Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN PELATIHAN KERJA DI LPK BINA GATARA MUDA DALAM

MENGEMBANGKAN PRODUKTIVITAS MASYARAKAT GARUT UTARA


Mata kuliah Manajemen lembaga pelatihan
Dosen Pengampu: Dr. Ayi Nazmul Hidayat, M.Pd
Kelompok :
Muhammad Danil (41038103211001)
Raden Riki Barkah Z (41038103211012)
PENDAHULUAN
• Latar Belakang Masalah
• Identifikasi Masalah
• Batasan Masalah
• Rumusan Masalah
• Tujuan Penelitian
• Manfaat Penelitian

Latar Belakang
Kualitas SDM (sumber daya manusia) menjadi penentu • Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bina Gatara Muda yaitu
dari maju atau tidaknya suatu negara dan menjadi lembaga di bawah pengawasan Dinas Tenaga Kerja
faktor yang sangat penting untuk di perhatikan.
Kabupaten Garut yang bertugas melaksanakan pelatihan
• Permasalahan yang masih ada di dunia industri yaitu
kerja bagi pencari kerja atau meningkatkan keterampilan
masih adanya tenaga kerja yang belum terampil.
di Kabupaten Garut.
• sehingga banyak upaya pemerintahan untuk
meningkatkan kualitas SDM atau tenaga kerja ini salah • Untuk penyelenggaraan programnya LPK Bina Gatara
satunya dengan pendidikan dan pelatihan untuk
Muda perlu memiliki manajemen pengelolaan yang baik
meningkatkan kemampuan.
• supaya hasil dari penyelenggaraan programnya sesuai
Sebuah pelatihan juga harus mempunyai arah atau
tujuan yang jelas agar pelatihan sesuai dengan rencana dengan yang diharapkan dan dapat meningkatkan
apa yang diharapkan. produktivitas masyarakat yang ada di wilayah Garut utara.
• Untuk dapat melaksanakan pelatihan yang berorientasi Oleh karena itu peneliti ingin menggali informasi dan
pada kebutuhan dan rencana pelatihan yang temuan hasil penelitian yang berkaitan dengan
diharapkan maka pelatihan di sini membutuhkan Manajemen Pelatihan Kerja di LPK Bina Gatara Muda
manajemen pelatihan yang sesuai.
dalam Mengembangkan Produktivitas Masyarakat Wilayah
Garut Utara.
Identifikasi masalah dan batasan masalah
Identifikasi masalah
• Berdasarkan latar belakang diatas, yang dimaksud secara keseluruhan manajemen pelatihan kerja di LPK Bina
Gatara Muda dalam Mengembangkan Produktivitas Masyarakat Garut Utara adalah untuk memberikan
pelatihan bagi calon pekerja agar memiliki keahlian khusus sesuai yang dibutuhkan dan memberikan
kesempatan kerja secara luas ini apakah pelaksanaannya sudah sesuai rencana yang ditetapkan sehingga dapat
terwujud lembaga pemerintah yang berhasil, dan lebih dari itu yaitu mencetak SDM yang berkualitas di wilayah
Garut Utara
Rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian
Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana manajemen pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda dalam mengembangkan produktivitas masyarakat Kabupaten
Garut Utara

Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Perencanaan pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda dalam mengembangkan produktivitas masyarakat Kabupaten Garut Utara
2. Pengoranisasian pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda dalam mengembangkan produktivitas masyarakat Kabupaten Garut Utara
3. Pelaksanaan pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda dalam mengembangkan produktivitas masyarakat Kabupaten Garut Utara
4. pengawasaan pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda dalam mengembangkan produktivitas masyarakat Kabupaten Garut Utara.

Tujuan penelitian
1. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan mengkaji tentang manajemen pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda dalam mengembangkan
produktivitas masyarakat Kabupaten Garut Utara.
2. Tujuan Khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk memperoleh gambaran tentang perencanaan pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda dalam mengembangkan produktivitas masyarakat Kabupaten Garut Utara
b. Untuk memperoleh gambaran tentang pengorganisasian pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda dalam mengembangkan produktivitas masyarakat Kabupaten Garut Utara
c. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda dalam mengembangkan produktivitas masyarakat Kabupaten Garut Utara
d. Untuk memperoleh gambaran tentang pengawasan pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda dalam mengembangkan produktivitas masyarakat Kabupaten Garut Utara

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang ada kepada Prodi Administrasi Pendidikan dan yang membaca pada
umumnya.
2. Manfaat Praktis
Kajian teori
• Manajemen Pelatihan Kerja
• Produktifitas Masyarakat
Manajemen pelatihan
• Manajemen adalah proses perencanaan dan pemeliharaan lingkungan dimana individu bekerja
bersama dalam kelompok mencapai tujuan-tujuan terpilih secara efektif.
• Berry dan Houston yang memberikan pengertian tentang pelatihan sebagai seperangkat rencana
proses pembelajaran yang didesain untuk memodifikasi karakteristik yang dibutuhkan dalam suatu
pekerjaan
• Manajemen pelatihan adalah pengelolaan pelatihan yang mencakup perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasinya (Atmodwiwirto, 2002).
• Menurut Sudjana proses manajemen pelatihan itu dimulai dengan analisis yaitu analisis kebutuhan
(need analysis) terhadap hal-hal yang akan menjadi objek pelatihan kemudian dilanjutkan dengan
desain program pelatihan, yaitu langkah mendesain program-program pelatihan. Tahap berikutnya
adalah melaksanakan dan penerapan program-program pelatihan. Kemudian diakhiri dengan evaluasi
yaitu tahap untuk memberikan penilaian dan analisis pengembangan. Pada tahapan tersebut akan
ada proses umpan balik, yang bertujuan untuk mengontrol efektivitas pelaksanaan dan pelatihan.
Apabila ditinjau dari segi evaluasinya pelatihan akan memiliki keberartian yang mendalam.
BAB 2
A. Manajemen pelatihan kerja
1. Pengertian Manajemen pelatihan kerja
2. Perencanaan pelatihan kerja
3. Pengorganisasian pelatihan kerja
4. Pelaksanaan pelatihan kerja
5. Pengawasan pelatihan kerja
B. Produktifias Masyarakat
1. Pengertian Produktifias Masyarakat
2. Permasalahan Produktifitas Masyarakat
3. Karakteristik Produktifitas Masyarakat
• No. Aspek, Sub aspek, Indikator, Teknik pengumpulan data
• Aspek diambil dari batasan masalah
• Sub aspek dari rincian aspek
• Indikator dari uraian subaspek (disesuaikan dengan kondisi dilapangan)
• Teknik pengumpulan data : data yang tidak dapat dilihat dan tidak ada dalam
dokumen menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara
• Yang dapat dilihat yang tidak ada dalam dokumen dan tidak bisa ditanyakan teknik
pengumpulan datanya dengan observasi
• Yang tidak dapat dilihat dan tidak dapat ditanyakan menggunakan study dokumentasi
Pengertian pelatihan
• Pelatihan adalah tiap-tiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada
suatu pekerjaan tertentu yang dalamnya terdapat proses pembelajaran
untuk memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan produktivitas,
disiplin, sikap kerja dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu.
• Pelatihan juga bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan
perilaku orang di bidang pengetahuan keterampilan dan sikap yang
dilaksanakan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang
relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktik
dari pada teori.
Tujuan dan manfaat pelatihan
• Tujuan pelatihan menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1995), adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan serta
meningkatkan kualitas dan produktivitas organisasi secara keseluruhan, dengan
kata lain tujuan pelatihan adalah meningkatkan kinerja dan pada gilirannya akan
meningkatkan daya saing.
• Pelatihan menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1995: 215), juga memberikan
manfaat sebagai berikut: Mengurangi kesalahan produksi; meningkatkan
produktivitas; meningkatkan kualitas; meningkatkan fleksibilitas karyawan; respon
yang lebih balk terhadap perubahan; meningkatkan komunikasi; kerjasama tim
yang lebih baik, dan hubungan karyawan yang lebih harmonis ...
Komponen pelatihan
• Komponen-komponen tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Djudju
Sudjana (2000), adalah sebagai berikut :
• Intrumental Input
• Masukan mentah
• Masukan lingkungan
• Proses
• Hasil (output)
• Masukan lain (other input)
• Pengaruh (Impact)
a) Komponen masukan saran (Instrumental input) d) Proses
Meliputi keseluruhan sumber dan fasilitas yang termasuk di Dalam pelatihan pada prinsipnya ada kegiatan proses pembelajaran baik teori
dalamnya adalah tujuan, program, kurikulum, pendidikan, maupun praktik, bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kompetensi
atau pelatih, tenaga kependidikan lainnya, tenaga pengelola atau kemampuan akademik, sosial dan pribadi di bidang pengetahuan,
program, sarana belajar, media, fasilitas, serta biaya. keterampilan, dan sikap, serta bermanfaat bagi peserta pelatihan dalam
b) Masukan mentah meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
Masukan mentah di dalamnya termasuk peserta pelatihan e) Hasil (Out Put)
pelatihan hard skills dengan karakteristik yang dimiliki, Keluaran atau hasil yaitu kuantitas lulusan yang disertai kualitas perubahan
termasuk ciri-ciri yang berhubungan dengan faktor internal sikap atau tingkah laku.
dan faktor eksternal. f) Masukan lain (other input)
c) Masukan Lingkungan Masukan ini meliputi dana atau modal, lapangan kerja, informasi, alat dan
Masukan lingkungan adalah faktor lingkungan yang fasilitas, pemasaran, paguyuban peserta didik, latihan lanjutan dan bantuan
menunjang berjalannya program pelatihan yang meliputi eksternal.
lingkungan keluarga, sosial serta lingkungan alam. g) Pengaruh (Impact)
Pengaruh merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik dan lulusan.
Komponen ini meliputi: a). Perubahan taraf hidup, b). Kegiatan pembelajaran
orang lain atau mengikutsertakan orang lain dalam memanfaatkan hasil
belajar/pelatihan yang telah dimilikinya, c). Peningkatan partisipasi dalam
kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat baik berupa partisipasi
pemikiran, tenaga, harta benda dan dana.
Pengembangan program
• Pelaksanaan program (actual program) pelatihan pada prinsipnya sangat situasional
sifatnya. Artinya dengan penekanan pada perhitungan kebutuhan organisasi dan
peserta pelatihan, penggunaan prinsip-prinsip belajar dapat berbeda intensitasnya,
sehingga tercermin pada penggunaan pendekatan, metode dan teknik tertentu
dalam pelaksanaan proses pelatihan.
• Keahlian, pengetahuan, dan kemampuan pekerja (skill knowledge ability of workers)
sebagai peserta pelatihan merupakan pengalaman belajar (hasil) dari suatu program
pelatihan yang diikuti.
• Langkah terakhir dari pengembangan program pelatihan adalah evaluasi (evaluation)
pelatihan. Pelaksanaan program pelatihan dikatakan berhasil apabila dalam diri
peserta pelatihan terjadi suatu proses transformasi pengalaman belajar pada bidang
pekerjaan.
Metodologi penelitian
• Pendekatan dan Metode Penelitian
• Teknik Pengumpulan Data
• Lokasi dan Subjek Penelitian
• Teknik Pengolahan Data
Pendekatan dan metode penelitian
• Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. pendekatan penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
• Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif. Peneliti mendeskripsikan, menganalisis dan
mengungkapkan fenomena
Teknik pengumpulan data
• Observasi
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk melihat kondisi atau situasi, sarana dan prasarana
pada penelitian program pelatihan kerja di LPK Bina Gatara Muda.
• Wawancara
Untuk pelaksanaan wawancara akan digunakan pedoman wawancara baik kepada Kepala LPK,
Pengelola, Instruktur dan Peserta didik program pelatihan kerja LPK Bina Gatara Muda. Dalam
wawancara ini peneliti menggunakan garis besar pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan,
pelaksanaan wawancara dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan keadaan responden
sehingga dapat menghasilkan data yang obyektif. Wawancara ini juga sebagai crosscheck antara
informan yang satu dengan yang lain.
• Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam hal ini digunakan untuk mempelajari dan menelaah dokumen, rekaman
data lain seperti: struktur pengurus, fasilitas, jadwal pertemuan dan macam-macam kegiatan.
Teknik pengumpulan data
Lokasi Penelitian
• Lokasi penelitian di LPK Bina Gatara Muda yang beralamat di Jl. Limbangan – Selaawi Kebon Jeruk
RT.01/09 Desa Putrajawa Kecamatan Selaawi – Garut 44187..
Subjek Penelitian
• Subjek penelitian adalah tempat dimana dilakukannya penelitian. Subjek penelitian ini di LPK Bina
Gatara Muda.

Objek Penelitian
• Objek dalam penelitian ini adalah Manajemen Pelatihan Kerja di LPK Bina Gatara Muda dan
Pengembangan Produktivitas Wilayah Garut Utara.
Teknik pengolahan data
• Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif.
• Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Temuan penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
• LPK Bina Gatara Muda adalah lembaga pelatihan kerja baru yang berdiri sejak tanggal
14 Juni 2021. LPK Bina Gatara Muda didirikan karena adanya bantuan dari pemerintah
melalui Kementrian Ketenagakerjaan yang merupakan program dari Presiden RI Bapak
Joko Widodo yang telah dimulai dari tahun 2017.
• LPK Bina Gatara Muda merupakan lembaga pelatihan resmi yang sudah memiliki
legalitas SK Menkum dan HAM RI No. AHU.01147.AH.02.01. Tahun 2017, Surat Izin
Penyelenggara Pelatihan Disnakertrans Kab. Garut Nomor. 560/009/DTT/2021, Akta
Notaris I.Irfan Ibrahiem, S.H.,M.Kn Tanggal 14 Desember 2017.
• Fasilitas LPK Bina Gatara Muda merupakan satu satunya LPK di Kabupaten Garut yang
representatif dari segi tempat. Memiliki 12 ruangan kelas dan juga 3 lantai gedung.
Fasilitas alat jahit yang sangat lengkap.
STRUKTUR ORGANISASI TATA LPK BINA GATARA MUDA GARUT
Visi dan Misi LPK Bina Gatara Muda Kabupaten Garut
Visi LPK Bina Gatara Muda Kabupaten Garut
• Menjadi Lembaga Pelatihan Kerja yang unggul dan profesional
dalam mencetak SDM siap kerja yang kompeten
Misi LPK Bina Gatara Muda Kabupaten Garut
• Meningkatkan dan mengembangkan keahlian sumber daya
manusia Menjamin kualitas dalam pelaksanaan pendidikan,
pelatihan baik dalam keahlian maupun kepribadian (Attitude)
Melakukan kerjasama dengan instansi- instansi Pemerintahan.
Temuan penelitian
• Perencanaan Pelatihan
• Pelaksanaan Pelatihan
• Evaluasi Pelatihan
• Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen
Perencanaan pelatihan
• Perencanaan pelatihan, berdasarkan hasil observasi membutuhkan proposal program
pelatihan. Setelah terjadi rapat hasil untuk program pelatihan, proses perencanaan pelatihan
dilakukan oleh tim inti yaitu direktur LPK selaku penanggung jawab, sekretaris, bendahara,
dan koordinator bidang data dan rekrutmen program. Perencanaan pelatihan diantaranya
terdiri dari menentukan tempat, menentukan jadwal, menentukan materi, menentukan
pemateri, menentukan metode, menentukan media, dan menentukan pengelola pelatihan.
• Pernyataan tersebut diperkuat dalam hasil wawancara dengan direktur LPK, Bendahara, dan
Koordinator Bidang Data dan Rekrutmen yang menyampaikan bahwa perencanaan pelatihan
ditentukan oleh tim inti yaitu koordinator acara, dan koordinator program, serta penanggung
jawab untuk menentukan dan membuat desain pelatihan. Desain pelatihan meliputi tempat,
materi, tema, biaya, pemateri/Instruktur, dan pengelolanya. Perencanaan mengacu pada
program pelatihan yang di dalamnya terdapat informasi berupa budget, materi program dan
pengisi materi/instruktur.
Pelaksanaan Pelatihan
• Pelaksanaan pelatihan di LPK Bina Gatara Muda, berdasarkan hasil observasi
menunjukkan bahwa proses pelaksanaan mengacu pada jadwal pelatihan yang sudah
disusun selama 20 hari dan 14 hari untuk kelas reguler . Informasi yang terdapat dalam
jadwal pelatihan diantaranya: rincian proses kegiatan pelatihan dari awal hingga akhir,
alokasi waktu setiap sesi pelatihan, tugas-tugas yang dipegang oleh pengelola, dan
tahap-tahap proses pelaksanaan pelatihan yang diawali dengan pembukaan penerimaan
peserta pelatihan atau rekrutmen, kegiatan pelatihan di dalam kelas sampai uji
kompetensi.
• Proses rekrutmen berdasarkan hasil wawancara dengan direktur LPK, bendahara, dan
koordinator bidang data dan rekrutmen menyampaikan bahwa proses rekrutmen
peserta cukup sulit dalam hal memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait
persyaratan, begitu juga kualifikasi kesehatannya yang diperhatikan. Pada tahapan ini
calon peserta diberikan pemahaman sosialisasi dan dibantu oleh dinas setempat.
• Dalam proses penerimaan calon peserta juga timbul protes dari masyarakat
dikarenakan perbandingan peserta laki-laki dengan perempuan lebih sedikit
penerimaan untuk laki laki, sehingga menimbulkan pertanyaan kenapa untuk laki
laki tidak ada pelatihannya dan jikapun ada hanya sedikit kuota pesertanya, ini
dikarenakan industri baru yang ada di wilayah Garut Utara baru memerlukan
kualifikasi calon tenaga kerja perempuan untuk disalurkan menjadi tenaga kerja
dalam bidang menjahit dan pihak industri memerlukan SDM yang banyak, adapun
untuk calon tenaga kerja laki-laki di industri tersebut terbatas pada tenaga kerja
untuk security dan OB. Peserta pelatihan yang perempuan sulit memiliki standar
kualifikasi secara umur, strata pendidikan ataupun kualifikasi yang lainnya.
• Batasan umur diberlakukan di LPK mengikuti aturan industri dengan usia paling
rendah berumur 18 tahun sesuai dengan UU Ketenagakerjaan dan paling atas
sampai usia 35 tahun berdasarkan peraturan pabrik masing-masing yaitu di PT.
Pratama dan PT. Changsin. PT. Pratama secara teknis boleh lulusan SMP asalkan
sudah memiliki sertifikat BNSP hasil pelatihan LPK yang ada, sedangkan pada PT.
Changsin calon tenaga kerjanya wajib lulusan SMA baik itu sudah pernah
melaksanakan pelatihan atau belum.
• Untuk estimasi waktu pada saat pelatihan yang memakai Sistem SKKNI berpatokan
pada aturan pelaksanaan program dari Kemenperin dan Kemenaker yaitu selama
20 hari pelatahin ditambah ketika sudah menyelesaikan kelas pelatihan di lanjut
dengan uji kompetensi. Pada program reguler pelaksaan pelatihan cukup selama 14
hari.
Evaluasi pelatihan
• Proses evaluasi masuk dalam kegiatan pelaksanaan pelatihan yang dilakukan pada
akhir sesi. Berdasarkan hasil observasi proses pelaksanaan pelatihan menunjukkan
bahwa proses evaluasi dilakukan untuk menilai proses pelatihan dengan uji
kompetensi yang di dalamnya berisi kriteria-kriteria evaluasi pelatihan oleh peserta.
Berdasarkan hasil dokumentasi menunjukkan bahwa bentuk kriteria terdapat
beberapa indikator di antaranya: 1) materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan; 2)
sikap profesionalisme trainer terhadap peserta; 3) kerapihan penyajian pelatihan; 4)
metode penyajian trainer; 5) gaya, sikap, perilaku dan bahasa yang mudah dipahami;
6) pemberian motivasi kepada peserta; 7) pelayanan tim terhadap peserta; 8)
mampu membuat lebih percaya diri; dan 9) mampu menggali potensi peserta.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat
• Hasil dari wawancara mendapat beberapa faktor yang menjadi pendukung dari
program pelatihan ini yaitu yang pertama dukungan dan dorongan dari para
kasepuhan masyarakat Garut Utara khususnya di kecamatan BL Limbangan adanya
LPK ini tidak terlepas dari adanya industri/pabrik sehingga memberikan efek manfaat
bagi masyarakat dan LPK hadir untuk bersama sama berkolaborasi dengan industri
tersebut untuk memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat meningkatkan
keterampilannya. Kedua dari segi fasilitas LPK Bina Gatara Muda merupakan satu
satunya LPK di Kabupaten Garut yang representative dari segi tempat. Memiliki 12
ruangan kelas dan juga 3 lantai gedung. Fasilitas alat jahit yang sangat lengkap. Dapat
menyesuaikan apa yang akan dilaksanakan di industri yang sesungguhnya.
Adapun hasil dari wawancara mengenai faktor-faktor penghambatnya yaitu:
• Lembaga yang baru dibentuk sehingga kurangnya pengalaman dalam mengelola
lembaga pelatihan dan kebanyakan masyarakat yang belum siap menerima kawasan
industri di daerah Garut Utara sehingga menghambat proses perkembangan lembaga.
• Akses informasi atau persebaran informasi tentang lembaga pelatihan yang tidak
menjangkau masyarakat yang tidak memiliki sarana komunikasi yang memadai
dikarenakan daerah yang terpencil.
• Kurangnya sumber daya manusia yang ada di lembaga menyebabkan keterbatasan
dalam banyak hal.
• Masih belum sejalannya antara stakeholder pemerintah Disnaker dengan indutri
terkait, dan LPK untuk bersinergi.
Pembahasan hasil penelitian
• Berdasarkan data hasil penelitian yang peneliti dapatkan, baik dari data hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian dan dari
pengamatan yang peneliti lakukan serta dokumentasi yang peneliti dapatkan
maka peneliti akan melakukan pembahasan
• Tahapan awal dalam manajemen pelatihan adalah perencanaan. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, perencanaan pelatihan dilakukan mengacu pada
program pelatihan. Kegiatan perencanaan adalah untuk merencanakan berbagai
kebutuhan pelatihan diantaranya perencanaan tempat, perencanaan jadwal,
perencanaan materi, perencanaan pemateri, perencanaan metode, perencanaan
media, dan perencanaan pengelola. Perencanaan pelatihan melibatkan tim inti
yaitu penanggung jawab, koordinator program, dan koordinator acara.
• Pelaksanaan pelatihan sangat erat kaitannya dengan perencanaan
pelatihan yang dilakukan diawal sebelum pelaksanaan pelatihan.
Pelaksanaan pelatihan di LPK Bina Gatara Muda mengacu pada rencana
awal pelatihan. Terdapat tahap-tahap dalam pelaksanaan pelatihan
yang diawali dengan pembukaan penerimaan peserta pelatihan,
pelaksanaan atau pemberian materi di kelas, serta uji kompetensi.
Dalam tahap-tahap pelaksanaan pelatihan tersebut saling
membutuhkan satu dengan yang lain seperti tempat, jadwal, materi,
metode, media, pemateri, dan pengelola.
• Pemateri, dan metode menjadi hal penting dalam mendukung kelancaran pelaksanaan
pelatihan. Menurut Oemar Hamalik (2007: 144) menyatakan bahwa syarat menjadi pelatih
harus menguasai dan mempelajari:
• a) Pengetahuan yang memadai dan mendalam dalam bidang keilmuan atau studi tertentu,
sesuai dengan bidang-bidang keilmuan yang diterapkan dan dikembangkan dalam lembaga
pelatihan tersebut.
• b) Kemampuan dalam bidang kependidikan dan keguruan yaitu yang berkenaan dengan
proses pembelajaran, berupa teori, praktik dan pengalaman lapangan.
• c) Kemampuan kemasyarakatan adalah kemampuan yang diperlukan dalam kehidupan
antara manusia dan bermasyarakat, baik di lingkungan lembaga pelatihan dan masyarakat
maupun dengan masyarakat luas.
• d) Kemampuan kepribadian yang berkenaan dengan pribadi khususnya yang menunjang
pekerjaan sebagai pendidikan dan pelatihan.
• Oleh karena itu, pemilihan pemateri juga melihat track record, dan
riwayat mengajar khususnya dalam hal pelatihan sehingga hasil
observasi dalam pelaksanaan pelatihan telah sesuai dengan
kebutuhan peserta. Pemateri pelatihan berasal dari dalam lembaga
LPK. Metode-metode pelatihan yang telah digunakan oleh LPK
diantaranya metode ceramah, praktik, simulasi, edutainment, dan
tanya jawab. Misalnya dalam materi persiapan dunia kerja maka
metode yang paling banyak digunakan adalah praktik dan simulasi.
• Proses evaluasi masuk dalam kegiatan pelaksanaan pelatihan yang dilakukan pada akhir
sesi untuk menilai proses pelatihan dengan melaksanakan uji kompetensi. Ujian
kompetensi adalah ujian yang dilakukan setelah proses pelatihan selesai untuk melihat
hasil pembelajaran calon tenaga kerja. Kriteria-kriteria evaluasi diantaranya: dampak
pelatihan bagi peserta, tingkat kebutuhan materi, kemampuan pemateri dalam
menyampaikan, dan perubahan peserta.
• Komponen manajemen pelatihan yang terakhir adalah evaluasi pelatihan. Kriteria evaluasi
yang ditentukan memiliki poin-poin evaluasi yang membahas mengenai perubahan
peserta, pengetahuan yang diperoleh, reaksi peserta proses pelatihan, serta hasil akhir
yang didapatkan. Menurut Veithzal Rivai & Ella Jauvani (2009) terdapat 4 (empat) kriteria
efektif untuk mengevaluasi kegiatan pelatihan dengan berfokus pada hasil akhir
Menurut Veithzal Rivai & Ella Jauvani (2009: 233) terdapat 4 (empat) kriteria efektif
untuk mengevaluasi kegiatan pelatihan dengan berfokus pada hasil akhir, antara lain:
• 1) Reaksi dari para peserta pelatihan terhadap proses dan isi kegiatan pelatihan,
• 2) Pengetahuan atau proses belajar yang diperoleh melalui pengalaman pelatihan,
• 3) Perubahan perilaku yang disebabkan karena kegiatan pelatihan, dan
• 4) Hasil atau perbaikan yang dapat diukur baik secara individu maupun organisasi,
seperti makin rendahnya turnover (berhenti kerja), makin sedikit kecelakaan, makin
kecilnya ketidakhadiran, makin menurunnya kesalahan kerja, makin efisiennya
penggunaan waktu dan biaya, seta makin produktifnya karyawan, dan lain-lain.
• Kondisi ini telah sesuai dengan kriteria evaluasi yang digunakan di lembaga LPK
antara lain: materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan; sikap profesionalisme
trainer terhadap peserta; kerapihan penyajian pelatihan; metode Penyajian
trainer; gaya, sikap, perilaku dan bahasa yang mudah dipahami; pemberian
motivasi kepada peserta; pelayanan tim terhadap peserta; mampu membuat
lebih percaya diri; dan mampu menggali potensi peserta.
• Bentuk hasil dari pelatihan di LPK Bina Gatara Muda yaitu berupa sertifikat
BNSP yang bisa langsung digunakan di dua industri yang telah bekerja sama
dengan pihak LPK. Akan tetapi sebelum calon tenaga kerja menjadi karyawan
tetap di industri tersebut, para tenaga kerja diharuskan untuk melaksanakan
training selama 3 bulan.
• Faktor faktor penghambat di dalam pelaksanaan pelatihan
kerja ini dikarenakan LPK Bina Gatara Muda ini masih
terbilang baru diresmikan, terbatasnya SDM internal LPK,
masyarakat yang belum siap menerima kawasan industri
baru, akses informasi atau persebaran informasi cukup sulit
disampaikan, mengingat susahnya juga masyarakat banyak
yang tidak memiliki alat komunikasi, dan terbatasnya waktu.
simpulan
• Perencanaan pelatihan meliputi perencanaan tempat dan pengelola pelatihan yang disesuaikan dengan
program dan jumlah peserta, penyusunan jadwal disesuaikan dengan program pelatihan, media dan
metode saling bersinergi dengan menyesuaikan materi, perencanaan materi disesuaikan dengan tema,
serta penentuan pemateri melihat kualitas dan track record mengajar.
• Pelaksanaan pelatihan diawali dengan: Materi Budaya, Ringkas Rapi Resik Rajin Rawat (5R), Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3), dan Pengenalan Mesin.
• Evaluasi Pelatihan merupakan tahap akhir dalam manajemen pelatihan yang dilakukan oleh peserta
dengan melaksanakan uji kompetensi, dan selanjutnya olah data statistik sehingga menghasilkan nilai
dalam bentuk persentase. Evaluasi pelatihan terdiri dari: a) Kriteria evaluasi pelatihan ada 9 (sembilan)
poin diantaranya: 1) materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan, 2) sikap profesionalisme trainer terhadap
peserta, 3) kerapihan penyajian pelatihan, 4) metode penyajian trainer, 5) gaya, sikap, perilaku dan bahasa
yang mudah dipahami, 6) pemberian motivasi kepada peserta, 7) pelayanan tim terhadap peserta, 8)
mampu membuat lebih percaya diri, dan 9) mampu menggali potensi peserta; b) Alat evaluasi pelatihan
berupa kuesioner; dan c) Bentuk hasil evaluasi pelatihan berupa laporan program pelatihan
sertifikat/penyaluran kerja.
saran
• Pelaksanaan evaluasi pelatihan ke depan diharapkan melibatkan pihak
ketiga (industri/pabrik), agar dapat mengetahui dan bisa memberikan
saran secara langsung untuk pelatihan yang akan datang, karena
(Perusahaan/pabrik) cukup mengetahui sebagai salah satu yang
menggunakan hasil pelaksanaan pelatihan tersebut.
• Lebih aktif lagi dalam memanfaatkan pihak-pihak terkait semisal:
Kecamatan, Kelurahan, RW, dan RT yang ada untuk menyebarkan info
tentang pelatihan yang ada di LPK Bina Gatara Muda ke masyarakat
umum.

Anda mungkin juga menyukai