Anda di halaman 1dari 33

TPHI

2015
Leni lasmi

TIRIMETRI
Metode analisis kuantitatif

 Analisis kuantitatif
dilakukan untuk menentukan jumlah zat yang
terkandung didalam suatu sampel.
 Metode yang digunakan : gravimetri, volumetri dan instrumentasi.

Gravimetri
Proses identifikasi terhadap massa (berat) suatu sampel.
Tahap awalnya sampel diendapkan terlebih dahulu menggunakan suatu
reaksi kimia tertentu
Endapan yang terbentuk dipisahkan dan kemudian dipanaskan sampai
kadar airnya habis
Ditimbang.
Volumetri (titrasi)
Proses identifikasi dilakukan berdasarkan pengukuran volume
Pengerjaan dilakukan dengan mereaksikan larutan sampel (analit)
dengan larutan standar yang kadarnya sudah diketahui (titra).

Spektrokimia.
Analisis dengan spektrokimia dilakukan berdasarkan
perhitungan jumlah radiasi cahaya yang diserap atau dihasilkan
oleh suatu atom.
Titrasi
titrant
Penambahan larutan
yg sdh diketahui kadar
nya (titrant) kedalam
larutan yang akan di
tentukan kadarnya

sampel
Video titrasi asam basa
 https://youtu.be/9DkB82xLvNE?t=167
VOLUMETRI
Dgn menambahkan pereaksi yg sdh
diketahui konsentrasinya dlm juml yg
tepat ekivalent dan dinyatakan dalam
satuan volum

Titik ekivalent
: st keadaan dimana :
grek analat = grek titran

[ V x N ] analat = [ V x N ] titrant
Larutan yang akan ditentukan kadarnya disebut
sebagai analit/titrat dan biasanya diletakkan
didalam erlenmeyer, sedangkan larutan yang
telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai
larutan standar/baku atau titer/titran dan
diletakkan didalam buret
Titik Ekivalen dan Titik Akhir
Titrasi
 Titik ekivalen (ttk akhir teoritis titrasi)
adalah titik (saat) dimana jumlah ekivalen
zat penitrasi sama dengan jumlah ekivalen
zat yang dititrasi
 Titik akhir titrasi adalah saat timbul
perubahan warna indikator
 Idealnya, titik ekivalensi dan titik akhir
tittrasi adalah sama
Titik akhir titrasi tercapai ketika titik ekivalen
telah terlewati
Biasanya terdapat sedikit titran yang tidak
bereaksi (berlebih)
Perbedaan titik akhir titrasi dan titik equivalen
tidak signifikan dan dapat diabaikan
Titik akhir titrasi dapat di deteksi
berdasarkan

 Perubahan warna indikator


 Terjadinya kekeruhan yang disebabkan oleh
terbentuk atau melarutnya endapan
Larutan baku/standar
=
titer/titran
Larutan standar
1. Zat Standar Primer
 Pada reaksi asam-basa : Na2CO3,Na2B4O7, KHP,
KIO3, HCl dgn td.konstan,C6H5COOH, H2C2O4.2H2O
 Pada reaksi pengendapan : AgNO3, NaCl, KCl, KBr
 Pada reaksi pembentukkan kompleks : AgNO3, NaCl,
KCl, EDTA
 Pada reaksi redoks : K2Cr2O7, KBrO3, KIO3,I2, As2O3,
Na2C2O4, KH(IO3)2
Zat standar sekunder
 Terdiri dari asam-asam, NaOH, KOH, Ba(OH)2, KMnO4,
KCNS,NH4CNS, dan Na2S2O3
Syarat zat yang bisa dijadikan standar
primer
• Harus 100% murni
• Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada
waktu dilakukan pemanasan. Beberapa padatan standar primer
dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.
• Mudah diperoleh
• Memiliki masa molar (MR) yang besar guna memperkecil
kesalahan penimbangan
TERIMAKASIH
Cara Melakukan Titrasi Asam Basa

1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku


dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah
(gelas kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan tepat
dibawah buret berisi titran
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat,
misalnya, indikator fenoftalien
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri
tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan
tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di
bawah wadah titrat
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan
sedikit demi sedikit) sampai larutan di dalam gelas
kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh
titik akhir titrasi. Hentikan titrasi !

www.themegallery.com Company Logo

Anda mungkin juga menyukai