Anda di halaman 1dari 6

“MASLAHAH MURSALAH SEBAGAI METODE IJTIHAT DALAM HUKUM ISLAM

KEMUDHARATAN”

Oleh
Kelompok 8
Ruklan /2020010101203
Hasrawati /202001010101102
Anggun Saskia /202001010109
PENGERTIAN MASLAHAH MURSALAH

Kata maslahah berakar pada al-aslu ia merupakan bentuk masdar dari kata kerja salaha
dan saluha, yang secara etimologis berarti manfaat,faedah, bagus, baik, patut, layak,
sesuai. Dari sudut pandang ilmu saraf (morfologi), kata maslahah satu pola dan semakna
dengan kata manfa’ah Kedua kata ini (maslahah dan manfa’ah) telah diubah ke dalam
bahasaIndonesia menjadi ‘maslahat’ dan‘manfaat’.

Dari segi bahasa, kata al-maslahah adalah seperti lafazal- manfa’at  , baik artinya
maupunwazan-nya (timbangan kata), yaitu kalimatmasdar yang sama artinya dengan
kalimat al-maslahah seperti halnya lafazal-manfa’at sama artinya dengan al- naf’u. Bisa
juga dikatakan bahwa al-maslahah itu merupakan bentuk tunggal dari kata al-masali.
Sedangkan arti dari manfa’at sebagaimana yang dimaksudkan oleh pembuat hukumsyara’
(Allah SWT) yaitu sifat menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan hartanya untuk men-
capai ketertiban nyata antara Pencipta danmakhlukNya. Ada pula ulama yang mendefin-
isikan kata manfa’at sebagai kenikmatan atau sesuatu yang akan mengantarkan kepada
kenikmatan.
Jenis jenis maslaha:

Maslahah Al-Mu’tabarah

yaitu kemaslahatan yang didukung olehsyari’at. Maksudnya, ada dalil yang menjadi bentuk
dan jenis kemaslahatan tersebut. Dalam kasus peminum khamr misalnya,hukuman atas orang
yang meminum minuman keras dalam hadist nabidipahami secara berlainan oleh para ulama
fikih, disebabkan perbedaanalat pemukul yang digunakan oleh Rasulullah SAW.

Maslahah mulghah

yaitu kemaslahatan yang ditolak karenabertentangan dengan hukum syaraʻ. ini


bukanlah maslahah yang benar, bahkan hanya disangka sebagai maslahah atau
ia adalah maslahah yangkecil yang menghalang maslahah yang lebih besar
daripadanya.
Maslahah al-mursalah

yaitu al-maslahah yang tidak diakui secaraeksplisit oleh syara’ dan tidak pula ditolak
dan dianggap palsu oleh syara’ . Akan tetapi masih sejalan secara subtantif dengan
kaidah-kaidah hukum yang universal. Sebagaimana contoh, kebijakan hukum perpa-
jakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
RELEVANSI MASLAHAH MURSALAH DENGAN SUMBER HUKUM
ISLAM LAINNYA

Metode maslahah mursalah (istislâh) yang dipahami sebagaikemaslahatan, tidak mendapat legalitas
khusus dari nas tentang keberlakuandan ketidakberlakuannya, karena tidak ter-cover secara eksplisit
dalamAlquran dan Sunnah-sunnah. Menurut Imâm al-Ghazâlî mengklasifikasikan istislâh atau masla-
hah mursalah sejajar dengan istihsân di antara metode penalaran yang mempunyai validitas tidak
sama seperti yang dimiliki qiyâs
Namun menurut Imam Syafi’ menyatakan bahwa maslahahmursalah sama seperti dalam pengertian
qiyas , alasannya karena keduanya memiliki persamaan unsur-unsur, syarat qiyas ada tiga, pertama,
adanya peristiwa yang tidak ada nash hukumnya yang jelas, kedua, adanya hokum yang dinashkan
oleh syar’i yang mungkin dihubungkan dengan peristiwaitu melalui pengertian ma’nawai, ketiga, peri-
stiwa yang tidak ada nash hukumnya itu terkandung dalam kejadian yang mansus secara im-
plisit.Ketiga sayarat qiyas ini menurutnya sejalan seperti maslahah mursalah ataumaslahah mulaimah
yaitu: pertama, peristiwa yang ingin diketahuinyamelalui maslahah adalah peristiwa yang tidak ada
nashnya secara jelas,seperti jaminan atau ganti rugi para pekerja apabila merusak barang yangdiker-
jakannya, kedua, ada hukum- hukum syari’at yang dinashkan olehsyari’ atas suatu peristiwa yang
maknanya dapat ditemukan oleh para mujtahid, ketiga, peristiwa tidak ada nash tersebut memiliki
makna yangsama dengan makna yang terkandung dalam peristiwa yang ada nashnya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai