Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN FISKAL

Pengertian
• Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang meliputi
kegiatan penerimaan dan pengeluaran oleh
negara untuk menjaga stabilitas ekonomi serta
mendorong pertumbuhan ekonomi
• Prinsip islam tentang kebijakan fiskal dan
anggaran belanja bertujuan untuk
mengembangkan suatu masyarakat yang
didasarkan atas distribusi kekayaan berimbang
dengan menempatkan nilai material dan
spiritual pada tingkat yang sama
• Pada hakikatnya, prinsip nilai sistem perekonmian
islam yang berdasarkan alqur’an dan hadits
mengandalkan prinsip keadilan baik keadilan sosial
maupun keadilan ekonomi.
• Fungsi fiskal dalam ekonomi konvensional adalah
identik dengan kemampuan pemerintah dalam
masalah menghasilkan pendapatan untuk
menutupi kebutuhan, kemudian
mengalokasikannya, serta mendistribusikannya
agar tercapai efisiensi anggaran
• Sedangkan dalampandangan ekonomi islam,
pendapatan dan anggaran adalah merupakan alat
yang efektif dalam mencapai tujuan ekonomi
Untuk memudahkan pembahasan kebijakan
fiskal selanjutnya dapat dibagi menjadi 2:
• Sumber penerimaan
• Alokasi belanja
SUMBER PENERIMAAN
Di Indonesia, sumber penerimaan pemerintah terbagi
menjadi 3:
• Penerimaan pajak
– Pajak dalam negri
– Pajak perdagangan internasional
• Penerimaan negara bukan pajak
– Penerimaan sumber daya alam
– Bagian pemerintah atas laba BUMN
– Penerimaan pemerintah bukan pajak lainnya
• Hibah dan bantuan (pinjaman) luar negri
Kebijakan fiskal di masa Rasulallah SAW
• Sejarah sumber penerimaan Pada masa Rasulallah
SAW terbagi menjadi 2:
– Periode Mekkah. Pada periode ini sangat tergantung
pada pendapatan Siti Khadijah RA dalam
pengembangan dakwah Islam, disamping pendanaan
sukarela dari para sahabat. Rasul menanamkan prinsip
saling membantu terhadap kebutuhan saudaranya.
– Periode Madinah. Tahun pertama hijrah masih belum
dikenakan pajak. Tahun kedua, mulai diwajibkan
berzakat, yang kemudian berlaku juga pemasukan-
pemasukan dari sumber lain.
• Jadi, di zaman Rasulallah,pemerintah hampir
tidak mempunyai dana sama sekali untuk
membiayai kebutuhan negara, sehingga kebijakan
fundamental yang diambil Rasul SAW adalah:
– Semua peraturan disusun berdasarkan alqur’an
– Pemerintah baru yang dibentuk, tidak menggunakan
sumber keuangan ataupun moneter
• Dengan demikian, sistem ekonomi yang disusun
Rasulallah SAW secara garis besar menekankan
bahwa eksploitasi dalam bentuk apapun harus
dihilangkan, kekayaan yang dimiliki baik individu
maupun kelompok harus diputar dan tidak boleh
di tumpuk
Sumber Penerimaan tahun ke-2 H & Masa
Khalifah
• Setelah diperintahkannya untuk membayar zakat pada
tahun ke-2 Hijriyah, sumber-sumber penerimaan
pemerintah mengalami perkembangan, yaitu:
– Zakat
– Jizyah
– Kharaj
– ‘usyr
– Nawaib
– Pinjaman
– Wakaf
– Khums
– Amwal fadhla
– kaffarah
• Wakaf: menahan harta yang mungkin diambil
manfaatnya.
• Nawaib: pajak umum yang dibebankan kepada
kaum muslim kaya dalam rangka menutupi
pengeluaran negara selama masa darurat (perang)
• Jizyah: pajak yang dibayarkan non-muslim sebagai
kompensasi atas fasilitas sosial-ekonomi, layanan
kesejahteraan, serta jaminan keamanan yang
mereka terima dari negara islam
• Kharaj: pajak atas tanah (PBB)
• ‘usyr: pajak yang dikenakan atas barang dagangan
• Khums: dana yang diperoleh dari seperlima
bagian rampasan perang
• Pinjaman: dalam sistem ekonomi islam, pinjaman
hanya bersifat sebagai penerimaan sekunder
• Kafarah: denda
• Amwal fadhla: harta benda kaum muslim yang
tidak mempunyai ahli waris, atau dari kaum
muslim yang meninggalkan negerinya
ALOKASI BELANJA NEGARA
Alokasi belanja pemerintah Indonesia dapat dibagi ke
dalam 3 kelompok:
• Pengeluaran rutin
– Pembiayaan tugas-tugas umum pemerintahan dan kegiatan
operasional pemerintah pusat
– Pembayaran bunga atas utang DN
– Pembayaran bunga atas utang luar negeri
– subsidi
• Pengeluaran pembangunan
– Pembiayaan proyek-proyek bangunan
• Dana perimbangan
– Dana alokasi umum
– Dana bagi hasil
– Dana alokasi khusus
Kebijakan belanja umum pemerintah dalam
sistem ekonomi syariah:
• Belanja kebutuhan operasional pemerintah rutin
• Belanja umum yang dapat dilakukan pemerintah
jika sumber dananya tersedia
• Belanja umum yang berkaitan dengan proyek
yang disepakati oleh masyarakat berikut sistem
pendanaannya
Belanja kebutuhan operasional pemerintah
rutin
• Dalam pelaksanaannya, pembelanjaan negara
harus didasarkan pada:
– Kebijakan belanja rutin harus dengan asas
maslahat umum
– Efisiensi dalam belanja rutin, yaitu mendapatkan
manfaat sebanyak mungkin dengan biaya yang
minimal
– Tidak berpihak pada kelompok kaya
– Komitmen dengan aturan syariah
– Komitmen dengan skala prioritas dimulai dari
yang wajib, sunah, mubah, dst.
Belanja umum jika sumber dananya tersedia

• Pembelanjaan ini mencakup fasilitas umum,


seperti listrik, kesehatan, pendidikan, dll
Belanja umum yang berkaitan dengan proyek
yang disepakati oleh masyarakat

• Bentuk pembelanjaan ini biasanya melalui


mekanisme subsidi
SISTEM ANGGARAN
• Sebelum era reformasi, pemerintah indonesia
cenderung menggunakan sistem anggaran berimbang
• Kelemahannya, dapat menimbulkan perilaku yang
korup. Jika terjadi surplus anggaran menjelang akhir
tahun anggaran, maka seolah-olah ada anggaran
untuk menghabiskan sisa anggaran yang ada.
anggaran yang berlebih diartikan sebagai
ketidakmampuan departemen mewujudkan rencana
sebagaimana yang diusulkan pada awal tahun.
• Imbasnya, tidak pernah ada tabungan dari hasil
penghematan APBN
• Setelah masa reformasi, pemerintah mulai
menerapkan sistem anggaran defisit. sistem ini
diperlukan untuk menutup defisit anggaran baik
dalam negeri maupun luar negeri ataupun dari
perbankan maupun nonperbankan.
• Sumber pembiayaan defisit meliputi hasil
privatisasi, penjualan obligasi dalam negri,
penjualan aset perbankan dalam rangka
restrukturisasi.
• Sistem anggaran defisit paling tidak menelan
1/3 dari anggaran pemerintah.

• Dalam sistem ekonomi islam, sistem anggaran
defisit sekalipun diperbolehkan, tetapi
sedapat mungkin dihindarkan. Hal ini
dikarenakan akan menimbulkan inflasi dan
melemahnya nilai tukar.

Anda mungkin juga menyukai