Budaya Positif

Di
Sekolah
Iksan Cahyana
 Pengantar

Disiplin Positif dibangun dengan menyadari tujuan, alasan dan menjadi sebuah nilai
yang tertanam dalam diri murid murid selaras dengan ajaran KI Hajar Dewantara
“disiplin diri diperlukan untuk menciptakan murid yang merdeka”
Disiplin diri mampu membuat seseorang menggali kekuatan atau potensinya untuk
suatu tujuan yang bermakna.
 Penerapan Segitiga Restitusi

01 MENSTABILKAN IDENTITAS

02 MEVALIDASI KESALAHAN

MENANYAKAN
03 KEYAKINAN
SEGITIGA RESTITUSI

Sumber Modul 1.4

 KASUS 1

NO PERISTIWA LANGKAH RESTITUSI

Ibu Eni memberikan laporan

01 kepada Bu Santi Laporan ke guru tidak ke kepala sekolah langsung

Bu Santi mengkonfirmasi Menstabilkan identitas : Sebagai dasar bahwa murid

02 terhadap Fifi dan Natali mengakui bahwa ada kesalahan yang harus diperbaiki
Memvalidasi : Ibu Santi meyakinkan jika mereka
Keraguan yang muncul dari sudah mengakui bahwa mereka bersalah, Ibu Santi
03 murid dan cenderung menghargainya serta percaya dengan apa yang
menghindar dari kesalahan sungguh sungguh mereka akan perbaiki “ meminta
maaf”

Fifi maupun Natali mengakui Menanyakan Keyakinan : Ibu Santi menanyakan

04 bahwa perilaku mereka tidak kembali, apa yang mereka bisa lakukan untuk
sesuai dengan Keyakinan Kelas. menggantikan rasa tidak dihormati Ibu Santi?
Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai
dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah langkah-langkah restitusi
yang telah diusulkan mereka?

1 2

USULAN
Membuat Diskusi Ibu Eni menjadi guru
Kelompok pengganti
“ Tema saling
menghormati “
 ANALISIS LANGKAH IBU ENI DAN PAK HASAN

IBU ENI PAK HASAN

TEPAT MEMBERI
TIDAK TEPAT MENGKONFIRM
DUKUNGAN
ASI Mengapresiasi langkah
Lapor ke Ibu Santi Jika lapor ke kepala
yang mengampu langkah yang dilakukan
sekolah langsung Menggali peristiwa oleh Ibu Santi dan Ibu
mata pelajaran Atau menyelesaikan dari sudut pandang
serta kelas yang Eni
permasalahan Bu Santi dan Bu Eni Menugaskan Ibu Eni
diganti. sendiri sebagai gurj pengganti
 KASUS 2
Pak Lukman dikategorikan sebagai posisi pemberi HUKUMAN, pendirian pak Lukman bahwa apa yang
dilakukan oleh siswa tersebut salah karena peraturannya tetap tidakmemperbolehkan siswa nmenggunakan
sepatu diluar hitam.

Indikator :

1. Pak guru tidak mau mendengarkan alasan siswa tersebut melakukan pelanggaran tersebut

2. Siswa tersebut menjadi merasa terpukul dan memilih berdiam diri dan memmisahkan diri
Dario lingkungannya

3. Pak Lukman berkata dengan tegas sesuai aturan

 KASUS 2

Apabila pak Lukman mengambil posisi manajer maka pak

Lukman akan berdialog dengan siswa tersebut dan
mengajukan beberapa pertanyaan berikut:
1. Kenapa kamu menggunakan sepatu yang berwarna coklat bukan hitam

2. kamu tahu tidak kenapa alasan sekolah meminta siswa menggunakan sepatu
hitam

3. lalu sekarang konsekuensi apa yang mau kamu lakukan untuk mematuhi aturan
itu.

4. Apa yang mau kamu lakukan agar ke depan tidak terlambat lagi

5. Kamu mau berjanji untuk tidak melakukannya lagi

 KESIMPULAN KASUS 2

Mengambil posisi sebagai penghukum.

Sebagai penghukum beliau tidak mau tahu
ANALISIS LANGKAH alasan dari murid dan tidak mau cari
penyelesaian yang bisa win-win solution.
PAK LUKMAN Sikap guru sangat kuat dan murid lemah.
Dampaknya murid menjadi pendendam dan
cenderung keluar dari lingkungan sosialnya.

Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu
Dani dalam pendekatannya kepada
Fajar?
Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan
apa yang diperlukan oleh Fajar?
KASUS 3
Posisi kontrol yang dilakukan Bu Dani adalah membuat pelaku (Fajar)
menjadi menyesal. Ibu dani Pada posisi ini menggunakan keheningan yang
membuat Fajar merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.
Membaca sikap fajar kebutuhan yang diperlukan oleh dia bisa jadi karena dia
membutuhkan perhatian dari orang orang di sekelilingnya. Bisa jadi dia
membutuhkan perhatian guru, orang tua atau bahkan dengan teman-
temannya.
Fajar membutuhkan banyak perhatian dari Guru Bahasa Inggrisnya, dia tidak
terlalu menguasai materi bahasa Inggris atau penyampaian materi dari bu
Dani kurang menarik bagi dia.
Jika Bu dani memposisikan diri menjadi pemantau yang dilkukan ibu Dani
adalah Mencari tahu penyebab sikap fajar yang sebenarnya. Bisa jadi sikap
fajar bukan berasal dari dirinya melainkan dari Ibu dani sendiri Pertanyaanya
seperti ini : “dani, ada apa dengan kamu ? Kamu seperti tidak semangat
dalam pelajaran Bahasa Inggris, apakah ada kesulitan ?
 KASUS 3

Sebagai kepala sekolah saya akan melakukan hal-hal berikut ini :

1. Mendiskusikannya dengan Wali kelas Fajar mencari tahu

bagaimanakah dengan perkembangan perilaku dan prestasi akademik
Fajar

2. Mencari tahu kepada Guru-guru lain, apakah mendapat perlakuan

yang sama atas sikap fajar
Apabila Anda adalah kepala sekolah di
sekolah Fajar dan mengetahui hal ini, 3. Berkonsultasi dengan guru BK jika permasalahan sikap fajar terjadi
bagaimana tindak lanjut Anda? juga pada guru-guru yang lain.

4. Memanggil siswa dan Guru bahasa Inggris untuk berkomunikasi

langsung bersama Kepala Sekolah untuk menentukan langkah
selanjutnya
 ANALISIS KASUS 4

Secara umum Ibu Suti berperan sebagai :

Posisi kontrol yang terakhir yakni manajer. Posisi di mana guru melakukan sesuatu bersama murid,
mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan
solusi atas permasalahan sendiri. Pada posisi ini, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan sendiri maupun
kebutuhan orang lain. Di sini, penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun bagaimana
dapat berkolaborasi dengan murid dalam memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.

Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa
jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan

Penjelasan
 “Pokok pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapak
karena hanya dua orang inilah yang dapat “berhamba pada sang
anak” dengan semurni-murninya dan seikhlas-ikhlasnya sebab cinta
kasihnya kepada anak-anaknya boleh dibilang cinta kasih tak
terbatas”.(KHD. Pendidikan halaman 382-Buku Kuning)