Manajemen Berbasis
Sekolah
Skor Nilai:
NPM : 1901010292
Puji syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan
pertolonganNya saya dapat menyelesaikan Laporan Rekayasa Ide mata kuliah Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS). Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Desi Sijabat, M.Pd
selaku dosen dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Rekayasa Ide
(TRI) ini. Penulis juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi topik pembahasan.
Laporan Rekayasa Ide ini disusun agar pembaca dapat memperluas Ilmu tentang “ Strategi
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar”, yang di sajikan berdasarkan
artikel/jurnal dan analisis data yang didapat dari jurnal tersebut. Semoga TRI ini dapat
memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca khususnya para guru dan seluruh
tenaga kependidikan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan TRI ini
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan TRI ini. Penulis mohon maaf jika di dalam TRI ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
A. Rasionalisasi Permasalahan................................................................................4
B. Tujuan ............................................................................................................4
C. Manfaat TRI....................................................................................................5
A. Permasalahan Umum.......................................................................................6
B. Identifikasi Permasalahan..................................................................................6
2
A. Kesimpulan..................................................................................................15
B. Rekomendasi ...............................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Permasalahan
Apabila seluruh komponen pendidikan saling mendukung dan bekerja sama maka
mutu pendidikan akan lebih baik. Kepala sekolah merupakan pimpinan di sekolah dan
merupakan orang yang berhubungan secara langsung dengan teknis pelalksanaan program
pendidikan disekolah. Kepala sekolah juga sebagai penentu kebijakan di sekolah dan
kepela sekolah seharunya bisa memainkan perannya dengan terarah dengan sebijak
mungkin serta mengarahkan kepada pencapaian tujuan agar lebih memaksimalkan lagi
kegiatan-kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah
merupakan kunci keberhasilan dari sebuah sekolah atau lembaga, karena keberhasilan
pencapaian tujuan dan kualitas sekolah sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala
sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah tidak terlepas dari peran kepala sekolah yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah atau lembaga pendidikan tidak
hanya negeri, melainkan ada pondok pesantren yang pendidikannya lebih mengutamakan
keagamaan Islam tetapi tetap menggunakan kurikulum terpadu layaknya sekolah formal
lain. Mutu pendidikan di sekolah negeri maupun swasta dipengaruhi oleh peran kepala
sekolahnya dimana kepala sekolah harus dapat berperan sebagai manajer maupun
pemimpin. Lembaga yang kualitas atau mutunya baik pasti mempunyai kepemimpinan
kepala sekolah yang baik didalamnya, sehingga peran kepala sekolah menentukan
keberhasilan atau tidaknya mutu pendidikan di sekolah.
B. Tujuan
4
C. Manfaat
Manfaat dalam penulisan Rekayasa Ide ini antara lain : 1. Dapat menemukan
solusi dari permasalahan Pendidikan. 2. Memberikan pengetahuan serta tambahan ilmu
dari beberapa informasi yang terkait dengan pembahasan rekayasa ide. 3. Meningkatkan
daya pikir yang kritis terhadap solusi dari permasalahan yang diangkat. 4. Memberikan
masukan kepada tenaga pendidik agar lebih memahami kurikulum pembelajaran dan
mengaitkannya secara baik dan benar.
5
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
A. Permasalahan Umum
B. Identifikasi Permasalahan
1. Permasalahan Jurnal 1
6
globalisasi dan modernisasi yang tak mungkin dihadapi dengan kemampuan otot,
melainkan membutuhkan penguasaan keterampilan-keterampilan profesional, sentuhan
ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. Karena orang yang tidak siap menghadapi
perubahan di era sekarang akan mengalami kegamangan, keraguan dan kekalahan dalam
berkompetensi. Berdasarkan hal tersebut, tentunya perbaikan dalam dunia pendidikan
diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup (life skills) yang diwujudkan melalui
pencapaian kompetensi peserta didik agar peserta didik pada akhirnya mampu
menghadapi dan mengatasi problematika hidup dan kehidupan yang dihadapi secara
proaktif dan kreatif guna menemukan solusi dari permasalahannya. Pendidikan haruslah
fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik, sehingga tidak sekedar merupakan
penumpukan pengetahuan yang tidak bermakna, namun diarahkan untuk kehidupan
peserta didik dan tidak berhenti pada pengawasan materi pembelajaran
2. Permasalahan Jurnal 2
Dari berbagai hasil pengamatan dan analisis yang dilakukan oleh Depdiknas,
sedikitnya ada 3 faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami perubahan
secara merata. Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional
menggunakan pendekatan educational production function atau input-output analisis yang
tidak dilaksanakan secara konsekuen. Kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional
dilaksanakan secara birokratik-sentralistik. Ketiga, peran serta masyarakat, khususnya
orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Menyadari
hal tersebut, pemerintah telah melakukan upaya penyempurnaan sistem pendidikan, baik
melalui perangkat lunak (soft ware) maupun perangkat keras (hard ware). Diantara upaya
tersebut antara lain dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 22 dan 25 tahun 1999
tentang otonomi daerah, yang secara langsung berpengaruh terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pendidikan. Bila sebelumnya pengelolaan pendidikan
merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya undang-undang tersebut
kewenangannya berada pada pemerintah daerah kota/kabupaten. (Mulyasa, 2003: 5-6).
Rendahnya mutu akademik di Indonesia menurut penelitian Blazely dkk. juga diakibatkan
oleh rendahnya mutu proses pembelajaran. Pembelajaran di Indonesia cenderung sangat
teoritik dan tidak terkait dengan lingkungan dimana siswa berada. Akibatnya peserta
didik tidak mampu menerapkan apa yang Implementasi dipelajarinya di sekolah guna
memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Penyelenggaraan
pembelajaran yang tidak berwawasan lingkungan (tidak kontekstual) dapat juga
7
merupakan dampak dari kurikulum yang bersifat sentralistik dan berorientasi pada mata
pelajaran (akademik) secara parsial. (Suderadjat, 2004: 2-3).
3. Permasalahan Jurnal 3
Sistem pendidikan nasional kita sekarang dan akan datang, tidak terlepas dari
berbagai tugas dan tanggung jawab untuk memberikan jawaban atau solusi yang tepat
terhadap berbagai tantangan dan peluang kehidupan global serta substansi tujuan
pendidikan dan pengajaran tersebut. Sehingga mempunyai kemampuan untuk
memenangkan persaingan dimasa depan. Pendidikan artinya untuk tujuan tumbuh
kembang bangsa. Pendidikan juga merupakan investasi sumber daya manusia jangka
panjang yang memiliki nilai strategis untuk kelangsungan peradaban manusia didunia.
Oleh karena itu pendidikan menjadi salah satunya hal penting untuk memajukan suatu
bangsa karena dapat dilihat kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa dari tingkat
pendidikan. Pendidikan memainkan sebuah peran penting dalam perkembangan pesat
teknologi, perkembangan teknologi selalu ada yang positif dan negatif. Pendidikan di era
globalisasi sekarang ini membuat manusia dapat dengan mudah mengakses beragam
informasi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dapat memperoleh
berbagai informasi di bidang tertentu. Globalisasi mendatangkan manfaat bagi manusia.
Namun, manusia juga perlu mencermati dan menyikapi hal ini dengan bijak.
4. Permasalahan Jurnal 4
8
5. Permaslahan Jurnal 5
Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS),
tugas dan tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah
adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti
menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakatluas
penggunanya. Agar tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi
nyata, kiranya mereka perlu memahami, mendalami, dan menerapkan beberapa konsep
ilmu manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir dalam
dunia bisnis. Manakala diperdalam secara sungguhsungguh, kiranya konsep-konsep ilmu
manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang tidak akan menjerumuskan
dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat merugikan atau mengecewakan
masyarakat luas penggunaanya (Rahman, 2007).
9
BAB III
10
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup disusun melalui pendekatan
Pendidikan Berbasis Luas (Broad Based Education/BBE), yaitu kebijakan
penyelenggaraan pendidikan yang diperuntukkan bagi kepentingan lapisan
masyarakat terbesar. Sifat dasar yang menonjol dari lapisan masyarakat terbesar
adalah pendidikan yang menekankan kecakapan hidup dan bekerja. Adapun yang
mendasari pelaksanaan pendidikan berbasis luas adalah adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) yang demikian pesat yang mengakibatkan inovasi
pengetahuan begitu melimpah. Begitu banyaknya pengetahuan baru, sehingga
beberapa ahli menyatakan orang tidak akan mampu mempelajari seluruhnya,
walaupun dilakukan sepanjang hidupnya. Hal itu membawa konsekuensi dalam
bidang pendidikan. Pendidikan tidak lagi dapat mengharapkan peserta didik untuk
mempelajari seluruh pengetahuan, karena itu harus dipilih bagian-bagian esensial
yang menjadi fondasinya. Oleh karena itu, proses pembelajaran diarahkan kepada
sejumlah kemampuan dan keberhasilan pendidikan diukur dari bagaimana siswa
mampu melakukan sesuatu sesuai dengan tuntutan kompetensi tersebut. Hal ini
berarti, perlu sistem pengendalian mutu lulusan yang dapat mengarahkan kepada
pencapaian kemampuan tersebut. (Pahrudin, 2003: 216). Dari sini kemudian perlu
disusun visi sekolah yang mendukung pengembangan life skill. Adapun visi Mayoga
sebagaimana tercantum dalam profil madrasah adalah menghasilkan out put siswa
yang UNGGUL, TERAMPIL, dan BERKEPRIBADIAN MATANG atau yang
disingkat dengan ULTRA PRIMA.
11
kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Sementara itu, Hayati menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil
untuk saling berinteraksi. pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran
dengan membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa atau lebih
yang berbeda tingkat prestasinya, jenis kelamin, dan etniknya. Pembelajaran diawali
dengan penyampaian materi pelajaran oleh guru, kemudian siswa belajar kelompok,
siswa mengerjakan kui secara mandiri dan guru memberikan penghargaan
kelompok. Selaras dengan hal tersebut, Trianto mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif
dengan menggunakan kelompok kecil dengan jumlah anggota kelompok 4 sampai 5
orang siswa secara 8 heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.15
Dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar terdapat beberapa mata pelajaran,
salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. IPS sebagai salah satu
bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan
penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan
bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas
produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap
proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris.16 Peserta
didik yang dibina melalui Ilmu Pengetahuan Sosial tidak hanya memiliki
pengetahuan dan kemampuan berpikir tinggi, namun peserta didik diharapkan pula
memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap diri dan
lingkungannya.
12
yang dimiliki, maka penulis akan membatasi penelitian pada kewenangan mengatur
(otonomi) pendidikan yang dimiliki oleh MAN 4 Jakarta sehingga bisa bersaing
dengan sekolah unggul lainnya, dan menjadi percontohan uuntuk madrasah-
madrasah yang telah diberikan otonomi pendidikan yang sama namun belum mampu
menjadi madarasah unggulan. Berdasarkan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah utama dalam tesis ini pada
masalah pokok yang akan diteliti, yaitu: ”Bagaimana otonomi pendidikan MAN 4
Jakarta mampu menjadikannya sebagai madrasah unggulan?”
13
mendirikan unit produksi yang berfungsi: (a) menjadi pusat pelatihan keterampilan
dan wirausaha; (b) sebagai industri untuk menghasilkan produk atau jasa; dan (c)
penghasil tenaga kerja terampil. Hasil temuan penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Hanushek et al. (2011) berjudul “General Education,
Vocational Education, and Labor-Market Outcomes over the Life-Cycle”
menyatakan bahwa dalam menghadapi persaingan global, pendidikan pada sekolah-
sekolah kejuruan perlu membekali siswanya dengan kecakapan hidup (life skill) agar
para lulusan dari sekolah-sekolah kejuruan nantinya dapat mengisi lowongan kerja
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja industri.
BAB IV
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Penulis merekomendasikan tugas rekayasa ide. Ini sebagai bahan bacaan atau
referensi untuk mengetahui meningkatan mutu di Sekolah. Kelima jurnal dapat dijadikan
jurnal referensi untuk memahami materi “ Peranan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
Mutu Pendidikan Sekolah “ pada Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah karena
bahasanya yang mudah dimengerti dan materi dibahas secara jelas dan terperinci.
DAFTAR PUSTAKA
15
E. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi V.
Jakarta: Rineka Cipta.
Abu Duhou, Ibtisam, School Based Management, Terj, Noryamin Aini, Jakarta: Logos, 2002
Abbas MY. 2009. “Model Implementasi Kebijakan Kemitraan untuk Meningkatkan Mutu
dan Relevansi Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan”. http:// hisyamjayuz.blogspot.com
16