Anda di halaman 1dari 11

BUDAYA POLITIK

RIKO RIYANDA, S.IP., M.SI


PERTEMUAN KE 3
PENGERTIAN BUDAYA POLITIK

 BUDAYA POLITIK, KATA ALMOND DAN VERBA


MERUPAKAN SIKAP INDIVIDU DAN KOMPONEN-
KOMPONENNYA, JUGA SIKAP INDIVIDU TERHADAP
PERANAN YANG DAPAT DIMAINKAN DALAM SISTEM
POLITK (1963,H.13).
 BUDAYA POLTIK TIDAK LAIN DARI PADA ORIENTASI
PSIKOLOGIS TERHADAP OBJEK SOSIAL, DALAM HAL
INI SISTEM POLITIK KEMUDIAN MENGALAMI PROSES
INTERNALISASI KE DALAM BENTUK ORIENTASI YANG
BERSIFAT KOGNITIF, AFFECTIVE DAN EVALUATIF.
BUDAYA POLITIK DEMOKRATIK
 Budaya politik yang partisipatif, akan mendukung
terbentuknya sebuah sistem politik yang democratic
dan stabil
 Budaya politik ini menyangkut suatu kumpulan sistem
keyakina, sikap, norma, persepsi dan sejenisnya yang
menopang terwujudnya partisipasi
 Hasil
survey penelitian Negara-Negara yang
mempunyai civic culture yang tinggi akan menopang
demokrasi yang stabil.
SOSIALISASI POLITIK SEBAGAI WAHANA
PEMBENTUKAN BUDAYA POLITIK

 Sosialisasi politik adalah proses penerusan atau


pewarisan nilai dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Sistem nilai, norma, dan keyakinan yang
dimiliki oleh sebuah generasi dapat dirutunakn kepada
generasi berikutnya melalui berbagai media, seperti:
keluarga, sanak saudara, kelompok bermain, sekolah
(mulai dari TK sampai perguruan tinggi)
BUDAYA POLITIK INDONESIA
 Hierarki yang tegar
Claire Holt, Benedic Anderson, dan James Siegel
menulis Political Culture in Indonesia, isinya
menyangkut konsep kekuasaan dalam masyarakat
Jawa yang bersifat konkret, besarannya konstan,
sumbernya homogen, dan tidak berkaitan dengan
persoalan legitimasi.
Lanjutan..
 Masyarakat jawa dan sebagian besar masyarakat lain di
Indonesia, pada dasarnya bersifat hierarkis. Stratifikasi sosial
bukan didasarkan atas atribut sosial yang bersifat materialistic,
tetapi lebih pada askes kekuasaan.
 2. Kecenderungan Patronage
Dalam James Scott disebut dengan patron-client.
Si Patron memlliki sumber daya yang berupa kekuasaan,
kedudukan atau jabatan, perlindungan, perhatian dan rasa
sayang, dan tidak jarang pula sumber daya yang berupa materi
(harta kekayaan, tanah garapan, dan uang.
Lanjutan…
 Client memiliki sumber daya berupa tenaga,
dukungan, dan loyalitas. Pola hubungan tersebut akan
tetap terpelihara selama masing-masing pihak tetap
memliki sumber daya tersebut. Kalau tidak demikian,
masing-masing pihak akan mencari orang lain, apakah
itu sebagai patron atau sebagai client.
 Clientilistic
tumbuh berkembang pada zaman
kolonian, orba dan masa sekarang merupakan
kelanjutran dari apa yang dilakukan oleh pendahulu
mereka pada masa colonial.
3. Kecenderungan Neo-Patrimonialistik

 Dalam Negara yang patrimonialistik penyelenggaraan


pemerintahan dan kekuatan militer berada di bawah
control langsung pimpinan Negara, yang mempersipsikan
segala sesuatunya mempribadi.
Max Weber karakteristik Negara
patrimodial
 Kecenderungan untuk mempetukarkan sumber daya yang
dimiliki seorang penguasa kepada teman-temannya.
 Kebijaksanaan sering kali lebih bersifat partikulastik dari pada
bersifat universalistic.
 Rule of law merupakan sesuatu yang sifatnya sekunder bila
dibandingkan dengan kekuasaan dari penguasa (rule of man)
 Kalangan penguasa politik sering kali mengaburkan antara
mana yang menyangkut kepentingan umum dan mana yang
menyangkut kepentingan public.
Sosialisasi Politik: Tidak Memunculkan
Civil Society
 Civil Sosiety: Suatu masyarakat yang mandiri, yang mampu mengisi
ruang public, sehingga mampu membatasi kekuasaan Negara yang
berlebih-lebihan. Ada 3 alas an utama mengapa pendidikan politik di
Indonesia tidak memberi peluang yang cukup untuk memunculkan
civil society:
1. Dalam masyarakat anak-anal tidak didik untuk menjadi insan yang
mandiri, anak-anak bahkan mengalami alenasi dalam politik keluarga.
2. Tingkat politisasisi sebagian tersebar masyarakat kita sangat rendah
3. Setiap individu yang berhubungan secara langsung dengan Negara
tidak mempunyai alternative kecuali mengikuti kehendak Negara,
termasuk dalam hal pendidikan politik.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai