Anda di halaman 1dari 9

SERTIFIKASI GURU

DALAM JABATAN
APA ITU SERTIFIKASI
GURU ?

Sertifikasi guru adalah pemberian sertifikat pendidikan


sebagai bukti profesionalisme guru dalam mengajar.
Sertifikat itu tidak serta merta diberikan, melainkan
harus melalui beberapa tahapan.
TUJUANNYA ?

Dengan adanya sertifikasi ini, diharapkan mampu


meningkatkan kualitas guru dalam mengajar.
Tidak hanya itu, sertifikasi juga membuka
peluang perbaikan finansial bagi guru karena
guru yang sudah sertifikasi akan mendapatkan
tunjangan profesi guru (TPG).

Lantas, bagaimana cara mendapatkan sertifikasi


guru? Jawabannya adalah kalian harus mengikuti
PPG atau Pendidikan Profesi Guru.
Sertifikasi bisa diikuti oleh guru PNS maupun non PNS. Adapun syarat sertifikasi guru sama
dengan syarat untuk PPG (Pendidikan Profesi Guru). Adapun syaratnya adalah sebagai berikut.
SYARAT SERTIFIKASI GURU :
1. Syarat umum

Memiliki pendidikan Kualifikasi akademiknya sesuai dengan bidang


terakhir S1 atau D-IV. studi yang dipilih dalam PPG

Guru PNS maupun non PNS dalam jabatan Tidak menggunakan obat-obatan terlarang (bebas
NAPZA).
masih bertugas untuk mengajar dengan
periode pengangkatan sampai Desember
Sehat secara jasmani dan rohani.
2015.

Belum memiliki sertifikat pendidik. Memiliki kelakuan baik.

Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga


Kependidikan (NUPTK).

Berusia maksimal 58 tahun.


2. Syarat dokumen/berkas

Berkas-berkas yang harus penuhi untuk sertifikasi adalah sebagai berikut.


• Fotokopi ijazah yang sudah dilegalisasi oleh perguruan tinggi tempat mendapatkan
ijazah tersebut.
• Fotokopi SK Pengangkatan pertama dan selama lima tahun terakhir. Fotokopi
tersebut harus dilegalisasi oleh:
⚬ Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi bagi guru PNS, PNS yang diberi
tugas oleh Pemerintah Daerah, dan guru non PNS yang mengajar di sekolah
negeri;
⚬ Ketua Yayasan bagi guru tetap yayasan, dengan ketentuan SK yang dilegalisir
adalah SK 2 tahun terakhir secara berturut-turut;
3. Khusus guru non PNS baik di sekolah negeri maupun swasta harus melampirkan
bukti yang menunjukkan guru bersangkutan memenuhi beban mengajar minimal 24 jam
tatap muka.
4. Surat izin mengikuti PPG dari pejabat berwenang bagi guru PNS, ketua yayasan bagi
guru tetap yayasan (GTY), dan Pemerintah Daerah atau pejabat berwenang bagi guru
non PNS di sekolah negeri.
5. Surat keterangan bebas NAPZA dari lembaga resmi terkait, misal BNN.
6. Surat keterangan sehat, jasmani, dan rohani dari rumah sakit pemerintah.
7. SKCK dari Kepolisian.
Tahapan dan Proses
Untuk mendapatkan sertifikasi, ada beberapa tahapan dan proses yang harus Bapak/Ibu ikuti, yaitu sebagai
berikut:

• melakukan pendaftaran secara online melalui SIM PKB.


• melakukan Pre Test, meliputi TPA, bidang studi, pedagogik, dan minat bakat.
• Setelah Pre Test, akan mendapatkan pengumuman melalui laman GTK.
• Jika dinyatakan lolos, maka bisa mengirimkan berkas ke Dinas Pendidikan di Kabupaten/Kota.
• Dinas Pendidikan dan LPMP akan melakukan verifikasi berkas .
• Jika lolos, akan mendapatkan informasi tentang penempatan PPG di LPTK untuk verifikasi ijazah.
• Setelah verifikasi ijazah, Bapak/Ibu akan menjalani PPG (daring), PPL, sampai UKMPPG (Uji
Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru).
• Lolos UKMPPG, akan mendapatkan sertifikat pendidik sebagai akhir proses sertifikasi.
Berapa Sertifikasi Guru Honorer?

Permendiknas Nomor 72 tahun 2008 menyatakan bahwa, guru tetap bukan


PNS yang telah memiliki sertifikat pendidik tetapi belum memiliki jabatan
fungsional guru, diberikan tunjangan profesi guru sebesar Rp1,5 juta setiap
bulan, sampai dengan guru yang bersangkutan memperoleh jabatan
fungsional guru.

Berdasarkan Permendiknas di atas, jika sekarang masih berstatus sebagai


tenaga honorer dan sudah memiliki sertifikat pendidik, maka setiap bulan
akan mendapatkan tambahan gaji sebesar Rp1,5 juta. Besaran TPG bisa
berubah jika Bapak/Ibu sudah mendapatkan jabatan fungsional guru.
Kapan Sertifikasi Guru Cair?

Tunjangan profesi guru akan cair setelah mendapatkan SKTP (Surat


Keterangan Tunjangan Profesi). SKTP akan diberikan setiap 1 semester.

Hal yang harus di ingat adalah penerbitan SKTP ini sangat dipengaruhi oleh
Dapodik. Jika Bapak/Ibu masih bermasalah di sistem Dapodik, maka SKTP
susah untuk terbit, sehingga TGP Bapak/Ibu belum bisa cair.

Sistem pencairan TGP sendiri adalah menggunakan sistem triwulan. Artinya,


akan mendapatkan TGP setiap 3 bulan sekali. Besarnya TGP merupakan
akumulasi TGP setiap bulan, yaitu Rp1,5 juta x 3 = Rp4,5 juta.

Anda mungkin juga menyukai