Anda di halaman 1dari 63

RUANG KOLABORASI

MODUL 1.4

MUHAMMAD ARWADIJAYA,S.Pd
CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN
9
PENGAJAR PRAKTIK FASILITATOR
SUHAENI,S.Pd MUH.ANWAR
ANGGOTA
KELOMPOK 2
NUR
SYAMSI,S.Pd.AUD.
,Gr.

MUHAMMAD ARWADIJAYA,S.Pd
MATERI KASUS KESIMPULAN REFLEKSI

• Disiplin Positif dan Nilai - Nilai Kebajikan Universal

• Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

• Keyakinan Kelas

• Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

• Restitusi - Lima Posisi Kontrol

• Restitusi - Segitiga Restitusi


MATERI KASUS KESIMPULAN REFLEKSI

1. Disiplin Positif dan Nilai - Nilai Kebajikan Universal

Cobalah isi gelas dengan susu sampai penuh.


Bawa gelas itu sambil berjalan. Jangan menoleh.
Fokus melihat gelasnya. Apakah ada susu yang
tumpah?
Tentunya agar tidak tumpah, kita perlu
konsisten dan komitmen untuk memperhatikan
susu saat berjalan agar tidak tumpah

Demikian dalam menerapkan nilai-nilai kebajikan


universal Profil Pelajar Pancasila. Kita perlu
memiliki ketaatan atau kedisiplinan.
MATERI KASUS KESIMPULAN REFLEKSI

2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi


Teori Motivasi:
• Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
• Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari
orang lain
• Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan
menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka
percaya
Hukuman dan Penghargaan:
Agar penghargaan tidak menghukum maka sebaiknya beri
penghargaan secara alami sehingga menimbulkan motivasi dari
dalam diri (intrinsik)

Restitusi: Sebuah Pendekatan untuk Menciptakan Disiplin


Positif
Menuntun, menguatkan diri, fokus pada solusi
MATERI KASUS KESIMPULAN REFLEKSI

3. Keyakinan Kelas

Sepakat Yakin
MATERI KASUS KESIMPULAN REFLEKSI

4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

Bertahan Hidup

Kasih sayang dan rasa


diterima

Kebebasan

Kesenangan

Penguasaan
MATERI KASUS KESIMPULAN REFLEKSI

5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol

Penghukum

Pembuat Merasa Bersalah

Teman

Pemantau

Manajer
MATERI KASUS KESIMPULAN REFLEKSI

6. Restitusi - Segitiga Restitusi

Validasi Tindakan yang Salah

Menstabilkan Identitas

Menanyakan Keyakinan
KASUS 1
Guru Matematika dan wali kelas 8,
Ibu Santi sakit, sehingga tidak
dapat masuk dan mengajar.
Akhirnya dicarikan guru
pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2
tahun menjadi guru SMP.
Beberapa murid perempuan, Fifi
dan Natali, mengetahui hal ini dan
mulai menggunakan kesempatan
dan bersikap seenaknya, tertawa
dan tidak mengindahkan
kehadiran Ibu Eni.
Ibu Eni mencoba menyapa Fifi dan
Natali dengan ramah, sambil
mengingatkan mereka untuk
tetap fokus pada pengerjaan
tugas, “Ayolah tugasnya
dikerjakan, nanti Ibu ditegur
Bapak Kepala Sekolah kalau
kalian tidak kerjakan tugas. Tolong
bantu Ibu ya?” Namun Fifi dan
Natali malah jadi tertawa, “Ah Ibu,
santai saja bu”. Mereka tetap
tidak mengerjakan tugas dan
malah mengobrol.
Keesokan harinya, Ibu Santi
memanggil Fifi dan Natali serta
menanyakan tentang laporan Ibu
Eni. Ibu Santi menanyakan
apakah mereka bersedia
melakukan memperbaiki
permasalahan yang ada? Fifi dan
Natali sempat ragu-ragu dan
membela diri, namun pada
akhirnya mengatakan akan
meminta maaf.
Ibu Santi menanggapi bahwa
tindakan itu boleh saja dilakukan
bila mereka sungguh-sungguh
ingin meminta maaf, namun Ibu
Santi menanyakan kembali, apa
yang mereka bisa lakukan untuk
menggantikan rasa tidak
dihormati Ibu Santi? Baik Fifi
maupun Natali mengakui bahwa
perilaku mereka tidak sesuai
dengan Keyakinan Kelas. Ibu Santi
melanjutkan kembali apa yang
akan mereka lakukan untuk
memperbaiki masalah, apakah
ada gagasan?
Usulan kedua adalah mengirim
email kepada Ibu Eni tentang
gagasan mereka tersebut. Mereka
pun memberitahu Ibu Eni bahwa
mereka telah memberitahu
Kepala Sekolah, Pak Hasan, bila
lain waktu ada ketiadaan guru,
maka mereka akan mengusulkan
Ibu Eni sebagai guru pengganti.
pertanya
an
⚬1. Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi
yang sudah dijalankan oleh Ibu Santi?
apa saja

Langkah restitusi yang sudah dijalankan oleh ibu santi


adalah langkah “Menanyakan Keyakinan” dan "Validasi
Kesalahan" yang berujung pada kesadaran akan
keyakinan kelas, serta memberikan kebebasan kepada
anak bagaimana mereka untuk memperbaiki kesalahan
yang telah mereka perbuat. Jadi ibu Santi belum
sepenuhnya menjalankan langkah restitusi jika mengacu
pada segitiga restitusi.
Seharusnya ibu Santu menjalankan juga langkah
pertanya
an
2. Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan
Natali sudah sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat?
Apakah langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan
Restitusi yang diusulkan mereka?
Fifi dan Natali sudah sesuai dengan
pelanggaran yang telah dibuat.
Mereka telah melakukan langkah restitusi dengan memahami akan
ketidaksesuaian perilaku mereka dengan keyakinan kelas yang ada,
yaitu nilai menghormati.
Mereka juga menerapkan keyakinan kelas mereka terkain nilai
bertanggungjawab dengan melaksanakan gagasan untuk
memperbaiki masalah tersebut.
pertanya
an
2. Menurut Anda, apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan
Natali sudah sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat?
Apakah langkah-langkah restitusi yang telah diusulkan
mereka?
Selain itu mereka juga memiliki gagasan untuk diadakannya diskusi
dengan teman kelas akan penguatan keyakinan kelas mereka.
Bentuk tanggungjawab lainnya adalah dengan meminta kepada
kepala sekolah agar tetap mengutus ibu Eni sebagai guru pengganti
ketika ada guru yang berhalangan hadir. Hal ini merupakan usaha
mereka untuk menutupi kekhawatiran dari ibu Eni ketika mereka
tidak menjalankan tugas yang diberikan.
pertanya
an
3. Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh
Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban
Anda.
Posisi yang diambil oleh ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali
adalah Pembuat merasa bersalah, hal ini dapat dilihat dari kalimat
“Ayolah tugasnya dikerjakan, nanti Ibu ditegur Bapak Kepala Sekolah
kalau kalian tidak kerjakan tugas. .....” yang ibu Eni sampaikan. Hal
tersebut memberi peluang kepada anak untuk merasa bersalah dan
gagal jika karena tindakan mereka ibu Eni akan ditegur oleh kepala
sekolah.
pertanya
an
3. Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh
Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali? Jelaskan jawaban
Anda.
Selain itu ibu Eni juga mengambil posisi sebagai Teman. Hal ini dapat
dilihat dari kalimat “.....Tolong bantu Ibu ya?”.
Nah, posisi teman pada guru bisa positif ataupun negatif. Positif jika
berhasil dan terjalin hubungan yang baik antar guru dan murid.
Namun, jika tidak berhasil akan menimbulkan sisi negatif yaitu
mereka tidak akan mengindahkan arahan dari ibu Eni, dan itulah
yang terjadi.
pertanya
an
4. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda
langkah yang ditempuh Ibu Santi?
menyikapi

Jika saya adalah pak Hasan, ada dua tindakan yang saya ambil dalam
menyikapinya, yaitu
Pertama, memberikan apresiasi kepada siswa karena telah
menunjukkan nilai merdeka dalam menentukan gagasan aktivitas
untuk menggantikan rasa tidak menghormati mereka terhadap ibu
Eni. Selain itu, juga adanya nilai bertanggung jawab yang begitu kuat
dari murid.
pertanya
an
4. Jika Anda adalah Pak Hasan, bagaimana Anda
langkah yang ditempuh Ibu Santi?
menyikapi

Kedua, memberikan masukan pada ibu Santi untuk tetap mengingat


dan menerapkan langkah-langkah segitiiga restitusi dalam
menangani peserta didik. Selain itu juga, memberikan masukan pada
ibu Eni untuk tetap tidak lupa dalam memahami pentingnya
pemenuhan kebutuhan dasar yang dimiliki seorang peserta didik
saat melaksanakan PBM. Sehingga kecil peluang terjadinya kasus
yang sama.
KASUS 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun
akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu
hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman
memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa
dia terburu-buru dan salah mengenakan sepatu.

Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna

KASU sepatu. Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-
buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya
jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya

S2 sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula
warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai
peraturan”.

Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat
mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak
Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak
sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak
bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa
sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya
kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih
KASU
S2
• Dalam kasus di atas,
sikap posisi apakah yang
diambil oleh Bapak
Lukman? Jelaskan,
apakah indikatornya?
LANJUTAN KASUS 2
• Posisi kontrol, sebagai penghukum.Indikatornya
yaitu Bapak Lukman memberikan hukuman
kepada sabrina berupa tidak memakai sepatu
selama seharian di Sekolah.
• Posisi kontrol, sebagai pemantau.
Indikatornya yaitu Bapak Lukman
bersikeras menerapkan peraturan tanpa
menerima alasan apapun.
LANJUTAN KASUS 2

• Bila Bapak Lukman


mengambil posisi
seorang Manajer, apa
yang akan dikatakannya,
pertanyaan-pertanyaan
seperti apakah yang
akan diajukan ke
Sabrina? Jelaskan.
LANJUTAN KASUS 2
POSISI SEBAGAI MANAJER:
• “Sabrina, apakah kamu mengetahui penggunaan
warna sepatu sesuai peraturan Sekolah?”
• “Ya,jadi kamu memakai warna sepatu yang tidak
sesuai,apakah sabrina mengetahui tentang keyakinan
kelas yang sudah disepakati?”
• “Kira-kira bagaimana kamu akan memperbaiki
kesalahan ini?”
• “Bersediakah kamu memperbaikinya?”
• “Siapakah di Rumah yang bisa membantumu untuk
mengingatkan seragam Sekolahmu?”
• “Baik.Saya hargai usahamu untuk memperbaiki diri.”
LANJUTAN
KASUS 2
• Kira-kira bila
Anda adalah
Kepala Sekolah
di sekolah
tersebut,
LANJUTAN KASUS 2
• Nilai kebajikan apa yang ingin dituju
oleh peraturan harus berwarna hitam?

Yaitu: Nilai keyakinan kelas,


kebersamaan dan tanggung jawab.
LANJUTAN KASUS 2
• Bagaimana Anda menyikapi langkah
yang diambil Pak Lukman mengenai
kasus tersebut?
Yaitu: Tidak setuju karenaBapak Lukman
seharusnya tidak bersikap keras dan kaku dalam
masalah ini. Ini bisa menyebabkan kekecewaan
karena murid sudah meminta maaf, dan
pengalaman ini mungkin akan selalu teringat oleh
murid, yang dapat berdampak negatif pada mental
mereka. Sebaiknya, Bapak Lukman memberikan
maaf sambil tetap memberikan konsekuensi positif
LANJUTAN KASUS 2

REFLEKSI:
• Sikap Bapak Lukman belum menerapkan
posisi kontrol sebagai manajer dan
belum menerapkan segitiga restitusi.
Oleh karena itu,Bapak Lukman
seharusnya merefleksi tindakan yang
sudah dilakukan,supaya kedepannya
bisa mengatasi masalah dengan
menerapkan budaya positif.
KASUS 3
KASUS

Kasus 3
Ibu Dani sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di papan tulis,
namun beliau memperhatikan bahwa Fajar malah tidur-tiduran dan tampak
acuh tak acuh pada pelajarannya. “Fajar coba jawab pertanyaan nomor 3.
Maju ke depan dan kerjakan di papan tulis”. Fajar pun tampak malas-
malasan maju ke depan, dan sesampai di depan papan tulis pun, Fajar
hanya diam terpaku, sambil memegang buku bahasa Inggrisnya dan
memainkan spidol di tangannya. “Ayo Fajar makanya jangan tidur-tiduran,
lain kali perhatikan! Sudah sana, duduk kembali, kira-kira siapa yang
bisa?”
Fajar pun kembali duduk di bangkunya. Hal seperti ini sudah seringkali
terjadi pada Fajar, seperti tidak memperhatikan, acuh tak acuh, dan nilai-
nilainya pun tidak terlalu baik untuk pelajaran Bahasa Inggris. Pada saat
ditegur oleh Ibu Dani, Fajar hanya menjawab, “Tidak tahu Bu”. Ibu Dani
pun menjawab lirih, “Gimana kamu Fajar, kamu tidak kasihan sama Ibu ya,
Ibu sudah capek-capek mengajarkan kamu. Tidak kasihan sama Ibu?” dan
Fajar pun diam membisu.
KASUS

Kasus 3

Siswa suka tidur


Acuh tak acuh
Malas ke depan
Diam saja ketika disuruh
Salah tingkah
Selalu menjawab, “Tidak Tahu”
Nilai Bahasa Inggris rendah
KASUS

Kasus 3

Meminta Fajar ke depan


Marah atas tindakan Fajar
Merasa capek mengajar
Minta dikasihani sama Fajar
KASUS

Kasus 3

• Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam


pendekatannya kepada Fajar?
• Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan
oleh Fajar?
• Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang akan
dilakukan atau dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan
seperti apa yang akan diajukan? Jelaskan!
• Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar dan
mengetahui hal ini, bagaimana tindak lanjut Anda?
KASUS

Kasus 3

• Posisi kontrol apa yang diambil oleh Ibu Dani dalam


pendekatannya kepada Fajar?

Pembuat Merasa Bersalah

Alasannya:
Karena Ibu Dani marah-marah
atas tindakan Fajar, merasa
capek mengajar, dan meminta
dikasihani sama Fajar
KASUS

Kasus 3

2. Membaca sikap Fajar, kira-kira kebutuhan apa yang diperlukan


oleh Fajar?

Kebutuhan Kasih Sayang dan Rasa


Diterima serta Kebutuhan
Kesenangan
Alasannya: Perbuatan Fajar sudah
terlalu sering dilakukan, seperti
tidak memperhatikan pelajaran,
acuh tak acuh, dan nilai bahasa
Inggrisnya rendah sehingga guru
perlu memperbaiki strategi
mengajar
KASUS

Kasus 3

3. Bilamana Ibu Dani mengambil posisi Pemantau, apa yang


akan dilakukan atau dikatakan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan
seperti apa yang akan diajukan? Jelaskan!

•Apa yang menyebabkan kamu sering tidur di kelas?


•Apakah yang kamu lakukan tidak melanggar peraturan?
•Sanksi atau konsekuensi apa yang sebaiknya diberikan?
Pertanyaan tersebut diajukan guru ketika guru sebagai pemantau kepada Fajar untuk mengetahui
penyebab sehingga sering tidur di kelas dan untuk mencari solusi dari permasalahan yang dialami.
Di samping itu, untuk mengetahui sanksi atau konsekuensi yang sebaiknya diberikan ketika masih
sering tidur di kelas.
Memanggil Fajar secara pribadi ke ruangan khusus kemudian menanyakan penyebab sehingga
sering tidur di kelas.
Meminta Fajar duduk paling depan agar lebih mudah dikontrol atau dipantau oleh Ibu Dani pada
saat pembelajaran berlangsung.
KASUS

Kasus 3

4. Apabila Anda adalah kepala sekolah di sekolah Fajar dan


mengetahui hal ini, bagaimana tindak lanjut Anda?

•Berdiskusi dengan wali kelas Fajar dan memintanya untuk membuat


keyakinan kelas.
•Meminta wali kelas menghubungi orang tua siswa untuk
menanyakan penyebab sehingga Fajar sering tidur di kelas dan
berdiskusi untuk mencari solusi dari masalah tersebut. Di samping
itu, menangani masalahnya secara bersama-sama.
•Membaca literatur terkait solusi dari siswa sering tidur dan bertanya
kepada ahlinya terkait masalah tersebut serta membahasnya dalam
rapat dewan guru.
KESIMPULAN REFLEKSI

Guru sebaiknya memegang peran sebagai manajer dalam kasus ini


dengan memperhatikan kebutuhan dasar murid. Dalam menangani
kasus, sebaiknya guru menggunakan segitiga restitusi dengan
memvalidasi masalah, menstabilkan suasana, dan menanyakan
keyakinan. Kemudian, dalam memberikan penghargaan atas
implementasi keyakinan kelas, maka sebaiknya guru memberikan
penghargaan yang alami. Bukan penghargaan yang menghukum
sehingga murid melakukan tindakan atas dasar keinginan dan
kesadaran diri. Di samping itu, butuh komitmen dan perlunya
konsisten terhadap implementasi keyakinan kelas.
KESIMPULAN REFLEKSI

Guru sebaiknya sering menganalisis kasus


dengan menerapkan ilmu Budaya Positif
(modul 1.4 CGP)
KASUS 4
Kasus 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan
tiba-tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun
menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto
dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket
langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala
sekolah. Ibu Suti sebagai kepala sekolah berupaya menenangkan
keduanya, terutama Dino. “Dino sepertinya kamu saat ini sedang
marah sekali.” Mendengar itu, Dino pun mengalir bercerita tentang
kekesalan hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan bahwa membuat
kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan
diri adalah hal yang penting. Namun meminta Dino memikirkan cara
lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino berada di ruang
kepala sekolah.
Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah
yang disepakati, serta apakah Dino bersedia memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun
akhirnya perlahan mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik
bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino
untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu
kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah
kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing
begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang
akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang
terlepas?
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu,
saya lem kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar
dan menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali
Dino. Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah
kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit?
Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan,
“Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir
sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang
mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab,
“Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino kembali diam sejenak,
memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui
dan sepanjang siang itu Dino belajar menjahit
dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali
terlihat kedua anak laki-laki tersebut, Dino
dan Anto pada jam pulang sekolah, mereka
sudah bercengkrama dan bersenda gurau
kembali.
3 Pertanyaan Diskusi
Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan oleh
Kepala Sekolah Ibu Suti? Hal-hal apa saja yang
dilakukannya sehingga Anda berkesimpulan
demikian?

Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino dikuatkan,


bagaimana Anto dikuatkan oleh Ibu Suti?

Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah)


apa yang dituju dalam kasus tersebut? Jelaskan!
Memahami Fakta Cerita
Dino bertengkar dengan Anto, menyebabkan
tiga kancing baju Anto terlepas

Kepala sekolah menenangkan keduanya,


terutama Dino yang masih emosi

Kepala sekolah meng’iya’kan bahwa berbuat


salah adalah wajar sebagai seorang manusia
dan meminta Dino memikirkan cara lain untuk
melampiaskan kemarahannya tidak dengan
cara emosional
Memahami Fakta Cerita
Ibu Suti mengingatkan Dino tentang Keyakinan
Sekolah yang telah disepakati. dan bertanya
kesediaan Dino untuk memperbaiki kesalahan
yang dilakukan kepada Anto

Ibu Suti bertanya kepada Anto, solusi terbaik


seperti apa yang diharapkan, Anto meminta
kancing bajunya diperbaiki
Memahami Fakta Cerita

Ibu Suti bertanya kesediaan Dino untuk


menjahit kancing baju Anto, dan Dino bersedia
dan akan diajarkan menjahit kancing baju oleh
Pak Irfan.

Dino dan Anto kembali berhubungan baik


sebagai teman
Posisi kontrol apa yang telah
dipraktikkan oleh Kepala
Sekolah Ibu Suti?
Hal-hal apa saja yang
dilakukannya sehingga Anda
berkesimpulan demikian?
Posisi kontrol yang telah
dipraktikkan oleh Kepala Sekolah
Ibu Suti adalah POSISI MANAJER.

Karena Ibu Suti telah menerapkan


langkah-langkah restitusi dalam
menyelesaikan permasalahan
antara Anto dan Dino
3 Langkah Restitusi
Menstabilkan identitas : Ibu Suti menenangkan keduanya dan menjelaskan

bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, serta mempertahankan

diri adalah hal yang penting.

Validasi tindakan yang salah : Ibu Suti menanyakan penyebab Dino melakukan

hal itu “Dino sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali?” Dan Dino pun

mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya dan Dino menyadari letak

kesalahannya.

Menanyakan keyakinan : Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan

sekolah yang di sepakati serta apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan

yang telah dilakukan kepada Anto


Seluruh
Komponen
Identitas
Restitusi
TERPENUHI
Dalam kasus tersebut,
bagaimana Dino
dikuatkan, bagaimana
Anto dikuatkan oleh Ibu
Suti?
Dino dikuatkan pada keyakinan sekolah yang
telah disepakati yaitu saling menghormati dan
karakter Dino akan dikuatkan setelah dia diberi
tanggung jawab memperbaiki kesalahannya
dengan perlakuan yang baik, tidak disalahkan,
tidak dimarahi yaitu dengan cara mendapatkan
pembelajaran menjahit kancing baju.

Sedangkan Anto sebagai “Korban” dikuatkan


oleh Bu Suti yaitu terpenuhinya hak Anto atas
kancing bajunya yang kembali utuh.
Kira-kira nilai-nilai
kebajikan (keyakinan
sekolah) apa yang
dituju dalam kasus
tersebut? Jelaskan!
⚬Bertanggung Jawab : Dino memperbaiki kancing baju Anto atas
perbuatannya.
⚬Saling menghargai : sesama teman satu tim basket seharusnya
saling menghormati agar tercipta suasana yang aman dan
nyaman.
⚬Pengendalian Diri : Anto menunjukkan sikap yang sabar dan
tidak melawan
⚬Mandiri : Dino berusaha untuk belajar menjahit
⚬Kejujuran : Anto secara terbuka mengungkapkan apa yang ia
butuhkan bahwa ia akan dimarahi oleh ibunya jika tahu tiga
kancing bajunya terlepas, dan Dino juga berani mengakui
perbuatannya.
T ha n k
you!

Anda mungkin juga menyukai