Anda di halaman 1dari 10

Pelita

Dalam kegelapan aku berjalan tanpa tujuan Mencari sebuah kebenaran Tanpa tau letak dan batas Dan tanpa sebuah penerangan Dalam kegelapan yang mencekam, aku berusaha menghindar dari kenyataan Membiarkan pikiranku diracuni oleh LOBHA Membiarkan mataku tertutup oleh DOSA Aku Membiarkan diriku terikat oleh MOHA Aku bukanlah elang yang bersayap Ditengah perjalanan. lebar, langkahku dihentikan oleh IRSIA yang dapat menakhlukkan lautan. yang mengajakku untuk mengulang, Aku juga bukan harimau bergigi mengulang kembali, kehidupan yang sama tajam, yang mmpu menguasaiakan kutemukan pelita? Kapan dan memimpin hutan. akan menerangi perjalananku Yang Yang melepaskan semua belenggu, Aku hanyalah seorang manusia yang slama ini membebaniku. diBumi, hanya dapat berkata-kata Apa yang sebenarnya kuperoleh? tanpa perbuatan Smakin lama pelita ini smakin meredupyang mendukungnya. Dan perjalananku masih panjang Entah kapan semua ini akan berakhir Aku seperti seekor ayam, yang hanya memandangi burung elang terbang. Bagaikan menunggu untuk dimangsa, tanpa dapat berbuat apa-apa. Tapi andaikan aku bisa, kan kurajut sayap menyambung kedua tanganku. Terbang menuju langit untuk menantangnya dan nasibku. Aku kembali memandang langit, menuntut alasan hukuman yang ia berikan. Walaupun aku telah sadar, tapi beginilah manusia.. Kesadaran kan mudah tertidur lelap, namun sulit tuk membangunkannya. Aku hanya menusia biasa, Bintang menerangi malam temani kesepian dalam kegelapan Bulan lukiskan mimpi indah untukku lengkapi tidur nan lelap

Senja menjelang kabut menebal Kegelapan menemani lamunan penuhi angan. Namun hati dan jiwaku belum kembali.

Bintang tlah bersinar menerangi malam Bulan kini lukiskan mimpiku tenang dan indah Tapi smua itu takkan berarti, karna hingga kini. hati dan jiwaku tak kunjung pulang

Mataku terus terbuka, menunggu fajar kapankah ini akan berakhir Matahari memberikanku jawabannya Cahaya tlah menemukan hati dan jiwaku, mereka slama ini slalu ada disampingku Menemaniku setiap langkahku

Lembaran puisi

tanpa dapat mempraktekkannya!!!

Waisak
Suci hati terlihat bercahaya, menunjukkan wajah ceria penuh senyum Hari suci nan sempurna ini, Biarlah terkenang didalam hati. Indah didengar namun sulit kulihat. Lembut kulihat, tak sekasar kurasa. Cinta kasih dan kebajikan ini, tlah kurasa melakukannya. Walaupun hanya dengan harapan. Dihari Suci Waisak ini, pancarkanlah Sinar Cinta Kasih dibumi. Menambah kedamaina dibumi Membuat setiap orang berseri Agar terasa bagai musim semi Yang penuh warna warni
.

Tinta ini bisa berubah Halaman ini juga bisa diganti Mengapa cinta kasih tak bisa berubah Dan Buddha juga selalu mengasihi umatnya

Mengapa manusia cepat berubah Mereka lupa akan Hukum Karma Yang pernah diajarkan Sang Buddha Guru dewa dan manusia

Bersihkan hati Pancarkan Cinta Kasih Jangan membuat orang sakit hati, jika tidak ingin disakiti Belajar dari kesalahan Karena Buddha slalu memancarkan dan memberikan sinar Cinta Kasihnya, untuk kita semuaumat manusia

Harapan
Hati ingin melangkah Jiwa terasa berat Ketika semua pasrah, tak ada yang dapat dilakukan Kekecewaan semakin dalam Jatuh kedalam telaga Hanyut dalam kesunyian Tenggelam dalam kehampaan Semua tlah berakhir Namun harapan kan slalu ada Bagaikan pelita dalam kegelapan Dan emas dalam kemiskinan Yang kan slalu berharga.. Di setiap keputus asaan Dan membawa cahaya tuk kembali pada kesempurnaan


Kegembiraanku meluap Perkumpulan membuatku merasa gembira, serasa indah dan bahagia Kebersamaan slalu menyenangkan Namun entah kenapa semua itu.. harus hilang dan berubah Walaupun smua itu Dukkha dan Anicca, mengapa harus terlalu cepat? Cepat datang.. cepat pergi dan cepat berlalu Senyuman dan kegembiraan hanya sesaat Dan kemudian akan pergi tanpa pesan Hanya tinggalkan kenangan Yang juga takkan abadi

Seribu Tangisan
Semua berduka,semua menangis Seribu Tangisan.. Sebuah kabar berisi duka Duka kehilangan dan kehancuran Membuat segalanya serasa tak

berarti Hati hancur berkeping-keping Semua porak-poranda Rata dan menyatu bersama tanah Berenang bersama arus air Tenggelam bersama waktu Seribu tangisan. Air meluapkan bersama emosi Namun meredakan semua yang membara Walaupun sia-sia, dan tersisa Seribu tangisan. Semua adalah Anicca Sebagaimana yang disampaikan Sang Bhagava Untuk slalu bertindak bijaksana

Dan mengambil hikmah, dari semua peristiwa Sebagaimana semua terjadi, Seribu tangisan telah menjadi kenangan. Menyisakan jutaan duka dihati Untuk dilanjutkan, kepada Seribu Tangisan berikutnya..

Kepada Sahabat
Kebahagiaan takkan kekal abadi Keindahan takkan selamanya bersinar Semua itu hanya sementara, untuk dilihat dan dipahami Semua itu kan kukatakan.kepada Sahabat Memandang langit Bagaikan tiduran bersama waktu Berbagi kebahagian sejati Berlomba bersama angin Menabur ribuan benih kebajikan Walaupun hanya harapan Kapada Sahabattlah kubicarakan

Langit tak pernah berujung Demikian pula karma kebajikan Takkan pernah habis untuk dilakukan Takkan pernah terlambat dilakukan Demikianlah kapada Sahabatitu kusampaikan Dhamma ajaran Sang Bhagava Telah tumbuh bersama zaman Menunggu kita untuk mengetahuinya Terbang bersama awan Menyiapkan diri untuk didengarkan oleh manusia Kepada sahabat. semua ini tlah kutuliskan .

Kecantikan kan pudar Keharuman kan hilang Kekuatan kan rapuh Dan semuanya kan berakhir Mempertahankan sesuatu tidaklah salah Hanya saja bagaimana kita melakukannya??? Bukankah semua tiada yang kekal, jadi buat apa kita melukai, hanya untuk kesenangan yang maya? Sabbe Sankhara Anicca, demikianlah sabda Sang Bhagava Tiada yang kekal didunia ini Kebijaksaan kan memahami, arti dari kesunyataan ini

Anicca

Sederas air terjun Semekar bunga mawar Sehijau daun kamboja Semerdu kicauan burung Demikianlah.. Dhamma Ajaran Sang Bhagava Guru dewa dan manusia Karma Berkelana bersama waktu Menabur benih dalam kehidupan Menjelajah bersama angin Menyirami dengan perbuatan Menunggu untuk dibabarkan Menyinari dengan Mengundang untuk kebenaran pikiran Memetik dengan Dhamma Ajaran Sang Bhagava, kesadaran Memikul disetiap kelahiran tlah sempurna disampaikan Menentukan wujud dan rupa Mengalir bagai air Dan akan Menurun bagai hujanselalu berubah Baik jumlahtambahan Tiada perubahan dan maupun jenis Karma kebajikan disebarkan Tak lapuk dimakan usia Karma kejahatan untuk dicabut Dhamma Ajaran Sang Bhagava, Agar memperoleh kebahagian tlah membimbing umat manusia Baik kehidupan kini dan masa depan untuk kembali pada Hasta Ariya Maggha

teratai
Mekar diantara kematian Tumbuh disaat keputus asaan Muncul dalam setiap renungan Membawa kesempatan hidup baru Memikul karma disetiap beban Keharuman bunga teratai.. memenuhi suasana kebaktian Sebagai lambang kesucian Bagai Sang Bhagava. yang sadar diantara yang tertidur, dan terikat oleh belenggu duniawi Bulan purnama,disaat Waisaka puja Bersujud dihadapan altar Sang Bhagava Memulai suatu perjalanan.. menuju pantai bahagia Hanya berpenuntun cahaya..

Cahaya
Menuntun dalam kegelapan Menerangi hati yang tertutup Demikianlah Sang Bhagava, bagaikan cahaya dalam hidup, yang slalu bijaksana Sang Guru para dewa dan manusia Matahari selalu terbit dan terbenam, berganti hari siang dan malam Tapi tidak demikian cahaya Sang Bhagava Yang slalu menyinari hati kita semua Dengan memancarkan Sinar Cinta Kasihnya Dalam gelapnya malam dan sunyinya pagi Cahaya Sang Bhagava slalu menyinari hati Sebagai embun yang menyejukkan hati, sebagai pelita yang menuntun langkah Setiap hati melangkah dengan pasti Menutupkan mata berpedoman pada hati Melangkah menuju jalannya Cahaya

Dhamma
Dimana kan kucari, Sebuah kebenaran sejati Untuk menuntun perjalanan Yang entah berapa lama tlah dijalani Menyegarkan yang dahaga Menyelamatkan yang sengsara Menolong yang tersiksa Menyejukkan yang terbakar Menuntun kembali pada jalan yang benar Tenang bagaikan air Jernih dan membersihan hati Jauhkan segala kekotoran batin Pelita dalam kegelapan.. Itulah Dhamma

Kesadaran Sangha
Sangha nan suci mulia Yang meninggalkan keluarga, meninggalkan belenggu dan nafsu Mewarisi Dhamma Ajaran Sang Bhagava Membimbing umat dalam kehidupan Sangha siswa Sang Bhagava Guru bagi umat manusia, yang masih buta oleh Avijja dan terikat oleh nafsu indriya Sangha para Arya yang bijaksana Menuntun pada kebenaran sejati Kembali pada Hasta Arya Magha hingga tercapainya Nibbana Sampaikan trima kasihku.. Pada Sangha siswa Sang Bhagava Yang tlah membimbing dan menuntunku Dalam perputaran kehidupan ini, hingga tercapainya pantai sebrang Mataku terus terbuka Mimpi Bayangan seolah didepan mata Angan dalam Pikiran tlah terbang tinggi keindahan Semakin melekat pada kenikmatan Menuju langit kesepuluh Memutar memori yang tlah terjadi Moha Menciptakan dunia khayalan penuh Lama..lama sekali warna Hingga tersadar dan bangun Kebodohan tlah menutup mata Sesuai keinginan dan hasrat terusdan jiwa Mengisi seluruh otak terbuka Mata Mengosongkan itu setengah Namun jiwa hati nurani Memenuhi kuat Semakin mengikatdandunia mimpi tertidur Mengikat kesadaran.smakin Mengabulkan impian Dan kesadaran mulai letih erat Menyukseskan kegagalan Melakukan yang tak mungkin Memikul beban yang sama Angin menerbangkan segala Walaupun Untuk bayangan maya hanya setiap kelahiran Hujan smakinmembasahi Namun memperoleh beban Dan matahari terus menyinari yang Kabahagiaan sesaat berbeda Akhirnya hanya tersisa Namun semakin mengikat Disetiap kematian kebodohan Membuat pikira semakin kuat Untuk sisa kekuatan berdiri disenja Tanpa kebijaksanaan Kapan kesadaran itu akan kembali? Mimpi yangKabut tlah menutupi raga mengikat. dengan Menyatu penglihatan Menyusun hidup baru Kini terperangkap dalam Kembali mengulang kebodohan kehidupankesadaran.
Teriakt oleh belenggu Yang diciptakan pikiran Yang tak pernah mau mengerti Hanya menyisakan kebodohan

Waktu Berlarut-larut dalam mimpi Tenggelam dalam kegelapan Tanpa lukisan,tanpa nyanyian Tak ada yang dapat kulihat Dan tak ada yang dapat kudengar Tapi waktu tetap terus berlalu Kebekuan dan kesunyian Bagai menyatu tuk bungkam mulutku Membuat lidahku beku Membuat bibirku sunyi Tanpa sempat berkata-kata Dan waktu masih terus berlalu Hingga berhenti pada satu detik Memutar satu kehidupan Menerima semua perbuatan Dan akhirnya kembali mengulang Berpacu lagi dengan waktu Bersama kebekuan dan kesunyian Dalam setiap kehidupan

Air Tenang tak bersua Beriak namun tak berbahaya Slalu dicari dan dibutuhkan Menentukan kehidupan seseorang Senantiasa itulah air Seperti para bijaksana Tenang dan mulia Penuh kewaspadaan dan perhitungan Takkan goyah oleh celaan maupun pujian Senantiasa bagaikan air Meditasi memusatkan pikiran Tenang dan tak bersua Selalu menjadi air Mengikuti wadah yang ditempati Hiduplah sesederhana mungkin Seperti air

Anda mungkin juga menyukai