Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

DALAM MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(Studi kasus di SMAN 1 Dayeuhkolot Kab. Bandung)

Diajukan untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah
Manajamen Sistem Pembelajaran

Dosen Pengampu Dr. Suharyanto H.Soro, M.Pd


Dr. Agi Gifari, M.Pd

Disusun Oleh :
Raden Yulyul Yuliana Hastuti || 41038103211002
Muhammad Danil || 41038103211001

PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG

i
2022

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat ilahi Robbul Izzati,
yang berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Tujuan penyusunan makalah adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam tugas Mata
Kuliah Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Makalah ini mengambil Objek Kajian di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot, mengingat
keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulisan, Makalah ini tidak
luput dari kekurangan dan belum sempurna, namun penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta bagi semua pihak yang berkenan
memanfaatkannya. Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Deti Rostini. M.M.Pd dan . Dr. Hj. Usjafri Jalmi, M.Pd sebagai dosen
pengampu pada Mata Kuliah Manajamen Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi
yang telah memberikan bimbingan.
2. Bapak Asep Tarbik, S.Pd. M.M.Pd selaku selaku dosen pengampu pada Mata Kuliah
Manajamen Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi sebagai Kepala Sekolah SMA
Negeri 1 Dayeuhkolot yang telah memberikan informasi dan data terkait manajemen
sekolah.
3. Bapak Wakasek beserta Staff SMA Negeri 1 Dayekolot yang telah memberikan data
dan Informasi seputar manajemen sekolah.
4. Rekan - rekan guru SMA Negeri 1 Dayekolot yang telah memberikan data dan
Informasi seputar manajemen sekolah.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih
atas bantuan, nasehat dan dorongan dalam penyusunan makalah ini. Semoga amal ibadah,
dan dorongan serta do’a yang diberikan kepada penulis dengan tulus dan iklas
mendapatkan Rahmat dan karunia dari Allah SWT, amien.
Wassalamua’laikum Wr.Wb
Bandung , 18 Maret 2022

ii
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan Makalah .............................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 5
D. Metode Penulisan Makalah ............................................................. 5
BAB 2 KAJIAN TEORI
Manajemen Pendidikan Menengah ........................................................ 6
1. Konsep Manajemen .......................................................................... 6
A. Pengertian Manajemen .............................................................. 6
B. Fungsi Manajemen .................................................................... 6
2. Pendidikan Menengah .................................................................... 7
A. Pengertian Pendidikan ............................................................. 8
B. Pendidikan Menengah ............................................................. 8
C. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan menengah ....... 9
3. Manajemen Berbasis Sekolah ....................................................... 10
A. Pengertian MBS ...................................................................... 10
B. Tujuan MBS ............................................................................ 10
C. Ruang Lingkup ....................................................................... 11
D. Konsep Dasar MBS ............................................................... 11
E. Manfaat MGS ........................................................................ 12
F. Asumsi dan dasar MBS ......................................................... 12
G. Prinsip dasar MBS ................................................................. 13
H. Komponen Manajemen Sekolah ........................................... 14
I. Manajemen Berbasis Sekolah ............................................... 14

iii
4. Kualitas Sekolah
a. Konsep Kualitas Sekolah ........................................................ 16
b. Indikator Kualitas Sekolah ...................................................... 17
BAB 3 TEMUAN EMPIRIK DAN PEMBAHASAN ................................... 18
a. Kondisi umum sekolah ............................................................ 22
b. Manajemen MBS di SMAN 1 Dayeuhkolot .......................... 23
BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ..................................................................................... 23
B. Rekomendasi .................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25

iv
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen dalam dunia pendidikan menjadi salah satu yang diprioritaskan
untuk menjamin kualitas pendidikan, agar betul-betul nampak outcome-nya. Namun
masih banyak lembaga pendidikan yang masih mengelola seadanya tanpa
manajemen yang bagus. Manajemen pendidikan yang bagus adalah lembaga
pendidikan yang visioner, berawal dari misi yang jelas untuk luaran yang
berkualitas. Karenanya manajemen yang tepat menjadi sebuah keharusan.
Melalui perkembangannya, manajemen pendidikan membutuhkan sumber
daya manusia yang baik untuk pengelolaan pendidikan. Mirisnya, dalam tatanan
praktis masih merupakan hal yang elusif. Masih banyak dijumpai penyelenggara
pendidikan yang beranggapan bahwa itu tidak atau kurang penting. Padahal, tanpa
adanya manajemen pendidikan yang baik, dipastikan pendidikan tidak akan
berproses maksimal, maka hasilnya pun seiring dengan proses yang dilakukan.
Tidak hanya di lingkup perusahaan tapi dalam lingkungan sekolah pun
sangat membutuhkan manajemen yang tepat. Manajemen dapat diartikan sebagai
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha
kerjasama anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
dapat mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sehingga, dalam konteks
pendidikan, manajemen dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama
dengan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dan sesuai untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Penyelenggaraan jenjang pendidikan menengah yang optimal dan terukur
adalah menerapkan manajemen yang berkenaan dengan pemberdayaan bagian -
bagian di sekolah merupakan alternatif yang paling tepat untuk mewujudkan
sekolah yang berkualitas dan memiliki keunggulan tinggi. Pemberdayaan setiap
bagian adalah memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di
sekolah. Oleh karena itu diperlukan suatu perubahan kebijakan dibidang manajemen
pendidikan agar pengelolaan manajemen pendidikan lebih optimal dalam
meningkatkan kualitas sekolah salah satunya dengan menggunakan manajemen
berbasis sekolah.
6

B. Tujuan Penulisan Makalah


Pembahasan mengenai manajemen pendidikan menengah SMA Negeri 1
Dayeuhkolot bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang pengelolaan
pendidikan menengah menggunakan manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 1
Dayeuhkolot
1. Pelaksanaan perencanaan manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 1
Dayeuhkolot
2. Pelaksanaan pengorganisasian manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 1
Dayeuhkolot
3. Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot
4. Pelaksanaan pengawasan manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 1
Dayeuhkolot

C. Pembatasan Masalah
Makalah ini membahas terkait penerapan manajemen berbasis sekolah yang
dilakukan di Sekolah SMA Negeri 1 Dayeuhkolot sebagai bagian dari pengelolaan
dalam manajemen pendidikan menengah untuk meningkatkan mutu sekolah.

D. Metode Penulisan Makalah


Metode yang digunakan dalam penulisan ini metode deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau
objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya
yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya
terkait dengan penerapan manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 1
Dayeuhkolot.
7

BAB 2
KAJIAN TEORI

1. Konsep Manajemen
A. Pengertian Manajemen
Terdapat banyak definisi Manajemen yang dikemukakan oleh banyak ahli, dengan
berbagai susunan kalimat dan definisi yang berbeda-beda tetapi semua definisi tersebut
memiliki kesamaan pada makna yang ingin di sampaikan dari definisi Manajemen
tersebut. Menurut Afandi (2018:1) Manajemen adalah proses kerja sama antar
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan pelaksanaan fungsi - fungsi
perencanaan, pengorganisasian, personalia, pengarahan, kepemimpinan, dan
pengawasan. Proses tersebut dapat menentukan pencapaian sasaran-sasaran yang telah
ditentukan dengan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber - sumber daya
lainnya untuk mencapai hasil lebih yang efisien dan efektif.
Menurut Feriyanto, Andri dan Shyta, Endang Triana. (2015) mengatakan bahwa
manajemen adalah inti dari administrasi hal tersebut dikarenakan manajemen
merupakan alat pelaksana administrasi dan berperan sebagai alat untuk mencapai hasil
melalui proses yang dilakukan oleh anggota organisasi. Pengertian Manajemen menurut
Malayu S.P Hasibuan (2016:9) mengemukakan bahwa “manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Dari definisi diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen merupakan
aktivitas yang dilakukan untuk mengarahkan dan mengawasi segala aktivitas kerja agar
mencapai hasil yang diinginkan dan bertujuan untuk pencapaian visi dan misi bersama.

B. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen dalam hal ini serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam
manjemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan
tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi manajemen juga berwujud kegiatan-kegiatan
yang berhubungan sehingga satu kegiatan menjadi syarat kegiatan yang lainnya.
Menurut Hendry Fayol yang dialih bahasakan oleh Sahroni (2012:47) menjelaskan
mengenai fungsi-fungsi dari manajemen yaitu:
8

a. Fungsi Perencanaan (Planning)


Perencanaan adalah proses penetepan tujuan yang akan dicapai dan memutuskan
tindakan tepat yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah mengumpulkan dan mengoordinasikan manusia,
keuangan,fisik, informasi, dan sumber daya lain yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.
c. Fungsi Memimpin (Leading)
Memimpin adalah memberikan stimulasi kepada orang untuk berkinerja tinggi.
Termasuk di dalamnya adalah memberikan motivasi dan berkomunikasi dengan
pegawai baik secara individual dan kelompok.
d. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah memonitor kinerja, dan melakukan perubahan yang diperlukan,
dengan pengendalian, manajer memastikan bahwa sumber daya organisasi digunakan
sesuai dengan yang direncanakan.

Fungsi-fungsi manajemen dilaksanakan secara menyeluruh untuk mencapai tujuan


yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien, di atas telah dijelaskan mengenai
fungsi– fungsi manajemen yang terdiri atas 4 fungsi yaitu fungsi perencanaan,
pengorgansian, memimpin dan pengendalian. Berdasarkan hal tersebut penulis sudah
sampaikan pada pemahaman bahwa fungsi manajemen pada dasarnya merupakan
sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan
pengendalian, dimana semua aspek bekerja sama dengan baik dan diatur sedemikian
rupa dengan pengawasan serta evaluasi yang baik sehingga terciptalah sebuah tindakan
yang mampu mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

2. Pendidikan Menengah
A. Pengertian Pendidikan
Menguraikan pendidikan di tinjau dari pendapat para ahli teori tentang pendidikan dan
lembaga-lembaga pendidikan. Beberapa ahli telah mengungkapkan mengenai
pengertian pendidikan diantaranya:
a. Menurut Carter V. God dalam “Dictionary of Education “
1) Pendidikan merupakan seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar
9
2) Merupakan ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip
prinsip dan metode metode mengajar,bpengawasan dan bimbingan murid. Dalam
arti luas digantikan dengan istilah pendidikan
3) Merupakan seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun
yang diwarisi atau dikembangkan masa lampau oleh generasi bangsa.
b. Menurut buku “Higher Education for American democracy” ( Saltmarsh, J., &
Zlotkowski, E., (2012) Pendidikan adalah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakata
yang beradab, tetapi tujuan tujuan pendidikn tidaklah sma dalammsetiap masyrakat.
Sistem pendidikan suatu masyarakat tertentu dan tujuan pendidikan didasarkan atas
prinsip-prinsip cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat
c. Menurut professor Rechey dalam buku “Planing for teaching an Introduction to
education ” Richey, (1962), ‘Istilah “Pendidikan” berkenaan dengan fungsi yang luas
dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupna suatu masyarakat yang baru (generasi
muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya kepada masyarakat.
Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari proses yang berlangsung
disekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas social yang esensial yang
memungkinkan masyarakat yang kompleks.
d. Menurut Prof Lodge : 1959 dalam buku “Philosophy of Education “ Pendidikan
dalam arti luas semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan Dalam
pengertian yang lebih sempit “Pendidikan” dibatasi pada fungsi tertentu didalam
masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat dengan latar belakang
sosialnya, pandangan hidup masyarakatnya kepada warga masyarakat gnerasi
berikutnya dan demikian seterusnya
e. Menurut Brubacher : 1978 Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap
pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman,dan dengan
alam semesta. Dari semua pendapat para ahi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
:
1) Pendidikan merupakan usaha manusia dalam meningkatkan kepribadianya dengan
mengembangkan potensi yang dimilikinya baik secara rohani maupun jasmani
2) Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab terhadap tercspsinys
tujusn pendidikan
3) Pendidikan merupakan hasil yang dicapai oleh perkembangan manusia
f. Definisi pendidikan menurut Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas yaitu pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana
belajar diproses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
10
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. (Pasal 1 ayat 1).

B. Pendidikan Menengah
Menurut Faud Ihsan (2013:23) “Pendidikan menengah berfungsi untuk mempersiapkan
peserta didik untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memliki kemampuan mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan”.
Pendidikan menengah terbagi dari pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum diselengarakan selain untuk
mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan tinggi, juga untuk memasuki
lapangan kerja. Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan untuk memasuki
lapangan kerja atau mengikuti pendidikan keprofesian pada tingkat yang lebih tinggi.
C. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan menengah
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan menengah dirumuskan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2022 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan
( Pasal 6 ayat 2 ) dimana tujuan umum pendidikan menengah mengikuti Standar
kompetensi lulusan pada Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan menengah umum
difokuskan pada :
a. Persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa
kepada T\rhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
b. Penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
c. Pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup
mandiri dan mengikuti Pendidikan lebih lanjut.
11

3. Manajemen Berbasis Sekolah


Manajemen berbasis sekolah merupakan suatu pendekatan dalam upaya meningkatkan
kualitas sekolah. Kebijakan yang demikian menuntut langsung sekolah sebagai ujung
tombak penyelenggara pendidikan. Seperti disampaikan Berlian (2013: 3), bahwa
manajemen berbasis sekolah merupakan suatu bentuk manajemen atau pengelolaan sekolah
yang sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah untuk mencapai tujuan – tujuan
penyelenggara pendidikan di sekolah sesuai dengan peraturan perundang – undangan
pendidikan yang berlaku.
A. Pengertian MBS
MBS adalah salah satu basis manajemen pengelolaan sekolah yangmemberikan otonomi
lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan bersama secara
partisipatif darisemua warga sekolahdanmasyarakat di sekitarnya dalam upaya
mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Model manajemen demikian
ditujukan untuk memberikan kemandirian kepada sekolah serta meningkatkan mutu
pendidikan berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. ( Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018 :
3)

B. Tujuan MBS
MBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada sekolah untuk mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih rincinya, MBS bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah da nmasyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
3. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan
pemerintah tentang mutu sekolah;
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antarsekolah tentang mutu pendidikan yang
akan dicapai.
( Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018 : 3)
12

C. Ruang Lingkup MBS


Pihak manajemen sekolah diberi keleluasaan untuk mengatur dirinya sendiri dalam
berbagai hal. Berhasil tidaknya sebuah sekolah dalam menjalankan proses pendidikan
sepenuhnya tergantung pada manajemen sekolah. MBS memiliki ruang lingkup yang
luas meliputi berbagai aspek dikutip dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 2018
Sekolah Menengah Atas Direktorat Pembinaan SMA DITJEN Pendidikan Dasar Dan
Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan :
1. MBS merupakan otonomi satuan pendidikan dalam mengelola pendidikan di satuan
pendidikan yang bersangkutan. Dalam hal ini, kepala sekolah dan guru dibantu
komite sekolah dalam mengelola pendidikan.
2. Kewenangan kepala sekolah untuk menentukan secara mandiri untuk satuan
pendidikan yang dikelolanya dalam bidang manajemen, yang meliputi rencana
strategis dan operasional, struktur organisasi dan tata kerja, sistem audit dan
pengawasan internal; dan sistem penjaminan mutu internal.
( Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018 : 3 )

D. Konsep Dasar MBS


Pada prinsipnya, MBS merupakan model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengembalian
keputusan secara partisipatif untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan nasional. Oleh karena itu,
terdapat sejumlah kata kunci terkait MBS ( Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018 : 9 ), yakni
otonomi sekolah, pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu
sekolah.
1. Otonomi
Otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan/kemandirian dalam mengatur dan
mengurus dirinya sendiri, dan mereka tidak tergantung pada pihak manapun. Jadi
otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga
sekolah sesuai dengan peraturan perundangundangan pendidikan nasional yang
berlaku. Tentu saja kemandirian yang dimaksud harus didukung oleh sejumlah
13
kemampuan. Yaitu kemampuan mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan
berdemokrasi/menghargai perbedaan pendapat, kemampuan memobilisasi sumber
daya, kemampuan memilih cara pelaksanaan yang terbaik dan kemampuan
berkomunikasi dengan cara yang efektif. Selain itu juga kemampuan memecahkan
persoalan-persoalan sekolah, kemampuan adaptasi dan antisipasi, kemampuan
bersinergi dan berkolaborasi dan kemampuan memenuhi kebutuhannya sendiri.
2. Pengambilan keputusan partisipatif
Pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil keputusan
melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik oleh warga sekolah
(guru, siswa, karyawan, orangtua siswa, tokoh masyarakat)

E. Manfaat MBS
Melalui MBS diperoleh berbagai keuntungan, antara lain:
1. Kebijakan dan kewenangan sekolah bersumber dari kondisi nyata yang dialami
sekolah dan membawa pengaruh langsung kepada siswa, orang tua, dan guru;
2. Sumberdaya lokal dapat termanfaatkan secara optimal dan relevan;
3. Pengelolaan pendidikan dapat berjalan lebihefektif;
4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan yang memiliki dampak
langsung kepada guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah, perubahan
perencanaan;
5. MBS memberikan peluang kepada guru dan kepala sekolah dalam mengelola
sekolah menjadi lebih efektif karena adanya partisipasi dan rasa kepemilikan dan
keterlibatan yang tinggi dalam membuat keputusan. Pengelola sekolah akan
mempunyai kendali dan akuntabilitas terhadap lingkungan sekolah. Pengelola
pendidikan tingkat pusat dan dasar hanya berperan dalam melayani kebutuhan
sekolah.
6. MBS akan menciptakan berbagi kekuasaan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, serta sekolah yang memerlukan penataan secara hati - hati yang dilandasi
semnagat kerjasama dan konsisten dalam kewajiban, kewenangan dan
tanggungjawab masing-masing.
( Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018 : 11 )

F. Asumsi Dan Prinsip MBS


Penerapan MBS di setiap satuan pendidikan didasarkan atas asumsi dan prinsip
pengelolaan sekolah sebagai berikut:
Terdapat asumsi dasar dalam penerapan MBS yakni:
14
a. MBS memandang sekolah sebagai suatu lembaga yang harus dikeMbangkan. Sekolah
dipandang sebagai suatu lembaga layanan jasa pendidikan di mana kepala sekolah
sebagai manajer pendidikan yang dituntut untuk bertanggungjawab atas seluruh
komponen sekolah, dan harus berupaya meningkatkan mutu pelayanan dan mutu hasil
belajar yang berorientasi kepada pemakai, baik internal (siswa) atau eksternal
(masyarakat), pemerintah maupun lembaga industri dan dunia kerja (stakeholder).
Dalam konsep MBS harus memperhatikan aspek-aspek mutu yang harus
dikendalikan secara komprehensif yaitu:
1) karakteristik mutu pendidikan (input, proses, output);
2) pembiayaan;
3) metode atau sistem penyampaian bahan/materi pelajaran;
4) pelayanan kepada siswa dan orang tua, sertamasyarakat.
b. MBS dapat efektif diterapkan jika didukung oleh sistem berbagi kekuasaan antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah dalam pengelolaan sekolah. Agar hasil
outputnya baik, maka (dalam konsep MBS) sekolah dipandang sebagai suatu unit
manajemen yang utuh dan memerlukan perlakuan khusus dalam upaya
pengembangannya. Dimana perlakuan khusus tersebut akan berbeda untuk setiap
sekolah. Hal inilah yang melandasi keyakinan bahwa pengambilan keputusan dalam
merancang dan mengelola pendidikan seharusnya dilakukan di tingkat sekolah.
( Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018 : 12 )

J. Prinsip Dasar MBS


Dalam MBS, konsep yang diterapkan adalah konsep otonomi yang merupakan tindakan
desentralisasi yang dilakukan oleh lembaga yang lebih tinggi ke tingkat bawah. Hal ini
merupakan proses pendelegasian kekuasaan mulai dari tingkat nasional (pusat) sampai
dengan tingkat sekolah, bahkan sampai di tingkat kelas (guru kelas). MBS menuntut
kesiapan pengelola di berbagai level untuk melakukan perannya sesuai dengan
kewajiban, kewenangan, dan tanggungjawabnya. MBS akan efektif diterapkan jika para
pengelola pendidikan mampu melibatkan stakeholder terutama peningkatan peran serta
masyarakat dalam menentukan kewenangan, pengadministrasian, dan inovasi kurikulum
yang dilakukan oleh masing-masing sekolah. Inovasi kurikulum lebih menekankan
kepada peningkatan kualitas dan keadilan (equitas), pemerataan (equalitas) bagi semua
peserta didik yang didasarkan atas kebutuhan peserta didik dan masyarakat
lingkungannya. MBS merupakan strategi yang efektif dalam meningkatkan kinerja
unggul sekolah yang didukung oleh anggaran, SDM, dan kurikulum atau pengajaran
yang memadai. Syarat yang harus ditempuh dalam melaksanakan MBS adalah :
15
a. Adanya kebutuhan untuk berubah atauinovasi;
b. Adanya desain ulang organisasi pendidikan;
c. Proses perubahan sebagai prosesbelajar;

Semua hal tersebut harus dilakukan secara sadar untuk melakukan perubahan.
( Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018 : 14 )

I. Pengelolaan MBS Satuan Pendidikan SMA ( Sekolah Negeri )


a. Tata Kelola Sekolah
Pengelolaan satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah menggunakan tata kelola sebagai berikut:
1. Kepala sekolah menjalankan manajemen berbasis sekolah untuk dan atas nama
Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
2. Komite sekolah memberi bantuan pengarahan, pertimbangan, dan melakukan
pengawasan akademik kepada dan terhadap kepala sekolah.
Setiap sekolah wajib menetapkan kebijakan tata kelola pendidikan untuk menjamin
efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan yang mengikat:
a. Satuan atau program pendidikan yangbersangkutan;
b. Lembaga representasi pemangku kepentingan pendidikan pada satuan atau program
pendidikan yang bersangkutan;
c. Peserta didik satuan atau program pendidikan yang bersangkutan;
d. Orang tua/wali peserta didik di satuan atau program pendidikan yang bersangkutan;
e. Pendidik dan tenaga kependidikan disatuan atau program pendidikan yang
bersangkutan; dan
f. Pihak lain yang terikat dengan satuan atau program pendidikan yang bersangkutan.
Dalam menyelenggarakan dan mengelola pendidikan, setiap sekolah wajib
mengembangkan dan melaksanakan sistem informasi pendidikan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi. Sistem informasi pendidikan sekolah
merupakan subsistem dari sistem informasi pendidikan nasional. Sistem informasi
pendidikan dimaksudkan untuk memberikan akses informasi administrasi
pendidikan dan akses sumber pembelajaran kepada pendidik, tenaga kependidikan,
dan pesertadidik.

b. Kebijakan Pendidikan
16
Pengelolaan satuan pendidikan menengah umum dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal (SPM) dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. Setiap satuan
pendidikan SMA harus bertanggung jawab mengelola sistem pendidikan nasional di
satuan pendidikannya serta merumuskan dan menetapkan “kebijakan pendidikan”
dalam lingkup sekolah. Yang dimaksud kebijakan pendidikan di sini adalah segala hal
terkait kebijakan dalam pengelolaan pendidikan di sekolahnya yang dituangkan dalam
Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS); dan
peraturan satuan pendidikan. Semua dokumen kebijakan sekolah itu harus menjadi
acuan yang sifatnya mengikat bagi semua pihak yakni:
a. sekolah yang bersangkutan;
b. lembaga representasi pemangku kepentingan satuan pendidikan yang bersangkutan;
c. peserta didik di satuan pendidikan yangbersangkutan;
d. orang tua/wali peserta didik disatuan pendidikan yangbersangkutan;
e. pendidik dan tenaga kependidikan disatuan pendidikan yang bersangkutan; dan
f. pihak lain yang terikat dengan satuan atau program pendidikan yang bersangkutan.
Kebijakan tersebut harus selaras dengan kebijakan pemerintah, kebijakan
pemerintah provinsi.

c. Anggaran
Setiap sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran agar proses pendidikan
pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien, dan akuntabel. Alokasi anggaran yang
ditetapkan berasal dari berbagai sumber yang sah, yakni pemerintah, pemerintah
daerah, serta berasal darisumbangan dan bantuan masyarakat. Manajemen sekolah
memiliki otonomi untuk mengelola anggaran sekolah sesuai kebutuhan dan kondisi
masing - masing sekolah. Setiap sekolah wajib menjamin terpenuhinya standar
pelayanan minimal pelayanan pendidikan disekolahnya.

d. Jaminan layanan
Setiap SMA, sesuai dengan kewenangannya wajib menetapkan kebijakan untuk
menjamin peserta didik memperoleh akses pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang
orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan, peserta didik pendidikan khusus,
dan/atau peserta didik di daerah khusus.
Secara terinci kewajiban sekolah negeri adalah sebagai berikut:
Wajib mengalokasikan tempat bagi calon peserta didik berkewarganegaraanIndonesia,
yangmemilikipotensiakademikmemadai dan kurangmampu secaraekonomi,paling sedikit
17
20%(dua puluh persen) dari jumlah keseluruhan peserta didik baru.Wajib menyediakan
beasiswa bagi peserta didik berkewarganegaraan Indonesia yang berprestasi.
Wajib menyediakan bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik berkewarganegaraan
Indonesia yang tidak mampu secara ekonomi dan yang orang tua atau pihak yang
membiayai tidak mampu secara ekonomi. Bantuan biaya pendidikan diberikan kepada
paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah seluruh peserta didik.

e. Jaminan Mutu
Setiap SMA wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan dengan berpedoman pada
kebijakan pendidikan. Dan dalam melaksanakan tugasnya, SMA bekerja sama dengan
unit pelaksana teknis Pemerintah yang melaksanakan tugas penjaminan mutu
pendidikan.
Dalam rangka penjaminan mutu pendidikan SMA, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, mengikuti:
1. Akreditasi satuan pendidikan;
2. Sertifikasi kompetensi pendidik; dan/atau
3. Sertifikasi kompetensi tenaga kependidikan.

f. Pembinaan Siswa Berkelanjutan


Setiap sekolah wajib melakukan pembinaan berkelanjutan kepada peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mencapai prestasi puncak di
bidang ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan/atau olahraga pada tingkatsatuan
pendidikan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan internasional.Untuk
menumbuhkan iklim kompetitif yang kondusif bagi pencapaian prestasi puncak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) satuan dan/atau program pendidikan melakukan
secara teratur kompetisi di satuan atau program pendidikan dalam bidang:
a. Ilmu pengetahuan;
b. Teknologi;
c. Seni; dan/atau
d. Olahraga
Satuan atau program pendidikan memberikan penghargaan kepada peserta didik yang
meraih prestasi puncak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
18

4. Kualitas Sekolah
1. Konsep Kualitas Sekolah
Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksudkan adalah dalam konsep relatif,
terutama berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan pendidikan ada dua
aspek, yaitu pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah kepala sekolah,
guru dan staf kependidikan lainnya. Pelanggan eksternal ada tiga kelompok, yaitu
pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder, dan pelanggan tersier. Pelangan
eksternal primer adalah peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah orang tua dan
para pemimpin pemerintahan. Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja dan
masyarakat luas ( Kamisa, 1997, dalam Nurkolis, 2003: 70 – 71; lih. juga Senduk J.E.,
2006: 110).
Dikutip dari :
https://rezafardanyramadhan005.wordpress.com/2016/11/22/pengertian-kualitas-
pendidikan-menurut-para-ahli/ Diakses : 22 April 2022 11.48\

2. Indikator kualitas Sekolah


Menurut PP No. 19 tahun 2005 disebutkan bahwa pendidikan di Indonesia mengunakan
delapan standar yang menjadi acuan dalam membanun dan meningkatkan kualitas
pendidikan. Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal setelah sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, adapun
delapan standar yang menjadi kriteria minimal tersebut yatu:
a. Standar isi,
b. Standar proses,
c. Standar kompetensi lulusan,
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan,
e. Standar sarana prasarana,
f. Standar pengelolaan,
19
g. Standar pembiayaan,
h. Standar penilaian pendidikan.
BAB III
TEMUAN EMPIRIK DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjabarkan tentang temuan-temuan empiris pada objek penelitian. Dari data-data
yang didapatkan dari narasumber kemudian dilakukan analisis gambaran keadaan subjek atau objek
dalam penelitian yang ada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya terkait
dengan kajian yang sedang diteliti yaitu penerapan manajemen di sekolah menengah. Objek
penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot.
A. Kondisi umum sekolah
1. Gambar Sekolah

2. Alamat Sekolah : JL. SUKAPURA DAYEUHKOLOT NO. 99, Sukapura, Kec.


Dayeuhkolot, Kab. Bandung Prov. Jawa Barat
3. Peta Lokasi Sekolah :

4. Tel./Faks : 022-87523188
5. Email : smandayeuhkolot1@gmail.com

1
6. Sejarah Singkat Pendirian Sekolah
Berawal dimerger/digabungkannya 6 Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukapura menjadi 2 SD
Negeri yaitu SDN Sukapura 1 dan SDN Sukapura 2 tahun 2002, maka banyak lahan dan
bangunan yang tidak terurus bekas 4 SD Negeri tersebut. Adanya bangunan dan lahan yang
terbengkalai, banyak orang memanfaatkannya tapi bukan untuk kepentingan masing-masing
yang tidak ada hubungannya dengan masalah pendidikan. Untuk itu berbagai pihak
mengusulkan agar lahan dan bangunan tersebut difungsikan kembali sebagai sarana
pendidikan, baik mengusulkan menjadi SMP Negeri maupun SMK Negeri. Namun hal
tersebut belum dapat direalisasikan dan belum ada tanggapan yang pasti. Pada tahun 2003,
ada usulan dari Ibu Obar Sobarna ketika temu muka dibalai musyawarah Desa Sukapura
yang dihadiri oleh Muspika Kecamatan Dayeuhkolot, aparat pemerintahan desa Sukapura
dan sejumlah warga masyarakat agar lahan dan bangunan tersebut dimanfaatkan Untuk
Sekolah Luar Biasa (SLB) di bawah naungan Yayasan. Namun salah seorang warga bernama
Deddi Juanda Asyikin merasa keberatan. Hal ini alasannya, karena lahan yang ada
merupakan asset desa dan bangunan kepunyaan pemerintah serta melihat prospek ke depan
dan lingkungan Desa Sukapura yang tidak memungkinkan untuk berdirinya SLB. Yang
bersangkutan secara spontan dan sambil berkelakar kalau didirikan SMA Negeri sangat
setuju, alasannya sesuai dengan anjuran pemerintah agar tiapkecamatan mempunyai SMA
Negeri dan Dayeuhkolot sebagai Kota tertua di Bandung tidak mempunyai SMA Negeri.
Ternyata pernyataan tersebut ditanggapi positif oleh Camat Dayeuhkolot saat itu yaitu Drs.
H.Agus Zakia MM, beliau langsung memprakarsai untuk mendirikan SMA Negeri
Dayeuhkolot. Beliau mengadakan pembiaraan terlebih dahulu dengan salah seorang Pengurus
PGRI 10 kecamatan Dayeuhkolot Bapak Dandi, setelah matang maka berkumpulah Muspika
Kecamatan Dayeuhkolot (Camat, Dan Ramil serta Kapolsek yang saat itu dijabat oleh AKP
Edet Hermana) bersama Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Dayeuhkolot Hj. St.
Kokom Komariah SH. MM.Pd, Ketua PGRI Dayeuhkolot A. Kurnia Budimansyah, Kepala
SMP Negeri 1 Dayeuhkolot Drs. Hasanudin, Kepala SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Dra Hj. Ida,
Kepala Desa Sukapura Asep Dedi Wedhiyana dan Ketua BPD Desa Sukapura H. U. Sutisna.
Sembilan orang pejabat tersebut atas nama masing-masing lembaga ditetapkan sebagai
pendiri dan pemrakarsa berdirinya SMA Negeri 1 Dayeuhkolot dan kesembilan orang itu
2
pula membentuk Panitia Pendiri SMA Negeri Dayeuhkolot yang berjumlah 19 orang, dari 19
orang panitia tersebut tiga orang diantaranya : Ketua Forum Komunikasi Komite Sekolah
Tingkat Kecamatan Dayeuhkolot yaitu Sutisna SH, 2 orang anggota BPD Desa Sukapura
yaitu Drs. Ateng Ruhendi M.Pd, dan Darwinto Duna SH. Bulan
Januari 2004 Panitia Pendiri SMA Negeri Dayeuhkolot dengan berbagi permasalahan yang
dihadapi dan liku-liku perjalanan yang merupakan kerikil yang harus dilalui baru dapat
menyelesaikan proposal pendirian SMA Negeri Dayeuhkolot, selanjutnya proposal tersebut
dikirim ke instansi terkait pada bulan Pebruari 2004. Dengan relitif singkat pada bulan Maret
2004 sudah ada Informasi/pemberitahuan tentang ijin Operasional SMA Negeri 1
Dayeuhkolot. Atas dasar ijin operasional dimaksud, maka pada bulan Juni – Juli 2004 SMA
Negeri Dayeuhkolot menyelenggarakan penerimaan siswa baru bertempat di SMA Negeri 1
Baleendah dan mendapatkan siswa sebanyak 3 rombongan belajar tahun ajaran 2004 – 2005.
Setelah dua tahun proses belajar mengajar berjalan dan diselenggarakan di SMA Negeri 1
Baleendah pada siang hari, maka pada tanggal 14 Juli 2006 pindah ke tempat sendiri di Jl.
Sukapura Desa Sukapura Kecamatan Dayeuhkolot dan tanggal kepindahan tersebut dijadikan
sebagai tanggal berdirinya SMA Negeri 1 Dayeuhkolot dan atau hari Jadi/ Ulang Tahun
SMA Negeri 1 Dayeuhkolot.
7. Profile singkat sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Dayeuhkolot, merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia; dan Satu-Satunya
Sekolah Menegah Atas Negeri Di Wilayah Dayeuhkolot Kab.Bandung, dan Juga Sebagai
Salah Satu SMA Favorit Kususnya di Kabupaten Bandung Dan Umumnya di Jawa Barat .
Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 1
Dayeuhkolot ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas
XII.
Nilai Akreditasi : 94,04
Peringkat Akreditasi : A
Nilai Akreditasi : 94,04
Peringkat Akreditasi : A

3
8. Data Demografi Siswa

Ket : Tahun Pelajaran 2021 – 2022


9. Data Demografi Pendidik dan kependidikan

Ket : Berdasarkan Status Pegawai Tahun Pelajaran 2021 – 2022


10. Data Rombongan Belajar

4
Ket : Berdasrkan Tahun Pelajaran 2021 – 2022

11. Fasilitas Sekolah


a. Ruang kelas 30
b. Laboratorium 3
c. Perpustakaan 1
d. Sanitasi siswa 16
e. Kantin
f. Ruangan eskul 10
g. Lapangan Basket dan Volley Ball
h. Mesjid
i. Ruang membaca terbuka

B. Manajemen Berbasis Sekolah di SMAN 1 Dayeuhkolot


Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah mengikuti fungsi manajemen. Terdiri dari Planning,
Organizing dan Controlling.
a. Fungsi perencanaan
Perencanaan mengutamakan kontinuitas program sebagai lanjutan bagi terciptanya stabilitas kegiatan
belajar mengajar disekolah. Sekolah membuat rencana jangka pendek pada setiap semester dan
tahunan, karena kegiatannya selalu berubah. Perencanan meliputi kegiatan menetapkan apa yang
ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut, berapa orang personal yang diperlukan dan berapa banyak biayanya. Tujuan perencanaan ini
membantu sekolah menjelaskan pengelolaan sekolah sekarang dan masa yang akan datang,
mendorong dan mendukung partisipasi masyarakat, mendorong adanya keputusan-keputusan tingkat
sekolah dan mendorong tercapai ketentuan dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Berikut perencanaan yang terjadi disetiap bagian manajemen menurut hasil wawancara, dari kepala
sekolah 4 bagian inti manajemen.
Perencanaan Keuangan
(1) Penyusunan Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM), (Terlampir)
(2) Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKJM dan RKJT), (Terlampir)
Prinsip penyusunan meliputi: secara realistis/sesuai dengan kebutuhan, mengacu pada alternatif
terpilih sesuai dengan kemampuan sumber daya sekolah, disusun bersama semua stakeholders
memperhatikan cakupan dan sarana/volume kegiatan sekolah yang kompleks, dan
mempertimbangkan keluwesan/fleksibel.
Rencana kerja sekolah memiliki ketentuan:
(1) disahkan oleh kepala sekolah dan diketahui oleh komite sekolah,

5
(2) disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah,
(3) mencangkup semua komponen kegiatan sekolah,
(4) memperhatikan prinsip kemitraan, dan
(5) membuat ketentuanketentuan yang jelas tentang rencana-rencana kerja yang mengarah pada
peningkatan dan pengembangan mutu sekolah. Penggalian sumber pembiayaan di sekolah dilakukan
dengan:
(1) bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat,
(2) ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, dan
(3) ditentukan berdasarkan prinsip keberlanjutan.
a. Bagian Kurikulum ( Akademik)
Berdasarkan hasil wawancara, terungkap bahwa manajemen perencanaan di bagian kurikulum di
SMAN 1 Dayeuhkolot dimulai dari pengembangan silabus yang dilakukan oleh guru di SMA
Negeri 1 Dayeuhkolot dengan merancang pembelajaran yang berisi rencana materi ajar yang
diasuhnya, pengelompokan materi, mengurutkan, dan penyajian materi sesuai dengan kurikulum
yang berlaku untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar bagi siswa. Silabus yang disusun oleh
guru SMA Negeri 1 Dayeuhkolot digunakan untuk memperjelas program kegiatan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, silabus yang telah dikembangkan selanjutnya
menjadi dokkumen yang menjadi acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
dalam satu tahun atau satu semester, serta sebagai pedoman dalam melaksanakannya. Selain
penggunaan pendekatan kurikulum pada mata pelajaran, pengelolaan kurikulum pun di
laksanakan dalam segi rancangan. Adapun rincian pengelolaan kurikulum dan pembelajaran SMA
Negeri 1 Dayeuhkolot tahun pelajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Awal Tahun Ajaran
a. Penyusunan Program Kerja Tahunan dilaksanakan oleh Kepala Sekolah pada awal bulan
Juli dan hasilnya disampaikan kepada semua personil dan orang tua siswa, yang bersifat
umum yang bisa diketahui oleh orang tua siswa.
b. Menyusun Kalender Pendidikan dilaksanakan minggu kedua bulan Juli 2020 bersama
dengan guru.
c. Menyusun Jadwal Pelajaran dilaksanakan setelah selesai penyusunan Kalender
pendidikan.
d. Membagi tugas mengajar serta tugas-tugas lainnya melalui musyawarah dengan guru
dilaksanakan pada minggu kedua bulan Juli 2009. e. Penyusunan Program Semester tiap
mata pelajaran dilaksanakan oleh semua guru selama libur awal semester.
2. Perencanaan Keuangan
Mempersiapakan RAB ( Rancangan Anggaran Biaya ) kegiatan kemudian berkoordinasi
6
dengan bagian keuangan agar dapat dimasukan RAKS ( rancangan anggaran kegiatan
sekolah)

b. Bagian Kesiswaan
Menurut hasil wawancara pelaksanakan perencanaan di bagian kesiswaan di SMA Negeri 1
Dayeuhkolot terdiri dari beberapa kegiatan :
Hasil wawancara dan observasi diperoleh ruang lingkup peserta didik, yakni:
1. Perencanan peserta didik
Pada kegiatan perencanaan bagian kesiswaan mempersiapkan program Penerimaan Peserta
Didik Baru, Jumlah Kelulusan, Jumlah Putus Sekolah dan Mutasi siswa.
(1) Pendataan calon peserta didik,
(2) Penerimaan peserta didik baru,
2. Mempersiapakan anggaran keuangan
Membuat RAB ( Rancangan Anggaran Biaya ) kegiatan kemudian berkoordinasi dengan
bagian keuangan agar dapat dimasukan RAKS ( rancangan anggaran kegiatan sekolah)
2. Evaluasi Peserta didik
(7) Pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan manajemen peserta didik.
Kegiatan ini adalah membina siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah
bersama dengan guru BK Kegiatan membina siswa berprestasi baik dalam bidak akademik
maupun non akademik.
c. Bagian Sarana dan Prasarana
Menurut hasil wawancara di bagian sarana dan prasarana kegiatan perencanaan yang dilakukan
adalah membuat program sarana dan prasarana yang berisi data mengenai kebutuhan tentang ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat
bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Mempersiapakan RAB ( Rancangan Anggaran Biaya ) kegiatan kemudian berkoordinasi dengan
bagian keuangan agar dapat dimasukan RAKS ( rancangan anggaran kegiatan sekolah)
d. Bagian Hubungan Masyarakat
7
Menurut hasil wawancara di bagian hubungan masyarakat kegiatan perencanaan yang dilakukan
adalah membuat program kerja yang berisi persiapan kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Program ini berkaitan dengan kegiatan guru atau siswa yang akan
dilakukan di luar sekolah, atau kegiatan yang mendatangkan pemateri dari luar sekolah. Setiap
kegiatan akan berkaitan dengan bagian lain dalam manajemen. Mempersiapakan RAB
( Rancangan Anggaran Biaya ) kegiatan kemudian berkoordinasi dengan bagian keuangan agar
dapat dimasukan RAKS ( rancangan anggaran kegiatan sekolah)

e. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Hasil wawancara dan observasi dengan bagian kepegegawaian di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot
diperoleh ruang lingkup manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yakni: disusun dengan
memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dikembangkan sesuai dengan kondisi
sekolah, diadakan pembagian tugas dengan memperhatikan tugas pokok Pendidik dan Tenaga
Kependidikan beserta tupoksi masing - masing. Apabila ditemukan kendala kuantitas dan kualitas
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, diatasi jika ada kekurangan tenaga, dan pemberian sangsi
hukuman dan adanya program pengembangan profesi bagi setiap Profeso Tenaga Pendidik dan
Kependidikan sehingga diharapkan menjadi profesional, adil, dan terbuka.
b. Fungsi pengorganisasian
Pengorganisasian sekolah adalah tingkat kemampuan kepala sekolah bersama guru, tenaga
kependidikan dan personal lainnya di sekolah melakukan semua kegiatan manajerial untuk
mewujudkan hasil yang direncanakan dengan menentukan sasaran, struktur tugas, wewenang dan
tanggungjawab, fungsi-fungsi setiap personal secara proporsional sesuai tugas pokok dan fungsinya
sehingga terlaksananya sesuai tugas pada berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian juga
menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber daya sekolah yang
lebih proposional.
Menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah SMAN 1 Dayeuhkolot, Kegiatan pemgorganisasian
yang dilakukan adalah :
Pengorganisasian Personil Sekolah
Kegiatan pengorganisasian oleh kepala sekolah adalah dengan membuat struktur organisasi sekolah,
Tupoksi dan membuat tata tertib kerja ( Kode Etik ) setiap bagian, hal ini dilakukan untuk
menghindari overlap pekerjaan dan kejelasan tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam
manajemen. Berikut struktur organisasi SMA Negeri 1 Dayeuhkolot :
8
Struktur Organisasi Sekolah
Tahun Ajaran 2021 - 2022

Pembagian Manajemen di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot Terdiri dari bagian berikut ini, Yaitu :
a. Kepala Sekolah
b. Komite Sekolah
c. Kepala Bagian Tata Usaha
d. Kepala Perpustakaan
e. Kepala Laboratorium
f. Wakil Kepala Sekolah ( Akademik, Sarpras, Kesiswaan, Kurikulum )
g. Staff Wakil Kepala Sekolah ( Akademik, Sarpras, Kesiswaan, Kurikulum )
h. Staff Bagian Tata Usaha ( Bendahara, Pengadaan B/J, Adm Kepegawaian, Adm Persuratan dan
Kearsipan, Dapodik, Caraka )
i. Wali Kelas
j. Guru Mata Pelajaran
k. Guru BK

Untuk Tupoksi dan Kode Etik SMAN 1 Dayeuhkolot (Terlampir)

c. Fungsi penggerakan
Menggerakkan dalam organisasi sekolah adalah merangsang guru dan personal sekolah lainnya
melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik untuk mencapai tujuan dengan
penuh semangat. Dalam melaksanakan fungsi penggerakan kepala sekolah merencanakan cara untuk
memungkinkan guru, tenaga kependidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari
seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah.
Menurut hasil wawancara dengan Wakasek setiap bagian di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot.
1. Bagian Kurikulum (Akademik)
Selama Tahun Ajaran kegiatan pergerakan yang dilakukan di bagian akademik :
1. Pemeriksaan dan penandatanganan persiapan mengajar, analisa materi pelajaran serta kumpulan
soal dilaksanakan setiap hari sebelum pelajaran dimulai.
9
2. Mengawasi proses berlangsungnya belajar mengajar dilaksanakan setiap hari.
3. Upacara Bendera dilaksanakan setiap hari senin dengan petugas secara bergiliran. Upacara
Penurunan Bendera dilakukan setiap hari Senin yang diikuti oleh siswa Kelas I, II dan III.
4. Mengatur pelaksanaan PTS.
5. Melaksanakan Ulangan Akhir Semester
6. Pengisian buku laporan pendidikan semester ganjil
7. Penyerahan buku laporan pendidikan untuk semester ganjil
8. Penyusunan rencana pelaksanaan Ujian Sekolah
9. Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah
10. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk tahun Ajaran 2010/2011.
11. Melaksanakan upacara kenaikan kelas akan dilaksanakan dengan penyerahan buku laporan
pendidikan semester II dan Ijazah
12. Membuat laporan akhir tahun tentang pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan dan
mengembangkan sistem penilaian atau evaluasi guru menelaah kurikulum dengan membaca dan
memahami selanjutnya mendiskusikannya dengan guru-guru yang mengasuh mata pelajaran
yang sama. Diskusi ini maksudkan untuk menghindari beda penafsiran terhadap standar
kompetensi yang ada pada silabus, sehingga indikator keberhasilan pembelajaran dapat
merepresentasi tagihan yang diharapkan (kognitif, afektif, atau psikomotor).
2. Bagian Kesiswaan
Selama Tahun Ajaran kegiatan yang dilakukan di bagian kesiswaan adalah :
1. Pembinaan peserta didik OSN dan O2SN
2. Pengenalan sekolah
3. Pengelompokan peserta didik
4. Penyelenggaraan proses pembelajaran
5. Pembinaan karakter peserta didik, Akademik dan Prestasi,
3. Bagian Sarana dan Prasarana
Selama Tahun Ajaran kegiatan yang dilakukan di bagian sarana dan prasarana adalah melakukan
kegiatan yang telah di programkan diawal sesuai RAB yang telah dibuat. Hasil wawancara dan
observasi implementasi manajemen sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot sekolah
diperoleh ruang lingkup sarana dan prasarana, yakni: analisis kebutuhan, perencanaan, pengadaan,
pemanfaatan, perawatan dan pemeliharaan. Prasarana sekolah meliputi: Ruang Kepala Sekolah,
Ruang Guru, Ruang Kelas, Perpustakaan, Tempat Ibadah, Ruang UKS, Toilet PTK, Toilet Peserta
Didik, Halaman, Gudang, Sumber Air Bersih, dan Instalasi Listrik. Lokasi Sekolah keadaannya:
aman, nyaman, kemudahan akses, dan berada di pemukiman penduduk. Pemeliharaan dilakukan
dengan:
10
(1) memperhatikan kalender sekolah,
(2) dilakukan berskala/rutin/terjadwal dan sewaktu-waktu jika diperlukan mendesak,
(3) memperhatikan kategori sifat pemeliharaan, pengecekan, perbaikan ringan dan perbaikan berat,
(4) pemeliharaan sarana dan prasarana elektronik dilakukan dengan Spare-part yang sesuai, dan
(5) penggantian Spare-part dengan spesifikasi program atau alat yang baru agar tidak ketinggal
Membangun komunikasi melalui berbagai saluran. Hubungan kerja sama dilakukan dengan: tokoh
masyarakat, tokoh agama, orang tua siswa, paguyuban kelas, lembaga-lembaga kemasyarakatan,
dan pemerintah setempat.
4. Bagian Humas
Selama Tahun Ajaran kegiatan yang dilakukan di bagian humas adalah melakukan kegiatan yang
telah di programkan diawal sesuai RAB yang telah dibuat. Pelaksanaan
adanya kerja sama dengan pemerintah dalam rangka advoksi program.
c. Fungsi pengawasan
Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui realitas perilaku personal sekolah dan
apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai yang dikehendaki, kemuduan dari hasil
pengawasan apakah dilakukan perbaikan. Pengawasan meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan
sesuai rencana yang dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. (Sagala,
2007: 56-65). Adanya pengawasan internal dan eksternal, dan (stakeholders) agar program sekolah
efektif dan efisien. Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan mengadakan
kegiatan SUPAK ( Supervisi Akademik ). Kegiatan supervisi akademik ini adalah sebagai kegiatan
pengawasan kepada seluruh kegiatan disekolah. Kegiatan Supervisi Akademik ini meliputi :
1. Perencanaan
Kegiatan ini membuat daftar tenaga pendidik dan kependidikan beserta supervisor. Membuat
jadwal supervisi dan menyediakan instrumen penilaian.
1. Mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi atau rapat staf,
2. Mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang dikumpulkan,
3. Mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan,
4. Menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
5.Menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan
profesionalisme Pendidik.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kemampuan Pendidik dan tenaga kepedidikan. Kegiatan pelaksanaan supervisi
dilakukan berdasarkan jadwal dan instrumen yang disediakan. Kegiatan pelaksanaan merupakan
kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada Pendidik dan kependidikan, agar dapat
11
terlaksana dengan efektif pelaksanaannya harus sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
dan ada follow up untuk melihat keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi.
3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan
supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran evaluasi supervisi ditujukan kepada
semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi. Hasil dari evaluasi supervisi akan
dijadikan pedoman untuk menyusun program perencanan berikutnya.
4. Tindak Lanjut
Adapun bentuk tindak lanjut dilakukan kegiatan Pembinaan. Kegiatan pembinaan dapat berupa

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Implementasi pilar MBS di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot dapat disimpulkan sebagai berikut. Manajemen
kurikulum dan pembelajaran telah dilaksanakan begitu pula manajemen peserta didik manajemen
pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), manajemen sarana dan prasarana manajemen pembiayaan
terlaksana, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat (Humas) manajemen budaya dan
lingkungan sekolah, dan dokumen manajemen yang perlu dilengkapi adalah manajemen peserta didik,
PTK, humas dan budaya dan lingkungan di setiap sekolah. Berdasarkan temuan penelitian, untuk
mencapai kondisi yang ideal dan baik, pelaksanaan program implementasi pilar MBS di SMA Negeri 1
Dayeuhkolot agar program manajemen berjalan dengan baik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dapat disarankan beberapa hal, sebagai berikut. Dinas
Pendidikan provinsi memfasilitasi kegiatan MBS melalui sosialisasi, pelatihan dan pendampingan,
12
sehingga sekolah inti/pembina dapat memperoleh pengetahuan secara komprehensif pilar manajemen.
Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah diharapkan dapat melengkapi berbagai manajemen berbasis
sekolah, yang diawali dari analisis kebutuhan pada masing-masing pilar.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan. Indikator). Riau: Zanafa
Publishing.
Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018. Manajemen Berbasis Sekolah (Mbs) Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sma Ditjen Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan. Direktorat Pembinaan Sma. Jakarta
Berlian, I. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi. Jakarta : Erlangga
Brubacher, John S. 1978. Modern Philosophies of Education. New Delhi : Tata McGraw-Hill
Company Ltd.
Carter V. Good, Dictionary of Education. (New York: M. Graw Hiil Book Companny, 1959)
Feriyanto, Andri dan Shyta, Endang Triana. (2015). Pengantar Manajemen (3 in 1). Kebumen:

13
Mediatera.
Hasibuan, Malayu. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit. Bumi Aksara.
https://rezafardanyramadhan005.wordpress.com/2016/11/22/pengertian-kualitas-pendidikan-menurut
para-ahli/ Diakses : 22 April 2022 11.48\
Ihsan, F. 2013. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Lodge,Rupert C.(1959) Philosophy Of Education.New York: Harer & Brothers
Nurkolis, 2003, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi, Jakarta : PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan ( Pasal 6 ayat 2 )
Richey, (1962), Planning for Teacher an Introduction to Education, New York: Harper Brother.
Safroni, Ladzi. 2012. “Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik” dalam. Konteks Birokrasi
Indonesia. Malang
Saltmarsh, J., & Zlotkowski, E. (2012). Higher Education and Democracy: Essays on Service-
Learning and Civic Engagement. Journal of Higher Education Outreach and Engagement,
Volume 16, Number 2, p. 251,
(2012).openjournals.libs.uga.edu/index.php/jheoe/article/download/799/ 565by P Wharton-
Michael
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

14

Anda mungkin juga menyukai