Anda di halaman 1dari 13

Politik Luar Negeri

Bebas Aktif
Disusun oleh kel. 4
Anggota Kelompok

• Amelia Indriani Putri


• Aulia Rahmah
• Liena Junita Dwiyanti
• Noor Resda Zulia
Topik Bahasan

• POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF.

• PENERAPAN POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF PADA


MASA ORDE BARU.

• TUJUAN POLITIK LUAR NEGERI.

• CONTOH POLITIK LUAR NEGERI .


Politik Luar Negeri Bebas
Aktif
Yang dimaksud dengan "bebas aktif" adalah politik luar
negeri yang pada hakikatnya bukan merupakan politik
netral, melainkan politik luar negeri yang bebas menentukan
sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan
internasional dan tidak mengikatkan diri secara a priori pada
satu kekuatan dunia serta secara aktif.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, dikeluarkan
Maklumat Politik Pemerintah tanggal 1 November 1945,
yaitu:

1. Politik damai dan hidup berdampingan secara damai.


2. Tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain.
3. Politik bertetangga baik degan kerja sama dengan semua negara,
baik bidang ekonomi, politik, dan sebagainya.
4. Melakukan hubungan dengan negara lain dengan mengacu pada
piagam PBB.
PENERAPAN POLITIK
LUAR NEGERI BEBAS
AKTIF PADA MASA ORDE
BARU.
Pada masa Orde Baru pemerintah berupaya
menegakkan kembali prinsip-prinsip politik luar negeri
bebas aktif, yaitu:

a.) Mengakhiri Konfrontasi dengan Malaysia.


Upaya tersebut dilakukan karena dalam tubuh AD terdapat beberapa
anggota yang tidak sejalan dengan pemikiran Presiden Soekarno
mengenai konfrontasi dengan Malaysia.

b.) Kembali menjadi Anggota PBB.


Dengan pelaksanaan politik bebas aktif, Indonesia kembali menjadi
anggota PBB pada 28 September 1966.

c.) Memprakarsai Pembentukan ASEAN.


pada 8 Agustus 1967 lima negara yang terdiri atas Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand mengadakan
pertemuan di Bangkok, Thailand. Pertemuan tersebut berhasil
menyepakati pembentukan organisasi yang mampu mempererat
kerjasama dan hubungan antarnegara, yaitu ASEAN yang di tandai
dengan Deklarasi Bangkok atau Deklarasi ASEAN.
TUJUAN POLITIK
LUAR NEGERI.

Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada


tujuan nasional negara itu sendiri.
Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri Indonesia,
antara lain sebagai berikut:
1. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga
keselamatan negara
2. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri
untuk memperbesar kemakmuran rakyat.
3. Meningkatkan perdamaian internasional. 4. Meningkatkan
persaudaraan dengan semua bangsa.
CONTOH POLITIK LUAR NEGERI .
a) Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung

Konferensi Asia Afrika menghasilkan sepuluh prinsip penting yang disebut Dasasila Bandung. Dasasila ini memasukkan
prinsip-prinsip dalam piagam PBB dan prinsip-prinsip Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India saat itu, yaitu :
 1. Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip- prinsip dalam Piagam PBB.
 2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
 3. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar
dan kecil.
 4. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri lain.
 5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam
PBB.
 6a. Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun.
 6b. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun.
 7. Tidak mengancam dan melakukan tindak kekerasan terhadap kekerasan terhadap
keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
 8. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi,
arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun dengan cara -cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang
bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.
 9. Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
 10. Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.
b.) Mendirikan Gerakan Non Blok

c.) Mengirimkan Misi Garuda (MISIRIGA)

d.) Menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa


(PBB) atau United Nations Organization (UNO).

e.) Mendirikan ASEAN


Sekian dari kami,
terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai