Anda di halaman 1dari 44

PENGELUARAN PUBLIK

Abdul Rohman, SE, M.Si

1
Pengeluaran Publik
• Pengeluaran publik adalah :
• Uang atau dana yang keluar dari kas pemerintah atau kas negara
untuk membiayai aktivitas pemerintah atau tujuan lain yang
menjadi kewenangan pemerintah
Prinsip-prinsip Pengeluaran
Publik
• Pengeluaran publik didasarkan pada strategic management
dan stratetgic planning
• Didasarkan pada analisis cost dan benefit
• Mempertimbangkan sektor2 penting dalam pembangunan
• Didasarkan pada good governance yaitu akuntabel,
transparan, partisipatif, dan mempunyai kepastian hukum
Prinsip Penganggaran
• Comprehensiveness, mencakup penerimaan dan
pengeluaran.
• Accuracy, mencerminkan transaksi dan aliran kas
aktual.
• Authoritativness, dana publik yg dibelanjakan
harus dibawah hukum.
• Transparancy, pemerintah harus
memperlihatkan informasi anggaran baik berupa
estimasi maupun pengeluaran yang sebenarnya
secara berkala
Public Expenditures
Management (PEM)
• Suatu pendekatan baru dalam
permasalahanpengalokasian uang negara melalui
pilihan2 kolektiv.
• PEM melengkapi aturan2 prosedural yg
konvensional dengan norma2 kebijakan yg
substantif, hasil dari PEM berhubungan dengan total
penerimaan dan pengeluaran, alokasi sumberdaya
antara beberapa sektor dan program, efisiensi
terhadap pekerjaan institusi pemerintah.
• Mencakup pengaturan institusional dan manajemen
yg luas.
Unsur Utama Manajemen
Pengeluaran Publik
• Agregat Financial dicipline, jumlah total
anggaran harus merupakan hasil yang eksplisit
• Allocative Efficience, pengeluaran harus
didasarkan pada prioritas pemerintah dan
keefektivan dari program publik yang dijalankan.
• Operational Efficiency, agen-agen harus
menghasilkan barang dan jasa pada tingkat cost
untuk mencapai tujan yg efisien dan pada tingkat
biaya yg kompetitif dengan pasar.
Agregat Financial Dicipline
(AFD)
• Pengaturan kelembagaan yg diperlukan agar tercipta AFD:
• Rules –aturan, pengaturan jumlah pengeluaran Medium term
Expenditures Framework, 3-5 tahun
• Roles-Peran, peran kementerian keuangan harus kuat dalam
penetapan anggaran
• Information, MTEF memberikan garis batas untuk mengukur
dampak anggaran dan dalam tahap implementasi, pengeluaran
perlu diawasi
Allocative Efficience (AE)
• Pengaturan kelembagaan yg diperlukan agar tercipta AE:
• Rules, penetapan batas pengeluaran bagi
sektor/kementerian dan menteri didorong untuk
merelokasi dananya pada batas yg telah ditetapkan
• Roles, pemeirntah pusat harus memiliki kapasitas untuk
mendefinisikan tujuan dan prioritas nasional dan
melakukan alokasi antar sektor secara konsisten dengan
MTEF
• Information, Para menteri dan manajer menyiapkan
informasi atau menerima infromasi mengenai
keberhasilan program yang direncanakan dan yang
sesungguhnya dapat dicapai.
Operational Efficiency (OE)
• Pengaturan kelembagaan agar tercipta OE:
• Rules, Biaya operasional sangat terbatas karena itu
para manajer diberikan diksresi dalam menggunakan
sumberdaya
• Roles, Manajer tingkat menagah berperan
menetapkan bagaimana berbagai sumberdaya yg
terbatas digunakan
• Information, output anggaran dispesifisikasikan dan
output actual diperbadningkan degan target yg telah
ditetapkan. Infromasi keuangan dan organsiasi
dipubikasikan dalam laporan berkala.
Teori Makro Pengeluaran Publik

• Musgrave dan Rostow


• Perkembangan pengeluaran negara sejalan dengan tahap
perkembangan ekonomi dari suatu negara
• Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran negara
yang besar untuk investasi pemerintah, utamanya untuk menyediakan
infrastruktur seperti sarana jalan, kesehatan, pendidikan, dll
• Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi tetap diperlukan
untuk pertumbuhan ekonomi, namun diharapkan investasi sektor swasta
sudah mulai berkembang
• Pada tahap lanjut pembangunan ekonomi, pengeluaran pemerintah tetap
diperlukan, utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
misalnya peningkatan pendidikan, kesehatan, jaminan sosial dsb.

10
Teori Makro Pengeluaran Publik

• Wagner
• Berdasarkan pengamatan dari negara-negara maju, disimpulkan bahwa
dalam perekonomian suatu negara, pengeluaran pemerintah akan
meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita negara
tersebut.
• Di negara-negara maju, kegagalan pasar bisa saja terjadi, menimpa
industri-industri tertentu dari negara tersebut. Kegagalan dari suatu
industri dapat saja merembet ke industri lain yang saling terkait. Di sini
diperlukan peran pemerintah untuk mengatur hubungan antara
masyarakat, industri, hukum, pendidikan, dll

11
Teori Makro Pengeluaran Publik

• Peacock dan Wiseman


• Kebijakan pemerintah untuk menaikkan pengeluaran negara tidak disukai oleh
masyarakat, karena hal itu berarti masyarakat harus membayar pajak lebih
besar
• Masyarakat mempunyai sikap toleran untuk membayar pajak sampai pada
suatu tingkat tertentu. Apabila pemerintah menetapkan jumlah pajak di atas
batas toleransi masyarakat, ada kecenderungan masyarakat untuk menghindar
dari kewajiban membayar pajak. Sikap ini mengakibatkan pemerintah tidak bisa
semena-mena menaikkan pajak yang harus dibayar masyarakat
• Dalam kondisi normal, dengan berkembangnya perekonomian suatu negara
akan semakin berkembang pula penerimaan negara tersebut, walaupun
pemerintah tidak menaikkan tarif pajak. Peningkatan penerimaan negara akan
memicu peningkatan pengeluaran dari negara tersebut.

12
Teori Makro Pengeluaran Publik
• Peacock dan Wiseman
• Dalam kondisi tidak normal, misalnya dalam keadaan perang, pemerintah
memerlukan pengeluaran negara yang lebih besar. Keadaan ini membuat
pemerintah cenderung meningkatkan pungutan pajak kepada masyarakat.
Peningkatan pungutan pajak dapat mengakibatkan investasi swasta
berkurang, dan perkembangan perekonomian menjadi terkendala.
• Perang tidak bisa dibiayai dari pajak saja. Pemerintah terpaksa cari
pinjaman untuk biaya perang. Setelah perang selesai pemerintah harus
membayar angsuran pinjaman dan bunga. Oleh karenanya pajak tidak akan
turun ke tingkat semula walaupun perang sudah selesai.
• Setelah perang selesai, pengeluaran negara akan turun dari tingkat
pengeluaran negara saat perang, namun masih lebih tinggi dari tingkat
pengeluaran negara sebelum perang. Sementara itu pengeluaran swasta
akan meningkat, namun masih masih dibawah tingkat pengeluaran swasta
sebelum perang
13
Teori Mikro Pengeluaran
Publik
• Mangkoesoebroto (1993)
• Membahas perkembangan pengeluaran
pemerintah dengan cara menganalisis faktor2
demand and supply barang publik yakni faktor2 yg
menimbulkan permintaan terhadap barang2
publik.
• Tingkat produksi atau jumlah barnag2 publik yg
harus disediakan oleh pemerintah melalui
anggaran belanja diasumsikan merupakan hasil
dari interkasi antara permintaan barang publik
dan penawaran barang publik.
Jenis-jenis pengeluaran
Publik
• Pengeluran yg bersifat self liquidating (pengeluaran yg
kelak akan aakan dapat ditutupi kembali, mis:
pembangunan toko)
• Pengeluaran yang bersifat reproduktif (pengeluaran yang
dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi
masyarakat)
• Pengeluaran untuk menambah kegembiraan dan
kesejahteraan masyarakat, non ekonomis, mis:
monumen, tugu dsb
• Pengeluaran yang bersifat pemborosan dan secara
lngsung tidak produktif
• Pengeluaran yg merupakan penhematan untuk masa yg
akan datang, Mis: dana cadangan
KEWAJIBAN NEGARA DAN KAITANNYA
DENGAN PENGELUARAN NEGARA
• Kewajiban negara dalam rangka menjaga kelangsungan kedaulatan negara
(pemerintah) dan meningkatkan kemakmuran masyarakat, mencakup:
• mempersiapkan, memelihara, dan melaksanakan keamanan negara
• menyediakan dan memelihara fasilitas untuk kesejahteraan sosial dan
perlindungan sosial, termasuk
• fakir miskin
• jompo
• yatim piatu
• masyarakat miskin
• pengangguran
• menyediakan dan memelihara fasilitas kesehatan
• menyediakan dan memelihara fasilitas pendidikan
• Sebagai konsekuensi pelaksanaan kewajibannya, pemerintah perlu dana yang
memadai, dianggarkan melalui APBN/APBD, dan pada saatnya harus
dikeluarkan melalui Kas Negara/Kas Daerah
16
MACAM-MACAM PENGELUARAN NEGARA

• Menurut Organisasi
– Pemerintah Pusat
– Pemerintah Propinsi
– Pemerintah Kabupaten/Kota

• Menurut Sifat
– Pengeluaran Investasi
– Pengeluaran Penciptaan Lapangan Kerja
– Pengeluaran Kesejahteraan Rakyat
– Pengeluaran Penghematan Masa Depan
– Pengeluaran Yang Tidak Produktif 17
PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT

Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi:


• Pengeluaran untuk Belanja
• Belanja Pemerintah Pusat
• Belanja Pegawai
• Belanja Barang
• Belanja Modal
• Pembayaran Bunga Utang
• Subsidi
• Belanja Hibah
• Bantuan Sosial
• Belanja Lain-lain
• Dana yang dialokasikan ke Daerah
• Dana Perimbangan
• Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 18
PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT

Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi:

• Pengeluaran untuk Pembiayaan


• Pengeluaran untuk Obligasi Pemerintah
• Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri
• Pembiayaan lain-lain

19
PENGELUARAN PEMERINTAH PROPINSI

Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan menjadi:


• Pengeluaran untuk Belanja
• Belanja Operasi, yang terdiri dari
• Belanja Pegawai
• Belanja Barang dan jasa
• Belanja Bunga pinjaman
• Belanja Subsidi
• Belanja Hibah
• Belanja Bantuan Sosial
• Belanja Operasi Lainnya
• Belanja Modal, terdiri dari:
• Belanja Aset Tetap
• Belanja aset lain-lain
• Belanja tak terduga
20
PENGELUARAN PEMERINTAH PROPINSI

Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan menjadi:

• Bagi hasil pendapatan ke kabupaten/kota/desa, terdiri dari


• Bagi hasil pajak ke Kabupaten/Kota
• Bagi hasil retribusi ke Kabupaten/Kota
• Bagi hasil pendapatan lainnya ke Kabupaten/Kota

• Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari


• Pembayaran Pokok Pinjaman
• Penyertaan modal pemerintah
• Belanja investasi Permanen
• Pemberian pinjaman jangka panjang

21
PENGELUARAN PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA

Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara dibedakan menjadi:


• Pengeluaran untuk Belanja
• Belanja Operasi, yang terdiri dari
• Belanja Pegawai
• Belanja Barang dan jasa
• Belanja Pemeliharaan
• Belanja perjalanan Dinas
• Belanja Pinjaman
• Belanja Subsidi
• Belanja Hibah
• Belanja Bantuan Sosial
• Belanja Operasi Lainnya
• Belanja Modal, terdiri dari:
• Belanja Aset Tetap
• Belanja aset lain-lain
• Belanja tak tersangka 22
PENGELUARAN PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA

Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara dibedakan menjadi:

• Bagi hasil pendapatan ke desa/kelurahan, terdiri dari


• Bagi hasil pajak ke Desa/Kelurahan
• Bagi hasil retribusi ke Desa/Kelurahan
• Bagi hasil pendapatan lainnya ke Desa/Kelurahan

• Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari


• Pembayaran Pokok Pinjaman
• Penyertaan modal pemerintah
• Pemberian pinjaman kepada BUMD/BUMN/Pemerintah Pusat/Kepala Daerah
otonom Lainnya
23
JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARA
MENURUT SIFATNYA
• PENGELUARAN INVESTASI
• Pengeluaran yang ditujukan untuk menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi
di masa datang
• Misalnya, pengeluaran untuk pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara,
satelit, peningkatan kapasitas SDM, dll

• PENGELUARAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA


• Pengeluaran untuk menciptakan lapangan kerja, serta memicu peningkatan
kegiatan perekonomian masyarakat

• PENGELUARAN KESEJAHTERAAN RAKYAT


• Pengeluaran yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kesejahteraan
masyarakat, atau pengeluaran yang dan membuat masyarakat menjadi
bergembira
• Misalnya pengeluaran untuk pembangunan tempat rekreasi, subsidi, bantuan
langsung tunai, bantuan korban bencana, dll 24
JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARA
MENURUT SIFATNYA

• PENGELUARAN PENGHEMATAN MASA DEPAN


• Pengeluaran yang tidak memberikan manfaat langsung bagi
negara, namun bila dikeluarkan saat ini akan mengurangi
pengeluaran pemerintah yang lebih besar di masa yang akan
datang
• Pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan masyarakat,
pengeluaran untuk anak-anak yatim, dll

• PENGELUARAN YANG TIDAK PRODUKTIF


• Pengeluaran yang tidak memberikan manfaat secara langsung
kepada masyarakat, namun diperlukan oleh pemerintah
• Misalnya pengeluaran untuk biaya perang
25
PENGELUARAN NEGARA DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PEREKONOMIAN

• Ada beberapa sektor perekonomian yang


umumnya terpengaruh oleh besar atau kecilnya
pengeluaran negara, antara lain
• Sektor produksi
• Sektor distribusi
• Sektor konsumsi masyarakat
• Sektor keseimbangan perekonomian

26
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP
SEKTOR PRODUKSI

• Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung


berpengaruh terhadap sektor produksi barang dan jasa
• Dilihat secara agregat pengeluaran negara merupakan faktor
produksi (money), melengkapi faktor-faktor produksi yang lain
(man, machine, material, method, management)
• Pengeluaran pemerintah untuk pengadaan barang dan jasa akan
berpengaruh secara langsung terhadap produksi barang dan jasa
yang dibutuhkan pemerintah.
• Pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan akan
berpengaruh secara tidak langsung terhadap perekonomian,
karena pendidikan akan menghasilkan SDM yang lebih
berkualitas. Dengan SDM yang berkualitas produksi akan
meningkat. 27
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP
SEKTOR DISTRIBUSI

• Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung berpengaruh


terhadap sektor distribusi barang dan jasa
• Misalnya, subsidi yang diberikan oleh masyarakat menyebabkan
masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati barang/jasa yang
dibutuhkan, misalnya subsidi listrik, pupuk, BBM, dll
• Pengeluaran pemerintah untuk biaya pendidikan SD-SLTA membuat
masyarakat kurang mampu dapat menikmati pendidikan yang lebih baik
(paling tidak sampai tingkat SLTA). Dengan pendidikan yang lebih baik,
diharapkan masyarakat tersebut dapat meningkatkan taraf hidupnya di
masa yang akan datang
• Apabila pemerintah tidak mengeluarkan dana untuk keperluan
tersebut, maka distribusi pendapatan, barang, dan jasa akan berbeda.
Hanya masyarakat mampu saja yang akan menikmati tingkat kehidupan
yang lebih baik, sementara masyarakat kurang mampu tidak
memperoleh kesempatan untuk meningkatkan tara hidupnya. 28
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP
SEKTOR KONSUMSI MASYARAKAT

• Pengeluaran negara secara langsung atau tidak langsung berpengaruh


terhadap sektor konsumsi masyarakat atas barang dan jasa
• Dengan adanya pengeluaran pemerintah untuk subsidi, tidak hanya
menyebabkan masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati suatu
barang/jasa, namun juga menyebabkan masyarakat yang sudah mampu
akan mengkonsumsi produk/jasa lebih banyak lagi
• Kebijakan pengurangan subsidi, misalnya BBM, akan menyebabkan
harga BBM naik, dan kenaikan harga BBM akan menyebabkan konsumsi
masyarakat terhadap BBM turun

29
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP
SEKTOR KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN

• Untuk mencapai target-target peningkatan PDB,


pemerintah dapat mengatur alokasi dan tingkat
pengeluaran negara.
• Misalnya dengan mengatur tingkat pengeluaran negara
yang tinggi (untuk sektor-sektor tertentu), pemerintah
dapat mengatur tingkat employment (menuju full
employment)
• Apabila target penerimaan tidak memadai untuk membiayai
pengeluaran tersebut, pemerintah dapat membiayainya
dengan pola defisit anggaran
30
ANALISIS KEBIJAKAN
PENGELUARAN NEGARA

• Analisis kebijakan program pengeluaran negara diperlukan untuk


mengetahui tingkat efisiensi dan equity dari suatu kebijakan
pengeluaran negara.
• Analisis kebijakan pengeluaran negara dapat dilakukan melalui 10 tahap
kegiatan, mencakup:
• perlunya program pengeluaran negara
• kegagalan pasar yang terjadi pada program pengeluaran negara
• alternatif-alternatif intervensi pemerintah melalui program pengeluaran
negara
• rancangan feature khusus dari program pengeluaran negara
• respon sektor swasta
• konsekuensi efisiensi
• trade-off efisiensi-ekuiti
• sasaran kebijakan publik
• proses politik 31
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
PERLUNYA PROGRAM PENGELUARAN NEGARA

• Analisis kebijakan program pengeluaran negara dapat


diawali dengan melakukan investigasi terhadap
• riwayat dari program tersebut, apa yang melatarbelakangi program
tersebut
• lingkungan sekitar atau kondisi yang membentuk dan mempengaruhi
program tersebut
• Siapa yang menjadi target dari program tersebut
• Kebutuhan apa yang ingin dicapai dari program tersebut

32
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
PERLUNYA PROGRAM PENGELUARAN NEGARA

• Sebagai contoh, program pengeluaran pemerintah dalam bentuk


bantuan langsung tunai (BLT) pada tahun 2005:
• Program tersebut dipicu kenaikan harga BBM di pasar internasional
yang jauh melampaui prakiraan harga BBM yang ditetapkan
pemerintah dalam APBN 2005
• Kenaikan harga BBM akan mengakibatkan subsidi BBM yang
dikeluarkan pemerintah menjadi membengkak, sementara pengguna
BBM, terutama premium ke atas, adalah masyarakat kelas menengah
ke atas. Hanya sedikit masyarakat kelas bawah yang menikmati
subsidi BBM
• Untuk mengurangi biaya subsidi BBM, pada 1 Oktober 2005
pemerintah menaikkan harga BBM. Kenaikan BBM telah diprediksi
akan memicu kenaikan harga barang-barang lain, termasuk barang
kebutuhan pokok masyarakat.
• BLT dirancang untuk membantu masyarakat kelas bawah untuk
memperkecil kesulitan hidup, berkaitan dengan kenaikan harga- 33
harga barang
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
ANALISIS KEGAGALAN PASAR

• Pada tahap ini perlu dicari jawaban atas pertanyaan: apakah terjadi
kegagalan pasar sehingga pemerintah perlu turun tangan dengan
program pengeluaran tersebut?
• Dalam contoh kasus program BLT, telah terjadi kegagalan pasar di mana
pasar tidak dapat mengendalikan harga BBM di pasar internasional.
• Kenaikan harga BBM di pasar internasional mengakibatkan perbedaan
harga BBM dalam negeri dengan harga BBM di pasar internasional
semakin besar, yang selanjutnya berdampak subsidi BBM yang harus
dikeluarkan pemerintah semakin besar

34
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
ALTERNATIF INTERVENSI PEMERINTAH

• Pemerintah perlu mencari alternatif-alternatif kebijakan untuk


mengatasi kegagalan pasar yang ada, dengan memperhatikan
dampak dari masing-masing alternatif:
• Alternatif intervensi pemerintah dapat berupa:
• Apabila diproduksi oleh pemerintah, alternatif kebijakan antara lain:
• distribusi gratis
• distribusi dengan harga di bawah harga produksi
• distribusi dengan harga sama dengan harga produksi
• Apabila Produksi oleh swasta/private, alternatif kebijakan antara
lain:
• Subsidi pemerintah untuk produsen
• Subsidi pemerintah untuk konsumen
• Distribusi langsung dari pemerintah
• Aturan pemerintah 35
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
ALTERNATIF INTERVENSI PEMERINTAH

• Dalam kasus program BLT, beberapa alternatif dapat ditempuh


pemerintah:
• Pemerintah tidak melakukan kebijakan apa-apa, harga BBM dalam
negeri tidak dinaikkan:
• kenaikan harga BBM di pasar internasional akan menyebabkan pengeluaran
pemerintah untuk subsidi BBM membengkak
• tidak ada kenaikan harga BBM, serta harga barang-barang lainnya
• Kenaikan subsidi dinikmati masyarakat kelas menengah ke atas, sementara
hanya sedikit dari masyarakat kelas bawah yang ikut menikmati subsidi BBM
• Pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri, tanpa memberikan
BLT kepada masyarakat miskin:
• Pengeluaran pemerintah untuk subsidi BBM dapat ditekan
• Kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga barang-barang lain
• Daya beli masyarakat akan berkurang, terutama masyarakat kelas bawah
paling menderita dengan adanya kebijakan ini
36
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
ALTERNATIF INTERVENSI PEMERINTAH

• Dalam kasus program BLT, beberapa alternatif dapat ditempuh


pemerintah:
• Pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri, tanpa memberikan BLT
kepada masyarakat miskin:
• Pengeluaran pemerintah untuk subsidi BBM dapat ditekan
• Kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga barang-barang lain
• Daya beli masyarakat akan berkurang, terutama masyarakat kelas
bawah.
• Untuk mengurangi penderitaan masyarakat kelas bawah/miskin,
pemerintah memberikan bantuan langsung tunai (BLT)

37
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
RANCANGAN DENGAN FITURE KHUSUS

• Setelah dipilih satu alternatif intervensi pemerintah melalu


program pengeluaran negara, perlu dilihat bagaimana
rancangan rinci dari program yang dipilih
• Perlu ada keterbukaan dan efisiensi dalam rancangan
program, tentang:
• siapa yang menjadi target program?
• apa bentuk programnya?
• bagaimana program tersebut akan dilaksanakan?
• siapa yang bertanggungjawab melaksanakan program tersebut?
• dimana program tersebut akan dilaksanakan?
• kapan program tersebut akan dilaksanakan?

38
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
RANCANGAN DENGAN FITURE KHUSUS

• Dalam kasus program BLT,


– yang menjadi target program adalah masyarakat miskin. Di sini perlu ada
kejelasan kriteria-kriteria masyarakat miskin itu seperti apa
– bentuk programnya berupa pemberian uang tunai secara langsung
– program tersebut akan dilaksanakan dengan membuat kriteria tentang
keluarga miskin, mengidentifikasi keluarga miskin, menghitung kebutuhan
pengeluaran program, mendistribusikan uang tunai kepada keluarga miskin
– yang bertanggungjawab melaksanakan program:
• penentuan kriteria keluarga miskin oleh Menko Ekuin, Bapenas, dan BPS
• identifikasi keluarga miskin oleh BPS
• pendistribusian keluarga miskin oleh kantor pos
– pendistribusian bantuan langsung tunai oleh kantor pos
– program BLT dilaksanakan segera setelah kenaikan BBM
39
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
RESPON SEKTOR SWASTA

• Menilai respon sektor swasta terhadap kebijakan program pemerintah


merupakan bagian yang sulit untuk dikerjakan
• Dalam sistem perekonomian campuran, pemerintah tidak dapat
sepenuhnya mengatur perilaku masyarakat atas suatu kebijakan
pemerintah
• Pihak swasta dapat saja merespon negatif terhadap kebijakan pemerintah.
Dalam kasus BLT, banyak masyarakat yang berpendapat bahwa kebijakan
pemerintah tidak mendidik masyarakat. Banyak masyarakat yang mengaku
miskin dengan memanipulasi kondisi mereka sehingga sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan sebagai keluarga miskin
• Dalam menilai konsekuensi dari suatu program, perlu dilihat konsekuensi
jangka pendek dan jangka panjang. Seberapa jauh BLT dapat membantu
masyarakat miskin? Berapa lama BLT harus diberikan? Bagaimana dampak
BLT terhadap kondisi keuangan negara?
40
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
KONSEKUENSI EFISIENSI

• Hal yang perlu dikaji dari suatu kebijakan pengeluaran


pemerintah, apakah terjadi peningkatan efisiensi atau
inefisiensi setelah kebijakan tersebut diimplementasikan?
• Efisiensi bisa terjadi pada sektor produksi, bisa pula pada
sektor konsumsi
• Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dibarengi
dengan BLT diharapkan:
• penggunaan BBM akan menurun, yang berdampak pengeluaran
pemerintah untuk subsidi BBM juga akan turun
• penerimaan masyarakat miskin akan meningkat, pengeluaran
masyarakat akan meningkat

41
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: TRADE-
OFF EFISIENSI-EKUITI

• Adakalanya, suatu program pengeluaran pemerintah dapat membuat


semua pihak bahagia, dalam arti terjadi efisiensi dalam perekonomian,
tidak ada pihak yang dirugikan
• Namun dalam banyak hal, kebijakan pengeluaran pemerintah harus
mengorbankan efisiensi untuk membuat semua pihak bahagia, atau
mengorbankan pihak-pihak tertentu agar terjadi efisiensi
• Sebagai contoh, pungutan atas pengguna jalan tol merupakan kebijakan
yang mengorbankan efisiensi, karena penggunanya tidak sebanyak
kalau pungutan ditiadakan. Namun pungutan tersebut dinilai adil,
karena pengguna harus membayar pungutan, yang tidak menggunakan
tidak dikenai biaya.
• Contoh lain, kenaikan TDL membuat pengguna listrik akan berhemat
sehingga terjadi efisiensi penggunaan listrik, namun kurang adil, karena
ada sebagian masyarakat yang tidak dapat menikmati listrik karena
adanya kenaikan tersebut.
42
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
SASARAN KEBIJAKAN PUBLIK

• Adakalanya, kebijakan publik dibuat bukan hanya


didasarkan pertimbangan efisiensi ekonomi dan
keadilan/distribusi saja, tetapi ada tujuan-tujuan khusus
yang lain, misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan
pribumi, membantu sektor informal, dsb.
• Dalam hal demikian, analisis kebijakan pengeluaran
pemerintah harus diarahkan untuk mengukur seberapa jauh
keberhasilan program untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan

43
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA: PROSES
POLITIK

• Dalam negara yang demokratis, perancangan program


kebijakan pengeluaran pemerintah akan melibatkan banyak
kelompok, dengan kepentingan yang berbeda
• Program yang dibuat (merupakan hasil kompromi) biasanya
dipengaruhi oleh pihak-pihak yang terlibat, terutama pihak-
pihak yang memiliki mayoritas suara
• Analisis proses politik dari suatu kebijakan akan
memberikan pemahaman yang lebih baik, kenapa program
tersebut ada, kenapa program dibuat seperti itu, dsb.

44

Anda mungkin juga menyukai