PENGELUARAN /
BELANJA NEGARA
Nur Imam Taufik
1
• Tujuan kuliah ini adalah
untuk memahami :
– TEORI PENGELURAN
NEGARA
– PRINSIP ANGGARAN
– JENIS-JENIS
PENGELUARAN NEGARA
– ANGGARAN DEFISIT
– KEBIJAKAN MENGATASI
DESFISIT ANGGARAN
2
TEORI PENGELUARAN NEGARA
3
Wagner
Berdasarkan pengamatan dari negara-negara maju, disimpulkan bahwa
dalam perekonomian suatu negara, pengeluaran pemerintah akan
meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita negara
tersebut.
Di negara-negara maju, kegagalan pasar bisa saja terjadi, menimpa
industri-industri tertentu dari negara tersebut. Kegagalan dari suatu
industri dapat saja merembet ke industri lain yang saling terkait. Di sini
diperlukan peran pemerintah untuk mengatur hubungan antara
masyarakat, industri, hukum, pendidikan, dll
TEORI PENGELUARAN NEGARA
5
• Menurut Organisasi
– Pemerintah Pusat
– Pemerintah Propinsi
– Pemerintah Kabupaten/Kota
• Menurut Sifat
– Pengeluaran Investasi
– Pengeluaran Penciptaan Lapangan Kerja
– Pengeluaran Kesejahteraan Rakyat
– Pengeluaran Penghematan Masa Depat
– Pengeluaran Yang Tidak Produktif
PENGELUARAN PEMERINTAH
9
PUSAT
Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi:
Pengeluaran untuk Belanja
PENGELUARAN INVESTASI
Pengeluaran yang ditujukan untuk menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi di
masa datang
Misalnya, pengeluaran untuk pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, satelit,
peningkatan kapasitas SDM, dll
Pada tahap ini perlu dicari jawaban atas pertanyaan: apakah terjadi
kegagalan pasar sehingga pemerintah perlu turun tangan dengan program
pengeluaran tersebut?
Dalam contoh kasus program BLT, telah terjadi kegagalan pasar di mana
pasar tidak dapat mengendalikan harga BBM di pasar internasional.
Kenaikan harga BBM di pasar internasional mengakibatkan perbedaan
harga BBM dalam negeri dengan harga BBM di pasar internasional
semakin besar, yang selanjutnya berdampak subsidi BBM yang harus
dikeluarkan pemerintah semakin besar
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELUARAN NEGARA:
ALTERNATIF INTERVENSI PEMERINTAH
26
35
KONVERSI BELANJA NEGARA MENURUT JENIS BELANJA DALAM I-ACCOUNT
URUSAN PEMERINTAHAN
ABSOLUT CONCURRENT
( MUTLAK URUSAN PUSAT) (6) ( Urusan Bersama : Pusat, Provinsi, Kab/Kota ) (31)
Desentralisasi
DISERAHKAN KEPADA DAERAH
WEWENANG
PEMERINTAH
Dekonsentrasi
DILIMPAHKAN KEPADA
PUSAT GUBERNUR SELAKU WAKIL
PEMERINTAH PUSAT
Tugas Pembantuan
DITUGASKAN KEPADA DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
38
TUJUAN PENGALOKASIAN DANA
DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS
PEMBANTUAN
39
DEKONSENTRASI & TG PEMBANTUAN
(PP. 7/2008)
DEKONSENTRASI TG PEMBANTUAN
• Kegiatan non physik, dapat • Kegiatan physik, dapat non physik
physik terbatas terbatas-terkait
• Dilimpahkan gubernur • Ditugaskan
• Bentuk dokumen : RKA-KL & gubernur/bupati/wali-kota
SRAA • Bentuk dokumen : RKA-KL & DIPA
(Dipa : Kanwil Perbdhr Prop) • SKPD : Dinkes Kab/Kota, RS & UPT
• SKPD : Dinkes Prop
40
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA
1. KANTOR PUSAT
2. RS / UPT VERTIKAL
3. DEKONSENTRASI
4. TG PEMBANTUAN DANA BAGI HASIL
APBD
DANA ALOKASI UMUM
PENGELUARAN PENGELUARAN
RUTIN PEMBANGUNAN
42
PENGELUARAN
NEGARA SEJAK
TAHUN AANGGARAN
2000
PENGELUARAN
PENGELUARAN DANA BAGI DANA ALOKASI DANA ALOKASI
PEMBANGUNAN
RUTIN HASIL UMUM KHUSUS
BELANJA PEMBIAYAAN
PEGAWAI RUPIAH
BELANJA PEMBIAYAAN
BARANG PROYEK
PEMBAYARAN
HUTANG
SUBSIDI
43
44
Belanja Pemerintah Pusat
Belanja K/L
Belanja Non K/L
Pembayaran Bunga Utang
Utang Dalam Negeri
Utang Luar Negeri
Subsidi
Subsidi Energi
Subsidi Non Energi
Transfer Ke Daerah
45
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Dana Otonomi Khusus dan Peny.
BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT
JENIS
46
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
3. Belanja Modal
4. Pembayaran Bunga Utang
1. Utang Dalam Negeri
2. Utang Luar Negeri
5. Subsidi
1. Subsidi Energi
2. Subsidi Non Energi
6. Belanja Hibah
7. Bantuan Sosial
TERIMA KASIH
47
47