Anda di halaman 1dari 88

BAB 2

PENYAKIT PADA SISTEM


INTEGUMEN
A. Sistem Integumen

• Sistem integument atau kulit merupakan organ yang melapisi seluruh


bagian tubuh, membungkus dan menyeliputi organ, otot, dan lain – lain
jaringan yang ada di dalamnya.
1. Anatomi Kulit

a. Epidermis merupakan bagian terluar dari kulit tersusun dari jaringan epitel yang di sebut
dengan epidermis. Lapisan epidermis terdiri atas sebagai berikut :
1 ). Lapisan tanduk, lapisan terluar yang telah mati, lapisan ini akan mengalami pengelupasan
yang tidak menimbulkan rasa sakit.
2). Lapisan malphigi, lapisan yang tersusun atas sel – sel hidup. Lapisan ini terdapat melanin
3). Stratum spinosum, atau lapisan spinosum yang tersusun atas sel – sel dengan bentuk
tidak beraturan.
4). Stratum germinativum, lapisan basal, lapisan paling dasar yang selalu mengadakan
pembelahan yang membentuk sel – sel baru secara periodic.
b. Dermis merupakan lapisan yang terletak di bawah epidermis. Di dalam dermis
terdapat banyak kelenjar seperti kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh
darah dan kantung darah, lapisan dermis terdiri dari :
1). Pembuluh darah untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen yang di buthkan oleh
sel – sel dermis, yang bertukuan agar sel – sel kulit tetap sehat dan mencegah
kerusakan.
2). Ujung saraf indra terdiri dari ujung saraf peraba.
3). Kelenjar keringat / glandula sebasea untuk menghasilkan keringat terdiri dari
air dan garam – garam lain.
4). Kantung rambut, bagian rambut yang berisi akar batang rambut, didalamnya
juga terdapat pembuluh serta otot yang dapat meregang bila terjadi kontraksi.
5). Kelenjar minyak, berfungsi menghasilkan minyak agar rambut tetap lembab
dan kering.
C. Hipodermis atau jaringan ikat bawah kulit yang berada di dalam lapisan
dermis. Di dalamnya terdapat banyak jaringan lemak yang berfungsi sebagai
cadangan energi . Jaringan lemak berfungsi untuk menjaga tubuh agar
tetap optimal serta pelindung tubuh / bantalan.
2. Fungsi Kulit

• proteksi, kulit melindungi bagian dalam tubuh dari gangguan fisik maupun mekanik seperti gesekan, tarikan, zat –
zat kimia, radiasi sinar ultraviolet, ataupun infeksi dari mikroorganisme berbahaya.
• Absorbsi, kulit bersifat permeabilitas sehingga dapat menyerap oksigen, menegluarkan karbon dioksida dan uap
air.
• Ekskresi, kelenjar di dalam kulit dapat mengeluarkan zat – zat yang tidak di butuhkan lagi oleh tubuh
• Pesepsi, ujung saraf sensoris pada kulit sehingga tubuh dapat merespon rangsangan dari luar seperti dingin, panas,
tekanan, tarikan, gesekan, dll.
• Mengatur suhu tubuh, bila udara panas maka kulit akan mengeluarkan keringat untuk mendingkan tubuh.
• Membentuk pigmen yang memberikan warna kulit pada seseorang
• Temapt membentuk vitamin D yang berfungsi sebagai kepadatan tulang
B. Penyakit Pada Sistem Integumen dan
Pemeriksaannya
1. Penyakit Pada Sistem Integumen
a. Kudis / Skabies merupakan kondisi kulit yang mengalami ruam atau
keropeng yang sangat gatal akibat penyusupan tungai kecil ke dalam lapisan kulit
luar. Biasanya disebabkan oleh Sarcoptes scabiei. Tungau – tungau tersebut akan
menggali liang menyerupai terowongan untuk berserang di bawah lapisan kulit
luar.
1). Manifestasi Klinis
• Merasakan gatal di bagian yang terinfeksi oleh tungau
• Terbentuk ruam dipermukaan kulit
• Timbul ruam di sekitar sela – sela jari, ketiak pergelangan tangan, siku, sekitar payudara,
telapak tangan, kaki, selangkangan, lutut, dan sekitar organ intim.
b. Kanker Kulit merupakan kelainan sel pada kulit akibat mutasi pada sel DNA
yang membuat pertumbuhan sel cepat, usia lebih Panjang, dan sel
kehilangan sifat dasarnya. Kanker kulit umumnya terjadi pada bagian kulit yang
sering terkena sinar matahari, namun pada beberapa kasus kondisi ini juga
dapat terjadi pada bagian kulit yang tidak terkena sinar matahari.
1). Manifestasi Klinis
Kanker kulit dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan jenis sel yang di serang.
Gejala yang di tampakkan pun berbeda.
a). Karsinoma Sel Basal (BCC) Merupakan jenis kanker yang terjadi pada bagian
bawah epidermis. Gejala yang tampak antara lain :
• Benjolan lunak dan mengkilat pada kulit
• Lesi berbentuk datar pada kulit berwarna cokelat gelap atau cokelat kemerahan seperti
daging.
b). Karsinoma Sel Skuamosa (SCC) merupakan jenis kanker kulit yang terjadi pada
bagian atas epidermis. Gejala yang tampak antara lain :
• Benjolan pada merah keras pada kulit
• Lesi pada kulit yang berbentuk datar dan bersisik keras seperti kerak.

c). Melanoma merupakan jenis kanker kulit yang dapat tumbuh pada bagian kulit
manapun baik pada kulit normal maupun pada tahilalat yang berubah menjadi ganas.
Gejala klinis antara lain :
• Benjolan berwarna cokelat dengan bitnik – bitnik hitam pada benjolan tersebut
• Tahi lalat yang mengalami perubahan warna, ukuran, atau mengeluarkan darah.
• Munculnya lesi kecil pada kulit dengan tepi yang tidak beraturan, atau lesi berwarna
merah, putih, biru, serta biru kehitaman
• Munculnya lesi berwarna gelap pada telapak tangan, telapak kaki, ujung jari tangan
atau kaki.
• Munculnya lesi berwarna gelap pada membrane mukosa di dalam mulut. Hidung,
vagina atau anus.
Biasanya para ahli medis menggunakan daftar ABCDE untuk mengindentifikasi
melanoma sebagai berikut :
A : Asimetris, bentuk melanoma biasanya asimetris di banding tahi lalat biasa
B : Border, umumnya berlekuk – lekuk, bukan berbentuk ulat seperti tahi lalat
C : Color, merupakan gabungan dua warna atau lebih
D : Diameter, umumnya lebih dari 6 mm
E : Enlargement. Akan membesar dari waktu ke waktu
c. Panu merupakan penyakit infeksi jamur yang di tandai dengan munculnya
bercak – bercak kecil pada kulit. Warna bercak tersebut bisa lebih terang atau lebih
gelap dari warna kulit.
1). Manifestasi klinis ; gejala klinis yang sering terlihat adalah munculnya bercak –
bercak warna putih yang lebihterang atau lebih gelap dari warna kulit asli, bahkan
pada sebagian kasus warna panu terlihat merah atau merah muda. Bercaj – bercak
di kulit akan semakin melebar seiring waktu. Permukaan kulit yang terkena panu
akan gatal dan bersisik.
2) pemeriksaan; pemeriksaan yang dilakukan adlah pemeriksaan fisik dan
penunjang, pemeriksaan penunjang tersebut adalah; pemeriksaan potassium
hydroxide dan hispatologi
d. Kusta / Lepra merupakan penyakit yang menyerang kulit, saraf perifer, selaput
lendir pada saluran napas atas, serta mata. Kusta dapat menyebabkan luka pada
kulit, kerusakan saraf, melemahnya otot dan mati rasa
1). Manifestasi Klinis
a. Mati rasa
b. Muncul luka yang tidak terasa sakit
c. Kehilangan alis dan bulu mata
d. Mata menjadi kering dan jarang mengedip serta dapat menimbulkan kebutaan
e. Hilangnya jari jemari akibat luka infeksi
2). Pemeriksaan kusta meliputi pemeriksaan hispatologi dan serologi
• Manifestasi Klinis
• Mati rasa, baik sensasi terhadap perubahan suhu, sentuhan, tekanan, ataupun rasa sakit
• Muncul lesi dan menebal pada kulit
• Muncul luka yang tidak terasa sakit
• Pembesaran saraf pada siku dan lutut, atau bagian lainnya
• Kelemahan otot terutama kaki dan tangan, bahkan hingga mengalami kelumpuhan
• Kehilangan alis dan bulu mata
• Mata menjadi kering dan jarang mengedip, serta dapat menimbulkan kebutaan
• Hilangnya jari – jemari akibat luka yang terinfeksi
• Kerusakan pada hidung yang dapat menimbulkan mimisan, hidung tersumbat

• Pemeriksaan Kusta
• Hispatologi, untuk menidentifikasi system imunitasnya berdasarkan parasitisme yang
menginfeksi
• Serologi
e. Jerawat merupakan masalah kulit yang di tandai dengan munculnya bitnik –
bitnik pada beberapa bagian tubuh seperti wajah, leherpunggung dan dada. Bintik
tersebut mulai dari ringan yang hanya berisi komedo hitam atau putih sampai
bitnik yang parah yang berisi nanah dan kista. Jika bitniknya parah maka akan
menimbulkan bekas luka.
1) Manifestasi Klinis; muncul bitnik di area di sebutkan diatas, berminyak.
f. Campak merupakan suatu infeksi virus yang ditandai dengan munculnya ruam di
seluruh permukaan tubuh dan sangat menular.
• Manifestasi Klinis
• Mata merah, bengkak dan sensitive terhadap cahaya
• T anda – tanda menyerupai pilek misalnya tenggorokan, batuk kering, dan hidung
beringus
• Bercak kecil berwarna putih keabu abuan dimulut dan tenggorokan, batuk kering dan hidung
beringus
• Bercak kecil berwarna putih ke abu abuan dimulut dan tenggorokan
• Mengalami demam tinggi, lemas, letih dan nyeri
• Tidak bersemangat dan kehilangan selera makan
• Diare dan muntah muntah

• Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah tepi, untuk mengetahui jumlah leukosit normal atau meningkat apabila
ada komplikasi infeksi bakteri
• Pemeriksaan antibody IgM untuk mendeteksi infeksin campak akut
g. Selulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan kulit yang dapat menyebabkan
kulit terlihat kemerahan, bengkak, terasa lembek, dan sakit saat ditekan.
Disebabkan oleh bakteri streptococcus/staphylococcus yang masuk melalui luka
infeksi terutama saat operasi, luka gores dan gigitan serangga.
• Manifestasi Klinis
• Kulit kemerahan yang berpotensi menyebar
• Pembengkakan, nyeri, demam, dan muncul bitnik – bitnik merah
• Kulit melepuh dan kulit bernanah atau berair berwarna kuning atau bening
• Mati rasa pada bagian yang terinfeksi
• Nyeri dan tanda peradangan bertambah
• Pusing, menggigil, mual dan muntah hingga diare
• Jantungnya terasa berdebar – debar, sesak nafas
• Penurunan timgkat kesadaran

• Pemeriksaan Penunjang
• Tes darah, untuk melihat apakah terdapat infeksi, yakni dari jumlah sel darah putih
• Tes kultur, cairan dari luka akan diambil dan diperiksa apakah terdapat bakteri
• Foto rontgen, untuk melihat adanya fokud infeksi dibawah kulit, temasuk tulang.
Pemeriksaan Penyakit

Pada Sistem Integumen


Pemeriksaan Fisik

Sistem Integumen

meliputi kulit, rambut dan kuku


1. Kulit

• Inspeksi
• Lihat warna kulit klien di bawah sinar matahari,normalnya kulit berwarna merah mudah
hingga kecokelatan ataupun hitam. Kulit yang tidak terkena sinar matahari akan berwarna
lebih terang, dan tampak pucat pada orang yang tidak pernah / jarang terpapar sinar matahari
• Lihat adanya lesi pada kulit (primer atau sekunder)
• Lihat apakah kulit klien tampak berminyak

• Palpasi
• Raba permukaan kulit, rasakan kelembabannya. Normalnya kulit akan terasa lembab namun
tidak basah
• Rasakan suhu pada permukaan tubuh, normalnya tubuh akan terasa hangat
• Cubit sedikit pada bagian dada, atau lengan bagian dalam. Turgor kulit akan kembali dalam
waktu < 2 detik (nilai normal)
• Untuk mengetahui adanya pitting edema, tekan perlahan pada daerah pretibialis, dorsum
pedis, atau sacrum. Jika ditemukan pitting edema, pada area yang ditekan akan Nampak
bekas jari pemeriksa dan akan kembali dengan lambat >2 detik.
2. Rambut

• Inspeksi
• Perhatikan peneybaran rambut di seluruh tubuh, penyebaran rambut akan tampak lebih
banyak pada pria di banding wanita. Lihat kebersihannya, catat adanya kinea kapitis, kutu,
dan lain – lain.

• Palpasi
• Rasakan apakah rambut berminyak. Tarik sedikit rambut, catat jika ada kerontokan rambut
atau alopesia (rontok berlebihan)
3. Kuku

• Inspeksi
• Perhatikan bentuk dan warna kuku. Normalnya dasar kuku berwarna merah muda cerah
karena mengandung banyak pembuluh – pembuluh darah
• Sudut normalnya antara kuku dengan pangkalnya adalah 160 derajat
• Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi atau perlukaan

• Palpasi
• Tekan ujung jari untuk memeriksa CRT yaitu waktu pengisian balik kapiler. Normalnya akan
kembali dalam waktu <2 detik
Pemeriksaan Diagnostik Pada Sistem
Integumen
• Biospi kulit, pemriksaan dengan mengambil contoh jaringan kulit yang terdapat lesi untuk
digunakan mengidentifikasi ada atau tidaknya keganasan yang disebabkan oleh bakteri atau
jamur
• Uji kultur atau sensitivitas, untuk mengetahui adanya virus, bakteri atau jamur pada kulit
yang mengalami kelainan
• Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus, mempersiapakan lingkungan
pemeriksaan dengan pencahayaan khusus sesuai dengan kasus yang di hadapai
• Uji tempel, pada klien yang diduga menderita alergi untuk mengetahui apakah lesi tersebut
ada kaitannya dengan factor imunologis, juga untuk mengidentifikasi respons alerginya.
Penerapan Pemeriksaan Penyakit pada Sistem Integumen
1. Urtikaria

Urtikaria merupakan kondisi kelainan kulit berupa reaksi terhadap berbagai macam
penyebab, umumnya berupa alergi. Kulit terlihat memerah, sedikit edema dan
elevasi.
• Manifestasi Klinis
• Tampak bentol yang berbatas tegas, berwarna merah dan gatal, bentol dapat pula berwarna
putih ditengah dan dikelilingi warna merah. Warna merah bila ditekan akan memutih.

• Pemeriksaan Urtikaria
• Pemeriksaan Fisik (Inspeksi)
• Deskripsikan bentuk, distribusi, dan aktivitas lesi urtikaria pada kulit
• Tentukan apakah ada angioedema pada profunda dermis dan jaringan subkutan, keterlibatan
mukosa dan submucosa, memar, keterlibatan jaringan ikat, dan edema kulit yang luas
• Kemungkinan kelainan sistemik atau metabolic seperti gangguan tiroid, icterus dan artritis.
• Jika urtikaria tidak hilang dalam 24 jam maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang.
• Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang
tersembunyi atau kelainan pada orgam dalam.
• Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinophil, dan komplemen
• Tes kulit, walaupun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis.
Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari allergen
• Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk
beberapa, lalu mencobanya kembali satu persatu.

• Dignosis Keperawatan
• Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka akibat gangguan integritas.
• Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar allergen
• Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritas
• Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritas
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus
• Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi.
• Intervensi Keperawatan
• Diagnosis : potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka akibat
gangguan integritas.
Intervensi Rasional
Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic Mengurangi dan mencegah kontaminasi
dalam melakukan tindakan pada pasien kuman
Ukur tanda vital tiap 4 – 6 jam Mengetahui indikasi terjadinya proses
infeksi
Observasi adanya tanda – tanda infeksi Deteksi dini terhadap tanda – tanda
infeksi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Memindai allergen dari makanan
pemberian diat TKTP

• dLibatkan peran serta keluarga dalam


memberikan bantuan pada klien
Memandirikan keluarga

Jaga lingkungan klien agar tetap bersih Menghindari allergen yang dapat
menyebabkan urtikaria
2. Diagnosis : resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar alergen

Intervensi Rasional
Ajarkan klien menghidari atau menurunkan Menurunkan respons alergi
paparan terhadap allergen yang telah diketahui
Teliti label makanan dalam kemasan atau kaleng Menghindari bahan maknan mengandung alergen
untuk menghindari zat alergen
Gunakan penyejuk ruangan di rumah atau Menjaga suhu agar tetap stabil. Suhu panas dapat
lingkungan kerja bila memungkingkan memicu terjadinya alergen

3. Diagnosis : perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus


Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi kembali
Intervensi Rasional
Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan Meningkatkan rasa kooperatif
penyebabnya, prinsip terapinya, dan siklus gatal -
garuk
Anjurkan klien atau keluarga untuk mencuci Menghindari pruritus dari bahan kimia
pakaian tanpa menggunakan formaldehida, bahan
kimia lain, atau pelembut pakian buatan pabrik
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat Mengurangi rasa gatal.
pengurang rasa gatal
3. Diagnosis : Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan pruritus

Intervensi Rasional
Klien dianjurkan untuk melakukan Udara yang kring membuat kulit terasa
relaksasi sebelum tidur gatal, lingkungan yang nyaman
meningkatkan relaksasi
Menjaga kulit selalu lembab Mencegah kehilangan air dan
menegndalikan kulit kering serta gatal
Menghindari minuman yang Membuat klien lebih cepat tidur
mengandung kafein
Nasehati klien untuk menjaga Mencegah insomnia dan kenyamanan
kebersihan kamar, memeiliki ventilasi, klien
dan kelembaban yang baik
5. Diagnosis : gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus

Intervensi Rasional
Kaji adanya gangguan citra diri Mengetahui kepercayaan diri klien
terhadap sosialnya
Identifikasi stdium psikososial terhadap Klien memahami kondisi kulitnya
perkembangan
Berikan keempatan mengungkapkan Klien membutuhkan pengalaman
perasaan didengarkan dan dipahami
Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan Memberikan kesempatan pada petugas
klien yang cemas mengembangkan untuk menetralkan kecemasan yang
kemampuan untuk menilai diri dan tidak perlu terjadi dan memulihkan
mengenali masalahnya realitas situasi, ketakutan merusak
adaptasi klien.
Dukung upaya klien untuk memperbaiki Membantu meningkatkan penerimaan
citra diri diri dan sosialisasi
6. Diagnosis : kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat
informasi

Intervensi Rasional
Kaji pemahaman klien mengenai Meningkatkan kerja sama pasien dalam
penyakitnya melakukan terapi dan pengobatan
Jaga agar klien agar mendapatkan Menurunkan resiko terjadinya trauma
informasi yang benar
Peragakan penerapan terapi secara jelas Mengurangi rasa gatal pada kulit
Nasehati klien agar selalu menjaga Menimbulkan rasa percaya diri dan
kebersihan tubuh dan lingkungan meningkatan pola hidup sehat bagi klien
dan lingkungannya.
2. Eksim

Eksim atau dermatitis adalah peradangan pada kulit terutama bagian epidermis dan
dermis sebagai respons terhadap pengaruh factor eksogen atau pengaruh factor
endogen yang di tandai dengan rasa gatal.
a. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis eksim secara umum terdapat radang akut terutama pruritus,
kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema pada mulut terutama palpebra dan bibir,
gangguan fungsi kulit dan genetalia eksterna.
b. Pemeriksaan Dermatitis
1). Pemeriksaan Fisik, periksa keluhan pasien, bagian yang mengalami dermatitis,
keadaan umum, kesadaran, dan tanda – tanda vital. Periksan B1 – B6.
2). Pemeriksaan Penunjang, meliputi pemeriksaan asetikolin, percobaan histamin,
pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah dan urine.
c. Diagnosis Dermatitis
1) Kerusakan integritas kulit b/d perubahan fungsi barrier kulit
2) Nyeri b/d lesi kulit
3) Perubahan pola tidur b/d pruritus
4) Perubahan citra tubuh b/d penampakan kulit yang tidak baik
5) Kurang pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani
kelainan kulit
6) Resiko infeksi b/d lesi, bercak – bercak merah pada kulit.
d. Intervensi Kep.
Diagnosis : Nyeri b/d lesi kulit
INTERVENSI RASIONAL
Periksa daerah yang terlibat Membantu dalam menyusun rencana
intervensi
Kaji penyebab ketidaknyamanan klien Membantu identifikasi tindakan yang
tepat untuk memberikan kenyamanan
Catat hasil observasi secara rinci dengan Mendukung diagnosis selanjutnya dan
memakai terminology deskriptif metode pengobatan yang dilakukan
Mengantisipasi alergi yang mungkin Mencegah terjadinya alergi
terjadi
Pertahankan kelembaban kulit pasien Memberikan rasa nyaman pada pasien
Pertahankan lingkungan dingin Meredakan iritasi dan gatal
Anjurkan pasien untuk mengenakan Mengurangi gatal pada pasien
pakaian tipis / peralatan di temat tidur
Lakukan kompres penyejuk dengan air Menyejukkan dan meredakan pruritus
suam suam kuku
Oleskan lotion sesuai resep dokter Meredakan gejala atau iritasi dan
segera setelah mandi mempercepat proses penyembuhan
3. Luka Bakar merupakan luka yang timbul akibat paparan suhu tinggi, syok listrik dan terkena bahan kimia, luka bakar dapat di
bedakan menjada 3 derajat. Yaitu;
a. Derajat satu (superficial) di sebabkan oleh sengatan matahari. Api dengan intensitas rendah bagian yang terkena adalah lapisan kulit
epidermis.
1) Tanda dan gejala ; kesemutan dan rasa meneyri mereda bila didinginkan
2) Penampilan luka; memerah / warna merah muda
b. Derajat dua (partial thickness) disebabkan oleh api yang dengan intensitas tinggi, air panas yang sangat mendidih bagian kulit yang
terkena adlah epidermis dan dermis
1). Tanda dan gejala; nyeri, sensitive terhadap udara dingin
2). Penampilan luka; melepuh, munculnya bulla, permukaan basah.
c. Derajat tiga (full thickness) disebabkan oleh terbakarnya kulit, tersengat listrik atau tersiram air mendidih dalam waktu yang lama
bagian kulit yang terkena adalah lapisan kulit paling bawah
1). Tanda dan gejala; tidak terasa nyeri, syok hipovolemik,
2). Penampilan luka; kering, luka bakar berwarna putih atau gosong, kulit retak, nampak lemak.
Perhitungan Luas Luka Bakar
Rule Of Nine
TOKEN
GHVECA
SMKS KESEHATAN ST. FATIMAH MAMUJU, 29 – 30 AGUSTUS 2022
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ
TOKEN
EBARGZ

Anda mungkin juga menyukai