Anda di halaman 1dari 27

ad1prahmana@gmail.

com

Oleh
Adi Prahmana Putra 2022-02-026
Definisi Paragraf
2022 02 026
DEFINISI PARAGRAF
HAKIKAT Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan
kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang
Paragraf satu dengan kalimat yang lain, dimana
keterkaitannya membentuk satu gagasan yang
utuh. Selain itu paragraf juga disebut sebagai
miniatur sebuah karangan/karangan singkat.
Pertalian antarkalimat dalam satu paragraf
mengacu pada satu gagasan yang disebut gagasan
utama, pikiran utama atau juga disebut pokok
pikiran.
Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi
penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang
dapat diungkapkan. Berdasarkan hal tersebut di atas,
paragraf terbentuk karena ada unsur pembentuk/unsur
pembangunnya.
Jenis-jenis Paragraf
2022 02 026
Jenis-jenis Paragraf
02 04

03 Paragraf 05
01 Paragraf
Paragraf Eksposisi Agumentasi Paragraf Persuasi
Paragraf Narasi Deskripsi
Unsur-unsur pembangun Paragraf
2022 02 026
Unsur Pembangun Paragraf
Unsur pembangun paragraf ialah kalimat. Kalimat-kalimat yang ada dalam
paragraf membentuk satu kesatuan yang utuh dan padu. Kalimat dalam
paragraf tidak boleh berdiri sendiri. Oleh karena itu, setiap kalimat memiliki
fungsi yang berbeda, namun kalimat itu mengacu pada gagasan utama
paragraf.
Adapun fungsi kalimat dalam paragraf, yaitu
fungsi sebagai kalimat utama, fungsi sebagai kalimat penjelas
, fungsi sebagai kalimat pengembang,
fungsi sebagai kalimat penegas dan fungsi sebagai
kalimat penutup.
Kalimat Utama (kalimat topik)
Salah satu unsur pembangun yang harus ada dalam paragraf yang baik, ialah
kalimat utama. Kalimat utama adalah kalimat yang mendasari terbentuknya
paragraf. Dalam kalimat utama, berisi gagasan utama. Gagasan utama yang
terdapat dalam kalimat utama, mengandung kata kunci.

Secara umum kalimat utama yang berisi gagasan utama, terletak di awal paragraf. Tidak
menutup kemungkinan jikalau kalimat utama berada di tengah atau akhir paragraf.
Dimanapun letaknya, setiap paragraf hanya ada satu kalimat utama. Kalimat yang lain
sebagai pengembang paragraf adalah kalimat penjelas, kalimat pengembang. Contoh
kalimat utama/topik sebagai berikut:
~ Sial benar saya hari ini,
~ Harga barang-barang bergerak naik.

Contoh kalimat pertama menyatakan “kesialan” seseorang. Kesialan


tersebut baru berupa pernyataan abstrak yang harus diuraikan ke dalam
contoh-contoh yang lebih kongkret atau membutuhkan kalimat penjelas.
Demikian pula contoh kalimat kedua, kalimat tersebut masih bersifat umum,
sehingga perlu diperjelas “berapa naiknya” untuk tiap barang agar
pengertian yang terdapat pada kalimat topik menjadi lebih jelas.
Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas berupaya memerjelas kalimat utama. Dengan demikian,
kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi menerangjelaskan gagasan
utama. Jumlah kalimat penjelas setiap paragraf tidak ada ketentuan beberapa
banyaknya. Banyaknya kalimat penjelas bergantung pada kebutuhan gagasan
utama. Berdasarkan hal tersebut, jumlah kalimat penjelas bisa lebih dari satu.
Untuk itu, penulis harus bisa membuat kalimat penjelas berapapun, akan
tetapi padu dalam membuat paragraf tersebut.
Kalimat Pengembang
Setiap paragraf dibangun oleh kalimat-kalimat. Kalimat pembangun
paragraf minimal terdiri dari:
• Kalimat utama,

• Kalimat penjelas dan

• Kalimat pengembang

Kalimat pengembang disini diartikan atau difungsikan sebagai penjalin


paragraf sebelumnya dengan paragraf berikutnya. Hal ini dimaksudkan
agar hubungan antarparagraf menjadi baik, jelas, logis atau harmonis.
Kalimat Penegas
Kalimat penegas adalah kalimat yang berupaya untuk menegaskan mengenai
gagasan utama. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan kepada pembaca
mengenai informasi utama yang disampaikan kepada pembaca melalui
paragraf tersebut. Kalimat penegas dapat juga merupakan kalimat yang berisi
simpulan dari kalimat-kalimat yang mendahuluinya. Berikut ini merupakan
contoh kalimat penegas.
Sekolah akan memulangkan para siswa pada beberapa jam lebih awal karena
guru-guru harus mengadakan rapat. Lembar pengumuman yang berisi berbagai
pertimbangan bahwa pagi itu beberapa jam pelajaran harus dikurangi dan siswa
diminta untuk belajar sendiri, dirasa tidak penting bagi siswa. Pada hari ini
sekolah diakhiri pukul 09.70 dan siswa diperbolehkan pulang lebih awal.

Kalimat yang ditunggu adalah kalimat penegas, yaitu:

Pada hari ini sekolah diakhiri pukul 09.70 dan siswa


diperbolehkan pulang lebih awal.
Membangun Dan Mengembangkan
Paragraf
“Kesulitan menulis, mengarang atau membuat paragraf dirasakan
banyak orang. Tidak sedikit siswa, pelajar dan mahasiswa sering
merasakan bahwa mengarang atau menulis itu sulit. Hal seperti ini pun
dirasakan guru maupun dosen.”
Kesulitan menulis dapat disebabkan oleh berbagai hal. Kesulitan menulis disebabkan kurangnya penguasaan
kosakata, penguasaan materi yang akan ditulis kurangnya berlatih menulis, kemalasan menulis ataupun
kurangnya pemahaman penulis mengenai paragraf. Berkaitan dengan problema diatas muncul pendapat bahwa
“menulis untuk sulit”. Sebenarnya pendapat itu tidak perlu terjadi apabila kita mau berlatih menulis secara terus
menerus, memiliki keberanian menulis atau memiliki rasa tidak takut salah.
PARAGRAF 1
Gagasan utama
Kalimat utama
  Kata kunci  
Kalimat penjelas Kata kunci      
Kalimat penjelas   Kata kunci    
Kalimat penjelas     Kata kunci  
Secara garis besar, Kalimat pengembang / Persoalan

paragraf yang Penghubung


antarparagraf
Kata kunci
 
baru/calon
gagasan utama

dihasilkan dari tiga PARAGRAF 2


Gagasan utama
jenis kalimat Kalimat utama
  Kata kunci  

pembangun paragraf, Kalimat penjelas


Kalimat penjelas
Kata kunci  
  Kata kunci
 
 
 
 
terlihat seperti bagan Kalimat penjelas     Kata kunci  
Kalimat pengembang / Persoalan
paragraf disamping. Penghubung
antarparagraf
Kata kunci baru/calon
gagasan utama
 
PARAGRAF 3
Gagasan utama
Kalimat utama
  Kata kunci  
Kalimat penjelas Kata kunci      
Kalimat penjelas   Kata kunci    
Kalimat penjelas     Kata kunci  
Kalimat pengembang / Persoalan
Penghubung Kata kunci baru/calon dan
antarparagraf
 
gagasan utama seterusnya...
Menulis merupakan sebuah proses. Hal ini dapat diartikan bahwa
tulisan yang baik tidak mungkin dilakukan dengan sekali menulis
langsung jadi. Seorang penulis perlu melakukan berbagai tahapan.
Tahapan-tahapan menulis perlu dilakukan apabila menginginkan
hasil tulisan yang berkualitas. Tahapan yang perlu dilakukan
seorang penulis agar dapat menghasilkan tulisan yang baik adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan topik tulisan/karangan.
2. Mengumpulkan bahan tulisan/karangan.

3. Membuat kerangka karangan.

4. Penuangan ide, gagasan berdasarkan kerangka


karangan dalam paragraf-paragraf yang sederhana.

5. Membaca kembali paragraf yang sudah dibuat, menandai


ejaan, tanda baca, diksi, kalimat atau yang lainnya jika
dirasa perlu untuk diperbaiki.

6. Memperbaiki tulisan berdasarkan hal-hal yang telah ditandai.

7. Penulis melakukan kegiatan kelima dan keenam secara


berulang, tidak hanya dilakukan oleh dirinya sendiri (penulis).
Tetapi meminta orang lain membaca hingga menghasilkan
tulisan yang dinilai layak untuk dibaca orang lain, layak
dipublikasikan atau layak dicetak maupun digandakan.
Tahapan-tahapan diatas merupakan gambaran yang dapat dilakukan dalam
rangka belajar membangun paragraf. Paragraf yang dibangun-pun
merupakan paragraf sederhana. Berikut merupakan contoh paragraf
sederhana yang terdiri dari kalimat utama, kalimat penjelas dan kalimat
pengembang.

(1) Berbagai pihak mulai sibuk menyongsong Ujian Nasional 2013. (2) Salah
satunya adalah kesibukan Direktorat Pembinaan SMP menyelenggarakan
kegiatan Pendalaman Materi UN bagi Tim Pengembang Kurikulum. (3) Dinas
Pendidikan di daerah-daerah juga sibuk melakukan sosialisasi ke satuan
pendidikan tentang pelaksanaan UN yang akan dilaksanakan akhir Maret. (4)
begitu juga sekolah-sekolah mulai giat mengadakan kegiatan belajar tambahan
(les) untuk siswa kelas IX.
Ciri-Ciri dan Fungsi Paragraf
Ciri-ciri paragraf/karakteristik paragraf, diantaranya:

• Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.

• Dalam satu paragraf hanya terdapat satu gagasan utama atau satu pokok pikiran.

• Secara umum, paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat.

• Paragraf merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran.

• Paragraf merupakan kesatuan yang koheren dan padu.

• Kalimat-kalimat yang tersusun dalam paragraf tersusun secara sistematis dan logis.
Fungsi paragraf, diantaranya:

• Paragraf berfungsi sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok
keseluruhan karangan.
• Paragraf memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang. Paragraf yang
tersusun dengan baik (bersifat logis dan sistematis) merupakan alat bantu bagi pengarang
ataupun pembaca.
• Paragraf merupakan alat penyampai (potongan-potongan pikiran).
• Paragraf merupakan penanda pikiran baru mulai berlangsung.
• Paragraf mengarahkan pembaca dalam mengikuti alur pikiran pengarang serta memahaminya.
• Paragraf memungkinkan pengarangnya melahirkan jalan pikirannya secara sistematis. Bagi para
pembaca, kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis itu, memudahkan mereka menelusuri
dan memahami jalan pikiran pengarang.
Syarat-Syarat Paragraf

1. Kesatuan Paragraf
Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf ditata secara cermat
agar tidak satupun kalimat menyimpang dari ide pokok paragraf
itu. Apabila terdapat kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran
itu, paragraf akan menjadi tidak berpautan ataupun tidak utuh.
Sebaiknya kalimat yang menyimpang tersebut dikeluarkan dari
paragraf. Misalnya pada contoh berikut.
(1) Jateng sukses. (2) Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu
Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, Minggu
malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. (3) Kota Semarang
terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu Kota Propinsi Jateng. (4)
Pernyataan itu dianggap wajar karena yang diimpi-impikan selama ini
dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak dan satu
medali perunggu. (5) Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik
yang jatuh ke tangan Jateng. (6) hasil yang diperoleh itu adalah prestasi
yang paling tinggi yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.

Kalimat ketiga dalam paragraf di atas tidak menunjukkan keutuhan


paragraf. Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
2. Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat-
kalimat yang logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata)
pengait antarkalimat/paragraf. Urutan yang logis akan terlihat dalam
susunan kalimat-kalimat dalam paragraf. Dalam paragraf, tidak ada
kalimat-kalimat yang sumbang/keluar dari permasalahan yang
dibicarakan. Untuk mewujudkan kepaduan paragraf, dibutuhkan
pengait paragraf. Hal-hal yang dapat dijadikan paragraf yaitu (1)
ungkapan penghubung transisi, (2) kata ganti, dan (3) kata kunci
(pengulangan kata yang dipentingkan).
a. Ungkapan penghubung transisi, terdiri dari:

• Hubungan tambahan

• Hubungan pertentangan

• Hubungan perbandingan

• Hubungan akibat

• Hubungan tujuan

• Hubungan singkatan

• Hubungan waktu

• Hubungan tempat
b. Kata ganti, terdiri dari:
1. Kata ganti orang
• Kata ganti orang, banyak dipakai sebagai upaya untuk memadukan kalimat-kalimat dalam suatu
paragraf. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-
kali. Penyebutan nama orang berkali-kali dalam suatu paragraf menyebabkan kebosanan serta
menghilangkan keutuhan paragraf.
• Semua kata ganti orang hanya dapat menggantikan nama-nama orang dan hal-hal yang
dipersonifikasikan.
• Dalam kaitannya dengan bentuk –nya merupakan pengecualian. Bentuk –nya tidak hanya
menggantikan nama-nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan, akan tetapi juga
menggantikan benda-benda tidak bernyawa.
2. Kata ganti lain
• Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi,
demikian, begitu, di situ, di sini, di sana, ke situ, ke sini, ke sana, di atas, dan lain sebagainya
c. Kata kunci
Ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci. Setiap kalimat
utama harus mengandung kata kunci. Kata kunci merupakan fokus atau hal utama
yang dibicarakan dalam sebuah paragraf. Pengulangan kata ini perlu dilakukan
dengan hati-hati (tidak terlalu sering). Pengulangan kata kunci bisa dengan
bentuk yang berbeda. Hal ini berfungsi untuk mengurangi cara pengulangan yang
monoton, sehingga kalimat lebih enak dibaca. Perhatikan contoh paragraf berikut.

“Balai Serba Guna Asri (BSGA) milik warga RT 2, lembah Tidar, diresmikan oleh
Ahmad Mursid. Peresmian yang dilakukan oleh orang nomor satu di lembah
tidar tersebut, menandai kalau BGSA sudah bisa dipakai oleh warga. Dalam
sambutan peresmian itu, suami dari Palupi Sekartaji yang juga penggemar
tanaman bonsai mengatakan bahwa segala kegiatan warga RT 2 Lembah Tidar
bisa dilaksanakan di BGSA.”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai