Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SENYAWA KOMPLEKS
“Dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
Pelajaran Kimia”

Disusun oleh:
Bunga Mawaddah
Clarissa Dinda Ayu Zahra
Indra Danu Persada
Jahira Fajri Madani
Trinisa Putri
Natasha Salsabila

XII MIPA 1
SMAN 31 JAKARTA
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas berkat Tuhan Yang


Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini
berkat bantuan dan tuntunan Tuhan dan tidak lepas dari
berbagai bantuan pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,
saran, dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami selaku penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Jakarta

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………...1
1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..1
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..….1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tata Nama Senyawa Kompleks………………………………………………………2
2.2 Sifat-sifat Senyawa Kompleks…………………………………………………….....8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Senyawa kompleks adalah senyawa yang molekul atau ionnya
membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan atom atau ion logam.
Kompleks dapat berupa ion positif, ion negatif, atau molekul netral. Di
alam banyak diperoleh senyawa kompleks yang merupakan hasil
sintesis dalam tubuh makhluk hidup. Misalnya vitamin B12 merupakan
senyawa kompleks dari Co-porfirin (Co-C21H25O2N3) hemoglobin dalam
darah merupakan senyawa kompleks dari Fe-porfirin (Fe-
C21H25O2N3), dan klorofil merupakan senyawa kompleks dari Mg-
porfirin (Mg-C21H25O2N3)

1.2. Rumusan Masalah


1. Menjelaskan tentang tata nama senyawa kompleks.
2. Menjelaskan sifat-sifat senyawa kompleks.

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang tata nama senyawa kompleks.
2. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat senyawa kompleks dan
penjelasannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tata Nama Senyawa Kompleks
Alfred Werner merup akan pemenang hadiah nobel pada tahun 1913 atas penelitiannya
tentang senyawa kompleks yang terkenal dengan teori koordinasi. Dalam teori tersebut, ia
menyatakan bahwa ion kompleks dapat berupa kation ataupun anion.
Ion Kompleks merupakan gabungan antara ion logam yang disebut atom pusat dengan
molekul atau ion-ion lain yang disebut ligan. Jadi, suatau ion kompleks terdiri atas satu
atom pusat dan ligan-ligan.
[L(X)m]^n
L : Ion Pusat
X : Ligan
m : Bilangan Koordinasi
n : Muatan Ion Kompleks

A. Ligan dan Bilangan Koordinasi


Ligan adalah atom, molekul, atau ion yang terikat pada atom pusat dalam molekul atau
ion kompleks. Ligan mendonorkan pasangan elektron bebas pada atom pusat untuk
membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Berdasarkan banyaknya pasangan elektron uyang disumbangkan pada atom pusat maka
ligan dibedakan sebagai berikut.
 Ligan Monodental
Ligan yang menyumbangkan sepasang elektron pada atom pusat.
Contoh: F-, Cl-, Br-, CN-, NH3, H2O, CH3OH, dan OH-
 Ligan Bidental
Ligan yang menyumbangkan dua pasang elektron pada atom pusat.
Contoh : En (etilendiamin), C2O4
 Ligan Polidental
Ligan yang menyumbangkan lebih dari dua pasang elektron pada atom pusat.
Contoh : Etilen Diamin Tetra Asetat atau EDTA. Satu molekul EDTA maksimum dapat
memberikan 6 pasang electron bebas, 4 dari atom O dan 2 dari atom N yang
dikandungnya.

B. Muatan Ion Kompleks


Muatan ion kompleks merupakan jumlah muatan ion pusat dengan muatan ligan-
ligannya.
Penamaan senyawa kompleks menurut IUPAC mengikuti aturan sebagai berikut :
1) Nama kation (ion positif) disebut lebih dahulu, baru kemudian diikuti dengan nama
anion (ion negatif) seperti pada penamaan senyawa ion.
2) Pada ion kompleks, urutan penyebutannya adalah :
Jumlah ligan - nama ligan - nama atom pusat - bilangan oksidasi atom pusat (dalam
angka romawi)
3) Jumlah ligan disebut dengan nama latin.
1 = mono
2 = di bis
3 = tri tris
4 = tetra tetrakis
5 = penta pentakis
6 = heksa heksakis
7 = hepta heptakis
8 = okta oktakis
9 = nona nonakis
10 = deka dekakis
Jika nama ligan mempunyai awalan (prefix) maka ditulis dalam tanda kurung dan
digunakan set awalan kedua.
Contoh : [Co(en)2Cl2] = ion bis(etilendiamin)diklorokobalt(III)
4) Nama ligan ditambah dengan akhiran -o dengan cara :
 Ligan-ligan yang berakhiran -ida diganti dengan -o
 Ligan-ligan yang berakhiran -it atau -at diganti dengan -ito dan -ato
 Ligan netral diberi nama sesuai nama molekulnya (dalam bahasa latin).
5) Jika ligannya lebih dari satu maka urutan ligan disebutkan sesuai dengan abjad huruf
awal dari ligan dan diikuti nama atom logamnya (atom pusat).
Nama ligan diurut menurut alfabetis (urutan ligan adalah pertama nama ligan
negatif, nama ligan netral, dan nama ligan positif).
6) Nama atom atau ion pusat :
a. Jika ion kompleksnya bermuatan negatif, maka nama atom diberi akhiran -at
b. Jika ion kompleksnya tidak bermuatan atau bermuatan positif, maka nama
atom tidak ditambah akhiran.
7) Bilangan oksidasi atom pusat ditulis dengan angka romawi dalam kurung setelah
nama atom pusat .
Contoh senyawa kompleks :

[NiCl4]2− → ion tetrakloronikelat(II)


[CuNH3Cl5]3− → ion aminapentaklorokuprat(II)
[Cd(en)2(CN)2] → disianobis(etilendiamin)kadmium(II)
[Co(NH3)5Cl]SO4 → pentaaminaklorokobalt(III) sulfat
2.2 Sifat-sifat Senyawa Kompleks

Sifat sifatnya dibagi menjadi 2,yaitu sifat diamagnetic dan paramagnetic.Kedua sifat ini dapat
ditentukan oleh adanya atau tidaknya elektron berpasangan.

 Jika semua elektron berpasangan maka unsur tersebut bersifat diamagnetic


 Jika ada elektron yang tidak berpasangan maka unsur tersebut bersifat paramagnetic
 Semakin banyak elektron yang tidak berpasangan maka semakin kuat sifat paramagnetic
nya,dan sebaliknya jika semakin sedikit elektron yang tidak berpasangan maka semakin
lemah sifat paramagnetic nya.

Contoh:

Anda mungkin juga menyukai