Anda di halaman 1dari 73

BAB I

HOTEL LAUNDRY
LAUNDRY & DRY CLEANING

Arti Kata: Binatu/Pencucian


: Cuci Kering/Tanpa Air

Petugas : Penatu (Laundry Attendant)


Pengertian Laundry
Ditinjau dari 3 Sudut :

1. Sudut Proses :
Proses pencucian bahan-bahan tekstil/material kain dengan
menggunakan media air, bahan-bahan kimia dan alat/mesin cuci.
2. Sudut Ilmu :
Ilmu yang mengupas/membahas hal-hal yang berkaitan dengan:
• Bahan Cucian (Material)
• Bahan Pencuci (Chemical)
• Alat-Alat Pencuci (Washing Equipment)
• Tahapan dan Proses Pencucian (Washing Proses)
3. Sudut Lembaga/Badan Usaha :
Suatu wadah/bentuk badan usaha yang mana kegiatan-kegiatan
didalamnya adalah proses-proses pencucian bahan-bahan tekstil
dengan tujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan
DEFINISI
Laundry :
Proses pencucian bahan-bahan material kain
dengan menggunakan media air/bahan baku
utama adalah air.

Dry Cleaning :
Proses pencucian bahan-bahan material
kain dengan menggunakan media solvent/bahan
baku utama adalah solvent.
KEBERADAAN LAUNDRY
Wadah Organisasi : Laundry Department
“Merupakan salah satu bagian dari Hotel yang
bertanggung jawab terhadap cucian, baik
pencucian pakaian tamu, seragam karyawan
maupun linen-linen Hotel”
Dilihat dari besar kecilnya Hotel :
• Memiliki Laundry sendiri Laundry Manager
• Merupakan bagian dari satu Departemen 
Laundry Section (Chief Laundry)
Kegiatan Pelayanan Laundry

1. Pelayanan Pencucian Guest Laundry : proses


pencucian material kain bagi tamu-tamu yang
menginap di Hotel
2. Pelayanan Pencucian House Laundry : proses
pencucian material kain bagi karyawan dan
linen-linen Hotel
3. Pelayanan Pencucian Outside Laundry : proses
pencucian material kain bagi tamu-tamu dari
luar Hotel.
Jenis Kegiatan Usaha Laundry

1. Laundry Hotel
Melayani kebutuhan Hotel, yang terdiri atas cucian linen (Room
dan F&B), uniform karyawan dan cucian pakaian tamu. Akan
tetapi ada juga Laundry Hotel yang merangkap sebagai Laundry
komersial, dengan menerima cucian dari Hotel lain atau
masyarakat.
2. Laundry Rumah Sakit
Prinsipnya sama dengan yang dilakukan sebuah Laundry Hotel.
Bedanya pada persyaratan khusus yang harus dimiliki Laundry
Rumah Sakit adalah ruang dan mesin khusus infectius untuk
menangani linen yang dipakai oleh pasien berpenyakit menular
atau berbahaya, juga peralatan sterilisasi linen dan tempat
pemusnahan linen.
Jenis Kegiatan Usaha Laundry
3. Laundry Komersil
Jenis usaha pelayanan Laundry ini adalah khusus menerima cucian
dari pihak lain, baik dari perusahaan (Hotel, Restaurant, Rumah
Sakit) maupun anggota masyarakat.
4. Laundry Garment
Jenis usaha Laundry ini bersifat khusus, yaitu hanya menangani
cucian industri/pabrik pakaian jadi.
5. Laundry Non-Komersial
Sifatnya non profit, karena hanya menangani cucian dari instansi
lingkungan sendiri. (mess, asrama, dll)
6. Laundry dan Linen Rental
Jenis usaha Laundry yang relative baru di Indonesia
Struktur Organisasi Laundry
Struktur Organisasi Laundry
Alur Pelayanan Guest Laundry
Alur Pelayanan House Laundry
Koordinasi Laundry Dengan
Department Lain
1. Front Office
2. Housekeeping
3. Purchasing
4. Engineering
5. Security
6. Food and Beverage
7. Personalia / HRD
8. Accounting
BAB II

PERALATAN – PERALATAN
YANG DIGUNAKAN DI
LAUNDRY
Peralatan utama
1. Marking Machine
mesin pemberi tanda pada cucian, untuk
menghindari hilangnya cucian atau tertukar
2. Washing Machine
untuk mencuci pakaian dan linen
3. Washing Extractor Machine
mesin pencuci sekaligus pemeras
4. Drying Tumbler
mesin pengering cucian
5. Pressing Equipment (Presser)
untuk merapikan dan menghaluskan pakaian
Pressing equipment
a. Cotton Garment Press : alat pelicin bahan dari cotton untuk shirt/kemeja.
• Mushroom Press: khusus untuk bagian atas dari celana, blus, dress, skirt
• Utility Press : untuk bagian bawah dari macam-macam pakaian
• Rotary Press : fungsinya sama dengan utility press, hanya alat tersebut
dapat berputar
b. Collar and Cuff Shirt Press : alat yang digunakan untuk mengepres krah dan
pergelangan tangan dari hem pria
c. Shirt Press Unit : untuk melicinkan kemeja cotton
• Sleeve Press : untuk lengan baju
• Tundem Press : untuk krah baju, pergelangan tangan dan bahu
• Body Press : untuk bagian badan
• Adjust Former/Susi Q : untuk jas
d. Hand Iron : alat yang digunakan untuk menyetrika pakaian
e. Flatt Work Ironer : alat yang digunakan untuk mengepres linen yang rata
f. Pant Topper : yang digunakan untuk melicinkan celana bagian atas
g. Rotary Hanger : yang digunakan untuk menggantungkan pakaian
Peralatan, Perlengkapan Pendukung dan
Fungsi Yang Dibutuhkan di Laundry
1. Linen Trolley : untuk membawa cucian bersih/kotor
2. Meja : untuk meletakkan linen bersih
3. Rak : untuk tempat linen bersih & cucian tamu
4. Hanger : gantungan baju untuk pakaian bersih
5. Ember Plastik : untuk tempat cucian basah, deterjen, dll
6. Meja Tulis : untuk checker menerima cucian dari Valet
7. Telepon : untuk order taker
(penerimaan & pengantaran cucian tamu)
8. Lemari & Gudang : untuk penyimpanan chemical
Perlengkapan Pendukung Untuk Cucian Tamu
1. Vynil Cover for Suite : kantong plastik penutup Jas
2. Laundry Bag : tempat cucian
3. Plastic Bag : plastik pembungkus cucian
4. Plastic Hanger : gantungan baju dari plastik
5. Collar Holder : krah karton untuk melipat baju
6. Laundry List : daftar cucian
7. Laundry Daily Sales : formulir laporan penjualan
8. Linen, Laundry Slip : slip cucian linen
9. Cellulose Tape : plester plastik
10. Polymark Tape : pita untuk tanda pada cucian
Armaday Tag : untuk cucian Laundry
Prong Tag : untuk cucian Dry Cleaning
11. Polymark Ribbon : pita untuk memunculkan nomor kode pada polymark tape
12. Polymark Solvent : minyak untuk melekatkan polymark tape pada pakaian
untuk dry cleaning
13. Safety Pins : peniti pengaman
14. Trolley : untuk membawa pakaian tamu yang digantung
15. Keranjang Rotan : untuk membawa pakaian tamu yang dilipat
Peralatan berdasarkan tahap proses
pencucian
PADA PRA-PROSES PENCUCIAN a. Spotting Board/Gun
b. Spotting Unit Equipment (Spatula,
Nylon Brush)
c. Laundry Basket
d. Linen Trolley
e. Marking Machine

PADA PROSES PENCUCIAN a. Washing Machine


b. Drying Tumbler
c. Nylon Net
d. Hydro Extraction Machine : mesin cuci
yang digerakkan dengan menggunakan
pedal pada kaki
LANJUTAN
PADA PASCA PROSES PENCUCIAN a. Flat Work Ironer
b. Roll Ironer
c. Cuff & Collar Press
d. Pantopper Press
e. Sleever Press
f. Adjust Former
g. Hand/Steam Iron
PADA PROSES AKHIR (FINISHING) a. Folding Table/Machine
b. Plastic Hanger/Vynil Cover for Suite
c. Collar Holder
d. Hanger
e. Laundry Bag
f. Plastic Wrapping
STANDARD HASIL DARI
PELICINAN LINEN & PAKAIAN
Linen Table cloth, napkin, cook apron, table skirt, harus licin dan
rata, tidak boleh ada kerutan
Celana Panjang a. Lurus dan garis pada celana tidak boleh double
b. Bagian resleting rata dan tidak ada garis
c. Saku licin dan tidak ada lipatan
d. Bagian ikat pinggang : lemas, rata dan tidak ada yang
terlipat
Baju a. Bagian leher licin dan sesuai bentuk
b. Bagian bahu, lurus dengan lengan dan tidak ada kerutan
c. Bagian lengan tidak double garisnya
d. Bagian badan tidak ada lipatan dan kancing tidak pecah
Rok a. Bagian pinggang licin dan tidak ada lipatan
b. Bagian depan dan belakang tidak ada lipatan
c. Jika rok rimpel, maka garis rimpelnya harus lurus
d. Bagian bawah licin dan tidak ada lipatan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Laundry
Penerapan K3 :
1. Sehat Jasmani dan Rohani
2. Memperhatikan Personal Hygiene
3. Memperhatikan kebersihan ruangan dan alat
kerja
4. Memahami alur kerja di Laundry
5. Bertanggung jawab
6. Setelah bekerja/praktek ruangan harus bersih
kembali
Ruang Lingkup K3
1. Pekerja (Karyawan)
2. Pekerjaan
3. Tempat Kerja

Faktor Penyebab terjadinya bahaya (Hazard) dan


Resiko (Risk) :
4. Chemical Hazard
5. Physical Hazard
6. Biological Hazard
7. Ergonomic Hazard
8. Mechanical Hazard
KESELAMATAN DAN
KEAMANAN DI LAUNDRY
MELAPORKAN
MENTAATI LARANGAN
KONDISI YANG
BERBAHAYA Jangan merokok
Lantai Jangan berdiri ditempat yang basah
Katup dan pipa yang bocor Kosongkan semua linen dari trolley
satu persatu
Peralatan listrik
Pipa uap yang tersingkap
Semua peralatan harus
dilengkapi pengaman MENGOPERASIKAN
PERALATAN
Gunakan sesuai standart
yang telah ditentukan
Harus berhati-hati
KESELAMATAN DAN
KEAMANAN DI LAUNDRY
MEMPERLAKUKAN BARANG YANG BERESIKO
MENGENAKAN PAKAIAN
Hati-hati dengan chemical yang mengandung asam/basa
YANG AMAN
Jangan disimpan di rak yang paling atas
 Gunakan uniform
Sebelum digunakan baca terlebih dahulu petunjuk
penggunaannya Sepatu berlapis karet dan bertumit
rendah
Jangan menggunakan perhiasan yang
berlebihan
MELAKUKAN PENYIMPANAN Gunakan alat pelindung (masker,
Barang disimpan pada tempatnya hand gloveSs pada saat spoting)

Untuk “lost & fond” harus diberi label : nama tamu, no. kamar,
nama penemu, jenis/jumlah barangnya
BAB III

BAHAN PENCUCI, BAHAN


CUCIAN DAN SUMBER
PENGOTOR
MACAM-MACAM BAHAN PENCUCI
PADA PROSES PENCUCIAN
1. AIR : merupakan bahan utama pada proses pencucian
2. SOAP : campuran dari beberapa bahan kimia pencuci yang
mampu menurunkan/menghilankan ikatan yang kuat antara
pengotor dan pakaian.
3. BLEACH (KAPORIT) : zat kimia pencuci yang berfungsi untuk
membunuh kuman dan hanya digunakan pada pakaian
berwarna putih.
4. SOUR (ZAT ASAM) : berfungsi untuk menetralisir sisa-sisa
soda, soap dan kaporit yang masih menempel pada pakaian.
5. FABRIC SOFTENER : zat kimia pelembut/pengharum cucian.
6. STARCH (KANJI) : zat kimia untuk mengkakukan cucian
Sumber – Sumber Air :
a. Air Hujan
b. Air Sungai
c. Air yang berasal dari Mata Air
d. Air Sumur
e. Air Ledeng
Syarat-Syarat Air Yang Sesuai untuk Laundry :
• Soft/Lunak
• Jernih dan bebas dari bau (odourless)
• PH netral
• Bebas dari 4 unsur : garam magnesium, garam kalsium,
seng dan tembaga
Analisa Kualitas Air
Kesadahan Banyak zat kapur yang terkandung dalam air

PH Logaritma dari jumlah ion-ion yang menyatakan kondisi


air yang bersangkutan

PH > 7 Basa

PH < 7 Asam

PH = 7 Netral

Alkalinitas Berapa persen alkali (kimia sabun) yang terkandung di


dalam air
Campuran Soap, antara lain :
 Surfactant : zat kimia yang mampu menurunkan tegangan
permukaan suatu sistem, dimana sistem ini dimiliki oleh air.
Sifat lain yang dimiliki Surfactant :
 Daya mebasahi (Wetting Power)
 Daya mengemulsi (Emulsifying Power)
 Sebagai alat untuk mensuspensikan
 Alkali Builder : zat pembentuk alkali
Manfaatnya :
 Menetralisir pengotor yang bersifat asam
 Membuat suasana pencucian jadi PH 7, karena pada suasana basa, lemak
akan mudah disabuni/diemulsikan
 Akan mengurangi pemakaian surfactant
 Sequestrant / Water Softener : zat kimia pelunak air
 Additive : zat kimia tambahan yang mutlak/harus ada
Jenis Additive Yang Dipergunakan :
OBA (Optical Brightener Additive) Zat pencemerlang

ACA ( Anti Corrosion Agent Additive) Zat pencegah karat

ARA (Anti Redeposition Agent Additive) Berfungsi sebagai suspension

ENZYME ADDITIVE Menghancurkan kotoran yang mengandung


protein (darah)
Jenis – Jenis Bahan Cucian
1. Golongan Pakaian Manusia (Human Apparels)  baju,
celana, rok, kemeja, dll
2. Golongan Perlengkapan Rumah Tangga (House Hold
Goods)  curtain, sheet, dll
3. Golongan Pakaian Khusus  pakaian pengantin,
karpet, dll
Menjaga sifat asli dari bahan, sangat berkaitan dengan :
• Proses pencucian
• Dosis penggunaan chemical
• Kualitas dari bahan tersebut sangat menentukan
• Menghindari complaint dari tamu
Umur Linen (Long Life of Linen)
• Sheet tahan sampai 250 kali cuci
• Pillow Case, Bath Towel, Face Towel tahan sampai
150 kali cuci
• Table Cloth, Napkin tahan sampai 100 kali cuci
• Apron tahan sampai 50 kali cuci
• Kitchen Towel tahan sampai 25 kali cuci

“Agar linen awet paling tidak harus disimpan minimal


24 jam setelah dicuci”
Sumber Bahan Cucian
Bahan Alam
 Hewan :
• Wool : dari rambut binatang biri-biri, kelebihannya memiliki elastisitas dan
flexibilitas yang baik
• Yang terbuat dari kulit binatang : kulit buaya, kulit ular, kulit kambing, dsb.
• Silk : dari kepompong ulat sutera, kelebihannya seratnya sangat halus
 Nabati /Tumbuhan :
• Katun/Cotton, berasal dari biji kapuk, kelebihannya sangat mudah menyerap air
• Belacu/Drill, berasal dari buah kapuk
• Kanvas/Karung Goni berasal dari batang nanas
• Linen/Flax berasal dari daun nanas, dari pelepah daun pisang, serat batang nanas

Bahan Sintetis : bahan yang berasal dari gabungan bahan kimia yang
digabungkan dengan bahan lain
Bahan Sintetis Terdiri Dari :
1. Campuran Tumbuhan/Serat-Serat Tumbuhan : rayon, sifat serat ini mudah menghisap
air, kekuatannya berkurang pada keadaan basah.
2. Minyak Bumi :
 Polyester, memiliki sifat sukar menyerap air. Jenis ini (Terryline) meleleh pada suhu 260°C
Acrylic, memiliki sifat sukar menyerap air, seratnya menjadi lebih kuat dalam keadaan basah,
warnanya mudah berubah bila terkena langsung cahaya matahari.
3. Bahan Campuran dari Sintetis dan Bahan Alam: serat ini mempunyai sifat yg lebih
baik dari sifat aslinya, seperti : Polyester Cotton.
Keuntungannya :
• Serat tidak berubah setelah pencucian
• Tidah mudah mengkerut, luntur
• Mudah dilicinkan kembali
• Relatif lebih baik pelekatan zat warnanya
• Tahan terhadap asam, basa dan beberapa jenis pelarut
• Penyerapan air relatif rendah
4. Bahan Mineral : berasal dari sumber mineral (asbes, fiberglasstekstil, benang logam)
Metode Sederhana Mengetahui Jenis Bahan
Dasar Tekstil
a. Bahan Kapas : bila benang dibakar akan menimbulkan bau
seperti kertas terbakar dan meninggalkan abu.
b. Bahan Polyester/Rayon : bila benang dibakar akan meleleh
dan meninggalkan bulatan kecil warna hitam pada ujung
benang tersebut.
c. Bahan Wool/Sutera : bila benang dibakar akan menimbulkan
bau seperti rambut terbakar, tidak meninggalkan abu tetapi
meninggalkan bulatan kecil hitam pada ujung benang.
d. Bahan Nylon : bila benang dibakar akan meleleh dan
menimbulkan bau yang khas serta meninggalkan bulatan
kecil hitam pada ujung benang.
Jenis Tekstil Yang Umum di Laundry
• Linen, katun, rayon
• Wool, silk
• Polyester
• Campuran sintetis dan alam (poly-cotton)
Sumber – Sumber Pengotor
1. Kotoran (Dirt) : jenis pengotor yang memiliki
ikatan fisik lebih besar dari pada ikatan kimia
terhadap bahan cucian.
2. Noda (Stain) : jenis pengotor yang memiliki
ikatan kimia lebih besar dari pada ikatan fisik
terhadap bahan cucian.
Jenis Kotoran (Dirt)
1. Yang larut dalam air : gula, garam, dsb.
2. Yang dapat disabunkan : lemak, tanah.
3. Yang harus diemulsikan (menyatukan dua
buah zat yang tidak dapat bersatu) : minyak
bumi, gemuk. Harus menggunakan surfactant
4. Yang mudah dibersihkan dengan bantuan
tenaga mekanis : debu, duri, serbuk gergaji.
Faktor Yang Mempengaruhi
Daya Lekat Soiled
1. Waktu
2. Luas dan kedalaman noda
3. Jenis soil/pengotor
4. Bahan dasar pakaian yang terkena noda
Bahan Kimia Penghilang Noda
1. Ink Go / Phyratex Untuk menghilangkan noda tinta
2. Bon Go / Phyratex Untuk menghilangkan noda makanan & minuman
3. Yellow Go Untuk menghilangkan noda kelunturan pada
pakaian putih
4. Quick Go / Phyratex Menghilangkan noda lipstick / minyak
5. Rust Go Menghilangkan noda karat
6. Rust Away Menghilangkan noda karat yang tidak begitu kuat
7. Erasticater Menghilangkan noda karat yang kuat/membandel
8. Ex Go Noda yang tidak tahu asal usulnya atau noda yang
mengandung nitrat
9. Rite Go Menghilangkan noda daki pada krah kemeja
10. Blood Go Menghilangkan noda darah
11. Tar Go Menghilangkan noda aspal /tar
Tingkat Pengotoran
1. Light Soiled (Ringan)
Contoh : top sheet, hand towel

2. Medium Soiled (Sedang)


Contoh : pillow cases, bath towel, second sheet, face towel, duvet dan cover

3. Heavy Soiled (Berat)


Contoh : table cloth, napkin, uniform cook dan enginering, blanket
BAB IV

PROSES PENCUCIAN &


TAHAPAN PROSES PENCUCIAN
Pengertian Proses Pencucian:
• Proses pembersihan suatu benda dengan jalan menghilangkan
partikel atau pengotor yang tidak diinginkan dari benda tersebut,
sehingga diperoleh keadaan semula dari benda bersangkutan

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, perlu memperhatikan hal-hal :


1. Peralatan yang digunakan
2. Bahan-bahan pembersih
3. Bahan-bahan yang akan dibersihkan
4. Medium dari proses pembersihan
5. Bagaimana proses pencucian tersebut berlangsung
6. Faktor apa saja yang berpengaruh dalam proses pencucian tersebut
TUJUAN PROSES PENCUCIAN
• Menghilangkan kotoran dan noda
• Hygiene dan bebas kuman
• Tetap cemerlang
• Sifat asli cucian tetap bertahan, misalnya:
kehalusannya, dsb.
• Mencegah agar pakaian tidak cepat rusak,
misalnya: oleh bahan kimia
Faktor Kualitas Hasil Cuci
1. Aksi Kimia Ditentukan oeleh jenis dan jumlah bahan pencucian (deterjen)
yang digunakan.
Karena reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh temperatur,
maka temperatur merupakan proses juga untuk menentukan
sampai sejauh mana reaksi kimiaa tersebut berlangsung.

2. Aksi Mekanis • Ditentukan oleh jenis mesin cuci (dilihat jumlah putaran,
besarnya motor penggerak, besarnya volume dari tabung
• Tinggi air di dalam tabung/cylinder
• Ruang gerak pakaian dalam tabung/cylinder mesin cuci

3. Temperatur Ditentukan oleh jumlah panas yang diberikan pada waktu


pencucian yang dibatasi oleh jenis dan kotornya pakaian

4. Waktu Lamanya kontak antara cucian dan chemicals (waktu cuci)


Jenis Proses Pencucian
1. Metode Konvensional/Manual
2. Metode Masinal/Washing Machine

Pada metode masinal, alat yang digunakan adalah:


a. Household Washing Machine, max 5 – 8 kg
b. Industrial Washing Machine, max 25 – 200 kg
Kelebihan & Kekurangan Menggunakan
Mesin

• Hemat tenaga • Boros listrik


• Hemat waktu • Biaya lebih besar
• Biaya maintenance
peralatan tinggi
Kelebihan & Kekurangan Menggunakan
Manual

• Hemat biaya • Boros tenaga


• Cucian lebih bersih • Boros waktu
• Penggunaan chemical
lebih banyak
Symbol-Symbol Dalam Proses Pencucian

Symbol Bleaching

Symbol Dry Cleaning

Symbol Washing

Symbol Ironing
Penempatan Symbol
 Shirt, Blouse, Dress :
bagian dalam tengah pada jahitan antara krah
dan bagian dalam
 Jacket/Jas :
bagian dalam sebelah kiri dekat kantong dada
 Trouser/Celana :
bagian dalam sebelah jahitan kantong

Kegunaan dari symbol : merupakan pedoman bagi


washer untuk melakukan proses pencucian
Symbol-Symbol Dalam Proses
Pencucian
Symbol hot/panas, Tidak boleh
temperatur 60°C dikeringkan

Symbol warm/normal, Cucian normal segala


temperatur 30 – 40°C solvent
300 – 400

Symbol normal
Symbol wash by hand perchlorochylene

Tidak boleh dicuci Symbol jangan di


(do not wash) setrika

Symbol ironing,
2000 C
Tidak boleh diperas temperatur 200°C
Symbol-Symbol Dalam Proses
Pencucian
1500 C Symbol ironing, temperatur mendekati 150°C

1200 C
Symbol ironing, temperatur rendah mendekati 120°C

Symbol yang boleh diberi bleaching

Symbol tidak boleh diberi bleaching


TAHAPAN PROSES PENCUCIAN
1. PRE-WASH (BREAK) : PERENDAMAN
Proses pencucian awal :
• pre-wash non chemical
• pre-wash with chemical
Untuk perendaman yang dilakukan di luar mesin cuci disebut “Soaking”
Untuk tingkat pengotoran yang berat digunakan alkali dan kondisi proses :
 Temperature : 40° - 60°C, skala ph air 10,2
 Waktu : 3 – 5 menit
 Chemical : Air / Alkali
 Drain : 1 menit
2. MAIN-WASH (SUDSING) : PENCUCIAN UTAMA
Tuhuannya : untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran dari proses Pre-Wash
Kondisi Proses :
 Temperature : 60° - 80°C , skala ph air antara 11 – 11,5
 Waktu : 15 – 20 menit
 Chemical : Soap/Detergent
 Drain : 1 menit
TAHAPAN PROSES PENCUCIAN
3. RINSE I : PEMBILASAN AWAL
Tujuannya : untuk mengurangi kadar kotoran dan bahan kimia pencuci dari proses
Main-Wash. Dimanfaatkan untuk proses “Bleaching” (khusus warna putih)
Kondisi Proses :
 Temperature : 40° - 60°C , skala ph air antara 10,2 – 10,8
 Waktu : 3 – 5 menit
 Chemical : Bleach + Air
 Drain : 1 menit

4. INTERMEDIATE EXTRACT : PEMERASAN AWAL


Tujuannya : proses pemerasan ringan, 40% kering dan 60% basah
Waktu : 3 menit

5. RINSE II : PEMBILASAN KEDUA


Proses “Souring” : untuk menetralisir sisa-sisa bahan kimia pencuci yang masih
tertinggal (alkali, soap, bleach)
Kondisi Proses :
 Temperature : 30° - 40°C , skala ph air antara 6,5 – 7
 Waktu : 3 menit
 Chemical : Sour + Air
 Drain : 1 menit
TAHAPAN PROSES PENCUCIAN
6. RINSE III : PEMBILASAN KETIGA
Tujuannya : untuk meyakinkan bahwa bahan kimia pencuci sudah ternetralisir dengan baik oleh Sour
pada Rinse II.
Kondisi Proses :
 Temperature : 25° - 30°C , skala ph air 8
 Waktu : 3 menit
 Chemical : Sour + Air
 Drain : 1 menit

7. RINSE IV : PEMBILASAN KEEMPAT


Tujuannya : untuk menghilangkan kemungkinan sisa-sisa partikel pengotor/bahan kimia yang tertinggal.
Pada tahap ini dapat dimanfaatkan untuk proses “Softening (Pelembut)” atau “Starching (Kanji)”.
Kondisi Proses :
 Temperature : 20° - 30°C , skala ph air antara 5 – 5,5
 Waktu : 3 menit
 Chemical : Softener/Starch
 Drain : 1 menit

8. MAIN EXTRACT : PEMERASAN UTAMA


Tujuannya : proses pemerasan ringan, 60% kering dan 40% basah
Waktu : 7 menit

9. CONDITIONING : PROSES PENGURAIAN CUCIAN


Tujuannya: untuk menguraikan cucian yang saling mengikat akibat pemerasan utama, agar mudah
dikeluarkan secara terpisah pada akhir proses pencucian.
Waktu : 2 menit
Kontrol Sebelum Proses Pencucian
1. Pemeriksaan beban mesin cuci.
2. Pemeriksaan kualitas air, yaitu mengenai kesadahan dan
alkalinitasnya.
3. Volume dari tromol/tabung mesin : untuk menentukan jumlah
deterjen yang diberikan. Volume ini dapat diketahui dari
pengukuran diameter dan panjang tabung.
4. Pemeriksaan gaya mekanis, yaitu dapat berputar bolak balik.
Umumnya 7 putaran ke kiri dan 7 putaran ke kanan, selain itu
cucian bebas bergerak.
5. Pemeriksaan tinggi air : permukaan air di dalam tabung mesin
harus dapat diatur : rendah, sedang, tinggi.
6. Temperatur : alat pengukur waktu berfungsi.
7. Waktu : lamanya proses pencucian perlu di kontrol.
BAB V

WASHING
FORMULA
Penghitungan Washing Formula
No. JENIS CHEMICAL DOSIS/UKURAN

1. Alkali 50 gram / 25 kg cucian

2. Soap 200 gram / 25 kg cucian

3. Bleach 30 gram / 25 kg cucian

4. Sour 40 gram / 25 kg cucian

5. Softener 2 gram / kg cucian

6. Starch 2 gram / kg cucian


Penghitungan Washing Formula
No. JENIS CHEMICAL DOSIS/UKURAN

1. Alkali 100 gram / 50 kg cucian

2. Soap 400 gram / 50 kg cucian

3. Bleach 60 gram / 50 kg cucian

4. Sour 80 gram / 50 kg cucian

5. Softener 4 gram / kg cucian

6. Starch 4 gram / kg cucian


Contoh Soal
1. Type of Laundry Napkin (Red)
Type of Soiled Heavy
Weight 15 kg
E.T.P 45 menit
Loading Capacity 25 kg
2. Type of Laundry Table Cloth (White)
Type of Soiled Heavy
Weight 13 kg
E.T.P 44 menit
Loading Capacity 25 kg

3. Type of Laundry Duvet Cover (Yellow)


Type of Soiled Heavy
Weight 20 kg
E.T.P 45 menit
Loading Capacity 50 kg
A. Tipe of Laundry Napkin (Red)
B. Type of Soiled Heavy
C. Weight 15 kg
D. Loading Capasity 25 kg
No. PROSES MAX E.T.P TEMPERATUR CHEMICAL JUMLAH CHEMICAL
STANDARD
TIME

1. PRE-WASH 5’ 4’ 60°C Alkali 15/25 x 50 gr = 30 gr


2. MAIN-WASH 20’ 15’ 80°C Soap 15/25 x 200 gr = 120 gr
3. RINSE I 5’ --- --- ---
4. INTERMEDIATE EXTRACT 3’ 3’ --- ---
5. RINSE II 3’ 3’ 40°C Sour 15/25 x 40 gr = 24 gr
6. RINSE III 3’ 3’ 30°C ---
7. RINSE IV (AKHIR) 3’ 3’ 30°C (Cold) Starch 2 gr x 15 = 30 gr
8. MAIN EXTRACT 7’ 7’ ---
9. CONDITIONING 2’ 2’ ---
……………)DRAINS 6’ 5’ ---
TOTAL MINUTES 57’ 45’
color Color Blanket
B. Type of Soiled Heay
C. Weight 20 kg
D. Loading Capasity 25 kg
No. PROSES MAX E.T.P TEMPERATUR CHEMICAL JUMLAH CHEMICAL
STANDARD
TIME

1. PRE-WASH 5’ 4 60ᵒ C Alkali 20/25 x 50 gr = 40 gr


2. MAIN-WASH 20’ 15 80ᵒ C Soap 20/25 x 200 gr = 160 gr
3. RINSE I 5’ ---- ----
4. INTERMEDIATE EXTRACT 3’ 3
5. RINSE II 3’ 3 40ᵒ C Sour 20/25 x 40 gr = 32 gr
6. RINSE III 3’ 3
7. RINSE IV (AKHIR) 3’ 3 30°C (Cold) Softener 2 gr x 20 = 40 gr
8. MAIN EXTRACT 7’ 7
9. CONDITIONING 2’ 2
……………)DRAINS 6’ 5
TOTAL MINUTES 57’ 45
A. Tipe of Laundry
B. Type of Soiled
C. Weight
D. Loading Capasity
No. PROSES MAX E.T.P TEMPERATUR CHEMICAL JUMLAH CHEMICAL
STANDARD
TIME

1. PRE-WASH 5’
2. MAIN-WASH 20’
3. RINSE I 5’
4. INTERMEDIATE EXTRACT 3’
5. RINSE II 3’
6. RINSE III 3’
7. RINSE IV (AKHIR) 3’
8. MAIN EXTRACT 7’
9. CONDITIONING 2’
……………)DRAINS 6’
TOTAL MINUTES 57’
BAB VI

PROSES PENCUCIAN
DRY CLEANING
Macam & Fungsi Solvent
Jenis Solvent yang digunakan :
1. Stodart Solvent, ciri-cirinya mudah terbakar dan berbau
menyengat.
2. Petroleum Solvent, cicri-cirinya mudah terbakar dan berbau
menyengat.
3. Tri Chloro Ethylene Solvent, ciri-ciri : mudah terbakar dan tidak
berbau.
4. Per Chloro Ethylene Solvent, ciri-ciri : tidak mudah terbakar dan
tidak berbau.
Catatan: jenis solvent yang tidak berbau pada dasarnya tetap berbau
seperti Baygon.
Jenis Solvent yang digunakan pada Dry Cleaning :
“Chloro Ethylene Solvent”
MACAM & FUNGSI PERALATAN
DRY CLEANING
Wool Press Unit terdiri dari:
1. Mushroom Dry Cleaning Press : digunakan untuk melicinkan
bagian atas dari pakaian.
2. Utility Dry Cleaning Press : digunakan untuk melicinkan
bagian bawah dari pakaian.
3. Form Finisher/Finishing Form : digunakan untuk membentuk
form (pakaian) dan dilengkapi dengan pengaturan ukuran
(S,M,L) untuk bagian atas, tengah dan bawah.
4. Hand Iron (Steam/Uap)
5. Pant Topper : untuk melicinkan celana bagian atas, dimana
cara kerjanya seperti Form Finisher.
0BAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN

1. Pada saat proses pencucian:


a. Beauty Tax Dry : cairan untuk memperindah tekstil
b. Takanon P : cairan untuk menyerap kotoran/noda
yang menempel pada pakaian yang sedang dicuci
2. Pada saat Destilasi (pendinginan/penyulingan).
Solvent pada prinsipnya dapat digunakan kurang lebih 3
kali proses pencucian, dimana setiap kali proses
pencucian fungsi solvent akan berkurang sebanyak 30%,
sehingga solvent harus di destilasi agar solvent yang
digunakan harus dalam keadaan jernih.
Untuk Proses Destilasi Digunakan 2 Macam
Obat, yaitu :
a. Carbon Aktif : berfungsi untuk mengikat warna
pada solvent sehingga solvent jernih kembali.
b. Filter Powder : berfungsi untuk mengikat
kotoran pada pakaian sehingga solvent jernih
kembali.

*Proses Deoderizer: proses netralisir bau dari


bahan pencuci (solvent)*
PROSEDUR PENCUCIAN
DRY CLEANING
Pengelompokan bahan yang akan dicuci terbagi
dua bagian, yaitu :
a. Kotor berat, sedang, ringan dicuci dengan mesin
Dry Cleaning
b. Rapuh, luntur dan sangat tipis bahannya dicuci
secara manual
Proses Pencucian Dry Cleaning :
1. Manual : biasa disebut “Drip Dry”
2. Automatic : diprogram
Jenis Bahan Cucian
1. Wool
2. Sutera
3. Catoon Murni

Anda mungkin juga menyukai