Anda di halaman 1dari 49

MANAGEMEN LIMBAH INFEKSIUS DAN BENDA TAJAM

DI FASYANKES
Curiculum vitae Riwayat Pekerjaan :
• Perawat pelaksana
Nama : Nurcholis • Koordinator IGD
Tempat/tgl Lahir : Blitar, 20 Januari 1984
Instansi bekerja : RSUI Madinah Malang • IPCN
HP : 082 244 714 166
Email : Noercholys01@gmail.com • Ketua Komite Keperawatan
• Manager Keperawatan - Sekarang
Organinsasi :
Riwayat Pelatihan :
• PPNI (Bid. Divisi Hukum) • Pelatihan PPI Dasar
• HIPPII (Bid. Diklat HIPPII Jatim) • Pelatihan PPI Lanjut
• PERDALIN MALANG RAYA (Bid. Organisasi) • Pelatihan IPCN HIPPII
• HPMI ( Anggota) • Pelatihan TOT PPI
Riwayat Pendidikan : • Workshop PPI KARS
• D3 Keperawatan Universitas Muhammadiyah • Pelatihan TOT PPI
Malang • Workshop Online PPI (Kars)
• SI Keperawatan Universitas Pesantren Darul Ulum • Pelatihan Manajemen Risiko
Jombang • Workshop SNARS Edisi 1
• Ners Universitas Pesantren Darul Ulum Jombang • Pelatihan Surveilance
• Workshop Online PPI (Kars)
• Pelatihan Asesor kompetensi Keperawatan
• Pelatihan Manajemen Bangsal
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu
menjelaskan tentang :
1. Pengertian Limbah fasyankes
2. Tujuan mempelajari Limbah Medis dan
Benda tajam
3. Jenis Limbah
4. Pengelolaan limbah RS/fasyankes
KENAPA LIMBAH MEDIS FASYANKES
HARUS DIKELOLA
• Limbah bisa menjadi sumber penularan penyakit infeksi
• Mencegah penyebaran infeksi ke pasien, staf RS, petugas
DAMPAK
pengelola limbah dan masyarakat sekitar
LINGKUNGAN • Melindungi petugas pengelola limbah dari cidera yg
tidak disengaja
• Menjaga kenyamanan lingkungan RS/fasyankes
• Mengikuti / memenuhi peraturan atau regulasi per
PEMENUHAN
PERATURAN undang-undang an yang berlaku.

DAMPAK
KESEHATAN
REGULASI PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS FASYANKES

Undang-Undang No 36/2009 Undang-Undang No 44/2009 tentang Rumah


tentang Kesehatan Sakit

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup


dan Kehutanan Peraturan Menteri Lingkungan
Peraturan Menteri Kesehatan No. Peraturan Menteri Kesehatan
No. P-56/2015 tentang Tata Cara dan Hidup dan Kehutanan No. P-
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah 24/2016 tentang Persyaratan No.
68/2015 tentang Baku Mutu Teknis bangunan dan Prasarana
bahan Berbahaya dan Beracun dari 7/2019 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Limbah Cair Domestik Rumah Sakit Kesehatan
Lingkungan rumah
SURAT EDARAN MENTERI LHK No. 2 / PSLB3/ 3/ 2020 TTG : Sakit
Pedoman Pengelolaan Limbah RS Rujukan, RSD, dan Puskesmas
Pengelolaan Limbah Infeksius (B3) dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Corona
Virus Disease (covid 19) Yg Menangani Covid-19
(Kemenkes)
Perkiraan limbah
RS/fasyankes
Dari keseluruhan limbah rumah sakit yang ada, terdiri dari :
• Limbah Infeksius : 10-15%
• Limbah organik sisa makanan : 40%
• Limbah an organik (bentuk botol bekas infus dan plastik) : 45-50%
Perlu Perencanaan Penanganan limbah Yang Tepat,
meliputi :
 Identifikasi limbah sesuai definisi yg jelas
 Cara penyimpanan limbah
 Pengangkutan limbah
 Pembuangan limbah
 Prosedur penanganan limbah
 Sarana yang digunakan
 Training petugas
Pengertian Limbah Rumah Sakit/fasyankes

Semua hasil kegiatan dari layanan kesehatan di rumah


sakit yang tidak lagi berguna atau yang akan dibuang.
Bisa membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan
bagi pasien, penggunjung , petugas serta lingkungannya
Tujuan pengelolaan Limbah
• :Mencegah penularan penyakit yg disebabkan oleh Limbah baik kepada
pasien, pengunjung dan tenaga kesehatan serta melindungi
masyarakat sekitarnya dari bahaya pencemaran limbah yg berasal dari
rumah sakit/layanan kesehatan
• Menjaga Citra Rumah Sakit/Yankes dan
• Menjaga Keindahan serta Kenyamanan
MACAM-MACAM LIMBAH
Rumah Sakit /Layanan
1. Limbah Gas
Kesehatan
2. Limbah Cair 3. Limbah Padat
Semua limbah yang Semua air buangan
berbentuk gas yang termasuk tinja yang berasal Umum Klinis
berasal dari kegiatan dari kegiatan rumah sakit
pembakaran di rumah yang kemungkinan Limbah padat yang dihasilkan ● limbah benda tajam
sakit seperti insinerator, mengandung dari kegiatan di rumah sakit di ● limbah infeksius
luar medis yang berasal dari ● limbah Jaringan Tubuh
dapur, perlengkapan mikroorganisme, bahan
dapur, perkantoran, taman,
generator, anastesi, kimia beracun dan radioaktif ● limbah sitotoksis
dan halaman yang dapat
dan pembuatan obat yang berbahaya bagi dimanfaatkan kembali apabila ● limbah farmasi
citotoksik kesehatan ada teknologinya ● limbah kimia
● limbah radioakti
● Limbah plastik
1. LIMBAH BENDA TAJAM :
Obyek atau alat yg memiliki sudut tajam misal : jarum, pisau bedah, pecahan ampul, dll
→ Kontainer bendah tajam / safety box.

Pengelolaan Limbah Tajam :


Bertujuan agar limbah tajam yg dihasilkan oleh RS/yankes dapat tertangani dengan baik
dan tidak menimbulkan cedera bagi karyawan, petugas kesehatan, pengunjung dan
masyarakat sekitarnya.

Limbah tajam yg telah di kemas pada tempatnya kemudian dibakar di Incenerator.


Petugasnya sudah terlatih.
YANG BERISIKO TERKENA BENDA
TAJAM RS
House keeping and laundry (4%)
Teknisi Pelajar (2%)
(5%)
Laboratory (4%)
Lain2 (8%)
Phlebotomists (5%) Dokter (6%)
Perawat OK (5%)
Residen
Asisten lain (4%) (9%)
Respiratory therapists (2%)

Perawat
(55%)
Contoh Pengelolaan Jarum Setelah
Dipakai
• Jangan memasukan kembali jarum bekas suntikan dengan dua tangan
• Jangan mematahkan jarum yg telah dipakai
• Segera buang jarum/ needle ke dalam wadah yg telah ditentukan dan dibuang
oleh si pemakai untuk mencegah risiko tertusuk jarum petugas lainnya bila
ditunda atau diletakkan disembarang tempat.

Tahan bocor dan tahan tusukan

Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan

Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi

Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan

Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah


3. LIMBAH JARINGAN TUBUH
Limbah yang berasal dari organ, placenta, atau anggota badan lainnya →
masuk kantong plastik warna kuning label khusus

Diperlukan :
Berita acara serah terima kpd pihak keluarga px
Berita acara pemusnahan (incinerator) / pemakaman
4. LIMBAH CITOTOKSIK
Bahan yg terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi obat citotoksik selama
peracikan, pengangkutan, tindakan terapi citotoksik. → masuk kantong plastik warna
unggu di beri label → Incenerator

Pengelolaan Limbah Citotoksik :


1. Limbah citotoksik sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan penimbunan
(landfill) atau ke saluran limbah umum.
2. Pembuangan yang dianjurkan adalah dikembalikan ke perusahaan penghasil atau
distributornya atau insenerasi pada suhu tinggi.
5. LIMBAH FARMASI
Obat kedaluarsa, obat yg terbuang, obat yg dikembalikan dari pasien, limbah hasil
produksi obat-obatan di masukan kontainer /kantong plastik warna coklat →
Incenerator
Pengelolaan Limbah Farmasi :
1. Dlm jml kecil dapat diolah dgn insenerator pirolitik (pyrolytic incenerator)
2. Dikubur secara aman, sanitary landfill.
3. Dibuang ke sarana air limbah atau inersisasi.
4. Dlm jml besar harus menggunakan fasilitas pengolahan yg khusus inersisasi
pada suhu diatas 1000°C.
6. LIMBAH KIMIA
Kimia yg dihasilkan dari penggunaan kimia dlm tindakan sesuai petunjuk.

Pengelolaan Limbah Kimia :


1. Limbah berbahaya komposisinya berbeda harus dipisahkan untuk
menghindari reaksi kimia yang tidak diinginkan.
2. Dalam jml besar tidak boleh ditimbun karena dapat mencemari air tanah.
3. Limbah kimia desinfektan dlm jml besar tidak boleh di kapsulisasi karena sifatnya
yang korosif dan mudah terbakar.
4. Limbah padat bahan kimia berbahaya cara pembuangannya harus dikonsultasikan
terlebih dahulu kepada instansi yg berwenang.
B3 DISERTAI MSDS (MATERIAL SAFETY DATA SHEET)
PP.R I No: 74 TAHUN 2001, Ttg PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

MSDS adalah suatu informasi terperinci yang disiapkan oleh produsen atau manufaktur
atau importer dari suatu bahan kimia yang menjelaskan mengenai sifat kimia dan
fisika, bahaya yang ada, batas bahaya yang diperbolehkan, cara penanganan yang
aman, serta pertolongan pertama.

Hak pekerja terkait dengan MSDS adalah :


1. Tempat kerja kita harus memiliki MSDS untuk setiap bahan kimia berbahaya yang kita gunakan
dalam pekerjaan kita.
2. MSDS yang ada harus bisa dibaca dengan mudah.
3. Jika kita meminta MSDS pada perusahaan kita dan ternyata tidak tersedia maka dalam waktu
satu hari kerja MSDS harus tersedia.
7. LIMBAH RADIOAKTIF :
Berasal dari tindakan kedokteran nuklir, radioimmunossay, dan bakteriologis →
sesuai ketentuan khusus → Incenerator, saluran air limbah.

Pengelolaan Limbah Radioaktif :


1. Limbah padat radioaktif dibuang sesuai dgn persyaratan teknis & peraturan
perundang-undangan yg berlaku (PP No.27 Th.2002) dan kemudian di serahkan
kpd BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) untuk penanganan lebih lanjut atau
dikembalikan kpd negara distributor.
2. Semua jenis limbah medis termasuk limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke
tempat pembuangan akhir sampah domestik (landfill) sebelum dilakukan
pengolahan terlebih dahulu sampai memenuhi persyaratan.
8. LIMBAH PLASTIK :
Bahan plastik yg dibuang oleh klinik/RS sarana pelayanan kesehatan. → APABILA
PEMISAHAN DILAKUKAN DENGAN BAIK dapat dibuang di sampah umum.

Volume yg begitu besar memerlukan pertimbangan dlm pemisahan sampah


dan untuk sampah plastik setelah aman sebaiknya diupayakan DAUR ULANG
Keberhasilan pemisahan limbah tergantung kepada kesadaran prosedur
yang jelas serta keterampilan petugas terkait pada semua tingkat dalam
memilah sampah → MONITORING
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH No. 14 Th. 2013
TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM MERUMUSKAN KODEFIKASI
WARNA MENURUT
JENIS LIMBAH PADAT
PROSES ALUR PENGELOLAAN LIMBAH
MEDIS PADAT
Pewadahan Pengumpulan Pengangkutan

Pemusnahan Incenerator
KEGIATAN
INCINERATOR
PENAMPILAN PETUGAS DALAM PENANGANAN LIMBAH
TEMUAN LIMBAH MEDIS DI
LAPANGAN

Botol Infus diperjual belikan tanpa melalui Jerigen Hemodialisa diperjual belikan tanpa
proses melalui proses
PENANGANAN LIMBAH
PLASTIK
PADAT

Proses perendaman dengan Proses pengambialn dari Proses pengilingan


clorine 0,5 rumah sakit
PROSES AKHIR DAUR
ULANG

Gillingan botol infus


Hasil biji peletan dengan suhu
siap
2000 derajat celcius
didistribusikan ke pabrik

Proses pembuatan produk dari hasil


limbah botol infus Produk yang dihasilkan
TEMPAT PEMUSNAHAN LIMBAH
MEDIS PADAT
ALAT INCINERATOR
INCENERATOR,

Merupakan alat pemanas dengan bahan


bakar solar dengan temperatur 1200
°C, diberi cerobong asap yang tingginya
sampai 35 meter dan dilengakapi alat
filtrasi atau APC (Air Population Control)
sehingga cukup aman dgn lingkungan
sekitar.
(Operating Time harus jelas agar alat
juga bisa dirawat dgn baik)
LIMBAH CAIR
Semua air buangan yang berasal dari kegiatan rs yg kemungkinan
mengandung microorganisme , bahan kimia beracun yang berbahaya.

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


Biasanya dilakukan oleh IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah),
Merupakan sarana untuk mengolah limbah cair dimana dari mulai limbah
kotor kemudian disini diproses sampai menjadi cukup bersih dan
diusahakan dibawah baku mutu yg dietapkan oleh pemerintah
Bagaimana Penanganan Limbah Covid-19 di
RS ?
HIRARKI MANAJEMEN LIMBAH

• Penggunaan secara bijak APD


• Pengurangan material kontak dgn pasien covid-19 (Kemasan,
obat/bahan farmasi, makanan/minuman, dll)

Pendekatan yang dilakukan :


• Proteksi terhadap Limbahnya (Proteksi Hazard)
• Proteksi terhadap petugas limbah (Tidak ada paparan / exposure)
• Proteksi terhadap Lingkungan (Media paparan)

“ Perlakukan semua jenis Limbah Pasien Covid-19 sebagai limbah medis/B3..”


36
37
Pedoman Pengelolaan Sampah/limbah Covid-19
Kep.Men.Kes RS No. HK.01.07/MenKes/537/2020
Jenis Limbah
• medis
Plastik (botol infus, plastik spuit, dll )
• Kaca (Jenis vial, albumin, tutofusin, dll)
• Bendah tajam (jarum, kaca ampul, mess, dll)
• Jurigen HD ?
• Kardus/ kertas ?
Jumlah sampah medis = ……..
kg x Rp…….. harga per kg ±
Rp………
AUDIT SARANA DAN FASILITAS PENGELOLAAN LIMBAH
Customer Service PT PRIA :
08113018880 / 08113018884

PERSYARATAN PERJANJIAN KERJASAMA(SPK)


PENGANKUTAN, DAN PENGELOLAA/ PEMANFAATAN/ PEMUSNAHAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
1. Company profil perusahaan.
Izin yang harus di miliki perusahaan :
• Izin lingkungan rencana kegiatan industri pengelolaan limbah B3.
• Izin pemanfaatan limbah B3 (bila di manfaatkan ulang)
• Izin Pengelolaan Limbah B3 dengan Incenerator
• Izin Pengelolaan Limbah B3 dan surat izin pengumpulan limbah B3 skala Propinsi.
• Izin Pengangkutan Limbah B3 dari Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI ( Izin
Penyelengaraan Angkutan Barang Khusus untuk mengangkut barang berbahaya). + spesifikasi &
identitas alat angkut yang di gunakan.
2. SOP
3. Kunjungan sidak lokasi pengelolaan (rutin/non rutin)
Contoh Lembar Manifes
Kesimpula
1.
n
Pengelolaan Limbah di RS/Fasyankes merupakan bagian dari program PPI
2. Penanganan limbah harus dikerjakan sesuai SPO dan kebijakan yang ada
3. Audit dan Monitoring pengelolaan limbah merupakan kegiatan yg sangat penting sebagai langkah evaluasi
dan rencana perbaikan selanjutnya
4. Ketersediaan sarana menjadi hal yang penting untuk dapat menunjang program pengelolaan limbah
5. Pengendalian dampak infeksi, perlu diperkuat dgn penyiapan/standarisasi :
• APD bagi petugas ( pewadahan, pengangkutan, incinerator, transporter & pengolah limbah )
• Porsedur teknis penanganan limbah ( seluruh tahapan di RS & di pihak transporter dan pengolah
limbah )
• Label, symbol ( untuk penyamaan/pembedaan perlakuan )
4. Penanganan limbah covid-19 setiap tahapannya berbasis desinfeksi, artinya potensi virus pada limbah &
kemasan limbahnya termasuk troly nya harus dilakukan desinfeksi
5. Pengolahan on-site dgn incinerator menjadi pilihan terbaik untuk memperpendek waktu tinggal &
memperkecil risiko penyebaran virus dalam limbah, namun terkendala dgn per izinan
8. Pengelolaan off-site dgn pihak ke tiga hrs diinspeksi dan dimonitoring dengan ketat.

Anda mungkin juga menyukai