Anda di halaman 1dari 28

STRUKTUR &

FUNGSI
PROTEIN
DIBUAT OLEH

ANANDA SELA
AYODYA ALZAHRA
AZAHRA
MALA KOMALASARI
SEPTI BERTA
Apa itu protein ?
Kata protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti "barisan
pertama". Kata yang diciptakan oleh Jons J. Barzelius pada tahun 1938
untuk menekankan pentingnya golongan ini. Struktur protein merupakan
sebuah struktur biomolekuler dari suatu molekul protein. Setiap protein,
khususnya polipeptida merupakan suatu polimer yang merupakan urutan
yang terbentuk dari berbagai asam L-α-amino (urutan ini juga disebut
sebagai residu). Protein memegang peranan penting dalam hampir semua
proses biologi. Protein merupakan komponen penting atau komponen
utama sel hewan atau manusia.
maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama
dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Untuk dapat melakukan
fungsi biologis, protein melipat ke dalam satu atau lebih konformasi spasial
yang spesifik, didorong oleh sejumlah interaksi non-kovalen seperti ikatan
hidrogen, interaksi ionik, gaya van der Waals, dan sistem kemasan hidrofobik
Struktur Protein
Struktur protein bervariasi dalam hal ukuran, dari puluhan hingga ribuan
residu. Protein diklasifikasikan berdasarkan ukuran fisik mereka sebagai
nanopartikel (1-100 nm). Sebuah protein dapat mengalami perubahan
struktural reversibel dalam menjalankan fungsi biologisnya. Struktur
alternatif protein yang sama disebut sebagai konformasi.
Struktur di bagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Primer
2. Sekunder dan
3. Tersier
Struktur Protein
01
Struktur protein primer
Introduction
Pada protein, gugus karboksil- α asam
Pada tahun 1953, Frederick Sanger amino terikat pada gugus amino α asam
menentukan urutan asam amino insulin, amino lain dengan ikatan peptida (disebut
suatu hormon protein. Hal ini merupakan juga ikatan amida). Satu unit asam amino
peristiwa penting karena pertama kali dalam rantai polipeptida disebut residu.
memperlihatkan dengan tegas bahwa Rantai polipeptida mempunyai arah sebab
protein mempunyai urutan asam amino unit penyusun mempunyai ujung yang
yang tertentu yang tepat. Urutan asam berbeda, yaitu gugus amino- α dan gugus
amino inilah yang kemudian dikenal sebagai karboksil- α . Berdasarkan kesepakatan,
struktur primer. Selain itu juga diperlihatkan ujung amino diletakkan pada awal rantai
bahwa insulin terdiri dari hanya asam amino polipeptida; berarti urutan asam amino
L yang saling berhubungan melalui ikatan dalam rantai polipeptida ditulis dengan
peptida antara gugus amino- α dan gugus diawali oleh residu aminoterminal
karboksil- α prestasi ini merangsang
peneliti lain untuk mempelajari urutan asam
amino berbagai protein
Lanjutan..

Sejumlah protein mempunyai ikatan


Rantai polipeptida terdiri dari bagian yang disulfida. Ikatan disulfida antarrantai
berulang secara beraturan yang disebut maupun di dalam rantai terbentuk oleh
rantai utama, dan bagian yang bervariabel oksidasi residu sistein. Protein intra sel
yang membentuk rantai samping (). Rantai umumnya tidak mempunyai ikatan
utama kadang-kadang disebut tulang disulfida, sedangkan protein ekstrasel
punggung. Kebanyakan rantai polipeptida sering mempunyai beberapa. Ikatan lintas
di alam mengandung antara 50 sampai non-belerang yang berasal dari rantai
2000 residu asam amino. Berat molekul samping lisin ditemukan pada beberapa
rata-rata residu asam amino adalah 110, protein. Misalnya, serat 2.8 Biofisika 
berarti berat molekul rantai polipeptida kolagen dalam jaringan ikat diperkuat
adalah antara 5.500 dan 220.000. Massa dengan cara ini, sama seperti fibrin pada
protein dapat juga dinyatakan dalam pengumpulan darah.
dalton; satu dalton sama dengan satu unit
massa atom. Suatu protein dengan berat
molekul 50.000 mempunyai massa 50 kd
(kilodalton).
Gambar
# Jembatan disulfide (-S-S-) dibentuk dari gugus sulfhidril (-SH) dua residu sistein dan akan
menghasilkan satu residu sitinin
#Model ikatan sulfida pada struktur prime
02
Struktur protein sekunder
Pauling dan Corey mempelajari
berbagai kemungkinan konformasi
polipeptida dengan membuat model-model
molekul. Mereka sangat mentaati hasil
pengamatan sudut ikatan dan jarak pada
asam amino dan peptida kecil. Pada tahun
1951, mereka mengemukakan dua struktur
polipeptida yang disebut heliks α dan
lembar berlipat β . Struktur ini
berhubungan dengan pengaturan
kedudukan ruang residu asam amino dalam
urutan linier. Heliks α merupakan struktur
berbentuk batang. Rantai polipeptida
utama yang bergelung membentuk bagian
dalam batang dan rantai samping
mengarah ke luar dari heliks.
Bentuk heliks α dimantapkan oleh penting dalam sejarah biologi molekuler
ikatan hidrogen antara gugus NH dan sebab memperlihatkan bahwa konformasi
gugus CO pada rantai utama. Gugus CO rantai polipeptida dapat diperkirakan bila
setiap asam amino membentuk ikatan sifat komponennya diketahui dengan teliti
hidrogen dengan gugus NH asam amino dan tepat.
terletak pada empat residu di depannya
pada urutan linier. Bentuk heliks pada
protein ini mempunyai peran mekanis
dalam pembentukan berkas serat yang
kaku seperti duri landak. Sitoskeleton
(penyangga bagian dalam) suatu sel
mengandung banyak filamen yang
merupakan dua untai heliks α yang saling
berpilin. Struktur heliks α telah disimpulkan
oleh Pauling dan Corey enam tahun
sebelum struktur ini terbukti pada
mioglobin dengan pemeriksaan
menggunakan sinar X. Uraian tentang
struktur heliks α ini merupakan peristiwa
Struktur heliksα telah disimpulkan oleh Pauling dan Corey enam tahun
sebelum struktur ini terbukti pada mioglobin dengan pemeriksaan
menggunakan sinar X. Uraian tentang struktur heliks α ini merupakan
peristiwa penting dalam sejarah biologi molekuler sebab memperlihatkan
bahwa konformasi rantai polipeptida dapat diperkirakan bila sifat
komponennya diketahui dengan teliti dan tepat.
Pauling dan Corey menemukan corak struktur periodik yang lain yang dinamakan
lembar berlipat β (disebut β sebab merupakan struktur kedua yang mereka temukan
sedangkan heliks α sebagai struktur pertama). Lembar berlipat 0 berbeda dengan heliks a
yang berbentuk batang. Rantai polipeptida lembar berlipat β disebut untai β , berbentuk
lurus terentang tidak bergelung tegang seperti heliks α .
Jarak aksis antara asam amino yang bersebelahan adalah 3,5A sedangkan pada heliks α
adalah 1,5 A. Perbedaan lain ialah pada lembar berlipat β distabilkan oleh ikatan hidrogen
antara gugus NH dan CO pada rantai polipeptida berlainan, sedangkan pada heliks α
ikatan hidrogen terdapat antara gugus NH dan CO pada rantai yang sama.
Rantai polipeptida yang bersebelahan pada lembar berlipat β dapat searah (lembar
β paralel) atau berlawanan arah (lembar β antiparalel). Misalnya, fibroin sutra hampir
seluruhnya terdiri dari tumpukan lembar β antiparalel. Bagian lembar β seperti ini
merupakan struktur yang berulang pada banyak protein. Sering dijumpai unit struktur
yang terdiri dari dua sampai lima untai lembar β paralel atau antiparalel.
03
Struktur protein tersier
Struktur Tersier Struktur tersier menggambarkan pengaturan ruang residu asam
amino yang berjauhan dalam urutan linier dan pola ikatan-ikatan disulfida. Perbedaan
antara struktur sekunder dan tersier tidaklah terlalu jelas (lihat Gambar 2.15). Kolagen
memperlihatkan tipe khusus suatu heliks dan merupakan protein yang paling banyak
ditemukan pada mamalia. Kolagen merupakan komponen serat utama dalam kulit, tulang,
tendon, tulang rawan dan gigi. Protein ekstrasel ini mengandung tiga rantai polipeptida
berbentuk heliks, yang masing-masing sepanjang hampir 1000 residu. Urutan asam
amino dalam kolagen sangat beraturan: tiap residu ketiga hampir selalu glisin. Dibanding
dengan protein lain kandungan prolin dalam kolagen juga tinggi. Selanjutnya, kolagen
mengandung 4-hidroksiprolin yang jarang.
Kolagen merupakan molekul berbentuk batang, dengan panjang kira-kira 3000 o A dengan
diameter hanya 15 o A . Corak heliks dari gabungan ketiga rantai polipeptida, sama sekali berbeda
dengan heliks α dalam satu untai tidak ditemukan ikatan hidrogen. Tetapi, masing-masing untai
heliks kolagen distabilkan oleh daya tolak menolak cincin pirolidin residu prolin dan hidroksiprolin.
Dalam bentuk heliks ini yang lebih terbuka daripada heliks yang terpilin tegang, cincin-cincin
pirolidon berjauhan letaknya. Ketiga untai polipeptida saling berbelit membentuk superheliks.
Jarak aksis tiap residu dalam superheliks adalah 2,9 o A dengan hampir tiga residu pada tiap
putaran. Ketiga untai heliks ini saling berikatan melalui ikatan hidrogen. Sebagai donor hidrogen
adalah gugus NH residu glisin dan gugus CO residu pada rantai yang berlainan bertindak sebagai
akseptor hidrogen. Gugus hidroksil residu hidroksiprolin juga berperan pada pembentukan ikatan
hidrogen. Dengan ini dapat dimengerti mengapa glisin menempatkan diri pada tiap posisi ketiga pada
rentangan seribu residu yang membentuk heliks kolagen. Bagian dalam heliks tiga untai ini sangat
padat. Ternyata glisin merupakan satu-satunya residu yang cocok pada bagian dalam.
Protein yang terdiri atas lebih dari satu rantai polipeptida mempunyai tingkat organisasi
struktural tambahan. Masing-masing rantai polipeptida disebut sub unit. Struktur kuarterner
menggambarkan pengaturan sub unit protein dalam ruang. Misalnya hemoglobin, terdiri atas dua
rantai α dan dua rantai β. Susunan sub unit hemoglobin pada tetramer ini berperan pada komunikasi
antartempat pengikatan O2, C O2, dan H+ yang berjauhan. Virus sangat memanfaatkan informasi
genetik yang terbatas dengan membentuk selubung yang terdiri dari sub unit-sub unit yang sama
secara berulang di dalam susunan yang simetris.
04
STRUKTUR
KUARTENER PROTEIN
Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan
satu rantai polipeptida. Akan tetapi bila struktur ini melibatkan
beberapa polipeptida dalam membentuk suatu protein, maka disebut
struktur kuartener.
Pada umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknya
protein sama dengan ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier.
struktur quartener yaitu asosiasi dari dua atau lebih rantai
polipeptida membentuk multisubunit, atau protein oligomer. Rantai
protein dari sebuah protein oligomer mungkin identik atau berbeda
Fungsi protein
Protein adalah polimer dari asam amino (polipeptida) yang memiliki
berbagai fungsi, antara lain:
1. Sebagai katalisator reaksi-reaksi biokimia dalam sel. Peranan ini dimainkan oleh
molekul protein khusus yaitu enzim. Reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh enzim
berkisar dari reaksi-reaksi sederhana, misalnya hidrasi karbon dioksida, sampai
reaksi kompleks, misalnya replikasi kromosom. Seperti telah disinggung dalam bab
terdahulu, reaksi yang dikatalisis oleh enzim akan berjalan jauh lebih cepat daripada
reaksi tanpa enzim. Enzim juga mempunyai peranan sangat penting dalam studi
biologi molekular, contohnya enzim endonuklease restriksi (restric- tion
endonuclease), enzim ligase, DNA polimerase, dan lain-lain.

2. Sebagai pengangkut molekul-molekul kecil dan ion. Telah diketahui bahwa


molekul-molekul berukuran kecil, misalnya oksigen, diangkut di dalam jaringan tubuh
jasad multiselular oleh protein hemoglobin atau oleh myoglobin. Sistem
pengangkutan nutrien ke dalam sel jasad renik juga melibatkan protein pengangkut
tertentu yang dikenal sebagai enzim permease, baik melalui mekanisme difusi
berbantuan (facilitated diffusion) atau transpor aktif (active transport). Sebagai
contoh, molekul karbon laktosa diangkut ke dalam sel bakteri E. coli menggunakan
protein pengangkut tertentu yaitu enzim permease laktosa (lactose permease), yakni
suatu enzim yang sintesisnya dikode oleh gen lac.
Lanjutann…
3. Berperanan di dalam sistem pergerakan yang terkoordinasi, misalnya dalam
kontraksi otot, pergerakan kromosom menuju kutub-kutub sel selama proses mitosis,
maupun pergerakan flagela bakteri.

4. Sebagai komponen sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh


ditentukan oleh adanya antibodi yang merupakan protein dengan fungsi sangat
spesifik. Antibodi akan disintesis jika ada senyawa atau benda-benda asing masuk
ke dalam tubuh. Antibodi berfungsi untuk mengenali benda-benda asing (anti-
gen), misalnya sel bakteri, virus, atau sel-sel jasad hidup lain.

5. Sebagai feromon. Jasad eukaryot tingkat rendah, misalnya khamir Saccharo-


myces cerevisiae, menghasilkan molekul berukuran kecil yang disekresikan ke
luar sel. Khamir haploid S. cerevisiae terdiri atas dua macam tipe mating yaitu
tipe a dan tipe α. Kedua macam tipe sel khamir tersebut menghasilkan feromon
berbeda yang digunakan untuk "menarik" sel dengan tipe mating yang berbeda
sehingga akan terjadi konjugasi. Feromon yang berfungsi di dalam proses "per-
kawinan" antara dua sel khamir yang berbeda tipenya tersebut tidak lain juga
berupa molekul protein.
Lanjutann…
6. Sebagai pengatur ekspresi genetik. Proses replikasi DNA, transkripsi,
dan translasi yang berlangsung di dalam sel merupakan proses selular yang sangat
kompleks dan diatur oleh bermacam-macam protein, baik yang berupa protein
sebagai katalisator reaksi (enzim) maupun protein regulator. Ekspresi genetik
pada dasarnya menentukan semua aktivitas biologis jasad hidup. Pada jasad renik,
misalnya, hal ini akan menentukan apakah suatu substrat dapat dimetabolisme.
Pada jasad tingkat tinggi, ekspresi genetik juga akan menentukan proses
diferensiasi.
Oleh karena itu peranan protein dalam metabolisme jasad hidup sangat besar
dan vital.

7. Sebagai pemancar impuls saraf. Protein reseptor, seperti rhodopsin, adalah contoh
protein yang berperan dalam meneruskan rangsangan tertentu ke sel saraf.

8. Sebagai komponen pendukung kekuatan-regang (tensile strength) pada kulit dan


tulang, misalnya kolagen.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai