Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 1 :

1. RAMDAN ARIF

2. SISKA

3. JAMAL

4. INDAH FITRIYANTI

5. YUNITA AYU RATNASARI

6. SITI NUR ASIAH

7. MADE TIO BUKI


PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan antara
lain sebagai Dasar Negara, Pandangan hidup bangsa, Ideologi Negara, jiwa
dan keribadian bangsa.

Pancasila juga syarat akan nilai, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan,


persatuan, kerakyatan dan keadilan. Oleh karena itu, pancasila dapat
dijadikan sebagai suatu acuan atas tindakan baik, dan dapat dijadikan
kajian atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila bersifat universal, atau


dapat ditemukan dimanapun dan kapanpun.

Meskipun para founding fathers mendapat pendidikan dari barat,


namun Pancasila digali dan bersumber dari agama, adat dan kebudayaan
yang hidup di Indonesia.
PENGERTIAN ETIKA
Etika secara etimologi adalah berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang artinya adat
atau watak. Istilah ini identic dengan moral yang berasal dari bahasa latin, mos yang
jamaknya mores, yang juga berarti adat atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.

Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk  pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
ETIKA , MORAL , NILAI DAN NORMA

ETIKA Etika adalah ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau tentang adat kebiasaan

MORAL Moral adalah nilai - nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

NILAI
Nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan
individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.

NORMA
Norma atau kaidah, yaitu biasanya suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau
patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai
dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama.
ALIRAN-ALIRAN BESAR DALAM
ETIKA
ETIKA DEONTOLOGI
Istilah deontologi berasal dari kata  Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. Dalam pemahaman
teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme
menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar
melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan.
Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak
boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena
perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena
tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan
suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik.
Contoh : Misalkan kita tidak boleh mencuri, mencelakai orang lain melalui perbuatan ataupun
ucapan, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan
suatu keharusan.

Anda mungkin juga menyukai