Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS STUDI KASUS

RUANG KOLABORASI DISIPLIN POSITIF

OLEH:
KELOMPOK 3
1. MULYADI
2. HUSNIL AMALIA
3. YULIARTI
1 ANALISIS KASUS 1
1. Langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dijalankan oleh Ibu
Santi?

 Menstabilkan identitas ”Ibu Santi menanyakan kepada Fifi dan Natali,


apakah mereka bersedia memperbaiki permasalahan yang ada?”

 Validasi tindakan yang salah ”Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu
boleh saja dilakukan bila mereka sungguh-sungguh ingin minta maaf.”

 Menanyakan Keyakinan ”Ibu Santi menanyakan apa yang akan Fifi dan
Natali lakukan untuk memperbaiki masalah.”

2
1 ANALISIS KASUS 1
2. Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali
sudah sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah
langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan mereka?
Pelanggaran 1: tidak hormat pada Ibu Eni (melanggar keyakinan kelas
tentang sikap saling menghormati). Restitusi Fifi dan Natali: meminta
maaf (sudah sesuai).
Pelanggaran 2: tidak mengerjakan tugas matematika. Restitusi Fifi dan
Natali: tidak ada.
Langkah-langkah restitusi yang mereka usulkan yaitu:
a) Minta maaf
b) Diskusi kelompok
c) Mengusulkan ke kepala sekolah agar Ibu Eni sebagai guru pengganti.
3
1 ANALISIS KASUS 1
3. Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu
Eni dalam menangani Fifi dan Natali? Jelaskan!
Posisi kontrol yang telah diambil oleh Ibu Eni adalah Posisi Pembuat
Rasa Bersalah.

Hal ini dapat dilihat dari perkataan Bu Eni yang cenderung memelas,
sedih, melembut, tenang, namun kata-katanya menyalahkan murid dan
menyatakan hal-hal yang merasa kesalahan ada pada murid, dengan
membuat Bu Eni sebagai seorang guru seolah-olah menderita.
” Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan Natali dengan ramah, sambil
mengingatkan mereka untuk tetap fokus pada pengerjaan tugas,
“Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala
Sekolah kalau kalian tidak kerjakan tugas. Tolong bantu Ibu ya?”
4
1 ANALISIS KASUS 1
4. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana menyikapi langkah yang
ditempuh Ibu Santi?
Jika kami adalah Pak Hasan, kami mendukung dan mengapresiasi
sikap Ibu Santi sudah tepat dan sudah memenuhi langkah segitiga
restitusi yang benar dan sesuai dengan tujuan restitusi, tapi,
harus tetap meminta Fifi dan Natali mengerjakan tugas
matematikanya bukan hanya meminta maaf ke Ibu Eni. Serta Ibu
Santi tetap ikut memantau muridnya dalam kelas.
Hal ini juga dapat dilihat dari proses munculnya kesadaran siswa
untuk mau menerapkan keyakinan kelas secara mandiri/sendiri
tanpa paksaan dan bertanggung jawab.

5
2 ANALISIS KASUS 2

1. Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bapak
Lukman? Jelaskan, apakah indikatornya?

Posisi Kontrol Penghukum.

Indikatornya: Pak Lukman menggunakan hukuman verbal yang dibuktikan pada


hal berikut: Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dengan
mengatakan ”Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah.
Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak
bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.

6
2 ANALISIS KASUS 2
2. Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, kira-kira apa yang akan
dikatakannya, pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang akan diajukan ke
Sabrina? Jelaskan.

Bila Pak Lukman mengambil/menerapkan posisi kontrol sebagai Manajer, idealnya Pak
Lukman bertanya:
 Sabrina, menurut kamu sepatu yang kamu pakai sudah benarkah nak?
 Menurut kamu sebaiknya kamu harus bagaimana?
 Apakah kamu bersedia memperbaiki permasalahan ini dikemudian hari?
 Apa yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki kesalahan kamu hari ini?

7
2 ANALISIS KASUS 2
3. Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah tersebut,
• Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus berwarna hitam?
Nilai kebajikan keadilan, disiplin dan tanggung jawab serta komitmen.
• Bagaimana Anda menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman mengenai kasus
tersebut?
Sangat disayangkan langkah yang diambil oleh Pak Lukman dalam memutuskan
masalah tersebut, karena posisi kontrol Penghukum yang dilakoni Pak
Lukman hanya akan membuat siswa marah, dan menaruh rasa dendam.
Saya akan memberikan arahan kepada Pak Lukman untuk lebih kooperatif dan
bijaksana dalam menindak lanjuti pelanggaran yang dilakukan murid.
Merevisi jenis hukuman yang akan diberikan.

8
ANALISIS KASUS 3
3
1. Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam pendekatannya
kepada Fajar?
Posisi kontrol Pembuat Rasa Bersalah
Hal ini dapat terlihat pada perkataan Bu Dani yang cenderung melembut,
tenang, namun kata-katanya menyalahkan murid dan menyatakan hal-hal
yang merasa kesalahan ada pada murid, dengan membuat guru seolah-olah
menderita.

Pada saat ditegur oleh ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu
Bu”. Ibu Dani pun menjawab, “Gimana kamu Fajar, kamu gak kasihan
sama Ibu ya, Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan
sama Ibu?” dan Fajar pun diam membisu.

9
ANALISIS KASUS 3
3
2. Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan oleh Fajar?

Kebutuhan dasar merasa diterima (Love & Belonging) dan Kesenangan


(Fun)

10
ANALISIS KASUS 3 3
3. Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan dilakukan atau
dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan?
Jelaskan.
Posisi Pemantau yakni guru sebagai pengawas atau pemantau. Guru bertanggung jawab
terhadap perilaku siswa yang diawasinya dan guru mengarahkan siswa berdasarkan
peraturan dan konsekuensi.

Pemantau (Suara datar, bahasa tubuh yang formal):


1. “Fajar, apa yang telah kamu lakukan ketika pembelajaran?”
2. “Mengapa kamu melakukan demikian?”
3. “Jika kamu belajar sambil tidur-tiduran dan tidak memperhatikan, apakah kira-kira kamu
dapat memahami pembelajaran?”
4. ”Pembelajaran Bahasa Inggris yang seperti apa yang kamu suka dan menyenangkan?”

11
ANALISIS KASUS 3 3
4. Apabila Anda adalah kepala sekolah disana dan mengetahui hal ini,
bagaimana tindak lanjut Anda?

Tindak lanjut saya adalah:


• Melakukan observasi untuk mengetahui permasalahan yang
sebenarnya.
• Memberikan pemahaman kepada Ibu Dani tentang cara
mengajarnya
• Mensosialisasikan
• Kolaborasi antar warga sekolah dan orang tua

12
4 ANALISIS KASUS 4

1. Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti? Hal-hal
apa saja yang dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian?
Posisi kontrol Manajer, terlihat bahwa Kepala Sekolah Ibu Suti
mengembalikan tanggung jawab pada siswa untuk mencari jalan keluar
masalah yang sedang dihadapinya, tapi tentu saja dengan bimbingan Ibu Suti.

13
4 ANALISIS KASUS 4

2. Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan, bagaimana Anto dikuatkan oleh Ibu
Suti?
• Menstabilkan identitas: ”Ibu Suti menanyakan kepada Dino tentang keyakinan
sekolah yang telah disepakati.” Mencarikan Solusi, ”Apakah Dino bersedia
memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto?”
• Menstabilkan identitas: Anto dikuatkan dengan cara menanyakan kepada Anto agar
dapat mengungkapkan keinginannya untuk memenuhi kembali kebutuhan dasarnya
yang telah dilukai oleh Dino. ”Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, hal
apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab,
“Saya perlu kancing saya diperbaiki pak. Ibu saya akan sangat marah kalau
melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing begini.”

14
4 ANALISIS KASUS 4

3. Kira-kira nilai-nilai kebajikan (Keyakinan Sekolah) apa yang dituju dalam kasus
tersebut? Jelaskan!
Nilai-nilai kebajikan (Keyakinan Sekolah) yang dituju dalam kasus tersebut yaitu;
 Kejujuran (mengakui kesalahan)
 Tanggung jawab (memperbaiki kancing)
 Kesabaran
 Kreativitas (menurut kamu bagaimana cara memperbaikinya)
 Inovasi (munculnya ide untuk melem)
 Mandiri
 Kedamaian dan kesatuan (menstabilkan identitas)

15
GURU PENGGERAK
TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN 16

Anda mungkin juga menyukai