World Health Organizaton(2019), skizofrenia adalah gangguan jiwa
mental kronis dan parah yang mempengaruhi 20 juta orang di seluruh dunia. Skizofrenia di tandai dengan distrorsi dalam berfikir, persepsi, emosi, bahasa, rasa diri dan perilaku. Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2013, Provinsi Bali berada di peringkat ketiga kasus gangguan jiwa terbanyak setelah Provinsi Yogyakarta dan Aceh dengan prevalensi 2,3 per mil. Sedangkan, di Provinsi Bali pada tahun 2014 diperkirakan sebanyak 3% dari 4 juta jumlah penduduk atau sekitar 120.000 orang penduduk Bali mengalami gangguan jiwa, dimana 7000-8000 orang diantaranya mengalami gangguan jiwa yang tergolong berat. Angka ini mengalami peningkatan pada tahun 2018, dimana Bali telah menduduki peringkat pertama di Indonesia sebagai provinsi dengan pasien skizofrenia terbanyak yaitu mencapai 11 permil (Kemenkes, 2018). Berdasarkan data yang didapatkan dari RSJ Prof. M. Ildrem Provsu Medan tahun 2018 total pasien 4.341 orang dan yang mengalami risiko perilaku kekerasan sebanyak 3,6% (155 orang) dari total keseluruhannya (Pardede, 2020). Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi, tingkah laku dan tidak mampu menyesuaikan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan (Naomi, 2022). Perilaku kekerasan merupakan bentuk perilaku agresif yang menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, mempunyai respon marah, diekspresikan dengan melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat merusak lingkungan sekitar . Komunikasi terapeutik dikenal sebagai hubungan interpersonal yang terjadi antara 2 pihak, yaitu perawat sebagai pemberi asuhan klien dengan kliennya. Perawat dan kliennya dikatakan memperoleh pengalaman belajar bersama untuk meningkatkan dan memperbaiki pengalaman emosional dari klien. 1.2. RumusanMasalah Berdasarkan urain latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Resiko Perilaku Kekerasan Klien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan Tahun 2022. 1.3. TujuanStudi Kasus 1.3.1.TujuanUmum Setelah melakukan studi kasus penulis dapat melakukan komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan. 1.3.2.TujuanKhusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: Melakukan pengkajian pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit prof. Dr. Muhammad ildrem Provinsi Sumatera Utara. Menegakkan diagnosa pada pasien di Rumah Sakit Prof. Dr. Muhammad ildrem Provinsi Sumatera Utara. 1.4. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Pasien Dengan komunikasi terapeutik di harapkan agar pasien dapat mengontrol emosinya khususnya bagi pasien resiko perilaku kekerasan. 2. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan serta wawasan tentang asuhan keperawatan komunikasi terapeutik dan gambaran karakteristik aktivitas pada pasien dengan Resiko Perilaku Kekerasan. 3. Bagi Instansi Rumah Sakit Manfaat praktis penulisan dapat digunakan bagi rumah sakit yaitu dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan keperawatan bagi pasien gangguan jiwa khususnya dengan resiko Perilaku Kekerasan. BAB III
Rancangan Studi Kasus
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rencangan studi kasus dengan tujuan untuk mengetahui gambaran“ Studi kasus komunikasi terapeutik terhadap resiko perilaku kekerasan pada pasien gangguan jiwa di Rumah sakit jiwa Prof Dr. Muhammad Ildrem tahun 2022” . SubjekPenelitian Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah : Kriteria Inklusi : Pasien berusia 17-45 tahun Pasien berjenis kelamin laki-laki dan perempuan Pasien yang bersedia menjadi responden dan kooperatif Kriteria eksklusi : Pasien yang tidak ingin menjadi responden Fokus Studi Komunikasi terapeutik terhadap resiko perilaku kekerasan pada pasien gangguan jiwa di Rumah sakit jiwa Prof Dr. Muhammad Ildrem tahun 2022 Defenisi Operasinoal Komunikasi merupakan peroses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antara manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimpementasikan peroses keperawatan. Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sesuai dimana seseorang melakukan tindakan-tindakan yang dapat membahayakan atau mencenderai diri sendiri, orang lain bahakan merusak lingkungan. Lokasi Dan WaktuPenelitian Penelitian ini dilakukan di RumahSakitJiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan lama waktupenelitiansejak survey pendahuluanbulan