Anda di halaman 1dari 14

DASAR PEMBUATAN

KEBIJAKAN KESEHATAN

Kelompok 1
Muhammad Yasdar Bahri 007810152021
Marwayanti Soraya 007910152021
Yuliana Anwar 008010152021
PENDAHULUAN
Sektor kesehatan merupakan bagian penting dalam perekonomian di berbagai negara. sektor kesehatan
Sektor kesehatan merupakan bagian penting perekonomian di berbagai negara. Sektor kesehatan seperti
pembangkit perekonomian, melalui inovasi dan investasi dibidang teknologi biomedis, produksi dan
penjualan obat-obatan, atau dengan menjamin adanya populasi yang sehat yang produktif secara ekonomi.
Kebijakan sering diartikan sebagai sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang bertanggung jawab
dalam bidang kebijakan tertentu, bidang kesehatan, lingkungan, pendidikan atau perdagangan.
Oleh karena itu, dalam pembuatan kebijakan kesehatan dapat mengikuti beberapa prinsip substansial yang
mendukung agar kebijakan memiliki dasar dalam melaksanakannya
DEFINISI KEBIJAKAN KESEHATAN
• Kebijakan kesehatan adalah serangkaian keputusan, rencana, dan tindakan

yang dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik kesehatan dalam masyarakat.

• Kebijakan kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau tindakan yang

berpengaruh terhadap perangkat institusi, organisasi, pelayanan kesehatan

dan pengaturan keuangan dari sistem kesehatan (Walt)

• Ahli lain menyatakan Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli

terhadap pengguna pelayanan kesehatan, Kebijakan kesehatan dapat dilihat

sebagai suatu jaringan keputusan yang saling berhubungan, yang pada

prakteknya peduli kepada pelayanan kesehatan masyarakat (Green &

Thorogood)
Dasar-Dasar dalam Membuat
Kebijakan Kesehatan
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah kebijakan, adalah sebagai
berikut.
1. Interdepensi (saling tergantung), yaitu kebijakan suatu bidang (energi) sering kali memengaruhi
masalah kebijakan lainnya (pelayanan kesehatan).
2. Subjektif, yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalah diindentifikasi, diklasifikasi dan
dievaluasi secara selektif
3. Artifisial, yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis, sehingga dapat menimbulkan
masalah kebijakan
4. Dinamis, yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasana perubahan yang terus-menerus.
Pemecahan masalah justru dapat memunculkan masalah baru, yang membutuhkan pemecahan
masalah lanjutan.
5. Tidak terduga, yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan kebijakan dan sistem masalah kebijakan
interdepensi
artifisial
Tidak Terduga
subjektif

D
i
n
a
m
i
sDasar Pembuatan Kebijakan Dunn
1988
Kebijakan Kesehatan di Indonesia
Dalam Amandemen UUD 1945 dan TAP No.VII/MPR/2001 merupakan visi Indonesia untuk
bertanggung jawab dalam hal kesehatan warga negaranya, menjaga hak asasi manusia dalam
kesehatan, dan menjadikannya sebagai jaminan sosial
Pokok Kebijakan Kesehatan Nasional
Landasan kebijakan dalam pembangunan kesehatan nasional adalah
1. Landasan idiil yaitu Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hjkmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
2. Landasan konstitusional yaitu UUD 1945, khususnya:
A. Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
B. Pasal 28 B ayat (2); setjap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang.
C. Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
 
D. Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan
ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat
E. Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusjaan, dan
ayat (3); negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan gan fasilitas pelayanan
umum yang layak

3. Landasan Operasional meliputi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan
ketentuan peraturan perundangundangan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan
pembangunan kesehatan.
Segitiga Kebijakan Kesehatan
Segitiga kebijakan kesehatan merupakan suatu pendekatan yang sudah sangat disederhanakan
untuk suatu tatanan hubungan yang kompleks, dan segitiga ini menunjukkan kesan bahwa
keempat faktor dapat dipertimbangkan secara terpisah.
1. Para Pelaku Penyusun Kebijakan
Pelaku berada ditengah kerangka kebijakan
kesehatan. Pelaku dapat digunakan untuk
menunjuk individu. Para pelaku ini berusaha untuk
mempengaruhi proses politik ditingkat lokal,
nasional, atau internasional. Seringkali mereka
merupakan bagian jaringan yang sering disebut
sebagai partner, untuk mengkonsultasikan dan
memutuskan kebijakan diseluruh tingkatan
2. Faktor Kontekstual yang Mempengaruhi Kebijakan

• merupakan kondisi yang tidak permanen atau khusus yang


Situasional dapat berdampak pada kebijakan (contoh: perang,
kekeringan ).
• merupakan bagian dari masyarakat yang relatif tidak
Struktural berubah

Budaya • dapat mempengaruhi kebijakan kesehatan

• menyebabkan meningkatnya ketergantungan antar negara


Exogenous dan mempengaruhi kemandirian dan kerjasama
internasional dalam kesehatan
3. Proses Penyusunan Kebijakan
Proses mengacu kepada cara bagaimana kebijakan dimulai, dikembangkan atau disusun, dinegosiasi,
dikomunikasikan, dilaksanakan dan dievaluasi. Pendekatan yang paling sering digunakan untuk memahami
proses kebijakan adalah dengan menggunakan apa yang disebut tahapan heuristiks.
A. Identifikasi Masalah dan Isu
B. Perumusan Kebijakan
C. Pelaksanaan Kebijakan
D. Evaluasi Kebijakan
Kesimpulan
Kebijakan Kesehatan dibuat atas beberapa dasar dapat karena adanya interdepensi, Subjektif,
Artifisial, Dinamis maupun dalam keadaan yang tidak terduga, Dari itu, pembuatan suatu
kebijakan selalu memiliki dasar yang hakiki atau dasar yang kuat bisa berupa suatu landasan
yuridis atau landasan hukum di mana, landasan yuridis sebagai tempat berpijak dari kesehatan
tersebut.
Segitiga kebijakan atau Kajian terhadap konteks, proses dan pelau dapat digunakan secara
retrospektif untuk menganalisis kebijakan dimasa lalu, dan secara prospektif membantu dalam
perencanaan untuk mengubah kebijakan yang sudah ada

Anda mungkin juga menyukai