Anda di halaman 1dari 7

Ijtihad Istilahi: Konsep

Maslahat dan Aplikasinya.

Dosen Pengampu: Kemal Riza, S.Ag, M. A.

D I SU SU N O LEH :
DAVA IMRON WAHYU P. (05010521007)

KHAMDAN ALI URAIDLI (05020521023)


Mashlahat jika di artikan ke dalam artian bahasa, kata ini merupakan kata
seperti lafadz al-manfa’at baik dari segi segi arti maupun timbangannya. Kata
mashlahat ialah bentuk mashdar yang sama artinya dengan kalimat ash-shalah,
seperti halnya lafadz manfaat yang sama dengan lafadz al-naf’u. Kata
mashlahat ini juga dapat di katakan sebagai bentuk tunggal (mufrad) dari kata
al-mashalih. Dalam kamus Lisan al-‘Arah, pengarang memberikan dua
penjelasan dalam mengartikan maslahat ini. Penjeleasan yang pertama yakni al-
mashlahah berasal dari kata al-shalah dan al-mashlahah yang berarti bentuk
tunggal dari al-mashalih.

- PENGERTIAN MASHLAHAT
Macam-macam Mashlahat.

Dalam pengertian mashlahat memiliki beberapa macam jenis yang


berbeda. Macam-macam yang banyak diketahui ada tiga, yaitu:
1. Al-maslahah al-mu’tabarah
2. Al-maslahah al-mulgah
3. Al-maslahah al-mursalah
Contoh Maslahah Mursalah
Adapun beberapa contoh masalah yang menggunakan ketentuan hukum berdasarkan
maslahat antara lain:
1. Para sahabat mengumpulkan Al-Qur'an dalam satu mushaf dengan alasan semata-mata untuk
kemaslahatan

2. Khulafau ar-Rasyidin menetapkan kewajiban menanggung kerugian bagi tukang. Padahal menurut
hukum asal

3. Umar bin Khattab RA sengaja menumpahkan susu bercampur air untuk memberi pelajaran kepada
orang yang mencampur susu dengan air

4. Dibolehkan mengangkat seorang penguasa yang mafdhūl (bukan yang terbaik).


Syarat-syarat Penerapan Maslahah Mursalah.
Dalam penerapan dalil Maslahah Mursalah, para ulama sangat berhati-hati agar tidak mengakibatkan terbentuknya syariat, berdasarkan
nafsu dan kepentingan terselubung. Berdasarkan hal itu, para ulama menyusun syarat-syarat Maslahah Mursalah yang dijadikan dasar
pembentukan hukum. Syaratnya adalah:

1. Maslahat yang dimaksud adalah maslahat yang sebenarnya dan bukan sekedar dugaan.

2. Nasihat itu bersifat umum, bukan individual.

3. Nasehat tersebut tidak boleh bertentangan dengan dalil-dalil syar'ah yang ada, baik berupa nash, Al-Qur'an dan sunnah, maupun ijma'
dan qiyas.

4. Maslahah Mursalah diamalkan dalam keadaan serba kekurangan,

Imam al-Ghazali juga memberikan beberapa syarat kemaslahatan yang dapat dijadikan dalil dalam menegakkan hukum, yaitu:

A. Maslahat tersebut sejalan dengan jenis perbuatan syara’.

B. Maslahat tidak meninggalkan atau bertentangan dengan nash syara’.

C. Maslahat tersebut termasuk dalam kategori maslahat yang bersifat dharuriyyah,


Pendapat Ulama Tentang Mashlahat sebagai Dasar
Hukum
Golongan yang mendukung mashlahat.
• Imam Malik

• Golongan Imam Ahmad ibn Hanbal

• Al-Tufi dan para pengikutnya

• Mustafa Zaid

Golongan yang menolak mashlahat.


• Golongan Syafi’I

• Golongan Imam Hanafi


Sakitu wae sareng
Hatur Nuhun

-ANY QUESTIONS?-

Anda mungkin juga menyukai