Anda di halaman 1dari 91

PELATIHAN PENYUSUNAN UKL-UPL

DAMPAK PADA KOMPONEN BIOLOGI

NAMASTRA PROBOSUNU

PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA, 24 NOVEMBER 2020
KOMPONEN BIOLOGI
BIOTA DARAT
- FLORA DARAT
- FAUNA DARAT

BIOTA AIR (AKUATIK)


- FLORA AKUATIK
- FAUNA AKUATIK
MAKSUD
• Mengetahui potensi
• Mengukur kualitas
• Melihat karakter komunitas
• Mengkaji habitat
TUJUAN
• Memperkirakan produksi
• Mengetahui status
• Mencari proporsi komunitas
• Melihat kesesuaian habitat
PENGGUNA
• Peneliti
• Praktisi
• Penentu kebijakan
• Pengusaha
• Kolektor
METODE
 SENSUS (penghitungan langsung)

 ESTIMASI (pencuplikan/sampel)
ESTIMASI
Tumbuhan
Plot
membuat kuadrat plot untuk mendapatkan data populasi
Tanpa plot
untuk mendapatkan data tidak perlu membuat kuadrat plot
PLOT
• Plot bersarang (nested plot )
• Plot bebas
TANPA PLOT
• Point intercept method
• Line intercept method
• Distance method
• Point-centered quarter method
BENTUK PLOT
 Lingkaran
 Bujur sangkar
 Empat persegi panjang
UKURAN PLOT

• Herba littoral : 1m2,


• Rumput laut: 1m2
• Alga/Ganggang: 0,625 m2
• Kerang/Landak laut: 1m2
• Nematoda: 100 cm2
• Arthropoda: 1m2
HEWAN
• CMRR (capture-mark-release-recapture)
• Plot
• Metode jarak
• Nest count
TEKNIK PENCUPLIKAN

• Sistematik/reguler
• Acak (Undi/Tabel random)
• Stratifikasi
ORGANISME AKUATIK

• Perifiton
• Neuston
• Plankton
• Nekton
• Bentos
KEMELIMPAHAN ORGANISME

• Sangat jarang (very rare)


• Jarang (rare)
• Sering ditemukan (infrequent)
• Melimpah (abundant)
• Sangat melimpah (very abundant)
ALAT PENCUPLIK
 Jaring/jala dan sejenisnya
 Water sampler
 Perangkap
 Surber
 Dredge
PENGAMBILAN DATA TERUMBU KARANG

 Pada ekosistem terumbu karang yang telah disurvai dengan Manta


Tow atau lokasi baru yang potensial dapat dilakukan pendetilan
informasi lingkungan dengan metode Line Intercept Transect (LIT)
menggunakan penyelaman.

 Metode tsb. digunakan untuk mengetahui kondisi terumbu karang


dengan cara menghitung persentase (%) tutupan karang hidup
berdasarkan karakteristik lifeform atau bentuk tubuh.
PENGAMATAN IKAN KARANG
• Pengamatan dan pencatatan data ikan menggunakan metode visual
census dengan memakai transek sepanjang 50 m dengan jarak pandang
2,5 m ke kiri dan kanan.

• Identifikasi dapat dilakukan secara langsung atau dengan pengambilan


gambar menggunakan kamera bawah air.
PENGAMATAN IKAN KARANG
KRITERIA BAKU KERUSAKAN
TERUMBU KARANG

Keterangan:
Persentase luas tutupan terumbu karang hidup yang dapat ditenggang: 50-100%.
MANGROVE
PENGUKURAN MANGROVE
PENGUKURAN MANGROVE
PENGUKURAN MANGROVE
MANGROVE
PENGUKURAN MANGROVE
MANGROVE
4. Metode Analisis
MANGROVE
PADANG LAMUN
LAMUN DAN PADANG LAMUN
LAMUN DAN PADANG LAMUN
 Secara struktural lamun memiliki batang yang terbenam di dalam tanah yang
disebut rhizom atau rimpang. 
 Rimpang dan akar lamun terbenam di dalam substrat yang membuat tumbuhan
lamun dapat berdiri cukup kuat menghadapi ombak dan arus.
 Lamun memiliki dua bentuk pembungaan, yaitu monoecious (bunga jantan dan
betina berada pada satu individu) dan dioecious (bunga jantan dan betina berada
pada individu yang berbeda).
 Penyerbukan terjadi melalui media air (penyerbukan hydrophyllous).
 Padang lamun adalah ekosistem perairan dangkal yang didominasi oleh lamun.  Pada
ekosistem tsb. terdapat banyak ragam biota yang hidup berasosiasi dengan lamun.
PENGUKURAN LAMUN
PENGUKURAN LAMUN
PENGUKURAN LAMUN

3. Analisis
PENGUKURAN LAMUN
Penentuan Kepadatan Lamun (Short et al., 2004)

• Penelitian tentang kepadatan padang lamun (seagrass) dapat dilakukan dengan


menggunakan metode dari Short et al (2004).
• Pengamatan dilakukan pada saat surut dengan site yang dibentangkan secara
horizontal sejajar dengan garis pantai yang diawali dari daerah pertama munculnya
seagrass sampai daerah paling dekat dengan tubir karang, dan daerah tsb. dibagi
menjadi tiga stasiun yaitu: shallow (titik pertama pengambilan data, site shallow
diambil 2 meter dari ditemukannya padang lamun pertama kali); middle (titik tengah
antara daerah pertama munculnya padang lamun dan tubir) serta deep (berada di
dekat tubir pantai).
• Pengamatan sampel di masing-masing titik dilakukan dengan menggunakan kuadrat
site berukuran 50 x 50 cm. Titik sampel ditentukan sesuai dengan metode dari Short
et al. (2004).
Penentuan Lokasi
Sampling Lamun
Persentase Penutupan Lamun

• Persentase (%) penutupan diamati dengan menggunakan kuadrat dan


nilai persentase penutupan ditentukan dengan menggunakan
panduan Short et al (2004).
Persentase
Penutupan Lamun
PENENTUAN STATUS PADANG LAMUN
PENENTUAN STATUS PADANG LAMUN
KRITERIA BAKU KERUSAKAN PADANG LAMUN
STATUS PADANG LAMUN
KUNCI IDENTIFIKASI LAMUN DI INDONESIA
(Dimodifikasi dari Den Hartok (1970) serta Phillips dan Menes (1988)
KUNCI IDENTIFIKASI LAMUN DI INDONESIA
(Dimodifikasi dari Den Hartok (1970) serta Phillips dan Menes (1988)
KUNCI IDENTIFIKASI LAMUN DI INDONESIA
(Dimodifikasi dari Den Hartok (1970) serta Phillips dan Menes (1988)
KUNCI IDENTIFIKASI LAMUN DI INDONESIA
(Dimodifikasi dari Den Hartok (1970) serta Phillips dan Menes (1988)
KUNCI IDENTIFIKASI LAMUN DI INDONESIA
(Dimodifikasi dari Den Hartok (1970) serta Phillips dan Menes (1988)
KUNCI IDENTIFIKASI LAMUN DI INDONESIA
(Dimodifikasi dari Den Hartok (1970) serta Phillips dan Menes (1988)
KUNCI IDENTIFIKASI LAMUN DI INDONESIA
(Dimodifikasi dari Den Hartok (1970) serta Phillips dan Menes (1988)
KUNCI IDENTIFIKASI LAMUN DI INDONESIA
(Dimodifikasi dari Den Hartok (1970) serta Phillips dan Menes (1988)
KUNCI IDENTIFIKASI LAMUN DI INDONESIA
(Dimodifikasi dari Den Hartok (1970) serta Phillips dan Menes (1988)
UNIT EFFORT
• jaring/jala
• individu / habitat
• rumpun
• kisaran waktu
UKURAN

 Volume: ml (cc), liter, m3


 Luas: m2, Ha, dll.
ANALISIS DATA
 Kuantitatif

 Kualitatif / deskriptif
INDEKS DIVERSITAS

• Shanon-Wiener: H = -  pi log pi
• Simpson: D = 1 –  (pi)2
pi = n/N
n = cacah individu suatu jenis
N = cacah individu semua jenis
INDEKS NILAI PENTING

Jumlah nilai:
 Densitas relatif
 Frekuensi relatif
 Dominansi relatif
NILAI ABSOLUT
• Densitas absolut: cacah individu per satuan luas/volume
• Frekuensi absolut: banyaknya plot/unit sampel yang
ditemukan spesies tertentu per seluruh plot yang dibuat
• Luas penutupan/luas basal area/berat biomassa suatu
spesies per seluruh luas penutupan penutupan/luas basal
area/berat biomassa
NILAI RELATIF

• Densitas relatif: densitas suatu spesies dibagai densitas seluruh


spesies
• Frekuensi relatif: frekuensi suatu spesies dibagi frekuensi seluruh
spesies
• Dominansi relatif: dominansi suatu spesies dibagi dominansi
seluruh spesies
NVC METHOD
• Perbandingan berat dan panjang ikan dapat dijadikan acuan untuk
status perairan tercemar.
• Nutrition Value Coefficien ≥ 1,7
• Kelemahan: hanya berlaku untuk ikan pipih bilateral
berat (gr) x 100
NVC =
panjang (cm)3
DAMPAK PADA KOMPONEN BIOLOGI
(BIOTA ARBOREAL)
PENDAHULUAN

• HEWAN TERESTRIAL
• HEWAN AKUATIK
• AMFIBIA
• HEWAN AERIAL
• HEWAN ARBOREAL
Hewan terestrial
• They live on land

• Have legs to move around or scales

• Have fur on their bodies

• Have lungs to breathe

• Have well developed sense organs


Contoh
Hewan akuatik
• live only in water

• breathe with gills

• are born alive or hatch eggs


Contoh
Hewan amfibi
 Animals that usually live first on
 Water and later on land
 Lay eggs
 Legs help them to move and swim
 have moist skin
 They breathe through their skin
and lungs
Contoh
Hewan aerial
• Spend most of the time in air
• have two legs
• hatch from eggs
• Have light bodies with feathers
• Have hollow and light bones
• most fly with wings
Contoh
Hewan arboreal
• land animals but spend most
of time on trees
• Have claws, strong arms and
legs to climb on trees
Arboreal

Arboreal adalah istilah yang digunakan untuk menyebut segala


sesuatu yang hidup di atas pohon.

Pada umumnya kata arboreal mengacu pada binatang yang


hidup dan menghabiskan hidupnya di atas pepohonan dan semak
belukar.
Contoh
SARANG HEWAN ARBOREAL

Disokong oleh cabang dan


ranting Dalam lubang batang Dalam kotak sarang

Sarang menyembunyikan hewan dari predator dan


melindungi dari kondisi cuaca
Katak pohon (Treefrog)
Katak pohon

Teknik Pengambilan Sampel:


Pipa PVC Vertikal
Jenis katak pohon?
Green
Treefrog Squirrel
Treefrog

Spring
Peeper

Pinewoods Gray Treefrog


Treefrog
MATERIALS AND METHODS
Several nest-boxes were occupied (often used more than once time), while other nest-boxes were never
visited by dormice (probably because the location wasn’t well fitted for them)

Taking into account that nest-boxes had the same design, were made with the same material and were tied to
the trunk in the same position (height and compass direction)

the presence of common


dormouse nest into a nest-
box was used as an
indicator of a suitable nest
site
Terima kasih

NAMASTRA PROBOSUNU
E-mail: probosunu@ugm.ac.id
HP/WA: 087838381177 ; 085328001177

Anda mungkin juga menyukai