Disusun Oleh :
Raden Yulyul Yuliana Hastuti || 41038103211002
Muhammad Danil || 41038103211001
i
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat ilahi Robbul Izzati,
yang berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Tujuan penyusunan makalah adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam tugas Mata
Kuliah Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Makalah ini mengambil Objek Kajian di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot, mengingat
keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulisan, Makalah ini tidak
luput dari kekurangan dan belum sempurna, namun penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta bagi semua pihak yang berkenan
memanfaatkannya. Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Deti Rostini. M.M.Pd dan . Dr. Hj. Usjafri Jalmi, M.Pd sebagai dosen
pengampu pada Mata Kuliah Manajamen Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi
yang telah memberikan bimbingan.
2. Bapak Asep Tarbik, S.Pd. M.M.Pd selaku selaku dosen pengampu pada Mata Kuliah
Manajamen Pendidikan Dasar, Menengah dan Tinggi sebagai Kepala Sekolah SMA
Negeri 1 Dayeuhkolot yang telah memberikan informasi dan data terkait manajemen
sekolah.
3. Bapak Wakasek beserta Staff SMA Negeri 1 Dayekolot yang telah memberikan data
dan Informasi seputar manajemen sekolah.
4. Rekan - rekan guru SMA Negeri 1 Dayekolot yang telah memberikan data dan
Informasi seputar manajemen sekolah.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih
atas bantuan, nasehat dan dorongan dalam penyusunan makalah ini. Semoga amal ibadah,
dan dorongan serta do’a yang diberikan kepada penulis dengan tulus dan iklas
mendapatkan Rahmat dan karunia dari Allah SWT, amien.
Wassalamua’laikum Wr.Wb
Bandung , 18 Maret 2022
ii
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 4
B. Tujuan Penulisan Makalah .............................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 5
D. Metode Penulisan Makalah ............................................................. 5
BAB 2 KAJIAN TEORI
Manajemen Pendidikan Menengah ........................................................ 6
1. Konsep Manajemen .......................................................................... 6
A. Pengertian Manajemen .............................................................. 6
B. Fungsi Manajemen .................................................................... 6
2. Pendidikan Menengah .................................................................... 7
A. Pengertian Pendidikan ............................................................. 8
B. Pendidikan Menengah ............................................................. 8
C. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan menengah ....... 9
3. Manajemen Berbasis Sekolah ....................................................... 10
A. Pengertian MBS ...................................................................... 10
B. Tujuan MBS ............................................................................ 10
C. Ruang Lingkup ....................................................................... 11
D. Konsep Dasar MBS ............................................................... 11
E. Manfaat MGS ........................................................................ 12
F. Asumsi dan dasar MBS ......................................................... 12
G. Prinsip dasar MBS ................................................................. 13
H. Komponen Manajemen Sekolah ........................................... 14
I. Manajemen Berbasis Sekolah ............................................... 14
iii
4. Kualitas Sekolah
a. Konsep Kualitas Sekolah ........................................................ 16
b. Indikator Kualitas Sekolah ...................................................... 17
BAB 3 TEMUAN EMPIRIK DAN PEMBAHASAN ................................... 18
a. Kondisi umum sekolah ............................................................ 22
b. Manajemen MBS di SMAN 1 Dayeuhkolot .......................... 23
BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ..................................................................................... 23
B. Rekomendasi .................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25
iv
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen dalam dunia pendidikan menjadi salah satu yang diprioritaskan
untuk menjamin kualitas pendidikan, agar betul-betul nampak outcome-nya. Namun
masih banyak lembaga pendidikan yang masih mengelola seadanya tanpa
manajemen yang bagus. Manajemen pendidikan yang bagus adalah lembaga
pendidikan yang visioner, berawal dari misi yang jelas untuk luaran yang
berkualitas. Karenanya manajemen yang tepat menjadi sebuah keharusan.
Melalui perkembangannya, manajemen pendidikan membutuhkan sumber
daya manusia yang baik untuk pengelolaan pendidikan. Mirisnya, dalam tatanan
praktis masih merupakan hal yang elusif. Masih banyak dijumpai penyelenggara
pendidikan yang beranggapan bahwa itu tidak atau kurang penting. Padahal, tanpa
adanya manajemen pendidikan yang baik, dipastikan pendidikan tidak akan
berproses maksimal, maka hasilnya pun seiring dengan proses yang dilakukan.
Tidak hanya di lingkup perusahaan tapi dalam lingkungan sekolah pun
sangat membutuhkan manajemen yang tepat. Manajemen dapat diartikan sebagai
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha
kerjasama anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
dapat mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sehingga, dalam konteks
pendidikan, manajemen dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama
dengan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dan sesuai untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Penyelenggaraan jenjang pendidikan menengah yang optimal dan terukur
adalah menerapkan manajemen yang berkenaan dengan pemberdayaan bagian -
bagian di sekolah merupakan alternatif yang paling tepat untuk mewujudkan
sekolah yang berkualitas dan memiliki keunggulan tinggi. Pemberdayaan setiap
bagian adalah memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di
sekolah. Oleh karena itu diperlukan suatu perubahan kebijakan dibidang manajemen
pendidikan agar pengelolaan manajemen pendidikan lebih optimal dalam
meningkatkan kualitas sekolah salah satunya dengan menggunakan manajemen
berbasis sekolah.
6
C. Pembatasan Masalah
Makalah ini membahas terkait penerapan manajemen berbasis sekolah yang
dilakukan di Sekolah SMA Negeri 1 Dayeuhkolot sebagai bagian dari pengelolaan
dalam manajemen pendidikan menengah untuk meningkatkan mutu sekolah.
BAB 2
KAJIAN TEORI
1. Konsep Manajemen
A. Pengertian Manajemen
Terdapat banyak definisi Manajemen yang dikemukakan oleh banyak ahli, dengan
berbagai susunan kalimat dan definisi yang berbeda-beda tetapi semua definisi tersebut
memiliki kesamaan pada makna yang ingin di sampaikan dari definisi Manajemen
tersebut. Menurut Afandi (2018:1) Manajemen adalah proses kerja sama antar
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan pelaksanaan fungsi - fungsi
perencanaan, pengorganisasian, personalia, pengarahan, kepemimpinan, dan
pengawasan. Proses tersebut dapat menentukan pencapaian sasaran-sasaran yang telah
ditentukan dengan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber - sumber daya
lainnya untuk mencapai hasil lebih yang efisien dan efektif.
Menurut Feriyanto, Andri dan Shyta, Endang Triana. (2015) mengatakan bahwa
manajemen adalah inti dari administrasi hal tersebut dikarenakan manajemen
merupakan alat pelaksana administrasi dan berperan sebagai alat untuk mencapai hasil
melalui proses yang dilakukan oleh anggota organisasi. Pengertian Manajemen menurut
Malayu S.P Hasibuan (2016:9) mengemukakan bahwa “manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Dari definisi diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen merupakan
aktivitas yang dilakukan untuk mengarahkan dan mengawasi segala aktivitas kerja agar
mencapai hasil yang diinginkan dan bertujuan untuk pencapaian visi dan misi bersama.
B. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen dalam hal ini serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam
manjemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan
tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi manajemen juga berwujud kegiatan-kegiatan
yang berhubungan sehingga satu kegiatan menjadi syarat kegiatan yang lainnya.
Menurut Hendry Fayol yang dialih bahasakan oleh Sahroni (2012:47) menjelaskan
mengenai fungsi-fungsi dari manajemen yaitu:
8
2. Pendidikan Menengah
A. Pengertian Pendidikan
Menguraikan pendidikan di tinjau dari pendapat para ahli teori tentang pendidikan dan
lembaga-lembaga pendidikan. Beberapa ahli telah mengungkapkan mengenai
pengertian pendidikan diantaranya:
a. Menurut Carter V. God dalam “Dictionary of Education “
1) Pendidikan merupakan seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar
9
2) Merupakan ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip
prinsip dan metode metode mengajar,bpengawasan dan bimbingan murid. Dalam
arti luas digantikan dengan istilah pendidikan
3) Merupakan seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun
yang diwarisi atau dikembangkan masa lampau oleh generasi bangsa.
b. Menurut buku “Higher Education for American democracy” ( Saltmarsh, J., &
Zlotkowski, E., (2012) Pendidikan adalah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakata
yang beradab, tetapi tujuan tujuan pendidikn tidaklah sma dalammsetiap masyrakat.
Sistem pendidikan suatu masyarakat tertentu dan tujuan pendidikan didasarkan atas
prinsip-prinsip cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat
c. Menurut professor Rechey dalam buku “Planing for teaching an Introduction to
education ” Richey, (1962), ‘Istilah “Pendidikan” berkenaan dengan fungsi yang luas
dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupna suatu masyarakat yang baru (generasi
muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya kepada masyarakat.
Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari proses yang berlangsung
disekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas social yang esensial yang
memungkinkan masyarakat yang kompleks.
d. Menurut Prof Lodge : 1959 dalam buku “Philosophy of Education “ Pendidikan
dalam arti luas semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan Dalam
pengertian yang lebih sempit “Pendidikan” dibatasi pada fungsi tertentu didalam
masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat dengan latar belakang
sosialnya, pandangan hidup masyarakatnya kepada warga masyarakat gnerasi
berikutnya dan demikian seterusnya
e. Menurut Brubacher : 1978 Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap
pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman,dan dengan
alam semesta. Dari semua pendapat para ahi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
:
1) Pendidikan merupakan usaha manusia dalam meningkatkan kepribadianya dengan
mengembangkan potensi yang dimilikinya baik secara rohani maupun jasmani
2) Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab terhadap tercspsinys
tujusn pendidikan
3) Pendidikan merupakan hasil yang dicapai oleh perkembangan manusia
f. Definisi pendidikan menurut Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas yaitu pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana
belajar diproses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
10
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. (Pasal 1 ayat 1).
B. Pendidikan Menengah
Menurut Faud Ihsan (2013:23) “Pendidikan menengah berfungsi untuk mempersiapkan
peserta didik untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memliki kemampuan mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan”.
Pendidikan menengah terbagi dari pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan. Pendidikan menengah umum diselengarakan selain untuk
mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan tinggi, juga untuk memasuki
lapangan kerja. Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan untuk memasuki
lapangan kerja atau mengikuti pendidikan keprofesian pada tingkat yang lebih tinggi.
C. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan menengah
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan menengah dirumuskan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2022 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan
( Pasal 6 ayat 2 ) dimana tujuan umum pendidikan menengah mengikuti Standar
kompetensi lulusan pada Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan menengah umum
difokuskan pada :
a. Persiapan Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa
kepada T\rhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia;
b. Penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan
c. Pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup
mandiri dan mengikuti Pendidikan lebih lanjut.
11
B. Tujuan MBS
MBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada sekolah untuk mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih rincinya, MBS bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah da nmasyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
3. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan
pemerintah tentang mutu sekolah;
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antarsekolah tentang mutu pendidikan yang
akan dicapai.
( Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018 : 3)
12
E. Manfaat MBS
Melalui MBS diperoleh berbagai keuntungan, antara lain:
1. Kebijakan dan kewenangan sekolah bersumber dari kondisi nyata yang dialami
sekolah dan membawa pengaruh langsung kepada siswa, orang tua, dan guru;
2. Sumberdaya lokal dapat termanfaatkan secara optimal dan relevan;
3. Pengelolaan pendidikan dapat berjalan lebihefektif;
4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan yang memiliki dampak
langsung kepada guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah, perubahan
perencanaan;
5. MBS memberikan peluang kepada guru dan kepala sekolah dalam mengelola
sekolah menjadi lebih efektif karena adanya partisipasi dan rasa kepemilikan dan
keterlibatan yang tinggi dalam membuat keputusan. Pengelola sekolah akan
mempunyai kendali dan akuntabilitas terhadap lingkungan sekolah. Pengelola
pendidikan tingkat pusat dan dasar hanya berperan dalam melayani kebutuhan
sekolah.
6. MBS akan menciptakan berbagi kekuasaan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, serta sekolah yang memerlukan penataan secara hati - hati yang dilandasi
semnagat kerjasama dan konsisten dalam kewajiban, kewenangan dan
tanggungjawab masing-masing.
( Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018 : 11 )
Semua hal tersebut harus dilakukan secara sadar untuk melakukan perubahan.
( Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018 : 14 )
b. Kebijakan Pendidikan
16
Pengelolaan satuan pendidikan menengah umum dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal (SPM) dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. Setiap satuan
pendidikan SMA harus bertanggung jawab mengelola sistem pendidikan nasional di
satuan pendidikannya serta merumuskan dan menetapkan “kebijakan pendidikan”
dalam lingkup sekolah. Yang dimaksud kebijakan pendidikan di sini adalah segala hal
terkait kebijakan dalam pengelolaan pendidikan di sekolahnya yang dituangkan dalam
Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS); dan
peraturan satuan pendidikan. Semua dokumen kebijakan sekolah itu harus menjadi
acuan yang sifatnya mengikat bagi semua pihak yakni:
a. sekolah yang bersangkutan;
b. lembaga representasi pemangku kepentingan satuan pendidikan yang bersangkutan;
c. peserta didik di satuan pendidikan yangbersangkutan;
d. orang tua/wali peserta didik disatuan pendidikan yangbersangkutan;
e. pendidik dan tenaga kependidikan disatuan pendidikan yang bersangkutan; dan
f. pihak lain yang terikat dengan satuan atau program pendidikan yang bersangkutan.
Kebijakan tersebut harus selaras dengan kebijakan pemerintah, kebijakan
pemerintah provinsi.
c. Anggaran
Setiap sekolah diwajibkan mengalokasikan anggaran agar proses pendidikan
pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien, dan akuntabel. Alokasi anggaran yang
ditetapkan berasal dari berbagai sumber yang sah, yakni pemerintah, pemerintah
daerah, serta berasal darisumbangan dan bantuan masyarakat. Manajemen sekolah
memiliki otonomi untuk mengelola anggaran sekolah sesuai kebutuhan dan kondisi
masing - masing sekolah. Setiap sekolah wajib menjamin terpenuhinya standar
pelayanan minimal pelayanan pendidikan disekolahnya.
d. Jaminan layanan
Setiap SMA, sesuai dengan kewenangannya wajib menetapkan kebijakan untuk
menjamin peserta didik memperoleh akses pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang
orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan, peserta didik pendidikan khusus,
dan/atau peserta didik di daerah khusus.
Secara terinci kewajiban sekolah negeri adalah sebagai berikut:
Wajib mengalokasikan tempat bagi calon peserta didik berkewarganegaraanIndonesia,
yangmemilikipotensiakademikmemadai dan kurangmampu secaraekonomi,paling sedikit
17
20%(dua puluh persen) dari jumlah keseluruhan peserta didik baru.Wajib menyediakan
beasiswa bagi peserta didik berkewarganegaraan Indonesia yang berprestasi.
Wajib menyediakan bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik berkewarganegaraan
Indonesia yang tidak mampu secara ekonomi dan yang orang tua atau pihak yang
membiayai tidak mampu secara ekonomi. Bantuan biaya pendidikan diberikan kepada
paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah seluruh peserta didik.
e. Jaminan Mutu
Setiap SMA wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan dengan berpedoman pada
kebijakan pendidikan. Dan dalam melaksanakan tugasnya, SMA bekerja sama dengan
unit pelaksana teknis Pemerintah yang melaksanakan tugas penjaminan mutu
pendidikan.
Dalam rangka penjaminan mutu pendidikan SMA, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, mengikuti:
1. Akreditasi satuan pendidikan;
2. Sertifikasi kompetensi pendidik; dan/atau
3. Sertifikasi kompetensi tenaga kependidikan.
4. Kualitas Sekolah
1. Konsep Kualitas Sekolah
Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksudkan adalah dalam konsep relatif,
terutama berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan pendidikan ada dua
aspek, yaitu pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah kepala sekolah,
guru dan staf kependidikan lainnya. Pelanggan eksternal ada tiga kelompok, yaitu
pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder, dan pelanggan tersier. Pelangan
eksternal primer adalah peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah orang tua dan
para pemimpin pemerintahan. Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja dan
masyarakat luas ( Kamisa, 1997, dalam Nurkolis, 2003: 70 – 71; lih. juga Senduk J.E.,
2006: 110).
Dikutip dari :
https://rezafardanyramadhan005.wordpress.com/2016/11/22/pengertian-kualitas-
pendidikan-menurut-para-ahli/ Diakses : 22 April 2022 11.48\
Bab ini menjabarkan tentang temuan-temuan empiris pada objek penelitian. Dari data-data
yang didapatkan dari narasumber kemudian dilakukan analisis gambaran keadaan subjek atau objek
dalam penelitian yang ada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya terkait
dengan kajian yang sedang diteliti yaitu penerapan manajemen di sekolah menengah. Objek
penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot.
A. Kondisi umum sekolah
1. Gambar Sekolah
4. Tel./Faks : 022-87523188
5. Email : smandayeuhkolot1@gmail.com
1
6. Sejarah Singkat Pendirian Sekolah
Berawal dimerger/digabungkannya 6 Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukapura menjadi 2 SD
Negeri yaitu SDN Sukapura 1 dan SDN Sukapura 2 tahun 2002, maka banyak lahan dan
bangunan yang tidak terurus bekas 4 SD Negeri tersebut. Adanya bangunan dan lahan yang
terbengkalai, banyak orang memanfaatkannya tapi bukan untuk kepentingan masing-masing
yang tidak ada hubungannya dengan masalah pendidikan. Untuk itu berbagai pihak
mengusulkan agar lahan dan bangunan tersebut difungsikan kembali sebagai sarana
pendidikan, baik mengusulkan menjadi SMP Negeri maupun SMK Negeri. Namun hal
tersebut belum dapat direalisasikan dan belum ada tanggapan yang pasti. Pada tahun 2003,
ada usulan dari Ibu Obar Sobarna ketika temu muka dibalai musyawarah Desa Sukapura
yang dihadiri oleh Muspika Kecamatan Dayeuhkolot, aparat pemerintahan desa Sukapura
dan sejumlah warga masyarakat agar lahan dan bangunan tersebut dimanfaatkan Untuk
Sekolah Luar Biasa (SLB) di bawah naungan Yayasan. Namun salah seorang warga bernama
Deddi Juanda Asyikin merasa keberatan. Hal ini alasannya, karena lahan yang ada
merupakan asset desa dan bangunan kepunyaan pemerintah serta melihat prospek ke depan
dan lingkungan Desa Sukapura yang tidak memungkinkan untuk berdirinya SLB. Yang
bersangkutan secara spontan dan sambil berkelakar kalau didirikan SMA Negeri sangat
setuju, alasannya sesuai dengan anjuran pemerintah agar tiapkecamatan mempunyai SMA
Negeri dan Dayeuhkolot sebagai Kota tertua di Bandung tidak mempunyai SMA Negeri.
Ternyata pernyataan tersebut ditanggapi positif oleh Camat Dayeuhkolot saat itu yaitu Drs.
H.Agus Zakia MM, beliau langsung memprakarsai untuk mendirikan SMA Negeri
Dayeuhkolot. Beliau mengadakan pembiaraan terlebih dahulu dengan salah seorang Pengurus
PGRI 10 kecamatan Dayeuhkolot Bapak Dandi, setelah matang maka berkumpulah Muspika
Kecamatan Dayeuhkolot (Camat, Dan Ramil serta Kapolsek yang saat itu dijabat oleh AKP
Edet Hermana) bersama Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Dayeuhkolot Hj. St.
Kokom Komariah SH. MM.Pd, Ketua PGRI Dayeuhkolot A. Kurnia Budimansyah, Kepala
SMP Negeri 1 Dayeuhkolot Drs. Hasanudin, Kepala SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Dra Hj. Ida,
Kepala Desa Sukapura Asep Dedi Wedhiyana dan Ketua BPD Desa Sukapura H. U. Sutisna.
Sembilan orang pejabat tersebut atas nama masing-masing lembaga ditetapkan sebagai
pendiri dan pemrakarsa berdirinya SMA Negeri 1 Dayeuhkolot dan kesembilan orang itu
2
pula membentuk Panitia Pendiri SMA Negeri Dayeuhkolot yang berjumlah 19 orang, dari 19
orang panitia tersebut tiga orang diantaranya : Ketua Forum Komunikasi Komite Sekolah
Tingkat Kecamatan Dayeuhkolot yaitu Sutisna SH, 2 orang anggota BPD Desa Sukapura
yaitu Drs. Ateng Ruhendi M.Pd, dan Darwinto Duna SH. Bulan
Januari 2004 Panitia Pendiri SMA Negeri Dayeuhkolot dengan berbagi permasalahan yang
dihadapi dan liku-liku perjalanan yang merupakan kerikil yang harus dilalui baru dapat
menyelesaikan proposal pendirian SMA Negeri Dayeuhkolot, selanjutnya proposal tersebut
dikirim ke instansi terkait pada bulan Pebruari 2004. Dengan relitif singkat pada bulan Maret
2004 sudah ada Informasi/pemberitahuan tentang ijin Operasional SMA Negeri 1
Dayeuhkolot. Atas dasar ijin operasional dimaksud, maka pada bulan Juni – Juli 2004 SMA
Negeri Dayeuhkolot menyelenggarakan penerimaan siswa baru bertempat di SMA Negeri 1
Baleendah dan mendapatkan siswa sebanyak 3 rombongan belajar tahun ajaran 2004 – 2005.
Setelah dua tahun proses belajar mengajar berjalan dan diselenggarakan di SMA Negeri 1
Baleendah pada siang hari, maka pada tanggal 14 Juli 2006 pindah ke tempat sendiri di Jl.
Sukapura Desa Sukapura Kecamatan Dayeuhkolot dan tanggal kepindahan tersebut dijadikan
sebagai tanggal berdirinya SMA Negeri 1 Dayeuhkolot dan atau hari Jadi/ Ulang Tahun
SMA Negeri 1 Dayeuhkolot.
7. Profile singkat sekolah
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Dayeuhkolot, merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia; dan Satu-Satunya
Sekolah Menegah Atas Negeri Di Wilayah Dayeuhkolot Kab.Bandung, dan Juga Sebagai
Salah Satu SMA Favorit Kususnya di Kabupaten Bandung Dan Umumnya di Jawa Barat .
Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 1
Dayeuhkolot ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas
XII.
Nilai Akreditasi : 94,04
Peringkat Akreditasi : A
Nilai Akreditasi : 94,04
Peringkat Akreditasi : A
3
8. Data Demografi Siswa
4
Ket : Berdasrkan Tahun Pelajaran 2021 – 2022
5
(2) disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah,
(3) mencangkup semua komponen kegiatan sekolah,
(4) memperhatikan prinsip kemitraan, dan
(5) membuat ketentuanketentuan yang jelas tentang rencana-rencana kerja yang mengarah pada
peningkatan dan pengembangan mutu sekolah. Penggalian sumber pembiayaan di sekolah dilakukan
dengan:
(1) bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat,
(2) ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, dan
(3) ditentukan berdasarkan prinsip keberlanjutan.
a. Bagian Kurikulum ( Akademik)
Berdasarkan hasil wawancara, terungkap bahwa manajemen perencanaan di bagian kurikulum di
SMAN 1 Dayeuhkolot dimulai dari pengembangan silabus yang dilakukan oleh guru di SMA
Negeri 1 Dayeuhkolot dengan merancang pembelajaran yang berisi rencana materi ajar yang
diasuhnya, pengelompokan materi, mengurutkan, dan penyajian materi sesuai dengan kurikulum
yang berlaku untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar bagi siswa. Silabus yang disusun oleh
guru SMA Negeri 1 Dayeuhkolot digunakan untuk memperjelas program kegiatan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, silabus yang telah dikembangkan selanjutnya
menjadi dokkumen yang menjadi acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
dalam satu tahun atau satu semester, serta sebagai pedoman dalam melaksanakannya. Selain
penggunaan pendekatan kurikulum pada mata pelajaran, pengelolaan kurikulum pun di
laksanakan dalam segi rancangan. Adapun rincian pengelolaan kurikulum dan pembelajaran SMA
Negeri 1 Dayeuhkolot tahun pelajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Awal Tahun Ajaran
a. Penyusunan Program Kerja Tahunan dilaksanakan oleh Kepala Sekolah pada awal bulan
Juli dan hasilnya disampaikan kepada semua personil dan orang tua siswa, yang bersifat
umum yang bisa diketahui oleh orang tua siswa.
b. Menyusun Kalender Pendidikan dilaksanakan minggu kedua bulan Juli 2020 bersama
dengan guru.
c. Menyusun Jadwal Pelajaran dilaksanakan setelah selesai penyusunan Kalender
pendidikan.
d. Membagi tugas mengajar serta tugas-tugas lainnya melalui musyawarah dengan guru
dilaksanakan pada minggu kedua bulan Juli 2009. e. Penyusunan Program Semester tiap
mata pelajaran dilaksanakan oleh semua guru selama libur awal semester.
2. Perencanaan Keuangan
Mempersiapakan RAB ( Rancangan Anggaran Biaya ) kegiatan kemudian berkoordinasi
6
dengan bagian keuangan agar dapat dimasukan RAKS ( rancangan anggaran kegiatan
sekolah)
b. Bagian Kesiswaan
Menurut hasil wawancara pelaksanakan perencanaan di bagian kesiswaan di SMA Negeri 1
Dayeuhkolot terdiri dari beberapa kegiatan :
Hasil wawancara dan observasi diperoleh ruang lingkup peserta didik, yakni:
1. Perencanan peserta didik
Pada kegiatan perencanaan bagian kesiswaan mempersiapkan program Penerimaan Peserta
Didik Baru, Jumlah Kelulusan, Jumlah Putus Sekolah dan Mutasi siswa.
(1) Pendataan calon peserta didik,
(2) Penerimaan peserta didik baru,
2. Mempersiapakan anggaran keuangan
Membuat RAB ( Rancangan Anggaran Biaya ) kegiatan kemudian berkoordinasi dengan
bagian keuangan agar dapat dimasukan RAKS ( rancangan anggaran kegiatan sekolah)
2. Evaluasi Peserta didik
(7) Pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan manajemen peserta didik.
Kegiatan ini adalah membina siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah
bersama dengan guru BK Kegiatan membina siswa berprestasi baik dalam bidak akademik
maupun non akademik.
c. Bagian Sarana dan Prasarana
Menurut hasil wawancara di bagian sarana dan prasarana kegiatan perencanaan yang dilakukan
adalah membuat program sarana dan prasarana yang berisi data mengenai kebutuhan tentang ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat
bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Mempersiapakan RAB ( Rancangan Anggaran Biaya ) kegiatan kemudian berkoordinasi dengan
bagian keuangan agar dapat dimasukan RAKS ( rancangan anggaran kegiatan sekolah)
d. Bagian Hubungan Masyarakat
7
Menurut hasil wawancara di bagian hubungan masyarakat kegiatan perencanaan yang dilakukan
adalah membuat program kerja yang berisi persiapan kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Program ini berkaitan dengan kegiatan guru atau siswa yang akan
dilakukan di luar sekolah, atau kegiatan yang mendatangkan pemateri dari luar sekolah. Setiap
kegiatan akan berkaitan dengan bagian lain dalam manajemen. Mempersiapakan RAB
( Rancangan Anggaran Biaya ) kegiatan kemudian berkoordinasi dengan bagian keuangan agar
dapat dimasukan RAKS ( rancangan anggaran kegiatan sekolah)
Pembagian Manajemen di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot Terdiri dari bagian berikut ini, Yaitu :
a. Kepala Sekolah
b. Komite Sekolah
c. Kepala Bagian Tata Usaha
d. Kepala Perpustakaan
e. Kepala Laboratorium
f. Wakil Kepala Sekolah ( Akademik, Sarpras, Kesiswaan, Kurikulum )
g. Staff Wakil Kepala Sekolah ( Akademik, Sarpras, Kesiswaan, Kurikulum )
h. Staff Bagian Tata Usaha ( Bendahara, Pengadaan B/J, Adm Kepegawaian, Adm Persuratan dan
Kearsipan, Dapodik, Caraka )
i. Wali Kelas
j. Guru Mata Pelajaran
k. Guru BK
c. Fungsi penggerakan
Menggerakkan dalam organisasi sekolah adalah merangsang guru dan personal sekolah lainnya
melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik untuk mencapai tujuan dengan
penuh semangat. Dalam melaksanakan fungsi penggerakan kepala sekolah merencanakan cara untuk
memungkinkan guru, tenaga kependidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari
seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah.
Menurut hasil wawancara dengan Wakasek setiap bagian di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot.
1. Bagian Kurikulum (Akademik)
Selama Tahun Ajaran kegiatan pergerakan yang dilakukan di bagian akademik :
1. Pemeriksaan dan penandatanganan persiapan mengajar, analisa materi pelajaran serta kumpulan
soal dilaksanakan setiap hari sebelum pelajaran dimulai.
9
2. Mengawasi proses berlangsungnya belajar mengajar dilaksanakan setiap hari.
3. Upacara Bendera dilaksanakan setiap hari senin dengan petugas secara bergiliran. Upacara
Penurunan Bendera dilakukan setiap hari Senin yang diikuti oleh siswa Kelas I, II dan III.
4. Mengatur pelaksanaan PTS.
5. Melaksanakan Ulangan Akhir Semester
6. Pengisian buku laporan pendidikan semester ganjil
7. Penyerahan buku laporan pendidikan untuk semester ganjil
8. Penyusunan rencana pelaksanaan Ujian Sekolah
9. Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah
10. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk tahun Ajaran 2010/2011.
11. Melaksanakan upacara kenaikan kelas akan dilaksanakan dengan penyerahan buku laporan
pendidikan semester II dan Ijazah
12. Membuat laporan akhir tahun tentang pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan dan
mengembangkan sistem penilaian atau evaluasi guru menelaah kurikulum dengan membaca dan
memahami selanjutnya mendiskusikannya dengan guru-guru yang mengasuh mata pelajaran
yang sama. Diskusi ini maksudkan untuk menghindari beda penafsiran terhadap standar
kompetensi yang ada pada silabus, sehingga indikator keberhasilan pembelajaran dapat
merepresentasi tagihan yang diharapkan (kognitif, afektif, atau psikomotor).
2. Bagian Kesiswaan
Selama Tahun Ajaran kegiatan yang dilakukan di bagian kesiswaan adalah :
1. Pembinaan peserta didik OSN dan O2SN
2. Pengenalan sekolah
3. Pengelompokan peserta didik
4. Penyelenggaraan proses pembelajaran
5. Pembinaan karakter peserta didik, Akademik dan Prestasi,
3. Bagian Sarana dan Prasarana
Selama Tahun Ajaran kegiatan yang dilakukan di bagian sarana dan prasarana adalah melakukan
kegiatan yang telah di programkan diawal sesuai RAB yang telah dibuat. Hasil wawancara dan
observasi implementasi manajemen sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot sekolah
diperoleh ruang lingkup sarana dan prasarana, yakni: analisis kebutuhan, perencanaan, pengadaan,
pemanfaatan, perawatan dan pemeliharaan. Prasarana sekolah meliputi: Ruang Kepala Sekolah,
Ruang Guru, Ruang Kelas, Perpustakaan, Tempat Ibadah, Ruang UKS, Toilet PTK, Toilet Peserta
Didik, Halaman, Gudang, Sumber Air Bersih, dan Instalasi Listrik. Lokasi Sekolah keadaannya:
aman, nyaman, kemudahan akses, dan berada di pemukiman penduduk. Pemeliharaan dilakukan
dengan:
10
(1) memperhatikan kalender sekolah,
(2) dilakukan berskala/rutin/terjadwal dan sewaktu-waktu jika diperlukan mendesak,
(3) memperhatikan kategori sifat pemeliharaan, pengecekan, perbaikan ringan dan perbaikan berat,
(4) pemeliharaan sarana dan prasarana elektronik dilakukan dengan Spare-part yang sesuai, dan
(5) penggantian Spare-part dengan spesifikasi program atau alat yang baru agar tidak ketinggal
Membangun komunikasi melalui berbagai saluran. Hubungan kerja sama dilakukan dengan: tokoh
masyarakat, tokoh agama, orang tua siswa, paguyuban kelas, lembaga-lembaga kemasyarakatan,
dan pemerintah setempat.
4. Bagian Humas
Selama Tahun Ajaran kegiatan yang dilakukan di bagian humas adalah melakukan kegiatan yang
telah di programkan diawal sesuai RAB yang telah dibuat. Pelaksanaan
adanya kerja sama dengan pemerintah dalam rangka advoksi program.
c. Fungsi pengawasan
Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui realitas perilaku personal sekolah dan
apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai yang dikehendaki, kemuduan dari hasil
pengawasan apakah dilakukan perbaikan. Pengawasan meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan
sesuai rencana yang dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. (Sagala,
2007: 56-65). Adanya pengawasan internal dan eksternal, dan (stakeholders) agar program sekolah
efektif dan efisien. Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan mengadakan
kegiatan SUPAK ( Supervisi Akademik ). Kegiatan supervisi akademik ini adalah sebagai kegiatan
pengawasan kepada seluruh kegiatan disekolah. Kegiatan Supervisi Akademik ini meliputi :
1. Perencanaan
Kegiatan ini membuat daftar tenaga pendidik dan kependidikan beserta supervisor. Membuat
jadwal supervisi dan menyediakan instrumen penilaian.
1. Mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi atau rapat staf,
2. Mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang dikumpulkan,
3. Mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan,
4. Menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
5.Menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan
profesionalisme Pendidik.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kemampuan Pendidik dan tenaga kepedidikan. Kegiatan pelaksanaan supervisi
dilakukan berdasarkan jadwal dan instrumen yang disediakan. Kegiatan pelaksanaan merupakan
kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada Pendidik dan kependidikan, agar dapat
11
terlaksana dengan efektif pelaksanaannya harus sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
dan ada follow up untuk melihat keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi.
3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan
supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran evaluasi supervisi ditujukan kepada
semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi. Hasil dari evaluasi supervisi akan
dijadikan pedoman untuk menyusun program perencanan berikutnya.
4. Tindak Lanjut
Adapun bentuk tindak lanjut dilakukan kegiatan Pembinaan. Kegiatan pembinaan dapat berupa
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Implementasi pilar MBS di SMA Negeri 1 Dayeuhkolot dapat disimpulkan sebagai berikut. Manajemen
kurikulum dan pembelajaran telah dilaksanakan begitu pula manajemen peserta didik manajemen
pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), manajemen sarana dan prasarana manajemen pembiayaan
terlaksana, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat (Humas) manajemen budaya dan
lingkungan sekolah, dan dokumen manajemen yang perlu dilengkapi adalah manajemen peserta didik,
PTK, humas dan budaya dan lingkungan di setiap sekolah. Berdasarkan temuan penelitian, untuk
mencapai kondisi yang ideal dan baik, pelaksanaan program implementasi pilar MBS di SMA Negeri 1
Dayeuhkolot agar program manajemen berjalan dengan baik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dapat disarankan beberapa hal, sebagai berikut. Dinas
Pendidikan provinsi memfasilitasi kegiatan MBS melalui sosialisasi, pelatihan dan pendampingan,
12
sehingga sekolah inti/pembina dapat memperoleh pengetahuan secara komprehensif pilar manajemen.
Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah diharapkan dapat melengkapi berbagai manajemen berbasis
sekolah, yang diawali dari analisis kebutuhan pada masing-masing pilar.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan. Indikator). Riau: Zanafa
Publishing.
Ardiansyah Dirjo Dkk, 2018. Manajemen Berbasis Sekolah (Mbs) Sekolah Menengah Atas
Direktorat Pembinaan Sma Ditjen Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan. Direktorat Pembinaan Sma. Jakarta
Berlian, I. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi. Jakarta : Erlangga
Brubacher, John S. 1978. Modern Philosophies of Education. New Delhi : Tata McGraw-Hill
Company Ltd.
Carter V. Good, Dictionary of Education. (New York: M. Graw Hiil Book Companny, 1959)
Feriyanto, Andri dan Shyta, Endang Triana. (2015). Pengantar Manajemen (3 in 1). Kebumen:
13
Mediatera.
Hasibuan, Malayu. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit. Bumi Aksara.
https://rezafardanyramadhan005.wordpress.com/2016/11/22/pengertian-kualitas-pendidikan-menurut
para-ahli/ Diakses : 22 April 2022 11.48\
Ihsan, F. 2013. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Lodge,Rupert C.(1959) Philosophy Of Education.New York: Harer & Brothers
Nurkolis, 2003, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi, Jakarta : PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan ( Pasal 6 ayat 2 )
Richey, (1962), Planning for Teacher an Introduction to Education, New York: Harper Brother.
Safroni, Ladzi. 2012. “Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik” dalam. Konteks Birokrasi
Indonesia. Malang
Saltmarsh, J., & Zlotkowski, E. (2012). Higher Education and Democracy: Essays on Service-
Learning and Civic Engagement. Journal of Higher Education Outreach and Engagement,
Volume 16, Number 2, p. 251,
(2012).openjournals.libs.uga.edu/index.php/jheoe/article/download/799/ 565by P Wharton-
Michael
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
14