimana Kepdal No.
1/BAPEDAL/09/1995, termasuk dalam hal pemberian symbol
limbah B3, SOP, posisi koordinat TPS dll.
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH
14/2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL
LIMBAH B3

29
25
cm A B

Ukuran simbol
(minimal):

ALAT ANGKUT
25 cm x 25 cm

WADAH/
KEMASAN
10 cm X 10 cm
A
25 45o
cm

30
Jingga Hitam
(R=255, (R=0,
G=153, G=0,
B=83) B=0)

MUDAH
MELEDAK

Merah Hitam
(R=255, (R=0,
G=0, B=0) G=0,
B=0)
31
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013 TENTANG SIMBOL
DAN LABEL LIMBAH B3
CONTOH KEMASAN & TATA CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN
LABEL

LB3 LB3 CARA PEMBERIAN SIMBOL


CAIR PADAT/SLUDGE & LABEL
CONTOH LABEL LIMBAH B3 PADA
WADAH/KEMASAN
Persyaratan ijin Incinerator
• Mengisi formulir tentang permohonan.
• Mengisi formulir tentang badan usaha.
• Mengisi formulir persyaratan administrasi antara lain: rekomendasi
ijin lingkungan, pernyataan keabsahan dokumen, akte pendirian
perusahaan, ijin lokasi, SIUP/IUT/IUI, IMB, Ijin TPS
• Ijin IPLC
• Persyaratan tambahan antara lain: Asuransi lingkungan, memiliki
laboratorium, memiliki tenaga terdidik di bidang limbah B3.
• Formulir teknik meliputi: layout incinerator di lokasi kegiatan,
layout lokasi kegiatan terhadap bangunan sekelilingnya, papan
nama, diskripsi limbah B3 yang diolah, desain konstruksi pengolah
limbah B3, deskripsi proses pembakaran, deskripsi pengelolaan
hasil incinerator, flow sheet proses pengelolaan limbah B3,
spesifikasi tentang teknis incinerator yang digunakan, SOP
operasiona; dan tanggap darurat,
• Formulir pengurus permohonan ijin pengelolaan LB3
PERMASALAHAN PERIJINAN TERKAIT LIMBAH B3
1. Kurangnya pengetahuan dunia usaha pengelola
limbah B3 terhadap pentingnya ijin limbah B3,
sehingga jumlah pemohon ijin masih sedikit
dibandingkan dgn potensi yang ada;
2. Keterbatasan SDM aparat pelaksana Ijin yang
masih perlu ditingkatkan baik jumlah personil
maupun kapasitas kemampuannya.
3. Pemohon pada umumnya belum mempunyai
tenaga teknis operasional yg terdidik dibidang
pengelolaan limbah B3, shg perlu pelatihan dan
pembinaan rutin;
PERMASALAHAN PERIJINAN TERKAIT LIMBAH B3
4. Kurangnya informasi data nama perusahaan
pengangkut, pengumpul limbah B3 yang telah
memiliki ijin.
5. Belum adanya jejaring informasi antara KLH-
Prov-Kab/Kota terkait inventarisasi pelaku
kegiatan pengelolaan Limbah B3 (penghasil-
pengumpul - pengangkut – pemanfaat/
pengolah)
6. Kurangnya upaya penegakan hukum terhadap
pengelolaan limbah B3, sehingga cenderung
banyak yang masih ilegal.

Anda mungkin juga menyukai