Anda di halaman 1dari 11

Sistem Hukum

Peradilan di
Indonesia
-Ahmad Haikal Adani (01)
-Agung Dwi K (02)
-Ahmad Arfan DA (03)
-Siti Aisyah Boni H (28)
-Tiara Tsabitah (29)
-Tri Sofia Marcellina (30)
Peradilan tata usaha negara
● Peradilan tata usaha negara adalah lingkungan
peradilan yang dibentuk dengan tujuan menjamin
kedudukan
warga masyarakat dalam hukum.

● Secara umum, Peradilan Tata Usaha Negara atau


PERATUN merupakan lingkungan peradilan
dibentuk dengan tanda disahkannya Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 pada tanggal 29
Desember 19.

● Peradilan tata usaha negara menjadi lembaga hukum


di bawah Mahkamah Agung (MA) yang membantu
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara (TUN).
Fungsi

01 02
Melakukan pembinaan
Melakukan pengawasan
pejabat structural dan
atas pelaksaan tugas dan
fungsional serta pegawai
tingkah laku hakim dan
lainnya
pegawai lainnya

03
Menyelenggarakan Sebagian
kekuasaan negara dibidang
kehakiman
Tugas
● Menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan ● Memantapkan pemahaman dan pelaksanaan tentang
sengketa Tata Usaha Negara (TUN) organisasi dan tata kerja kepaniteraan Pengadilan Tata
Usaha Negara
● Meneruskan sengketa-sengketa Tata Usaha Negara
(TUN) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan ● Membina calon hakim dengan memberikan bekal
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT.TUN) yang pengetahuan di bidang hukum dan administrasi
berwenang Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) agar menjadi
hakim yang profesional
● Peningkatan kualitas dan profesionalisme hakim

● Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap


lembaga peradilan guna meningkatkan dan
memantapkan martabat dan wibawa aparatur dan
lembaga peradilan
Pengadilan tata usaha negara
● Pengadilan Tata Usaha Negara (biasa disingkat: mengontrol tindakan pemerintah seperti
PTUN) merupakan sebuah lembaga peradilan di menyelesaikan, memeriksa dan memutuskan sengketa
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara yang tata usaha negara.[2]
mempunyai kedudukan di ibu kota kabupaten atau
kota. Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, ● Pengadilan Tata Usaha Negara dibentuk melalui
Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN) memiliki Keputusan Presiden dengan daerah hukum meliputi
fungsi untuk memeriksa, memutus, dan wilayah Kota atau Kabupaten. Susunan Pengadilan
menyelesaikan yang termasuk dalam ranah sengketa Tata Usaha Negara terdiri dari Pimpinan (Ketua
PTUN dan Wakil Ketua PTUN), Hakim Anggota,
● Tata Usaha Negara yang mana adalah administrasi Panitera, dan Sekretaris. Saat ini terdapat 28
negara yang melaksanakan fungsi untuk Pengadilan Tata Usaha Negara yang tersebar di
menyelenggarakan pemerintahan baik di pusat seluruh Indonesia.
maupun di daerah.[1] Melalui Undang-Undang
Peradilan Tata Usaha Negara, Pengadilan TUN
diberikan wewenang (kompetensi absolut) dalam hal
Fungsi pokok
● Menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa
Tata Usaha Negara pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta ● Membina Calon Hakim dengan memberikan bekal pengetahuan
(PTUN Jakarta), Meneruskan sengketa-sengketa Tata Usaha di bidang hukum dan administrasi Peradilan Tata Usaha Negara
Negara ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan agar menjadi Hakim yang profesional.
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT.TUN) yang
berwenang.

● Peningkatan kualitas dan profesionalisme Hakim pada


Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta (PTUN Jakarta),
● Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
Peradilan guna meningkatan dan memantapkan martabat dan
wibawa Aparatur dan Lembaga Peradilan, sebagai benteng
terakhir tegaknya hukum dan keadilan, sesuai tuntutan Undang-
Undang Dasar 1945.

● Memantapkan pemahaman dan pelaksanaan tentang organisasi


dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta, sesuai Keputusan Ketua Mahkamah Agung
Mahkamah Konstitusi
   Mahkamah Konstitusi adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Hal ini berarti Mahkamah Konstitusi terikat pada prinsip umum penyelenggaraan
kekuasaan kehakiman yang merdeka, bebas dari pengaruh kekuasaan lembaga lainnya
dalam menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Konstitusi berdasarkan Pasal 
 24C  ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
berwenang untuk:
 1.  menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
  2.  memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik  
Indonesia Tahun 1945;
       3.  memutus pembubaran partai politik;
       4.  memutus perselisihan hasil pemilihan umum; dan
       5.  memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil
Kedudukan dan susunan
1. Kedudukan
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan yang berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia
2. Susunan
a. Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 (sembilan) orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan
Presiden.
b. Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota,
dan 7 (tujuh) orang anggota hakim konstitusi.
c. Ketua dan Wakil Ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun.
d. Sebelum Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3), rapat pemilihan
Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipimpin oleh hakim konstitusi yang tertua usianya.
e. Ketentuan mengenai tata cara pemilihan Ketua dan Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut
oleh Mahkamah Konstitusi
Kekuasaan MK
1. Wewenang
Kewenangan konstitusional Mahkamah Konstitusi melaksanakan prinsip checks and balances yang menempatkan semua
lembaga negara dalam kedudukan setara sehingga terdapat keseimbangan dalam penyelenggaraan negara. Keberadaan
Mahkamah Konstitusi merupakan langkah nyata untuk dapat saling mengoreksi kinerja antar lembaga negara.
Wewenang Mahkamah Konstitusi antara lain
a. Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
b. Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya,
atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Untuk kepentingan pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Mahkamah Konstitusi berwenang
memanggil pejabat negara, pejabat pemerintah, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan.
2. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas
a. Mahkamah Konstitusi bertanggung jawab mengatur organisasi, personalia, administrasi, dan keuangan sesuai dengan prinsip
pemerintahan yang baik dan bersih.
b. Mahkamah Konstitusi wajib mengumumkan laporan berkala kepada masyarakat secara terbuka
c. Masyarakat mempunyai akses untuk mendapatkan putusan Mahkamah Konstitusi.
Hukum Acara
1. Mahkamah Konstitusi memeriksa, mengadili, dan memutus dalam sidang pleno Mahkamah Konstitusi dengan 9
(sembilan) orang hakim konstitusi, kecuali dalam keadaan luar biasa dengan 7 (tujuh) orang hakim konstitusi yang
dipimpin oleh Ketua Mahkamah Konstitusi.

2. Dalam hal Ketua Mahkamah Konstitusi berhalangan memimpin sidang pleno, sidang dipimpin oleh Wakil Ketua
Mahkamah Konstitusi.

3. Dalam hal Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi berhalangan pada waktu yang bersamaan, sidang pleno
dipimpin oleh ketua sementara yang dipilih dari dan oleh Anggota Mahkamah Konstitusi.

4. Sebelum sidang pleno, Mahkamah Konstitusi dapat membentuk panel hakim yang anggotanya terdiri atas sekurang-
kurangnya 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk memeriksa yang hasilnya dibahas dalam sidang pleno untuk diambil
putusan.

5. Putusan Mahkamah Konstitusi diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.


Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai