Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH DOSIS HERBISIDA 2,4-D DIMETIL AMINA 865 SL TERHADAP

GULMA DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL TANAMAN PADI SAWAH

Clarita Osla Aritonang


150510150203

Komisi Pembimbing Komisi Penelaah

Dr. Ir. Dedi Widayat, MP H. Yayan Sumekar, SP.MP


Dr. Uum Umiyati, SP.MP Dr. Santi Rosniawaty, SP.MP
L ATA R B E L A K A N G

Kebutuhan beras akan terus meningkat akibat pertambahan jumlah


penduduk (Andani, 2008).

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik, produksi padi mengalami


peningkatan sebesar 4,96 %

Gulma sebagai (OPT) menjadi musuh biotik yang utama untuk pertumbuhan tanaman dalam memproduksi
hasil yang tinggi (Mandal et al., 2002)

Teknik Pengendalian gulma menggunakan herbisida sangat efektif dan efisien untuk lahan
pertanian yang luas (Soerjandono, 2005)

Herbisida memiliki sifat beracun terhadap tumbuhan pengganggu


dan juga terhadap tanaman utama (Sembodo, 2010)
L ATA R B E L A K A N G

Herbisida 2,4-D Dimetil Amina 865 SL merupakan herbisida pascatumbuh bersifat sistemik selektif
yang akan diserap dari daun maupun akar dan ditranslokasikan secara cepat menuju jaringan
meristematik (Ahmadi F et al., 2009)

Menurut Klingman et al., (1975), senyawa yang terkandung dalam herbisida ini akan
terkonsentrasi kedalam embrio muda dan jaringan meristem yang sedang tumbuh.
IDENTIFIKASI ▪ Apakah herbisida 2,4-D Dimetil Amina 865 SL efektif untuk mengendalikan gulma
dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman budidaya padi sawah ?
MASALAH ▪ Berapa dosis herbisida 2,4-D Dimetil Amina 865 SL yang paling baik untuk
mengendalikan gulma dan tidak menimbulkan fitotoksisitas terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman budidaya padi sawah?

TUJUAN ▪ Mempelajari apakah herbisida 2,4-D Dimetil Amina 865 SL efektif untuk
mengendalikan gulma dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
PENELITIAN hasil tanaman budidaya padi sawah
▪ Mencari taraf dosis herbisida 2,4-D Dimetil Amina 865 SL yang tepat untuk
mengendalikan gulma dan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman budidaya padi sawah

KEGUNAAN ▪ Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam ilmu gulma dan
pengendalian gulma secara kimiawi pada budidaya tanaman padi sawah
PENELITIAN
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengendalian gulma dengan
menggunakan herbisida
Pengelolahan tanah mengatur Permasalahan pada lahan merupakan pengendalian yang
keseimbangan oksigen, air dan sawah terdapat gulma yang sangat murah dan efektif
unsur toksik didalam tanah menghambat proses budidaya (Anwar, 2007)
(Indranada,1994) tanaman padi.

Herbisida bersifat
Dengan dosis herbisida yang
Berdasarkan Wahyudi Sigit selektif dengan cara
rendah akan mengakibatkan
(2006), perlakuan kerja bersifat sistematik.
keracunan ringan dan
penyemprotan herbisida 2,4-D Dengan bahan aktif 2,4-
menyebabkan hasil tanaman
Dimetil Amina 865 SL dosis D Dimetil Amina 865 SL
menurun 20% - 30% lebih
1,5 1/ha efektif mengendalikan untuk mengendalikan
rindah dibanding penyiangan
gulma sampai 4 MSA. jenis gulma umum pada
(Chici dkk, 2017)
budidaya padi sawah
(Tomlin, 2004)
Taraf dosis yang tinggi dapat
menyebabkan fitotoksisitas terhadap Herbisida 2,4-D Dimetil Amina 865
tanaman budidaya. SL selektif untuk mengendalikan
gulma pada budidaya padi sawah
(Kadir, 2007)
HIPOTESIS

▪ Pada taraf dosis 1,5 l/ha herbisida 2,4-D Dimetil


▪ Herbisida 2,4-D Dimetil Amina 865 SL efektif
Amina 865 SL efektif mengendalikan
untuk mengendalikan gulma dan tidak
pertumbuhan gulma dan tidak berpengaruh
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
tanaman budidaya padi sawah.
budidaya padi sawah
WA K T U D A N T E M PAT

Desember 2018 – Maret


2019
• Lokasi: SLPP - Fakultas Pertanian, Universitas
Padjadjaran, Kecamatan Baleendah, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat.
• Pengamatan: Laboratorium Ilmu Gulma, Departemen
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Padjadjaran
A L AT D A N B A H A N

Alat:
▪ Sprayer knapsack semi automatic dan nozel T-
jet Bahan:
▪ Ember ▪ Herbisida berbahan aktif 2,4 – D Dimetil Amina
865 SL
▪ Gelas ukur
▪ Pupuk Urea
▪ Oven
▪ Pupuk SP36
▪ Timbangan Analitik
▪ KCl
▪ Alat tulis
▪ Padi kultivar Ciherang.
▪ Amplop
▪ Plastik
RANCANGAN PERLAKUAN

Rancangan Acak Kelompok (RAK)

No Perlakuan Dosis (l/ha)


A 2,4 – D Dimetil Amina 865 SL 1,75
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 SL 1,50
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 SL 1,25
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 SL 1,00
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 SL 0,75
F Penyiangan Manual -
G Kontrol -

7 Perlakuan 4 ulangan: Total 28 Petak Perlakuan. Pengolahan Data analisis Ragam diuji dan uji
lanjut dengan uji Duncan pada taraf nyata 5% (α=0.05)
PELAKSANAAN PERCOBAAN

PEMUPUKAN
PENANAMAN
• Pupuk Urea
• Umur Bibit 20-25 hari setelah semai.
• SP36 dan KCl.
• Jarak Tanam 20 cm x 30 cm
• • Pada waktu tanam Dosis 45 kg P2O5 +
Jumlah Bibit dalam satu lubang tanam yaitu
3 bibit padi. 45 kg P2O5 + 45 kg K2O per ha,
• 3 MST 30 kg N per ha.

APLIKASI HERBISIDA
PEMELIHARAAN • Dilakukan satu kali pada saat 7-21 hari
• Pengendalian HPT dilakukan dengan setelah tanam atau tergantung kondisi
menggunakan pestisida apabila diperlukan. gulma.

PANEN
Pemanenan: umur 6 bulan  Memotong batang padi
dengan sabit
PA R A M E T E R P E N G A M ATA N

GULMA TANAMAN PADI

• Analisis Vegetasi Gulma • Fitotoksisitas


• Bobot Gulma • Tinggi Tanaman
• Jumlah Anakan Vegetatif
• Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun
• Jumlah Bulir Padi Per Malai
• Bobot 1000 Butir Benih Padi
• Hasil Gabah Kering Giling
KONDISI UMUM
500
450

Jumlah Curah Hujam (mm)


400
350
300
250
200
150
100
50
0
De- Januari Februari Maret April
sember

* Kecamatan Balendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat memiliki


tingkat curah hujan yang tinggi yaitu >200 mm per bulan dan termasuk
kedalam bulan basah.

* Tipe iklim yang terdapat pada Kecamatan Balendah,


Kabupaten Bandung, Jawa Barat menurut Oldemen,
berdasarkan grafik diatas termasuk Tipe Iklim D1.

12
PA R A M E T E R P E N G A M ATA N G U L M A
Analisis Vegetasi Gulma Awal

K.Nisbi F.Nisbi Nilai


Nama Gulma Golongan SDR (%)
(%) (%) Penting
Cyperus difformis Teki 19.48 12.96 51.92 17.31
Ludwigia hyssopifolia Daun Lebar 19.48 12.96 51.92 17.31
Cyperus iria Teki 17.53 12.96 48.03 16.01
Echinochloa crus-galli Rumput 15.58 12.96 44.13 14.71
Fimbristylis miliacea Teki 7.79 12.96 28.55 9.52
Marsilea crenata Daun Lebar 7.79 11.11 26.70 8.90
Sphenoclea zeylanica Daun Lebar 7.14 11.11 25.40 8.47
Monochoria vaginalis Daun Lebar 5.19 12.96 23.35 7.78
Total 100 100 300 100

Sum Dominancy Ratio (SDR) terbesar yaitu golongan teki Cyperus difformis sebesar 17,15%, dan
daun lebar yaitu Ludwigia hyssopifolia sebesar 17,15%.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa gulma yang paling dominan mengganggu yaitu
gulma golongan teki Cyperus difformis. Pertumbuhan gulma Cyperus difformis dari awal analisis
hingga pengamatan terakhir dilakukan menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat

13
Bobot Kering Gulma Dominan

1. Bobot Kering Gulma Cyperus difformis


Bobot Kering (gr)
Dosis
Perlakuan
(l/ha) 3 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 3,47 a 4,87 a
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 3,31 a 4,15 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 3,70 a 4,91 a
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 7,48 ab 8,49 ab
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 10,58 ab 11,22 ab
F Penyiangan Manual - 17,34 ab 18,11 ab
G Kontrol - 19,93 b 22,04 b
2. Bobot Kering Gulma Ludwigia hyssopifolia
Bobot Kering (gr)
Dosis
Perlakuan
(l/ha) 3 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 0,00 a 0,00 a
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 0,00 a 0,00 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 0,00 a 0,00 a
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 0,00 a 0,00 a
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 0,00 a 0,04 a
F Penyiangan Manual - 1,25 b 2,93 b
G Kontrol - 8,12 c 10,05 c

14
3. Bobot Kering Gulma Cyperus iria
Bobot Kering (gr)
Dosis
Perlakuan
(l/ha) 3 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 0,30 ab 0,80 ab
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 0,00 a 0,00 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 0,00 a 0,00 a
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 0,53 ab 1,28 ab
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 2,60 ab 3,90 ab
F Penyiangan Manual - 0,35 ab 1,45 ab
G Kontrol - 5,79 b 6,62 b
4. Bobot Kering Gulma Echinochloa crus-galli

Bobot Kering (gr)


Dosis
Perlakuan
(l/ha) 3 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 0,83 a 2,51 a
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 0,00 a 0,00 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 2,84 ab 4,99 ab
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 0,00 a 0,00 a
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 4,34 ab 5,50 ab
F Penyiangan Manual - 2,40 a 4,27 ab
G Kontrol - 9,70 b 14,48 b

15
5. Bobot Kering Gulma Fimbristylis miliacea

Bobot Kering (gr)


Dosis
Perlakuan
(l/ha) 3 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 0,62 a 1,44 a
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 0,32 a 0,60 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 0,00 a 0,00 a
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 0,33 a 0,91 a
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 0,67 a 1,55 a
F Penyiangan Manual - 3,35 a 3,96 a
G Kontrol - 12,52 b 15,05 b

6. Bobot Kering Gulma Marsilea crenata


Bobot Kering (gr)
Dosis
Perlakuan
(l/ha) 3 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 0,00 a 0,00 a
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 0,00 a 0,00 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 0,00 a 0,00 a
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 0,00 a 0,00 a
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 2,93 a 3,68 a
F Penyiangan Manual - 4,46 ab 5,24 ab
G Kontrol - 8,94 b 10,47 b

16
7. Bobot Kering Gulma Monochoria vaginalis

Bobot Kering (gr)


Dosis
Perlakuan
(l/ha) 3 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 0,00 a 0,00 a
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 0,00 a 0,00 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 0,00 a 0,00 a
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 0,00 a 0,00 a
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 0,00 a 0,00 a
F Penyiangan Manual - 1,38 a 2,08 a
G Kontrol - 6,49 b 7,52 b

17
Bobot Kering Gulma
Gulma Golongan Teki
Bobot Kering (gr)
Dosi
Perlakuan s
(l/ha) 3 MSA 6 MSA

A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 4,40 a 7,11 a Gulma Golongan Rumput
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 3,63 a 4,76 a Bobot Kering (gr)
C Dosis
2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 3,70 a 4,91 a Perlakuan
(l/ha) 3 MSA 6 MSA
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 8,33 a 10,68 a
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 12,85 a 16,67 a A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 0,82 a 2,50 a
F Penyiangan Manual - 21,04 ab 23,52 ab B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 0,00 a 0,00 a
G Kontrol - 38,24 b 44,75 b C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 2,83 a 4,99 a
Gulma Golongan Daun Lebar D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 0,00 a 0,00 a
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 4,33 a 5,49 a
Bobot Kering (gr) F Penyiangan Manual - 2,40 a 4,27 a
Dosis
Perlakuan G Kontrol - 10,88 b 17,41 b
(l/ha) 3 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 0,00 a 0,00 a
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 0,00 a 0,00 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 0,00 a 0,00 a
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 0,00 a 0,00 a
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 2,93 a 3,72 a
F Penyiangan Manual - 7,90 ab 10,25 ab
G Kontrol - 24,41 b 31,30 b

18
Bobot Kering Gulma Lain
Bobot Kering (gr)
Dosis
Perlakuan
(l/ha) 3 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 0,00 a 0,42 a
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 0,00 a 0,00 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 0,00 a 0,19 a
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 0,00 a 5,45 ab
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 0,00 a 0,00 a
F Penyiangan Manual - 0,00 a 0,00 a
G Kontrol - 0,02 b 6,19 b
Bobot Kering Gulma Total
Bobot Kering Gulma
Dosis Total (gr)
Perlakuan
(l/ha)
3 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 5,22 a 11,04 ab
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 3,63 a 4,76 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 6,54 a 10,09 ab
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 8,33 ab 16,13 ab
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 20,12 ab 25,89 ab
F Penyiangan Manual - 31,43 b 38,05 b
G Kontrol - 73,51 c 93,47 c
19
PA R A M E T E R P E N G A M ATA N TA N A M A N
Komponen Pertumbuhan Tanaman Padi

Fitotoksisitas Tanaman Padi


1 MSA 2 MSA 3 MSA
Dosis
Perlakuan
(l/ha) Skor Skor Skor
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 0 0 0
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 0 0 0
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 0 0 0
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 0 0 0
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 0 0 0
F Penyiangan Manual - 0 0 0
G Kontrol - 0 0 0
Herbisida 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l memiliki sifat selektif yang artinya tidak meracuni tanaman
utama.
Menurut Tjitrosoedirdjo dkk (1984) aplikasi herbisida yang bersifat selektif hanya mematikan gulma
tanpa memberi pengaruh kerusakan terhadap tanaman budidaya.

20
Tinggi Tanaman Padi

Tinggi Tanaman (cm)


Dosis
Perlakuan
(l/ha) 2 MSA 4 MSA 6 MSA
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 47,77 a 67,61 a 81,59 a
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 52,60 b 67,80 a 83,10 a
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 50,09 ab 65,45 a 82,61 a
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 47,85 a 66,66 a 82,22 a
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 49,35 ab 66,00 a 82,48 a
F Penyiangan Manual - 47,52 a 66,83 a 82,39 a
G Kontrol - 47,31 a 64,07 a 81,52 a

Jumlah Anakan Tanaman Padi per rumpun


Jumlah Anakan Padi per Rumpun
Dosis
Perlakuan 3 MSA 6 MSA 8 MSA
(l/ha)
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 31,78 bc 42,21 bc 50,64 cd
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 33,00 bc 43,71 c 51,46 d
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 31,97 bc 42,71 bc 50,43 cd
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 33,35 c 39,78 bc 46,75 cd
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 34,89 c 41,43 bc 48,32 bcd
F Penyiangan Manual - 28,39 b 37,67 b 45,78 b
21 G Kontrol - 21,25 a 29,14 a 37,64 a
Komponen Hasil Tanaman Padi
Jumlah Anakan Produktif per Rumpun
Dosis Jumlah Anakan Produktif per
Perlakuan
(l/ha) Rumpun
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 26,25 ab
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 26,75 b
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 23,00 ab
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 24,75 ab
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 23,75 ab
F Penyiangan Manual - 24,75 ab
G Kontrol - 21,00 a

Jumlah Bulir Padi per Malai

Dosis
Perlakuan Jumlah Gabah per Malai (butir)
(l/ha)
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 120,62 b
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 122,40 b
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 104,72 ab
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 120,22 b
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 112,37 ab
F Penyiangan Manual - 118,25 b
G Kontrol - 98,97 a

22
Bobot 1000 Butir Padi
Dosis Bobot 1000 Butir
Perlakuan
(l/ha) (gr)
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 28,31 bc
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 29,31 c
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 26,87 b
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 27,63 bc
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 27,24 b
F Penyiangan Manual - 27,32 b
G Kontrol - 24, 98 a

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi (2010)


menyebutkan bahwa bobot 1000 butir gabah padi varietas Ciherang adalah 27-28
gr.

23
Bobot Gabah Kering Giling

Gabah kering giling (GKG) adalah gabah yang mengandung kadar air
maksimal 14%, kotoran atau hampa maksimal 3%, butir hijau atau mengapur
maksimal 5%, butir rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.
Dosis Gabah Kering Giling Gabah Kering
Perlakuan Giling (ton/ha)
(l/ha) (kg/petak)
A 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,75 15,20 b 6,46
B 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,50 16,60 b 7,06
C 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,25 15,02 b 6,38
D 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 1,00 15,15 b 6,44
E 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l 0,75 14,97 b 6,36
F Penyiangan Manual - 14,97 b 6,36
G Kontrol - 12,32 a 5,23

24
KESIMPULAN
1. Herbisida berbahan aktif 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l pada semua taraf dosis mampu
mengendalikan gulma Ludwigia octovalvis, Cyperus iria, Echiochloa crus-galli, Fimbristylis
miliaceae, Marsilea crenata, Sphenoclea zeylanica dan Monochoria vaginalis, tetapi tidak mampu
mengendalikan gulma spesies Cyperus difformis.
2. Aplikasi herbisida berbahan aktif 2,4 – D Dimetil Amina 865 g/l pada semua taraf dosis tidak
berpengaruh terhadap komponen pertumbuhan dan komponen hasil tanaman padi.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan maka dapat disarankan bahwa perlu dilakukan pengujian lebih lanjut tentang
efikasi herbisida 2,4-D Dimetil Amina 865 g/l dengan dosis yang sama atau berbeda pada lokasi yang
berbeda dan musim tanam yang berbeda.

25

Anda mungkin juga menyukai