Anda di halaman 1dari 34

BIOTEKNOLOG

I HEWAN
Nama : Setia Maharani Wijayanti
NIM : 4820121019
Kelas : A

1
Pengertian dan Tujuan Bioteknologi Hewan

Bioteknologi hewan adalah bioteknologi yang


mengunakan agen hayatinya berupa hewan dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi
reproduksi terus berkembang untuk meningkatkan konsistensi
dan keamanan produk dari ternak yang berharga 
secara genetik dan menyelamatkan spesies 
langka. 
Bioteknologi reproduksi juga memudahkan antisipasi
kemungkinan industri yang mengarah pada produk dengan
sifat-sifat
genetik bernilai ekonomis seperti pertumbuhan jaringan otot, pr
oduk rendah lemak, dan ketahanan terhadap penyakit.
2
Metode – metode bioteknologi pada hewan :
Kultur Sel Hewan
Transfer Embrio Hewan Transgenik

1 3 5

2 4 6

Bayi Tabung Hormon BST Kriopreservasi


(Bovine Embrio
Somatotrophin)
1. Transfer
Embrio
Menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan
Nomor : 006/TN.700/Kpts/DJP/Deptan/1996 tanggal 03
Januari 1996 Tentang Tata Cara Penerapan Transfer
Embrio Ternak dan Syarat - Syarat serta Tata Cara
Pelatihan Transfer Embrio Ternak, Transfer Embrio
adalah proses kegiatan yang meliputi produksi embrio,
pembekuan (cryo preservation), penyimpanan
(storage), handling thawing, memasukkan/mentransfer
embrio ke dalam alat kelamin ternak betina dengan
teknik tertentu agar ternak tersebut bunting.

5
Gambaran Transfer Embrio

Embrio adalah hasil pembuahan spermatozoa dan sel telur yang terjadi secara
alami maupun buatan (in vivo maupun in vitro) yang dipanen (flushing) pada
umur 7 hari dan bisa ditransferkan ke induk sapi lainnya (resipien)
6
Resepien
Sapi penerima embrio disebut resipien.  Sapi
resipien yang biasa digunakan untuk transfer embrio
adalah sapi lokal Indonesia seperti : Sapi FH, sapi
PO/SO, Simmental, Limousin dan sapi lokal lainnya. 
Pemillihan rumpun sapi resipien harus
memperhatikan rumpun embrio yang dimasukkan,
untuk embrio dari sapi - sapi yang berpotensi
memiliki bobot lahir besar sebaiknya dititipkan pada
sapi - sapi resipien dengan riwayat melahirkan yang
baik.
Syarat - Syarat Sapi
Resipien diantaranya adalah :
1. Ternak resipien adalah dara atau induk dalam
kondisi tidak bunting, memiliki organ reproduksi
baik dan memiliki catatan reproduksi /
siklus berahi normal
2. Performa tubuh baik dan sehat dengan Body
Condition Score (BCS) 2,75-3,25 pada skala 5 
3. Sehat, tidak menunjukkan gejala klinis penyakit
hewan menular strategis
4. Terseleksi setelah palpasi rektal, pada salah satu
ovarium memiliki Corpus Luteum (CL) fungsional 
5. Tidak pernah mengalami gagal bunting lebih dari 2
kali  
Kriteria sapi donor untuk produksi embrio adalah :

• Memiliki genetika unggul (Genetik Superiority)


• Mempunyai catatan data individu (pedigree) yang jelas
• Bebas dari peyakit berbahaya dan menular.
• Mempunyai catatan reproduksi (siklus birahi)
• Mempunyai kemampuan reproduksi yang baik dan sehat
• Memiliki sejarah reproduksi yang baik yaitu beranak
teratur dan tidak pernah mengalami kesulitan melahirkan
• Telah mengalami kelahiran minimal sekali
• Umur tidak terlalu tua.

9
Keuntungan yang di dapatkan dari metode TE
a.       Memperbaiki interval generasi e.       Dapat diperoleh embrio setiap saat
antara tingkat seleksi dan progeny donor dan tidak terbatas oleh waktu, jarak dan
muda. tempat karena embrio dapat disimpan
b.      Mempertinggi kapasitas reproduksi dalam keadaan beku untuk waktu yang
sapi betina induk atau dara. lama.
f.      Dapat meningatkan populasi trnak
c.       Memungkinkan memperoleh anak
ecara cepat, seragam, dan lebih unggul.
dari hewa betina yang infertile karena
g.       Memperbaiki genetik dengan
penyakit, luka atau oleh sebab lainnya.
seleksi akan lebih efektif dan lebih cepat
d.      Memungkinkan pengembangan dilakukan.
anak – anak yang dihasilkan mnjadi h.      Penggunaan gena baru dapat cepat
donor selanjutnya. dilakukan terutama yang menyangkut
resentensi terhadap penyakit .

10
2. BAYI
TABUNG
Prinsip bayi tabung pada hewan hampir sama
dengan pada manusia. Baik pengertian dan
langkah kerjanya sama. Namun dari
tujuannya memiliki perbedaan , jika pada
manusia bertujuan untuk mendapatkan
keturunan jika mengalami kesulitan dalam
pembuahan alami. Sedangkan untuk hewan
digunakan untuk mendapatkan individu yang
unggul dan untuk memenuhi kebutuhan
pasar

12
3. KULTUR
SEL HEWAN
Pengertian Kultur Sel Hewan

Kultur sel merupakan suatu metode yang mengacu pada


pengangkatan sel dari hewan atau tumbuhan yang kemudian
dikultur dalam suatu lingkungan buatan yang sesuai . Sel
tersebut dapat diangkat dari jaringan secara langsung dan dipilih
secara enzimatik, melalui suatu teknik yang berarti sebelum
dibudidayakan, atau mungkin juga diambil dari cell line atau
cell stain yang sudah disediakan. Kultur sel sudah dilakukan
sejak awal tahun 20-an dan digunakan sebagai sarana belajar
mengenai sel hewan secara in vitro.

14
Medium Kultur sel Hewan

Untuk menunjang keberhasilan kultur jaringan hewan, maka dalam


melaksanakan kultur jaringan hewan ini memerlukan berbagai prasyarat
untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Prasyarat yang
paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media
adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh (membelah dan
berkembangbiak) dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan
jaringan. Media tumbuh harus mengandung berbagai bahan/ nutrisi yang
diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya seperti air,
vitamin, mineral dan hormon.

15
Media Kultur Jaringan

Sampai saat ini telah dilakukan banyak Bahan alami yang digunakan untuk
penelitian tentang media untuk kultur sel menumbuhkan sel dari jaringan dapat
dan jaringan hewan maupun tumbuhan. Pada dikelompokkan dalam tiga kategori,
dasarnya medium untuk kultur sel dan  yaitu:
jaringan dapat berupa media alami maupun 1.Koagulat, misalnya koagulan plasma
buatan. darah dan kolagen.
2.Cairan bologis, misalnya serum.
Media Alami
3.Ekstrak jaringan, misalnya ekstrak
Media alami ialah media yang diperoleh dari embrio.
bahan-bahan alami seperti ekstrak buah-
buahan, darah, ekstrak sel dan lain-lainya.
Komposisi kimia yang pasti dari suatu
media alami tidak diketahui. Media alami
merupakan media yang kompleks yaitu
mengandung karbon, sumber N (asam
16 amino) vitamin, mineral, air, serta hormon
dan enzim-enzim. 
Media Buatan Sedangkan berdasarkan kebutuhannya
media dibagi menjadi 3, yaitu:
Pada saat ini telah dikembangkan
1. Minimum essential medium (MEM)
media buatan. Media buatan
adalah yaitu medium dasar yang
komposisinya dan prosentase tersusun atas BSS, asam amino
kandungan zat-zat nutriennya dapat esensial dan vitamin.
diketahui dengan pasti. Disamping 2. Medium pemelihara (maintenance
itu, media buatan dapat diamanipulasi medium/mm) adalah medium yang
komposisi komponen penyusunya digunakan untuk memelihara
sehingga media buatan sangat cocok kehidupan sel dalam metabolisme
digunakan dalam percobaan dan rendah dan jangka waktu agak lama.
penelitian.Media buatan dapat Medium ini terdiri dari mem dan
serum konsentrasi rendah (2 – 5 %).
memberikan hasil ang sama baiknya
dengan media alami apabila 3. Medium penumbuh (growth
medium) adalah medium yang
komponen-komponen dan kondosi
diperkaya dengan nutrien-nutrien
fisik yang diperlukan oleh sel atau untuk menumbuhkan kultur sel secara
jaringan yang dikultur pada media cepat, medium ini ditambahkan
tersebut terpenuhi. serum cukup banyak (10 – 20 %).
17
Teknik Kultur Jaringan Pada Hewan
Cara kultur jaringan hewan harus dilakukan pada suatu ukuran kecil (area yang
relatif kecil) untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kontaminasi. Keadaan
lingkungan baik didalam kultur (media) maupun diluar kultur (udara, praktikan/
manusia yang melakukan kultur, kondisi laboratorium) harus dioptimalkan.
Selama kultur, faktor fisik seperti unsur hara dan hormon harus diperhatikan.
Semua sumber kontaminasi (ruangan laboratorium, laminer dan alat-alat bedah
untuk kultur) harus ditiadakan dengan cara sterilisasi.
Berdasarkan tempat yang digunakan untuk kultur sel atau jaringan hewan
terdapat 3 teknik kultur jaringan yaitu : 
1. Slide Culture adalah yaitu menumbuhkan kultur sel pada gelas obyek
cekung.
2. Flask Culture adalah menumbuhkan kultur sel pada cawan kultur.
3. Test-tube Culture adalah menumbuhkan kultur sel pada tabung reaksi, botol
terutama untuk jenis sel yang tidak melekat.

18
4. HORMON
BOVINE
SOMATOTHROPH
IN (BST)
Pengertian BST
Bovine somatotropin yang disingkat BST atau BGH adalah
hormon peptida yang diproduksi oleh kelenjar pituitari sapi. Seperti
hormon lainnya, ya ng diproduksi dalam jumlah kecil dan di gunakan
dalam mengatur proses metabo lisme (Sari, 2009).
Hormon ini dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan
produksi susu serta mengontrol laktasi (pengelua ran susu) pada sapi
dengan meningkatkan jumlah sel-sel kelenjar susu. Jika hormon yang
dibuat dengan rekayasa genetika ini disuntuikkan pada hewan, maka
produksi susu akan meningkat 20%.

20
Proses Hormon BST (Bovine Somatot ropin) Dalam
Rekayasa Genetika
Dengan rekayasa genetika juga dapat diproduksi hormon
pertumbuhan hewan, yaitu hormon BST (Bovine somatotropin).
Hormon BST jika diinjek sikan ke tubuh hewan dapat mendorong
pertumbuhan dan meningkatkan produksi susu. Karena hormon BST
dapat mengon trol laktasi (pengeluaran susu) pada sapi dengan
meningkatkan jumlah sel-sel pada kelenjar susu. Jika hormon yang
dibuat dengan rekayasa genetika ini disuntikan pada hewan, maka
produksi susu akan meningkat sampai 20% (Anonymous, 2011).
Bovine somatotropin telah disintesis menggunakan teknologi
DNA rekombinan, dengan volume besar dari seluruh penelitian di dunia
(lebih dari 1.500 penelitian) telah menetapkan bah wa selama dua
mingguan dapat diyakini bahwasannya suntikan BST pada sapi perah
akan meningkatkan produksi susu 10 hingga 15 persen dan
meningkatkan efisiensi pakan dari 5 sampai 15 persen (Sari,2009).
21
Pemberian Hormon Bst (Bovine somatotropin) Pada Sapi
Perah  Melalui Bakteri Eschericia coli
1.Melakukan penanaman DNA somatotr opin pada sapi tersebut melalui bakteri Esherichia
coli. Dimana  bakteri ini bisa ditemukan di dalam saluran usus hewan.
2.Kemudian setelah mengalami suatu proses yang komplek sehingga bakteri Escherichia
coli mampu menduplika si susunan asam amino yang persis sama seperti yang berada pada
hormon tersebut, dengan penanaman DNA maka berturut-turut akan dihasilkan hormon bST,
oST, pST dan hST tergantung dari hormon yang diinginkan.
3.Setelah itu hormon BST yang dihasilkan oleh bakteri  Escherichia coli dimurni  kan dan
kemudian disuntikkan pada sapi tersebut
4.Dengan  bertambahnya konsentrasi somatotropin yang bergabung dengan darah yang  sudah
mengandung hormon sejenis yang berasal dari kelenjar pituitary, selanjutnya mereka secara
bersama-sama akan menuju ke sel target dan di sel target inilah membe rikan tambahan
kekuatan untuk merang sang dan meningkatkan protein dan produksi susu, hal ini ditunjukkan
dengan tingginya sintesis protein tubuh secara keseluruhan dan membaiknya efisiensi deposisi
protein. Selain itu, bST juga mempunyai sifat anti insulin atau anti diabetogenik yang
menyebabk an konsentrasi plasma glukosa mening kat pada hewan yang diberi perlakuan bST.
Peningkatan ini dikarenakan meni ngkatnya gluconeogenesis dan menurun nya uptake glukosa
oleh jaringan adipose (Kurnia, 2011)

22
Pemberian Hormon Bst (Bovine somatotropin) Pada Sapi
Perah  Melalui Bakteri Eschericia coli

23
5. HEWAN
TRANSGENIK
Pengertian

> Hewan transgenik merupakan hewan yang mengandung sisipan


gen asing di dalamgenomnya.
> Penyisipan gen ini menyebabkan terjadinyaperubahan fenotipik
yang dapat bersifatmenyeluruh maupun parsial
> Gen asing dikonstruksi menggunakanteknologi DNA
rekombinan.
> Gen asing harus disertai dengan sekuenlainnya yang agar bisa
bersatu dengan DNAorganisme target dan bisa
diekspresikansecara benar.

25
Prinsip

Hewan transgenic dikembangkan dengan 3 Teknik


penyisipan gen :
1.mikroinjeksi DNA,
2.transfer gen dengan media retrovirus
3.transfer gen dengan media sel cangkokan embrionik.

26
Mikroinjeksi DNA
 Mikroinjeksi DNA dilakukan denganmelakukan injeksi langsung gen
terpilih yangdiambil dari anggota lain dalam spesies yangsama
ataupun berbeda ke dalam pronukleusovum yang telah dibuahi.
 Pada metode ini, sel telur yang telahdihasilkan dari proses
superovulasi danfertilisasi in vitro diinjeksi dengan gen asing.
 Untuk mempertahankan posisi sel telurdigunakan tabung kecil.
 Proses injeksi larutan yang berisi copy genasing (transgen) ke
dalam pronukleus betinadilakukan dengan menggunakan jarum
yangsangat halus.
 Selanjutnya sel telur diintroduksikan keoviduk betina pengganti/
induk angkat

27
Transfer gen dengan media retrovirus
 Transfer gen dengan media retrovirusmenggunakan
retrovirus sebagai vektor,kemudian menginjeksikan
DNA ke dalam selinang.
 DNA dari retrovirus berintegrasi ke dalamgenom untuk
bekerja.

29
Transfer gen dengan media sel cangkokan embrionik.
 Transfer gen dengan media sel cangkokanembrionik
diaplikasikan denganmenggunakan sequence 
 DNA yang diharapkanmuncul ke dalam kultur in vitro sel
cangkokanembrionik.
 Sel cangkokan dapat menjadi organisme lengkap.
 Sel kemudian berikatan dalam embrio pada
tahapperkembangan blastosit.
 Blastosit kemudian diimplantasi ke induk angkatsehingga
dihasilkan keturunanchimera 
 Untuk mendapatkan keturunan yang homozigotdilakukan
perkawinan secara berulang-ulangantara sesama keturunan
chimera.
30
6. Kriopreservasi
Embrio
Pengertian
Kriopreservasi embrio adalah proses penghentian sementara kegiatan
hidup sel tanpa mematikan fungsi sel, di mana proses hidup embrio dapat
berlanjut setelah pembekuan dihentikan. Kriopreservasi dilakukan untuk
menyimpan sisa embrio yang tidak digunakan dalam proses inseminasi
buatan. Terdapat dua metode pembekuan yang digunakan, yakni
kriopreservasi konvensional dan vitrifikasi.
Pada metode konvensional, terjadi proses pembekuan secara lambat,
sehingga dapat menimbulkan terbentuknya kristal es yang membahayakan
sel embrio. Sedangkan pada metode vitrifikasi, pembekuan dilakukan
secara cepat pada temperatur -196 derajat celcius dengan menggunakan
krioprotektan. Krioprotektan adalah zat kimia yang berfungsi mereduksi
pengaruh letal proses pemaparan pembekuan sel, seperti kristalisasi.
Sehingga daya hidup embrio dapat terjaga meski telah dibekukan.

33
SEKIAN
DAN
TERIMAKAS
IH
34

Anda mungkin juga menyukai