Anda di halaman 1dari 7

PROSES KELAHIRAN

NU
YULIAROCHMA PRATIWI
NIM: 2245201010
LATAR BELAKANG LAHIRNYA NU

Nahdlatul Ulama (NU) dikenal sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia. Pernyataan tersebut digagas
oleh para kiai ternama di Jawa Timur, Jawa Tengah, Madura dan Jawa Barat yang melakukan pertemuan di rumah
K.H Wahab Hasbullah di Surabaya. Pertemuan yang diberi nama Komite Hijaz ini diprakasai oleh K.H. Wahab
Hasbullah dan K.H. Hasyim Asy’ari. Komite Hijaz inilah menjadi cikal bakal berdirinya NU untuk membahas
berbagai macam persoalan keagamaan. Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama, tidak bisa dilepaskan dari
keadaan Umat Islam Indonesia saat itu, hal ini dapat dilihat dari dua sisi.
◦ Pertama, Umat Islam Indonesia pada saat itu sedang berada dalam cengkraman kaum penjaja Belanda, sehingga
ketentraman umat Islam dalam menjalankan ibadah banyak terganggu, sebab hak-hak mereka dirampas oleh
kaum penjajah.
◦ Kedua, munculnya gerakan pembaruan Islam yang berfaham wahabi, dengan menentang tradisi umat Islam
yang sudah sejak lama ada di Indonesia, sebagai warisan dari para wali. Mereka beranggapan bahwa keislaman
masayarakat Nusantara waktu itu belum sempurna, karen penuh dengan praktek-praktek tahayul, bid’ah dan
khurafat. Tuduhan syirik pun tak jarang dialamatkan pada umat islam Indonesia yang berpegang pada tradisi.
Bukan hanya itu, mereka juga telah membentuk kekuatan melalui pendirian organisasi-organisasi yang
berfaham Wahabi
LATAR BELAKANG LAHIRNYA NU

Selain kedua faktor yang terjadi di Indonesia tadi, ada juga faktor internasional, yaitu; kebijakan Raja Abdul
Aziz bin Suud (Saudi Arabia) yang mematenkan satu faham keagamaan saja, yaitu wahabi, dengan melakukan
pelarangan bermadzab, larangan berziarah ke makam Syuhada dan makam Rosulullah (Bahkan mereka bermaksud
menghancurkan kubah hijau makan Rosulullah SAW di Madinah), berdoa, bertawasul dilarang keras, tidak boleh
membaca sholawat Dalailul Khoirot sebab kesemuanya dipandang sirik dan bid’ah. Parahnya lagi, Raja ini
bermaksud mengadakan Muktamar Khilafah untuk mengukuhkan dirinya, menggantikan daulah Usmaniyah, sebagai
pusat kekuasaan Islam.Umat Islam dari seluruh dunia diundang, termasuk juga Indonesia.
Yang pada akhirnya Organisasi NU ini, berdiri untuk mempertahankan ajaran Islam Ahlus-sunnah wal-jamaah
yang mengakui dan mengikuti madzhab, juga sebagai bentuk perlawanan terhadap kaum kolonial Belanda dalam
perjuangan kemerdekaan. Selain itu, berdirinya NU merupakan ujung dari perjalanan dan perkembangan gagasan
yang muncul di kalangan para kyai. Seab, sebelum lahir Nahdlatul Ulama, terlebih dahulu muncul organisasi para
pedagang yang bernama Nahdlatut Tujjar (tahun 1918), kelompok diskusi Tashwirul Afkar (1922) dan gerakan
pendidikan Nahdlatul Wathan.
TOKOH TOKOH PENDIRI NU

1. KH. Hayim Asyaari Tebuireng


2. KH. Abdul Wahab Hasbullah
3. KH. Bisri Jombang
4. KH. Ridwan Semarang
5. KH. Nawawi Pasuruan
6. KHR. Asnawi Kudus
7. KHR. Hambali Kudus
8. K. Nakhrawi Malang
9. KH. Doromuntaha Bangkalan
10. KHM. Alwi Abdul Aziz
BENTUK DAN SISTEM ORGANISASI NU

Struktur kepengurusan dari pusat sampai dengan ranting diantaranya:

1. PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) berkedudukan di Jakarta


2. PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) berkedudukan di
provinsi
3. PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) berkedudukan di
kabupaten / kota
4. PCINU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) berkedudukan di luar
negeri
5. MWCNU (Majlis Wakil Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama)
berkedudukan di kecamatan
6. PRNU (Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama) berkedudukan di desa /
kelurahan
7. Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama berkedudukan di dusun /
kelompok dan suatu komunitas
BENTUK DAN SISTEM ORGANISASI NU

Kepengurusan dalam struktur Nahdlatul Ulama Struktur Organisasi Lajnah NU, Badan Otonom
terdiri dari: NU dan Lembaga NU terdiri dari:
◦ Mustasyar tugasnya adalah memberikan ◦ PP (Pimpinan Pusat) berkedudukan di Ibu Kota
nasihat kepada pengurus NU di setiap tingkatan ◦ PW (Pimpinan Wilayag) Berkedudukan di
pengurusnya Provinsi atau luar Negeri
◦ Syuriah tugasnya adalah membina, ◦ PC (Pimpinan Cabang) Berkedudukan di
mengendalikan, mengawasi dan menentukan Kabupaten/Kota
kebijakan NU
◦ PAC (Pimpinan Anak Cabang) Berkedudukan di
◦ Tanfidhiyah tugasnya adalah melaksanakan Kecamatan
program kerja dan memimpin jalannya
◦ PR (Pengurus Ranting) untuk tingkat
organisasi serta menyampaikan laporan secara
desa/kelurahan dan komisariat untuk
periodic kepada pengurus syuriah.
kepengurusan di suatu tempat tertentu.
TERIMAKASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai