Anda di halaman 1dari 19

Convention on Facilitation of

International Maritime
Traffic, 1965
(FACILITATION Convention 65)
SEJARAH
◉ adalah salah satu peraturan yang di adopsi oleh IMO
pada 9 april 1965. Konvensi ini dikhususkan untuk
mengatur dan merampingkan prosedur dalam
perdagangan maritim Internasional dan menerapkan
sistem dokumentasi standar. Konvensi ini mulai
diberlakukan pada 5 maret 1967.
PENGERTIAN
Konvensi ini mengatur mengenai standar prosedur dan
penggunaan formulir secara internasional dalam
hubungannya dengan kegiatan kemaritiman.

Dengan penggunaan formulir dan pengurusannya yang


seragam, maka lalu lintas pelayaran internasional akan
semakin mudah dan lancar.

Diratifikasi dengan Keputusan Presiden No. 51 Tahun 2002


TUJUAN
◉ untuk memfasilitasi transportasi maritim dengan
menyederhanakan dan meminimalkan formalitas,
persyaratan dan prosedur dokumen kedatangan,
keberadaan dan keberangkatan kapal komersial
yang terlibat dalam pelayaran Internasional.
TUJUAN
◉ Konvensi FAL mencakup Standar” dan “Praktik yang
direkomendasikan” mengenai formalitas, persyaratan dan
prosedur dokumen yang harus diterapkan pada saat
kedatangan, sandar, dan keberangkatan kapal, kru,
penumpang, barang bawaan dan kargo. Dengan adanya
kesamaan perlakuan terhadap kapal di seluruh pelabuhan
tersebut, penundaan-penundaan yang tidak perlu dapat
dihindari. 
◉ bekerja dengan penerapan dokumen yang untuk dipersiapkan
oleh kapal komersial untuk digunakan oleh otoritas pelabuhan
dan otoritas pabean nasional pada saat kedatangan dan
keberangkatan
◉ kapal komersial yang terlibat dalam pelayaran Internasional
akan menggunakan format form yang di adopsi dalam lampiran
konvensi pada kedatangan dan keberangkatan;
FAL FORM
1. general declaration (FAL Form 1),
2. cargo declaration (FAL Form 2),
3. ship’s stores declaration (FAL Form 3) ,
4. crew’s effect declaration (FAL Form 4) ,
5. crew list (FAL Form 5),
6. passenger list (FAL Form 6) ,
7. dangerous goods manifest (FAL Form 7),
8. maritime declaration of health. 
◉ Dengan penyederhanaan dokumen tersebut (menggunakan FAL
Form), maka memungkinkan untuk kedatangan dan
keberangkatan kapal , tidak diperlukan lagi untuk
mencermati secara detail isi kapal setelah kapal tiba di
pelabuhan oleh otoritas pelabuhan kedatangan dan pabean.
Dengan demikian mempersingkat semua kontrol nasional yang
relevan dalam waktu yang singkat.
◉ Pada FAL.5/Circ 15 Feb 2001, IMO merekomendasikan agar
FAL diubah menjadi transmisi elektronik oleh kapal dan agen
dengan menggunakan Electronic Data Interchange (EDI), yang
juga diperkenalkan ke fasilitas pelaporan lainnya, terutama
deklarasi bea cukai (Customs declaration). Format manual
diterjemahkan ke dalam format elektronik.
FORMAT EDI
1.FAL Form 1 (CUSREP),
2.FAL Form 2 (CUSCAR),
3.FAL Form 3 (INVRPT),
4.FAL Form 5 (PAXLST),
5.FAL Form 6 (PAXLST),
6.FAL Form 7 (IFTDGN).
IMPLEMENTASI INAPORTNET
Tahun 2016, 17 pelabuhan yang telah menerapkan INAPORTNET a.l.
 Pelabuhan Belawan,
 Pelabuhan Palembang,
 Pelabuhan Teluk Bayur,
 Pelabuhan Panjang,
 Pelabuhan Pontianak,
 Pelabuhan Banjarmasin,
 Pelabuhan Balikpapan,
 Pelabuhan Tanjung Priok,
 Pelabuhan Tanjung Emas,
 Pelabuhan Tanjung Perak,
 Pelabuhan Makassar,
 Pelabuhan Bitung,
 Pelabuhan Ambon,
 Pelabuhan Banten,
 Pelabuhan Gresik,
 Pelabuhan Sorong dan
 Pelabuhan Dumai.
IMPLEMENTASI INAPORTNET
Tahun 2019 bertambah 7 pelabuhan
yang telah menerapkan INAPORTNET a.l.
 Pelabuhan Benoa,
 Pelabuhan Cirebon,
 Pelabuhan Cilacap,
 PelabuhanBengkulu,
 Pelabuhan Talang Duku,
 Pelabuhan Pangkal Balam dan
 Pelabuhan Tanjung Pandan

Anda mungkin juga menyukai