Anda di halaman 1dari 11

SUKU NAULU

Disusun oleh :
Handini sekar a.a
Ice Trisnawati
• Noaulu atau Nuaulu atau Naulu adalah sebuah suku

yang terdapat di bagian selatan-tengah Pulau


Suku Naulu Seram, Maluku. Naulu sendiri berasal dari kata "noa"
yang merupakan nama sungai serta "ulu" yang artinya
kepala sungai (hulu) sehingga naulu dapat diartikan
sebagai orang-orang yang mendiami hulu sungai Noa.
Pada tahun 2011 populasi mereka mencapai tiga ribu
jiwa.
• Masyarakat Naulu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok utara dan kelompok selatan. Dengan jumlah


sebanyak 2500 orang, tinggal di kecamatan Amahai
Seram Tengah. Masyarakat Naulu Utara menghuni dua
desa di pantai utara Pulau Seram tengah, sementara
kelompok Selatan menghuni enam desa di pantai
selatan dan pedalaman Kabupaten Amahai.
Adat Istiadat yang Ada di Suku Naulu
• Pataheri
Pataheri adalah ritual untuk para lelaki Noaulu
yang dianggap telah dewasa. Ritual ini juga
disebut dengan upacara cidaku. Pada upacara
ini, lelaki yang sudah dianggap dewasa akan
diberikan sebuah kain berwarna merah (kaeng
berang) untuk diikatkan di kepala.
Selain itu mereka yang mengikuti ritual ini juga
wajib menggunakan cidaku yaitu cawat khas
Noaulu. Kain merah pengikat kepala dan cawat
yang dikenakan ketika ritual dilakukan tidak
hanya semata bersifat duniawi tetapi juga
bersifat rohaniah.
• Pinamou
Pinamou adalah ritual menuju dewasa untuk
perempuan yang dilakukan ketika seorang
perempuan mendapatkan menstruasi
pertama mereka. Ritual ini berupa
pengasingan dari keluarga dan masyarakat
karena darah menstruasi dianggap tidak baik
bagi lingkungan adat mereka sehingga harus
diasingkan ke posuno selama sebelas hari.
Posuno ini terletak di bagian belakang rumah
atau di pinggiran kampung. Selama di situ,
sang gadis hanya dilayani oleh ibu dan
saudara perempuannya. Posune adalah
sebuah rumah kecil yang terbuat dari
daun rumbia berukuran 2 x 2 meter dengan
tinggi 1,5 meter.
Lanjutan....
• Selama di posuno  sang gadis yang sedang Pinamou hanya dibekali dengan bambu
untuk tempat tidur, kain sarung, piring yang dibuat dari daun sagu, dan batu
tungku untuk memasak.
• Selama di posuno , tidak boleh makan makan makanan yang berkuah, makanan
mereka harus kering. Selama melakukan Pinamou maka sang gadis tidak boleh
keluar dari posuno walaupun ke rumah orang tuanya. Jika telah selesai
masa Pinamou maka akan dilakukan upacara adat dan berkeliling negeri
(kampung) untuk menunjukkan bahwa perempuan itu sudah dewasa dan siap
untuk menikah.
Tradisi Kehamilan di Suku Naulu
1. Upacara Lingkaran hidup,
yaitu upacara yang berkenaan dengan
kandungan apabila mencapai 9 bulan,
dilakukan sebelum ibu hamil diasingkan di
suatu tempat yang bernama posuno.
 Tujuan : untuk terhindar dari bahaya
ghaib untuk ibu hamil.
Lanjutan....
2. Penyelenggaran upacara kehamilan
sembilan bulan melibatkan di dalamnya
pemimpin upacara dan peserta upacara.
Pemimpin upacara adalah irihitipue (dukun
beranak).
 Tujuan : karena suku naulu percaya bahwa
kehidupan bayi dimulai dari umur 9 bulan
dikandungan, dan salah satu dimulai nya
kehidupan yaitu dengan di asingkan.
Tradisi pada
• Bila sudah datang waktu persalinan, sang perempuan

hamil itu akan dibantu oleh seorang dukun beranak yang


Persalinan di sudah mahir mengeluarkan jabang bayi dari perut sang
ibu.
Suku Naulu • Dengan telaten sang dukun mengeluarkan bayi,

kemudian tali pusar bayi akan dipotong secara tradisional


menggunakan kulit bambu. Secara umum, penggunaan
kulit bambu untuk memotong pusar bayi sangat dilarang
dipraktekkan, sebab akan terinfeksi virus dan mengalami
luka. Tetapi praktek tersebut sangat jarang sekali, sang
bayi terkena iritasi dari kulit bambu runcing.
• Setelah semuanya sudah selesai dikerjakan oleh dukun,

maka perempuan dan bayinya sebelum kembali ke


rumah, akan dibersihkan (dimandikan) terlebih dahulu.
Tradisi Bayi Baru • Keluarga yang menyambut di rumah, akan

Lahir di Suku diwajibkan untuk menjalani puasa selama


sehari penuh, barulah bayi diantarkan ke
Naulu rumah. Juga pihak keluarga akan menyambut
secara adat dengan menggelar acara jamuan
atau makan bersama dengan para sukunya.
• Tradisi ini sudah mengikat sejak lama dan

wajib dilakukan, bila ada yang melanggar


tradisi ini akan dikenakan denda yang cukup
berat dengan piring tua dan kain berang
(merah) bagi kaum perempuan.
Tradisi Ibu Nifas • Pada suku naulu, ibu yang
di Suku Naulu telah melahirkan harus tetap
berada di posuno sampai
dengan 40 hari
• Barulah setelah 40 hari ibu
diperbolehkan pulang ke
rumahnya
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai