Anda di halaman 1dari 3

ADI PRAHMANA PUTRA (2202037)

Adi Prahmana Putra merupakan putra asli daerah dari kota Parepare dan
menjadi salah satu mahasiswa aktif dikampus institute andi sapada
Fakultas Hukum. Ia lahir di Parepare 14 September 1996. Anak bungsu dari
empat bersaudara ini gemar membaca dan berolahraga, selain memiliki
ketertarikan dalam bidang olahraga abi sapaan akrabnya juga menyukai
dunia pageant tercatat beliau pernah meraih beberapa prestasi dalam
bidang pageant competition, diantaranya, Runner up 2 duta pajak kota
Parepare tahun 2012, Runner up 1 duta wisata gowa tahun 2015, Top 6
duta wisata sulsel tahun 2018, Top 6 Putra putrid pendidikan sulsel tahun
2018, dan Putera Indonesia modern tahun 2018, saat ini beliau juga
tercatat sebagai pegawai PT PLN Persero UPDK Bakaru pada seksi
administrasi dan logistic. Beliau dapat dihubungi melalui, WA 0813 4046
2980, FB adi prahmana, IG @abiprahmana, gmail
ad1prahmana@gmail.com

Pada Tugas kali ini ada beberapa puisi yang dibuat sesuai dengan arahan dari bapak dosen pengampu,
diantaranya :

 APP
 ILUSI
 CITA DAN DOA
 BAK NEGERI TIRANI
 MENJAGA SENJA

 APP
Mengulik sejarah kisah lahirnya diriku.
Inilah aku dengan seluruh cerita ku
Ayah, Bunda malaikat dunia yang menjadi alasan hadirnya aku
Yang membuat ku berdiri dalam syukurku

Dulu kecil itu enak, cuma makan dan main


Buang saja semua masalah, karena memang tidak ada masalah
Hanya ada main,makan dan menengadahkan tangan
Wah indahnya….

Sekarang waktunya dunia membuka dirinya


Membedah setiap inci ironinya
Dan membentukku menjadi mandiri dan dewasa.
Karena aku dan rasa syukurku adalah satu.
 ILUSI
Saat tunas kian tumbuh,serupa tubuh yang mengakar dan berjelajar
Setiap nafas yang terhembus dan terhempas
Adalah kata…oh tidak…mungkin hanya sebuah pertanda

Angin,angan, debur dan emosi telah melebur dan bersatu dalam jubah berpautan
Hati kita terikat…lidah kita menyatu…dan jiwa ? siapa yang peduli dengan jiwa
Kita hanya seonggok daging yang dipeluk selimut nafsu

Bibir kita bergumam namun tak dapat berucap apapun


Saat itulah hati dating dan menjadi penentu maka setiap apa yang terucap
Adalah sabda pendita ratu.

Apa itu ? Apakah itu debu ? atau abu ?


Ternyata hanya angin yang meniup saja lalu terbang hilang tanpa kenangan.
Tapi kita tetap menari, menari Cuma untuk kita.

Lalu ? Jiwa ini tandu ? atau mungkin tandus


Sudahlah kau payah
Maka ayo kita duduk saja…dan akan kita bawa semua.
Dari awal kenangan hingga berakhir di akhiran
Maka kita lebur semuanya karena kita adalah satu.

 CITA DAN DOA

Aku melayang ke masa depan yang terang, termenung membayangkan gapaian impian
Keinginan yang tersimpan dalam pikiran yang bercabang
Ku jaga baik dalam doa dan harapan

Aku ingin menjadi seorang bijak yang mengajarkan ilmu dan pengalaman
Itulah keinginanku dari dahulu, moga-moga menjadi kenyataan
Kini jauh sudah aku melangkah dan tak ingin mengalah
Demi menggapai Harapan dalam dekapan

Berjuang tanpa merasa putus asa dan lelah


Menggapai cita dan cinta masa depan
Tak lupa aku memohon doa kepadanya
Kepada sang malaikat dunia Ayah juga Ibu

Sungguh aku sangat yakin dan percaya


Doa dan keihlasannya bisa membantuku
 Bak Negeri Tirani

Menapak langkah menyusuri jalan sembilu


Mengiringi kisah ironi negeri cerita seribu
Ku pandangi sisi masa lalu
Tampak aman di bawah ikatan hukumku

Ku mengenang sikap berwibawa


Badan tegap dan penuh perkasa
Mengayomi dan menjaga
Apakah kini hanya sebuah cerita ?

Kami masyarakat kecil tak berkoneksi


Hanya mampu menangis dan meringis
Sementara para "tikus" menuju jeruji
Dengan wajah optimis anti menangis.

Dengarlah hai sang penguasa


Negeri kami bukan negeri tirani
Demokrasi maju indonesia sentosa
Tapi kau babat dengan tanpa hati nurani.

 Menjaga Senja

Butiran embun tak berarti di samudera


Mengalir dan menyatu dalam kelamnya rasa
Ketika sang raja hari mulai terpana
Saat itulah sang senja nampak memanja

Hamburan warna di langit senja


Mewarnai mata yang berbinar dalam asa
Taukah kau wahai indahnya dunia
Berlian senja sebagai hadiah sang pencipta

JINGGA .....

Warna menyala yang berani menantang gelap


Mengangkat semangat jiwa dan raga
Setelah seharian berpacu dengan lelahnya gemerlap
Aku disini mengobati dahaga.

Terpaan hangat sinar senja yang memudar


Membuatku beranjak dari tempatku bersandar
Kini kusiap menutup hariku yang padat
Dan menyambut hari esok ber amanat.

Anda mungkin juga menyukai