Anda di halaman 1dari 28

Tuton 2:

Tatanama dan Isomerisasi


Senyawa Kompleks
Tata Nama Senyawa Kompleks

Aturan Penamaan Senyawa Kompleks menurut IUPAC:


1. Penulisan kompleks ion didahului dengan kata “ion” sedangkan
untuk kompleks yang berupa senyawa disebutkan kationnya dahulu
lalu anionnya.
2. Pada ion kompleks, ligan disebutkan terlebih dahulu, lalu diikuti atom
pusat dan bilangan oksidasinya. Ligan lebih dari satu, disebutkan urut
sesuai alfabet.
3. Bilangan oksidasi ion pusat dituliskan dengan angka romawi setelah
atom pusat.
4. Untuk anion kompleks, nama atom pusat ditulis dengan akhiran –at,
logam dengan nama latin “um” dan “ium” diganti dengan akhiran –
at.
5. Jika jumlah ligan lebih dari satu, maka diberi nama dengan awalan di,
tri, tetra, penta, dst lalu nama ligan
Tata Nama Senyawa Kompleks
Aturan Penamaan Senyawa Kompleks menurut IUPAC
(lanjutan):
6. Jika awalan nama ligan sama dengan jumlah ligan, maka
penamaannya menggunakan awalan bis, tris, tetrakis, pentakis,
dst.
7. Penyebutan ligan netral adalah sama dengan nama senyawanya
(Tabel 2.1) .
8. Nama ligan yang cukup panjang dapat ditulis kependekannya.
Contoh : bipy (bipiridin), dmf (dimetil formamida), dsb. (Tabel
2.4 dan 2.5)
9. Ligan berupa anion atau bermuatan negatif diberi nama
menurut Tabel 2.2 dan 2.3.
Tabel 2.1. Penamaan Ligan
yang berupa molekul
netral (Sumber : Effendy,
2007)
Tabel 2.2. Penamaan Ligan yang berupa anion
berakhiran -da (Sumber : Effendy, 2007)
Tabel 2.3. Penamaan Ligan
yang berupa anion
(Sumber : Effendy, 2007)
Tabel 2.4. Singkatan
nama beberapa ligan
(Sumber : Effendy,
2007)
Tabel 2.5. Singkatan nama ligan (Sumber : Effendy, 2007)
Tabel 2.6. Penamaan molekul kompleks dengan muatan
nol (netral) (Sumber : Effendy, 2007)
Tabel 2.7. Contoh penamaan molekul kompleks dengan
muatan positif (Sumber : Effendy, 2007)
Tabel 2.8. Contoh penamaan molekul kompleks dengan
muatan negatif (Sumber : Effendy, 2007)
Contoh pemberian nama senyawa kompleks yang
terdiri dari (counter kation dan anion kompleks)
maupun (kation kompleks dan counter anion)
Contoh pemberian nama senyawa kompleks yang
terdiri dari kation kompleks dan anion kompleks
Isomerisasi Senyawa Kompleks

Gambar 2.1. Macam-macam isomer senyawa kompleks.


(Sumber: Charlesworth, 2004)
Isomer adalah molekul atau ion yang memiliki
susunan kimia sama, tetapi mempunyai struktur yang
berbeda.

Gambar 2.2. Contoh


senyawa kompleks yang
berisomer ikatan (Sumber:
Charlesworth, 2004)
Macam-macam Isomeri pada senyawa kompleks:

1. Isomeri Geometri
2. Isomeri Optis
3. Isomeri Koordinasi
4. Isomeri Ionisasi
5. Isomeri Ikatan/ Linkage/ Tautan
6. Isomeri Hidrasi
1. Isomeri Geometri

Gambar 2.3. Contoh dua senyawa kompleks yang merupakan


isomer geometri (a) cis dan (b) trans (Sumber: Charlesworth,
2004)
Gambar 2.4. Contoh dua senyawa kompleks yang merupakan
isomer geometri (Sumber: Charlesworth, 2004)
Gambar 2.5. Contoh dua senyawa kompleks yang merupakan
isomer geometri (Sumber: Charlesworth, 2004)
2. Isomeri Optis

Gambar 2.6. Contoh dua senyawa kompleks yang merupakan


isomer optis (Sumber: Charlesworth, 2004)
Gambar 2.7. Contoh dua senyawa yang berisomer optis
aktif (Sumber : Effendy, 2007)
3. Isomeri Koordinasi
Isomer koordinasi terjadi jika pada suatu senyawa kompleks yang
terdiri atas kation kompleks dan anion komplek s dimana dapat terjadi
pertukaran ligan-ligan baik sebagian ataupun seluruhnya diantara
kation dan anion tersebut.

Contoh:
4. Isomeri Ionisasi
• Menyatakan isomer yang dalam larutan
membentuk ion yang berbeda.
• Contoh :

[Co(NH3)5Br]SO4  [Co(NH3)5Br]2+ + SO42-


Ungu
[Co(NH3)5SO4]Br  [Co(NH3)5SO4]+ + Br -
merah
5. Isomeri Ikatan/ Tautan/ Linkage
Isomer ikatan adalah
isomer yang melibatkan
ligan ambidentat, seperti
NO2 dan ONO, SCN dan
NCS.

Gambar 2.2. Contoh


senyawa kompleks yang
berisomer ikatan (Sumber:
Charlesworth, 2004)
Tabel 2.1 . Ligan ambidentat (Sumber : Cahyana, et
al., 2016)
6. Isomeri Hidrasi
Isomer hidrasi atau hidrat adalah isomer yang menghasilkan air
hidrat (H2O) mengganti gugus koordinasi.
Sumber Pustaka

• Banerjea, D, 1993, Coordination Chemistry, Tata McGraw-Hill Publishing


Company Limited, New Delhi.
• Basolo, F., 1973, Coordination Chemistry, Wiley Estern Private, New Delhi
• Cahyana, U., Budi, S dan Rosbiono, M., 2016. Kimia Anorganik 3, Universitas
Terbuka: Tangerang Selatan.
• Charlesworth, P., 2004, Chemistry 4th Edition McMurry/Fay. Chapter 20:
Transition Elements and Coordination Chemistry. Prentice Hall. Michigan
Technological University.
• Effendy, 2007, Kimia Koordinasi, Jilid 1, Bayumedia Publising, Malang Jawa
Timur.
• Sugiyarto, K.H., 2012, Dasar-dasar Kimia Anorganik Transisi, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
• Sukardjo, 1992, Kimia Koordinasi, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Terima kasih….

Anda mungkin juga menyukai